Bab 14 Panglima Besar Yang Berkelas, Bagaimana Mungkin Pernah Masuk Penjara
Terlebih lagi, Panglima besar ingin melamar seorang gadis biasa, dan gadis itu tinggal di komplek ini…
Sebuah pemikiran gila muncul di benaknya.
Suaranya bergetar, “Miguel, apakah ini semua… ada hubungannya denganmu?”
Miguel tersenyum, “Apakah kamu menyukainya?”
Pikiran Rachel mendadak menjadi kosong, dengan gugup berkata, “Aku… tidak tahu.”
Yulia dan Adam kebingungan, “Apa yang sedang kalian bicarakan?”
Suara Rachel bergetar, “Ayah, Ibu, kemarin Miguel bilang, dia akan mengirim kendaraan militer datang menjemput kita, dan dia akan melamarku di acara perayaan kembalinya Panglima Besar …”
“Apa!” Yulia dan Adam terkejut, “Apakah mereka benar-benar utusanmu?”
“Kalau begitu, kamu…”
Miguel tersenyum, “Ayo pergi, jangan biarkan rombongan menunggu terlalu lama.”
Miguel berkata sambil membawa mereka ke lantai bawah.
Mereka bertiga sangat terkejut, rasanya seperti di dalam mimpi.
Apakah ini nyata?
Menantu mereka adalah si Panglima Besar!
Ketika sampai di lantai bawah, mereka melihat sekelompok warga sekitar sedang mengerumuni keluarga Kayla.
“Astaga, ternyata Kayla adalah wanitanya Panglima Besar, ternyata aku tinggal satu komplek dengan wanitanya Panglima Besar, benar-benar sebuah kehormatan!”
“Rombongan mobil militer ini datang untuk menjemput kalian. Jika kalian dapat menikmati kehormatan ini, matipun tidak akan ada penyesalan!”
Pada saat ini, Kayla yang berada di tengah kerumunan warga, dengan angkuh dan perasaan gembira memberikan sebuah “Pidato Pengakuan”.
“Awalnya aku bertanya-tanya, mengapa Panglima Besar mengundang aku yang hanya rakyat biasa untuk hadir di acara perayaan kembalinya Panglima Besar.”
“Ternyata, dia menyukaiku, dia mau melamarku di sana.”
Para tetangga menyanjung Kayla, “Kayla, kau begitu cantik, tidak heran jika Panglima Besar menyukaimu.”
“Oh iya, Kayla, bagaimana kamu bisa dekat dengan Panglima Besar?”
Kayla berkata, “Kalian pasti tahu adikku adalah tantara, kan.”
“Beberapa hari yang lalu, aku bertemu dengannya di pangkalan militer. Waktu itu, aku tidak sengaja bertabrakkan dengan seorang tentara muda.”
“Kalo dipikir-pikir, tentara muda itu pasti Panglima Besar. Dia pasti jatuh cinta pada pandangan pertama.”
Para tetangga menyanjung dengan lebih semangat, sanjungan mereka penuh dengan rasa iri.
Keluarga Rachel bingung,
Apa yang terjadi? Rombongan mobil militer ini bukannya datang untuk menjemput Rachel?
Kenapa sekarang jadi datang menjemput Kayla?
Selain itu, apa yang Kayla bicarakan barusan sangat masuk akal.
Hembusan angin dingin bertiup, menyadarkan keluarga Rachel.
Setelah itu, rasa kekecewaan muncul.
Konyol dan naif, mereka hampir saja percaya bahwa Miguel adalah Panglima Besar.
Panglima Besar yang berkelas, bagaimana mungkin pernah masuk penjara.
Dia sebelumnya pasti sudah mengetahui berita tentang “Panglima Besar akan melamar seorang gadis biasa di acara perayaan kembalinya Panglima Besar”, dan mempermainkan mereka.
Yulia menatap Miguel dengan marah, “Apa maksudmu mempermainkan kami?”
“Benar-benar memalukan. Rachel, ayo kita kembali.”
Miguel: “….”
Untuk apa aku mempermainkan kalian?
Pada saat yang bersamaan, Kayla sudah melihat Rachel sekeluarga.
Senyum di bibirnya meredup.
Ia secepatnya berjalan menghampiri Rachel, menariknya dan berkata, “Rachel, omong-omong aku ingin berterima kasih padamu.”
“Jika kamu tidak merebut Miguel, aku dan Panglima Besar tidak akan bersama.”
Seketika wajah Rachel memerah, ia menundukkan kepalanya.
Ibu Kayla, Maiya juga mengolok-olok Yulia, “Yulia, bukankah kamu juga punya seorang menantu kesayangan, yang bisa membuat Adam menjabat sebagai kepala departemen.”
“Hehe, ku beritahu ya, posisi kepala departemen itu bukanlah apa-apa.”
“Tunggu sampai Panglima Besar menikahi putriku, aku akan menjadi kepala rumah sakit. Lalu, hal pertama yang akan aku lakukan adalah memecat Adam, nantinya kalian sekeluarga akan hidup susah.”