Chapter 1 PROLOG

Hujan yang mengguyur ibukota sejak sore tadi membuat cuaca malam hari lebih dingin dari biasanya. Suasana romantis tercipta saat sepasang suami istri yang sudah lama tidak bertemu tengah bercumbu hebat di ranjang kamar mereka. Permainan itu sudah berlangsung sejak beberapa menit tadi. Di atas sebuah ranjang berseprai hitam, dua tubuh manusia berlainan jenis itu saling berguling, menindih bergantian dan saling berpagutan satu sama lain. Pakaian atas mereka sudah tanggal sempurna. Namun mereka masih asik dengan pergumulan panas yang panjang. Kerinduan yang tersemat di antara keduanya, menghadirkan sensasi-sensasi liar tak tertahankan dari tiap-tiap sisi tubuh yang disentuh. Foreplay yang dilakukan sang suami terhadap istrinya begitu melenakkan. Membuat sang istri terhanyut dalam permainan dan berharap siksaan kenikmatan itu akan terus bergelung dalam setiap satu kali tarikan napas memancing desahan yang keluar secara alami dari mulut keduanya. Dalam keadaan seperti itu, otak mereka seolah kosong karena yang ada hanyalah keinginan yang begitu besar untuk segera menuntaskan permainan dengan sempurna hingga titik klimaks. Dara hendak menyentuh sesuatu milik sang suami sebagai balasan atas kenikmatan yang telah diberikan sang suami dalam foreplay panjang mereka, sebagai seorang istri dia pun ingin memberikan yang terbaik pada suaminya. Tak ingin egois dengan membiarkan Malik bekerja sendirian. Meski setelahnya, seluruh gairahnya lenyap dalam sekejap mata begitu mengetahui bahwa sang suami masih tetap tak mampu menyelesaikan permainan mereka hingga titik akhir. Bahkan setelah mereka menempuh berbagai cara untuk mengatasi hal ini sampai memutuskan untuk tidak bertemu selama satu bulan agar di pertemuan mereka nanti mereka bisa melalui malam panas yang panjang bersama akibat rindu yang menggebu tak tertahankan. Tapi sial bagi Dara, ternyata, mau seperti apapun mereka berusaha, Malik tetap lelaki lemah yang tak mampu membuatnya benar-benar puas. "Cukup Mas!" Ucap Dara dengan suara dingin saat Malik masih sibuk dengan aktifitasnya di atas tubuh sang istri. Malik menatap Dara dengan tatapan penuh penyesalan. Dia tahu pada akhirnya pasti semua akan berakhir seperti ini lagi. "Ra, kita belum selesai," ucap Malik dengan suara lemah. Ya, dia memang lelaki lemah. Memalukan! Dara mendorong tubuh sang suami dan bangkit terduduk di atas tempat tidur. Entah kenapa, kekecewaannya yang begitu dalam justru memancing amarah besar dalam dirinya yang selama ini dia tahan sekuat tenaga. Hingga akhirnya, Dara pun memutuskan untuk menyerah. "Aku mau kita cerai, Mas!" Ucap Dara seraya bangkit dari atas ranjang lalu memunguti satu persatu pakaiannya yang tercecer di lantai untuk dikenakan kembali. Dara sudah benar-benar tidak kuat menjalani hubungan pernikahannya dengan Malik, seorang Duda beranak satu yang resmi menjadi suaminya sejak satu tahun yang lalu. Dan selama itu, keduanya bahkan belum pernah melakukan hubungan selayaknya suami istri normal. Sejauh ini, Dara hanya merasakan kenikmatan atas cumbuan suaminya sebatas foreplay saja. Bahkan permainan jari dan lidah sang suami tak cukup membuatnya puas karena Dara yang memang menginginkan lebih dari itu. Hanya saja, Dara terlambat tahu jika sang suami sebenarnya mengidap penyakit Impoten yang membuat Malik tak mampu ereksi. Dara yang putus asa akhirnya memutuskan untuk bercerai dengan Malik. Dia sudah benar-benar kecewa atas ketidakterbukaan Malik terhadapnya sebelum mereka menikah. Meski berulang kali Dara sudah mencoba untuk meyakinkan diri bahwa dia mampu menerima keadaan Malik, tapi pada akhirnya, Dara tetaplah manusia biasa yang ingin merasakan apa itu surga dunia yang sebenarnya? "Dara, tolong... Bersabar sebentar. Bantu aku Dara... Aku sedang berusaha mengobati penyakitku saat ini dan aku butuh seorang pendamping, aku butuh istri. Tolong Dara, jangan tinggalkan aku," "Nggak Mas! Sejak awal kita menikah kamu udah berbohong sama aku dengan menyembunyikan kelainan yang kamu derita! Mungkin beda ceritanya kalau kamu jujur Mas! Aku capek, Mas! Kalau seperti ini terus? Gimana aku bisa hamil? Memangnya tujuan kita menikah untuk apa? Untuk punya anakkan?" Cecar Dara emosi. Wanita itu mulai membenahi pakaiannya dan memindahkannya ke dalam koper. Malam ini juga Dara akan kembali ke kediaman orang tuanya di Bandung. "Kita coba sekali lagi ya, Ra? Pleaseee... Bantu aku," lagi dan lagi Malik memohon pada sang istri. Dara menghentikan sejenak aktifitasnya. Dia menoleh ke arah Malik dengan tatapannya yang setajam belati. Menusuk dan dingin. "Ada baiknya, kamu sembuhkan dulu penyakit kamu itu! Atau mungkin, sampai detik ini kamu memang belum mampu melupakan sosok Kinara dari hati kamu, makanya kamu jadi seperti ini! Kamu pikir aku nggak tahu, Mas? Aku tahu semuanya! Aku tahu tentang kamu yang selama ini masih sering menatap foto Kinara diam-diam. Bahkan kamu nggak pernah absen dalam satu minggu untuk menengok makam Kinara!" Malik yang tertohok hanya bisa diam. Dan keterdiaman Malik membuat hati Dara semakin remuk redam. Nyatanya, apa yang pernah dikatakan oleh mantan-mantan istri Malik pada Dara tentang Malik itu benar, mereka yang mengatakan bahwa Malik belum bisa melupakan Kinara dan itu terbukti sampai detik ini. "Maaf Mas! Keputusanku sudah bulat! Aku ingin kita CERAI!" Dara menarik kopernya keluar dari kamar. "Ra, Dara... Please give me a chance!" Mohon Malik setengah berteriak karena dia yang masih harus memakai pakaiannya sebelum mengejar Dara keluar. Dara terus melangkah menuruni tangga bahkan saat Malik mengejarnya Dara tetap tak menggubris. "Ra, aku sayang kamu. Kamu wanita paling sabar dan paling bisa mengerti keadaan aku selama ini. Aku mohon sama kamu, Ra... Jangan pergi..." Malik masih terus berusaha mempertahankan Dara. Meski, pada akhirnya, Malik hanya bisa menelan kekecewaan yang begitu mendalam saat Dara tetap pada niatnya untuk pergi dan meminta cerai. Malam itu, sepeninggal Dara, Malik hanya bisa meratapi nasibnya sendiri. Nasibnya yang begitu buruk sejak dia ditinggal mati istri pertamanya yang begitu dia cintai. Malik dinyatakan Impoten oleh dokter karena terlalu stress akibat kematian Kinara, Istri pertamanya yang meninggal secara tragis. Malik berpikir bahwa dirinyalah yang menjadi penyebab utama Kinara meregang nyawa. Stres yang diderita Malik memang masuk dalam kategori berat bahkan hingga menyebabkan Malik tanpa sadar melukai dirinya sendiri karena tak mampu melupakan Kinara. Itulah mengapa, setelah dirinya mampu bangkit dari keterpurukan pasca meninggalnya Kinara, Malik justru di hadapkan pada kenyataan pahit bahwa dirinya kini mengalami penyakit yang begitu mengerikan bagi seorang pria normal macam dirinya. Padahal dulu, sewaktu Malik masih bersama Kinara, dia adalah sosok lelaki yang sangat perkasa. Bahkan dalam satu malam, dia bisa mengajak Kinara bercinta berkali-kali. Tapi kenapa hasrat kelelakiannya sebagai seorang pria sejati hilang dalam sekejap begitu Kinara meninggal? Bahkan setelah Malik mencoba dengan empat wanita berbeda yang dia nikahi, namun semua pernikahan itu kandas hanya dengan satu alasan yang sama. Yaitu, dirinya yang tidak bisa benar-benar menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami dengan memberi nafkah batin pada wanita yang telah dia nikahi.
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Chapter 1 PROLOG Chapter 2 NASIB SIAL YANG BERUNTUN Chapter 3 SESUATU YANG BEREAKSI Chapter 4 MALAM YANG PANJANG Chapter 5 TANGGUNG JAWAB Chapter 6 AJAKAN MENIKAH Chapter 7 PONSEL YANG HILANG Chapter 8 PEMILIK MOTOR SPORT Chapter 9 COBA-COBA Chapter 10 SAKITNYA DIKHIANATI Chapter 11 MAJU ATAU MUNDUR? Chapter 12 SEBUAH ARTIKEL Chapter 13 MENCARI HASNA Chapter 14 PREGNANT Chapter 15 MENYUAPI ISNA appChapter 16 KALIMAT ISNA YANG MENAKUTKAN appChapter 17 KENAPA BISA BERDIRI? appChapter 18 WAJAH ISNA BERUBAH appChapter 19 BAYANGAN MASA LALU appChapter 20 PALSU appChapter 21 SIAPA YANG MEMBUNUH? appChapter 22 SADAR DIRI appChapter 23 KEJUJURAN ITU PAHIT appChapter 24 TENTANG KINARA appChapter 25 BERITA DUKA appChapter 26 LAMARAN appChapter 27 TANDA MERAH KEPEMILIKAN appChapter 28 AMARAH ARYAN appChapter 29 FAKTA MENYAKITKAN appChapter 30 FITNAH appChapter 31 BELUM SIAP KEHILANGAN appChapter 32 LELAKI DALAM TOILET appChapter 33 SELIMUT appChapter 34 WAK appChapter 35 PERMAINAN ARYAN appChapter 36 SEBUAH PERINTAH appChapter 37 JANGAN TERLAMBAT! appChapter 38 ANAK YANG TERBUANG appChapter 39 DE JAVU appChapter 40 KENAPA LO BOHONGIN GUE, MIR? appChapter 41 WANITA IBLIS! appChapter 42 CERITA MALIK appChapter 43 WANITA BERNAMA KENARI appChapter 44 KECERDIKAN MALIK appChapter 45 LELAKI BERNAMA LINGGAR appChapter 46 KAKAK DAN KAKAK IPAR appChapter 47 UCAPAN DOKTER PRIN appChapter 48 PERMAINAN ISNA appChapter 49 PERCAKAPAN LINGGAR DAN JULIAN appChapter 50 BAYANGAN MASA LALU appChapter 51 SHAHNAZ TERTANGKAP appChapter 52 LAPORAN PALSU appChapter 53 GARA-GARA BAWANG appChapter 54 DEAR DIARY appChapter 55 HUBUNGAN YANG TIDAK SEHAT appChapter 56 SEBUAH ALASAN appChapter 57 VIDEO MESSAGE appChapter 58 KONFLIK appChapter 59 RAHASIA BESAR appChapter 60 MASA LALU YANG TERULANG appChapter 61 VANILLA DAN VANESSA appChapter 62 AIR MATA ISNA appChapter 63 AWAL KEHIDUPAN BARU appChapter 64 EPILOG appChapter 65 1 SEASON 2 DUDA KHILAF - PROLOG appChapter 66 2 PURA-PURA BUTA appChapter 67 3 TENTANG AYAH appChapter 68 4 KUNCI UTAMA appChapter 69 5 PERNIKAHAN YANG TAK DIINGINKAN appChapter 70 6 SATU RAHASIA TERUNGKAP appChapter 71 7 DASAR MANIAK appChapter 72 8 KEANEHAN YANG TERJADI appChapter 73 9 TENGGELAM appChapter 74 10 MERUBAH STRATEGI appChapter 75 11 TAWARAN LIBURAN appChapter 76 12 KIRIMAN PAKET appChapter 77 13 SIKAP ANEH KENARI appChapter 78 14 IKATAN BATIN appChapter 79 15 SALAH PAHAM appChapter 80 16 IBU, TOLONG VANILLA! appChapter 81 17 INTEROGASI appChapter 82 18 PERASAAN ANEH YANG TIBA-TIBA MUNCUL appChapter 83 19 MEMBUKA PAKAIAN appChapter 84 20 WILDAN TIDAK BUTA appChapter 85 21 MAIN KEJAR-KEJARAN appChapter 86 22 PERJANJIAN DI ATAS HITAM DAN PUTIH appChapter 87 23 PERTEMUAN RAHASIA appChapter 88 24 INFORMASI appChapter 89 25 VANILLA DALAM BAHAYA appChapter 90 26 TERHASUT appChapter 91 27 MENGOBATI LUKA appChapter 92 28 DALAM TODONGAN SENJATA API appChapter 93 29 KALIMAT LARANGAN appChapter 94 30 MENEMUI MALIK appChapter 95 31 SENTUHAN YANG TERUS MEMBEKAS appChapter 96 32 SEPERTI MIMPI appChapter 97 33 KEDATANGAN VANESSA appChapter 98 34 TRAUMA appChapter 99 35 HARI PERNIKAHAN appChapter 100 36 NOT THE FIRST NIGHT appChapter 101 37 PERCAKAPAN DI TEPI DANAU appChapter 102 38 SAKIT TAPI TAK BERDARAH appChapter 103 39 PENJELASAN SANG PSIKIATER appChapter 104 40 MENEMUI SHAHNAZ appChapter 105 41 SAKSI appChapter 106 42 MAKAN MALAM BERSAMA appChapter 107 43 BEREBUT SELIMUT appChapter 108 44 TIDUR DI BALKON appChapter 109 45 RENCANA appChapter 110 46 FITNAH appChapter 111 47 KONFLIK appChapter 112 48 MABUK appChapter 113 49 CERITA VANESSA appChapter 114 50 PERMINTAAN VANILLA appChapter 115 51 SARAN DOKTER RULLI appChapter 116 52 CERITA LINGGAR appChapter 117 53 REKAMAN VIDEO appChapter 118 54 TOLONG MAMA, TANTE! appChapter 119 55 TERIAKAN JHIYO appChapter 120 56 SUARA DI TELEPON appChapter 121 57 TRAGEDI appChapter 122 58 AKHIR YANG TRAGIS TAPI MANIS appChapter 123 59 AKU RINDU IBU appChapter 124 60 SEBUAH SURAT appChapter 125 61 HANGATNYA KEBERSAMAAN appChapter 126 62 IMPAS appChapter 127 63 MALAM PENUH CINTA appChapter 128 64 EPILOG app
Tambahkan ke Perpustakaan
Unduh Aplikasi
Joyread
Bab selanjutnya
Joyread
UNION READ LIMITED
Room 1607, Tower 3, Phase 1 Enterprise Square 9 Sheung Yuet Road Kowloon Bay Hong Kong
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta