Chapter 6 Gadis Menyedihkan

"Mengapa anda melakukan itu, Tuan?" tanya Nayya gugup. "Karena aku ingin. Lagi pula mereka sudah melakukan banyak kecurangan. Tidak hanya menggantikan pengantinku. Kini mereka juga memberikan pengantin yang terluka. Bukankah ini sangat merugikan untukku." Bara tidak akan memberitahu Nayya bahwa Bara sengaja melakukan hal itu agar kerja sama mereka gagal. Tidak mungkin Bara bersedia membantu perusahaan yang sebentar lagi akan bangkrut." "Tapi nanti mereka akan marah pada saya. Mereka melarang saya berkata jujur, Tuan." Nayya masih saja berfikir jika dirinya akan bertemu dengan keluarga Cannor di masa depan. "Bodoh. Kau sudah menjadi bagian rumah ini. Jadi tidak perlu takut. Mereka tidak akan melukaimu." "Tapi saya masih takut, Tuan." Bara yang tahu bahwa Nayya sering di lukai memutuskan mengabaikan ketakutan istrinya. Bara meminta seorang wanita yang bernama Sara masuk ke dalam dengan kotak P3K. "Sebentar lagi pelayan akan datang dan mengobati lukamu. Aku akan menunggumu di ruang makan. Jangan lupa bersihkan tubuhmu sebelum turun ke..." "Tapi saya tidak membawa pakaian ganti, Tuan." "Ainayya Hikari Salvina. Ingat kata-kataku hari ini. Kau adalah nyonya Albara Demian Dominic. Jadi mulai sekarang. Semua yang ada di rumah ini milikmu. Kau tidak perlu melakukan tugasmu seperti di kehidupanmu yang lalu. Apa kau mengerti?!" "Saya mengerti, Tuan." Setelah itu, Bara langsung keluar dari ruangan, lalu di susul oleh Sara yang mengajak wanita itu pergi ke kamar milik Nayya. ^^^ Sesampainya di kamar, Nayya terpana. Tidak menduga jika Nayya akan memiliki kamar yang sangat luas seperti sekarang ini. "Ini sangat mewah," ucapnya. "Selamat datang di kamar anda, Nyonya. Sekarang mari kita mandi agar saya bisa mengobati luka anda" "Saya bisa mandi sendiri." "Maaf, tuan Bara sudah meminta saya untuk melayani anda mulai sekarang. Jadi, entah itu makan atau mandi. Saya akan membantu anda, Nyonya." "Tapi itu sangat berlebihan." "Tidak ada yang berlebihan, Nyonya. Ini sudah menjadi kewajiban saya. Mari kita lakukan mandinya dan mengobati luka anda." Dengan terpaksa, Nayya mengikuti Sara. Kini Nayya sadar bahwa hidupnya telah berbeda sangat jauh. Di layani layaknya seorang permaisuri. Jauh berbeda dengan kehidupan Vina yang hanya sebatas kaya. ^^^ Setelah selesai membersihkan diri dan menggunakan pakaian mewah sederhana yang baru pertama kali digunakannya. Nayya langsung keluar dari kamar. Sara langsung membawa nyonya mudanya turun ke lantai bawah. Bergabung dengan Bara yang sedang menunggunya untuk makan siang bersama. Tiba di lantai satu, sang pelayan yang bernama Sara membawa nyonya mudanya ke ruang makan. Di sana, Bara sudah menunggu. Meja makan juga telah penuh dengan makanan-makanan enak yang Nayya sendiri tidak pernah rasakan. Berdiri di sisi meja membuat semua pelayan termasuk Bara bingung dengan tindakan Nayya yang berdiri di barisan para pelayan. "Mengapa kau berdiri di sana? " tanya Bara penuh penekanan. Nayya yang bingung menjadi gugup. Selama tinggal di rumah sang Ayah, Nayya akan selalu berdiri di sisi meja makan sambil menunggu keluarga tersebut selesai makan, lalu Nayya akan makan dengan hasil sisa mereka. "Saya harus menunggu anda selesai makan seperti tuan Javior perintahkan pada saya," jawab Nayya. Ainayya gadis menyedihkan membuat siapa pun yang mendengar ceritanya akan sedih dan merasakan seperti apa kehidupannya di masa lalu. "Mengapa laki-laki itu melakukan hal itu padamu?" Bara mengetuk ngetuk jari telunjuknya di meja makan membuat Nayya semakin gugup. "Tuan Javior mengatakan bahwa nafsu makan Vina dan Ibunya akan hancur jika saya ikut makan bersama mereka. Daddy juga mengatakan bahwa anak tidak berguna sepertiku harus makan dari sisa mereka," jawab Nayya. Di dunia ini seharusnya Ayah adalah sosok yang paling mencintai putrinya. Menjadi cinta pertama sekaligus pahlawan sang putri. Seperti itulah yang seharusnya di lakukan oleh sosok Ayah. Tapi untuk Ainayya, hal tersebut tidak berlaku. Nayya di perlakukan bak seorang pelayan tanpa gaji. Sungguh gadis paling menyedihkan yang pernah Bara dan para pelayanya temui. "Apakah kau lupa jika sekarang kau sudah menjadi nyonya Bara?" Nayya menggelengkan kepalanya. "Saya ingat! Saya adalah nyonya Albara dan saya berhak atas rumah ini. "Lalu mengapa kau masih tetap berdiri di sana?" Ainayya yang akhirnya tersadar langsung duduk di kursi yang telah di siapkan oleh Sara. Mengambilkan piring serta meletakan berbagai macam makanan lezat membuat Nayya yang hanya bisa makan 1 kali hingga 2 kali dalam satu hari menelan air liurnya. Bara yang melihat wajah kelaparan Nayya menjadi simpatik. Bara mungkin sangat jarang dan mungkin tidak pernah bersimpatik pada orang lain. "Apa kau sudah makan sebelum datang ke rumah ini?" tanya Bara. Bara yang tidak pernah berbicara di meja makan, tiba-tiba melakukannya setelah kehadiran Ainayya membuat para pelayan merasa kagum dengan Nayya. "Belum. Tuan Javior menghukum saya sejak selamam sehingga saya tidak boleh makan sampai hari ini." Para pelayan tercengang. Mereka yang seorang pelayan saja selalu makan dengan enak. Tidak pernah puasa apalagi tidak makan beberapa hari. "Apa kau sering seperti itu?" "Ya." Bukan Nayya sengaja mengungkapkan perlakukan keluarganya padanya. Nayya melakukan hal itu karena setelah sang ibunya meninggal, tidak ada lagi yang peduli atau bahkan bertanya tentang hidupnya membuat Nayya dengan mudah bercerita pada Bara. "Baiklah. Sekarang kau boleh makan. Jika ada sesuatu yang kau inginkan, maka kau bisa memintanya pada Sara. Mulai sekarang Sara yang akan melayanimu. Dan satu hal lagi. Panggil nama saja. Namaku tanpa ada sebutan tuan di dalamnya." Ainayya terpana ketika mendengar perkataan Bara. Nayya tidak menyangka jika hidupnya akan benar-benar seperti di istana. Ada pelayan yang selalu berdiri di sampingnya. Pavina saja tidak bisa merasakan hidup sepertinya meskipun menjadi putri kesayangan sang Ayah. "Baik. Tapi untuk pelayan. Sepertinya itu tidak perlu. Nayya tidak ingin merepotkan Sara karena harus melayaniku." Meskipun tahu hidup dengan pelayan yang selalu ada di sampingnya akan membuat semuanya mudah, tapi Nayya merasa tidak enak jika harus merepotkan orang lain. "Tidak apa-apa, Nyonya. Tuan muda mempekerjakan saya khusus untuk anda sehingga saya harus melakukannya," ucap Sara. Ainayya paham. Mungkin jika Pavina yang menikah, maka Pavina juga akan di perlakukan hal yang sama oleh Bara dan akan sangat keterlaluan bila dirinya menolak kebaikan itu. "Baik. Semoga aku tidak merepotkanmu." Setelah Bara memintanya memanggil nama, maka semua jenis percakapan Nayya telah berubah. Nayya juga menganggap semua orang yang ada di rumah Bara sebagai keluarga. "kalau begitu mari kita mulai makan siangnya!" Ainayya langsung memulai makan siangnya setelah mendapatkan perintah dari Bara. Makanan yang sangat enak dan belum pernah Nayya rasakan membuatnya lupa jika saat ini sedang makan satu meja dengan seorang pria asing. Para pelayan yang melihat pola makan Nayya, merasa prihatin. Tidak ada rasa jijik atau menghina karena cara makannya yang tampak kampungan serta tidak memiliki etika. Bahkan seorang pelayan paruh baya hampir meneteskan air mata karena melihat kondisi Nayya yang terlihat sangat kurus. Mungkin karena jarang makan membuat tubuhnya tidak tumbuh dengan benar. Ketika Bara melihat cara makan Nayya. Bara tidak ada rasa jijik. Tapi Bara merasa harus memberikan pelajaran etika saat makan agar di masa depan, Bara juga tidak menjadi bahan ejekan oleh orang-orang kaya. Setelah selesai makan. Nayya akhirnya sadar bahwa Nayya sedang makan dengan Bara. Hal itu membuatnya menjadi malu dan meminta maaf atas ketidak sopanan saat makan. "Maaf jika cara makan Nayya telah membuat kalian jijik. Aku benar-benar baru pertama kali merasakan makan siang seperti ini sehingga lupa kehadiran kalian," ucap Nayya malu. "Tidak masalah. Tapi setelah ini kau harus belajar etika dan tata Krama agar dimasa depan. Ketika kau menemaniku di acara besar. Kau tidak menjadi bahan hinaan," ucap Bara. "Terima kasih." Nayya tahu. Untuk menjadi seorang nyonya dari keluarga kaya, dirinya harus memiliki etika dan tata Krama serta terlihat elegan. Seperti yang selalu ibu tirinya ajarkan pada Pavina. "Sara, berikan padanya makanan penutup." "Baik, tuan." Sara mulai menempatkan berbagai macam makanan penutup di hadapan Nayya. Mulai dari dessert, custard, pie manis, potongan kue dan biskuit. Melihat semua itu membuat Nayya kembali lapar. Air matanya bahkan tidak bisa ditahan karena melihat makanan lezat yang sering Pavina makan. "Mengapa kau menangis?" tanya Bara. "Nayya hanya sedang bahagia karena akhirnya bisa menikmati makanan-makanan enak seperti ini. Di masa lalu, Nayya sering melihat Pavina, nyonya Lia dan tuan Javior makan makanan seperti ini. Tapi tidak sebanyak ini." "Maka mulai sekarang kau akan menikmati makanan seperti ini sepuasnya. Jika kau ingin, maka kau bisa memintanya kepada Sara dan para pelayan. Apa kau bahagia?" ucap dan tanya Bara. "Ya. Nayya sangat bahagia. Terima kasih, anda adalah orang asing pertama yang sangat baik pada Nayya. Semoga Tuhan selalu melindungi Nayya. Bara tersenyum ketika mendengar doa Nayya tentang Tuhan. Bara sudah lama melupakannya. Jadi sedikit aneh ketika Bara mendengar sebuah doa penuh kebaikan dari Nayya.
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Chapter 1 Rencana Chapter 2 Hati Yang Luka Chapter 3 Ijab Kabul Chapter 4 Pengantin Pengganti Chapter 5 Di Sambut Chapter 6 Gadis Menyedihkan Chapter 7 Surat Perjanjian Chapter 8 Lupa Akan Karma Chapter 9 Telepon Dari Ibu Chapter 10 Ayah Yang Gagal Chapter 11 Pagi Yang Manis appChapter 12 Ucapan Terima Kasih appChapter 13 Lukisan Berdarah appChapter 14 Pelukan Hangat appChapter 15 Self-Injury appChapter 16 Sebuah Luka appChapter 17 Perubahan appChapter 18 Masalah appChapter 19 Pijat Gratis appChapter 20 Ziarah Ke Makam appChapter 21 Insomnia appChapter 22 Obat Tidur Terbaik appChapter 23 Keponakan appChapter 24 Paman Vs Keponakan appChapter 25 Mimpi Buruk appChapter 26 Dibawa Ke Kantor appChapter 27 Mantan Kekasih appChapter 28 Posesif appChapter 29 Bercerita Tentang Perasaan appChapter 30 Menggapai Ridho appChapter 31 Bertemu appChapter 32 Tidak Ada Rasa Malu appChapter 33 Makan Bakso appChapter 34 Masih Mengganggu appChapter 35 Mengadu appChapter 36 Ingin Mengakhiri appChapter 37 Usai Sudah appChapter 38 Suami Idaman Dan Kecelakaan appChapter 39 Tiga Psikopat appChapter 40 Wanitaku appChapter 41 Lukman Andara appChapter 42 Anak Kecil appChapter 43 Benang Kusut appChapter 44 Keluarga Malik appChapter 45 Menjadi Bintang Utama appChapter 46 Aku Suaminya appChapter 47 Cucu Keluarga Malik appChapter 48 Menjadi Pertemuan Keluarga appChapter 49 Mempermalukan Diri Sendiri appChapter 50 Pelukan Sebelum Tidur appChapter 51 Dua Orang Misterius appChapter 52 Karma Dimulai appChapter 53 Firasat appChapter 54 Menjauh appChapter 55 Pengakuan Cinta appChapter 56 Tidak Untuk Poligami appChapter 57 Terbongkar appChapter 58 Bertemu appChapter 59 Kemarahan Bara appChapter 60 Spesial Bara appChapter 61 Memulai Rencana appChapter 62 Sebuah Rindu (Spesial Bara) appChapter 63 Pelukan Sang Ibu appChapter 64 Masih Belum Menyerah appChapter 65 Menceritakan appChapter 66 Kesepakatan appChapter 67 Pindah Sementara appChapter 68 Gangguan appChapter 69 Sosok Lain Dan Masuk Kuliah appChapter 70 Dosenku Suamiku appChapter 71 Membuat Berita appChapter 72 Mencari Tahu appChapter 73 Akhirnya appChapter 74 Memulai appChapter 75 Kita Akhiri appChapter 76 Karma appChapter 77 Perpustakaan appChapter 78 Berwajah Tebal appChapter 79 Tamu appChapter 80 Seperti Koala appChapter 81 Pengadilan Agama appChapter 82 Cemburu appChapter 83 Tetap Nyonya Bara appChapter 84 Diajak Meeting appChapter 85 Otoritas Seorang Nyonya appChapter 86 Penyesalan Lionel appChapter 87 Hampir Bangkrut appChapter 88 Masuk Penjara appChapter 89 Apa Kabar, Nak? appChapter 90 Dibuang Setelah Dipakai appChapter 91 Kembalinya Mantan appChapter 92 Untung Sayang appChapter 93 Dia Istriku appChapter 94 Tamparan Peringatan Dari Bara Untuk Agatha appChapter 95 Firasat appChapter 96 Kecewa appChapter 97 Penculikan appChapter 98 Ayah appChapter 99 Kedatangan Bara appChapter 100 Seorang Anak Perempuan appChapter 101 Budak Cinta appChapter 102 Membantu appChapter 103 Pulang appChapter 104 Mempertegas appChapter 105 Akhir Yang Menyedihkan appChapter 106 Gagal appChapter 107 Rafi Dan Beni appChapter 108 Bercerita Dengan Ayah appChapter 109 Obrolan Javior Dan Ibran appChapter 110 Keinginan Seorang Anak appChapter 111 Bahagiamu Jauh Lebih Penting appChapter 112 Si Wanita Penggoda appChapter 113 Ibu Mertuaku Hanya Satu appChapter 114 Ikuti Kata Hati appChapter 115 Nayya Sayang Mommy appChapter 116 Makan Siang Di Kantor appChapter 117 Nayya Yang Polos appChapter 118 Adam Is Coming appChapter 119 Belajar Jadi Kakek appChapter 120 Apa Aku Tidak Menggemaskan Lagi appChapter 121 Melukis Senja appChapter 122 Bulan Madu appChapter 123 Rotasi Kehidupan appChapter 124 Niat Jahat Sinta appChapter 125 Balas Dendam appChapter 126 Satu Titik Menghancurkan Segalanya appChapter 127 Titik Tertinggi Jatuh Cinta appChapter 128 Cinta Buta appChapter 129 Tujuan Menikah appChapter 130 Karin Salvina Malik appChapter 131 Ini Semua Salahku appChapter 132 Cemburu appChapter 133 Bertengkar appChapter 134 A Thousand Year appChapter 135 Kembali appChapter 136 Bangsawan Yang Sebenarnya appChapter 137 Tugas Istri appChapter 138 Meminta Izin appChapter 139 Pendarahan appChapter 140 Ngidam appChapter 141 Demi Istri appChapter 142 Akhirnya appChapter 143 Lahiran appChapter 144 Albara appChapter 145 Devano Albian Dominic appChapter 146 Kelulusan app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
FINLINKER TECHNOLOGY LIMITED
69 ABERDEEN AVENUE CAMBRIDGE ENGLAND CB2 8DL
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta