Bab 3 Tertabrak
“Ibu, kamu tidak apa-apa kan? Mereka sudah pergi!”
Setelah Bobby pergi, Dave langsung bertanya penuh cemas pada Celine.
“Aduh, kamu ini! Baru saja bebas, sudah mencari gara-gara dengan mereka lagi!”
Celine segera mengoceh pada Dave : “Cepat punggut uang yang ada di lantai, itu uang yang kita kumpulkan dengan susah payah.”
Dave jongkok dan memunggut uang yang berjatuhan di lantai dan memasukkannya kembali kedalam kantongan.
“Ibu, lain kali biar saya saja yang mencari uang, ibu dan ayah beristirahat saja dirumah, dan saya juga akan mencari cara untuk menyembuhkan matamu.”
Dave menyimpan kembali uang itu dan menyerahkannya kepada Celine.
“Niatmu saja sudah cukup!” Celine berkata, lalu tiba-tiba mulai menangis : “Sekarang kamu sudah pulang, hati ibu sudah tenang, kalau bukan karena mengkhawatirkanmu, ibu pasti sudah mati sejak dulu…..”
Dia melihat ibunya menjadi seperti ini, mata Dave mulai berapi-api!
Bam…..
Dave tidak tahan lagi, dia meninju meja yang ada dihadapannya!
Bruk…..
Meja itu hancur berkeping-keping dalam sekejap!
Keluarga Kintan…..
Keluarga Cendra…..
Saya pasti akan membuat mereka menanggung akibatnya, pasti…..
Sekujur tubuh Dave dipenuhi dengan aura kemarahan yang berapi-api!
Seolah merasakan kemarahan Dave, Celine berkata dengan tergesa-gesa : “Dave, kamu jangan mencari perkara ya, sekarang kamu sudah bebas, kamu fokus mencari pekerjaan saja, semuanya akan menjadi lebih baik lagi setelah ini.”
“Ibu, jangan khawatir, saya tahu harus berbuat apa, saya mau keluar sebentar!”
Dave menghibur ibunya sendiri, lalu pergi keluar, dia mau pergi mencari Sana untuk meminta penjelasan!
Setelah keluar dari rumah pun aura kemarahan masih melekat di tubuh Dave!
Tapi saat Dave hendak menyebrang jalan, tiba-tiba sebuah Porsche merah melaju kencang, sangat kencang dan langsung menabrak Dave hingga terlempar!
Bam….
Tubuh Dave bertubrukkan dengan aspal, kalau saja dia tidak dilatih oleh Ryu, tabrakan itu pasti sudah mencabut nyawanya!
“Siapa yang tidak punya mata!”
Dave yang bawaannya memang sedang marah, menjadi lebih marah lagi karena tertabrak!
“Bajingan, kamu menyebrang tidak lihat-lihat dulu, tidak punya mata?”
Tepat saat Dave memaki dan berusaha bangkit berdiri, sebuah suara mendecit terdengar!
Seorang gadis terlihat turun dari Porsche itu, dia mengenakan gaun berwarna putih, dan mengenakan sepatu hak tinggi, dia terlihat sangat cantik, dan menatap Dave dengan tatapan kesal!
Dave mengernyitkan keningnya, awalnya dia berusaha bangkit berdiri, tapi malah kembali terbaring di tanah.
“Diantara kita siapa yang tidak punya mata? Jelas-jelas kamu yang menabrakku, kamu terlihat begitu cantik tapi kenapa saat membuka mulutmu malah seperti kotoran busuk?”
Dave berkata dengan tegas kepada gadis itu.
“Kamu berani memakiku?”
Gadis itu menatap Dave dengan emosi, dan tiba-tiba mengangkat kakinya dan menendang Dave.
Gadis itu mengenakan sepatu hak tinggi, hak sepatu itu seruncing pisau, kalau tendangan itu mengenai tubuh orang pasti akan langsung berdarah!
“Yuki, berhenti…..”
Melihat gadis itu melayangkan tendangannya kearah Dave, seorang pria paruh baya membuka pintu mobil dan turun dari mobil.
Pria paruh baya itu terlihat acuh tak acuh, terlihat seperti seseorang yang sudah lama memiliki jabatan tinggi !
Namun wajah pria itu terlihat sedikit memucat, nafasnya terengah-engah, setelah meneriakkan kalimat itu, dia langsung berpegangan pada pintu mobil dan menarik nafas dengan susah payah!
“Ayah, kenapa Ayah turun!”
Setelah melihat pria paruh baya itu, Gadis itu langsung bergegas menghampirinya dan memapahnya.
“Ayo cepat kita ke rumah sakit, jangan menghabiskan waktu lagi….”
Pria paruh baya berkata pada gadis itu.
Gadis itu mengangguk, dan kembali ke hadapan Dave, dia mengeluarkan segepok uang dari tasnya dan melemparkannya pada Dave : “Disini ada sepuluh juta, segera ambil uang itu dan pergi, kami masih ada urusan penting!”
Dave tidak mengambil uang itu, dia berdiri dan menatap pria paruh baya yang berada tidak jauh darinya dan berkata : “Tidak perlu ke rumah sakit, sudah tidak sempat.”
Selesai berkata, Dave berbalik dan hendak pergi, dia bisa melihat kalau pria paruh baya ini sudah sekarat dan tidak akan sempat sampai ke rumah sakit!
“Berdiri!” Gadis itu menghalangi jalan Dave dan menatapnya dengan jengkel : “Apa maksudmu, jelaskan maksud dari ucapanmu barusan atau jangan harap bisa pergi dari sini!”
Disaat itu pria paruh baya juga mengernyitkan keningnya dan berjalan beberapa langkah menuju Dave!
“Ayahmu punya penyakit tersembunyi yang akut, lukanya ada di paru-paru sebelah kiri, tidak sampai lima menit dia akan mengalami kesulitan bernafas dan mati lemas, dalam lima menit apakah kamu bisa sampai ke rumah sakit?”
Dave berkata dengan tenang sambil bertanya pada gadis itu.
“Bicara sembarangan, ayahku itu hanya pilek…..”
“Yuki…..” Pria paruh baya itu memanggil anaknya, lalu kembali melangkah beberapa langkah menuju Dave, matanya penuh keterkejutan : “Adik, bagaimana kamu bisa mengetahui kalau paru-paru kiriku pernah terluka?”
“Kujelaskan pun kamu tidak akan mengerti, saya ada urusan penting, tidak punya waktu untuk dibuang-buang disini….”
Dave berkata lalu berbalik dan hendak pergi!
“Adik….huk uhuk…..” pria paruh baya itu memanggil Dave, lalu terbatuk-batuk, ketika dia sedikit stabil, dia langsung melangkah menuju Dave dan menarik lengannya : “Adik, kamu bisa mengetahui penyakitku, kamu pasti bisa menyembuhkannya juga, saya berharap Adik ini bersedia menyelamatkan nyawaku, berapapun harganya akan kubayar, ini adalah kartu namaku!”
Pria paruh baya itu mengeluarkan selembar kartu nama dan memberikannya kepada Dave.
Awalnya Dave tidak ingin menerimanya, dan tidak peduli, tapi saat dia melihat nama yang tertera pada kartu nama itu, dia langsung mengambilnya dan bertanya : “Kamu adalah Direktur dari Perusahaan Tanaka, Juan Tanaka?”
“Tepat sekali!” Juan mengangguk.
Tiba-tiba Dave menembakkan tangannya kearah Juan, dua jarinya menitik pada Tiantu, Renhai, dan beberapa titik akupunktur utama lainnya.
Kecepatan Dave sangat cepat, sehingga Juan dan Yuki pun belum sempat menyadari.