Chapter 2 PART 2

Risnawan Atmaji POV Aku tidak tau apa yang salah dengan penampilan bahkan diriku karena sejak Hamid mengenalkanku kepada Kima, anak Damar Arseno, aku merasa Kima menelanjangi diriku dengan tatapannya. Sungguh, aku tidak tertarik kepada wanita yang mungkin hanya akan mengambil seluruh aset berserta apapun yang ada pada diriku saat ini kemudian pergi meninggalkanku setelah jatuh miskin. Satu satunya wanita yang aku harapkan bisa mendampingiku lagi adalah Kartika Raharja. Dialah wanita yang menemaniku hampir 35 tahun lamanya, ibu dari kedua buah hatiku yang kini telah dewasa dan berumah tangga. Sayangnya satu tahun aku berusaha mengajaknya untuk rujuk tetapi selalu di abaikan olehnya. Kini bahkan setelah kami memiliki satu orang cucu beberapa bulan lalu tetap saja Kartika tidak mau kembali kepadaku dengan alasan bahwa rasa cintanya kepadaku kini bukan rasa cinta kepada pasangan namun cinta sebagai keluarga. Ia tetap dekat denganku layaknya sahabat, teman dan saudara. Bahkan kami berdua sepakat tidak meributkan aset atau harta gono-gini ketika berpisah. Semua yang kami miliki telah kami limpahkan kepada kedua buah hati kami Kaluna Maharani Atmaji Putri dan Ruben Mahesa Atmaji Putra. Kedua anak kami yang memang sudah mapan finansial tentu saja menolak, namun peran Kartika yang meyakinkan mereka bahwa kami menitipkan ini semua untuk masa depan mereka dan anak cucu mereka kelak sehingga mau tidak mau mereka menerimanya. Hubunganku dengan Luna memang membaik, namun tidak dengan Ruben. Ruben memilih untuk tidak menemuiku bahkan berbicara denganku saja tidak mau. Mau bagaimanapun aku tetap berusaha meminta maaf kepadanya. Aku menyadari kesalahanku dulu kepada istri dan anak anakku. Aku adalah ayah yang otoriter dan selalu berusaha seperti diktator dalam mendidik mereka. Aku yakin mereka membenciku ketika mereka kecil dan lambat laun menjadi takut. Kini bahkan mereka terutama Ruben tidak mau repot-repot berhubungan denganku. Sebagai Papa yang baik, aku mencoba mempromosikan wedding organizer milik putriku kepada rekan bisnisku yang sepertinya memang berencana menikah dari kabar burung yang aku dengar. Namun siapa sangka nama wanita yang di kenalkan kepadaku kini berbeda dengan gosip yang aku dengar di luaran sana. Aku yakin perempuan yang dikenalkan Hamid kepadaku adalah sugar baby atau minimal istri simpanannya. Aku tidak perlu menjadi cenayang karena aku pernah melakukan kesalahan yang sama. Perempuan cantik dengan payudara sebesar semangka, bahkan bokong yang bulat sempurna, tentu saja adalah "motor" yang sangat nyaman untuk di kendarai di atas ranjang. Sayangnya sepertinya perempuan itu memilih pergi ketika Hamid mengajaknya menikah. Sesuatu yang aneh karena biasanya sugar baby akan sangat bahagianya bila sugar daddynya mengajaknya melangkah ke jenjang lebih serius apalagi menikah. "Sorry Ris, sepertinya Kima nggak bisa ikut kita lunch," suara Hamid membuatku tersadar dari lamunan. "Okay, no problem." Setelah itu aku bersama dengan Hamid berjalan menuju ke area ruang makan rumah pribadinya yang begitu mewah dan besar. Kemudian kami makan dalam diam hingga kami berdua akhirnya selesai dan Hamid mengajak ke samping rumahnya untuk melihat singa peliharaannya. Sesuatu yang menjadi salah satu simbol kekayaan di negara ini. Aku yakin andai Nada dan suaminya tinggal di sini, pasti mereka juga akan melakukan hal yang sama. Tinggal di Indonesia saja mereka sudah memiliki harimau, sulcata, piton albino, burung Macau dan itu belum di tambah milik Wisnuaji, mertuanya. "Singa yang cantik," pujiku pada singa besar milik Hamid Hamid hanya tersenyum menanggapi itu. "Masih tetap tidak lebih cantik daripada Kimaya Darpitha Arseno." Aku hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala sebagai tanda mengerti. "Bukankah salah satu simbol kekayaan di sini bila kita memiliki peliharaan seperti singa atau harimau bukan sugar baby?" Kataku menggoda Hamid "Sugar baby?" "Yes, sugar baby." "No. Kima bukan sugar baby. Karena semua materi yang aku berikan kepadanya tidak pernah ia sentuh apalagi pergunakan. Orang tuanya sudah cukup kaya dan memiliki segalanya." Aku mengernyit mendengar kata kata Hamid. "Jadi buat apa dia berhubungan denganmu jika dia tidak menjadi sugar baby, tapi kamu ajak menikah justru menolak?" Hamid hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaanku. Bagiku ini juga sesuatu yang aneh, karena kebanyakan perempuan memilih menjadi simpanan atau sugar baby karena berorientasikan kepada materi, atau mungkin kepuasan sex karena ia telah kecanduan. ***
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Chapter 1 PROLOG + PART 1 Chapter 2 PART 2 Chapter 3 PART 3 Chapter 4 PART 4 Chapter 5 PART 5 Chapter 6 PART 6 Chapter 7 PART 7 Chapter 8 PART 8 Chapter 9 PART 9 Chapter 10 PART 10 Chapter 11 PART 11 appChapter 12 PART 12 appChapter 13 PART 13 appChapter 14 PART 14 appChapter 15 PART 15 appChapter 16 PART 16 appChapter 17 PART 17 appChapter 18 PART 18 appChapter 19 PART 19 appChapter 20 PART 20 appChapter 21 PART 21 appChapter 22 PART 22 appChapter 23 PART 23 appChapter 24 PART 24 appChapter 25 PART 25 appChapter 26 Part 26 appChapter 27 PART 27 appChapter 28 PART 28 appChapter 29 PART 29 appChapter 30 PART 30 appChapter 31 PART 31 appChapter 32 PART 32 appChapter 33 PART 33 appChapter 34 PART 34 appChapter 35 PART 35 appChapter 36 PART 36 appChapter 37 PART 37 appChapter 38 PART 38 appChapter 39 PART 39 appChapter 40 PART 40 appChapter 41 PART 41 appChapter 42 PART 42 appChapter 43 PART 43 appChapter 44 PART 44 appChapter 45 PART 45 appChapter 46 PART 46 appChapter 47 PART 47 appChapter 48 EPILOG appChapter 49 EXTRA-PART 1 appChapter 50 EXTRA-PART 2 appChapter 51 EXTRA-PART 3 appChapter 52 EXTRA-PART 4 appChapter 53 EXTRA-PART 5 appChapter 54 EXTRA-PART 6 appChapter 55 EXTRA-PART 7 appChapter 56 EXTRA-PART 8 appChapter 57 EXTRA-PART 9 appChapter 58 EXTRA-PART 10 appChapter 59 EXTRA-PART 11 appChapter 60 EXTRA-PART 12 appChapter 61 EXTRA-PART 13 appChapter 62 EXTRA-PART 14 appChapter 63 EXTRA-PART 15 appChapter 64 EXTRA-PART 16 appChapter 65 EXTRA-PART 17 appChapter 66 EXTRA-PART 18 appChapter 67 EXTRA-PART 19 appChapter 68 EXTRA-PART 20 appChapter 69 EXTRA-PART 21 appChapter 70 EXTRA-PART 22 appChapter 71 EXTRA-PART 23 appChapter 72 EXTRA-PART 24 appChapter 73 EXTRA-PART 25 appChapter 74 EXTRA-PART 26 appChapter 75 EXTRA-PART 27 appChapter 76 EXTRA-PART 28 appChapter 77 EXTRA-PART 29 appChapter 78 EXTRA-PART 30 app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
FINLINKER TECHNOLOGY LIMITED
69 ABERDEEN AVENUE CAMBRIDGE ENGLAND CB2 8DL
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta