Chapter 4 MALAM YANG PANJANG

Malik benar-benar bingung. Apa yang terjadi malam ini membuatnya terkejut bukan main. Seperti mendapat sebuah keajaiban saat dia bisa merasakan miliknya yang kembali merespons atas rangsangan yang diterimanya dari seorang perempuan. Merasa penasaran, Malik akhirnya membawa wanita yang kini berada dalam pelukannya ke dalam kamar hotelnya. Entah apa yang sebenarnya terjadi dengan wanita yang telah menabrak mobilnya itu hingga bisa berakhir di tangan bajingan-bajingan tengil tadi. Dua berandal yang telah berhasil Malik tipu hingga berlari kocar-kacir saking takut. Tubuh Malik yang tinggi besar dengan sedikit brewok yang tumbuh di wajahnya membuat Malik terlihat seperti seorang polisi preman dan hal itu cukup menguntungkan baginya. Di dalam kamar, Malik merebahkan tubuh wanita itu di tempat tidur. Lalu memperhatikannya dengan seksama. Wajah wanita itu manis. Terlebih dengan make up natural yang membuat kecantikannya alami. Wajahnya yang berbentuk oval dengan dagu lancip dan gigi gingsulnya menjadi daya tarik tersendiri bagi Malik. Terlebih dengan postur tubuhnya yang ideal meski cukup pendek untuk ukuran Malik yang tinggi dan besar. Jika diperkirakan, bisa jadi usia wanita ini baru menginjak 20 atau 22 tahunan. Malik terus berpikir, kira-kira apa yang harus dia lakukan sekarang? Apakah dia harus menelepon polisi? Ah, tidak! Tidak! Malik menggeleng. Hal itu terlalu beresiko. Bagaimana jika nanti sampai ada wartawan yang tau dan menjadikan berita ini viral di infotaiment? Bisa-bisa bukan hanya reputasinya yang hancur, tapi hubungannya dengan Aryan pun pastinya akan semakin memburuk. Malik berjalan mundar-mandir di sisi tempat tidur. Terus berupaya berpikir keras tentang apa yang harus dia lakukan saat ini. Naluri kelelakiannya yang kian terpancing saat tatapannya harus lagi dan lagi tertuju pada si wanita membuat Malik terus dilanda gelisah berkepanjangan. Hingga akhirnya, Malik pun memutuskan untuk membiarkan wanita itu di sini sampai dia tersadar dari mabuknya. Saat itu, Malik lekas beranjak ke kamar mandi untuk bersih-bersih karena dia harus segera tidur. Besok dia ada syuting ke luar kota untuk menjadi juri masak di salah satu acara Tv swasta. Selesai dengan kegiatannya di kamar mandi, Malik keluar dengan tubuh yang lebih segar. Lelaki itu hanya mengenakan jubah mandi karena dia memang tidak membawa pakaian ganti. Betapa terkejutnya Malik saat dia tak melihat keberadaan wanita tadi di atas tempat tidur, celakanya, hanya ada pakaian si wanita yang tergeletak di lantai. Malik yang panik lekas mencari keberadaan si wanita dan mendapati wanita itu kini berdiri di balkon hotel dengan tubuhnya yang nyaris bugil. Buru-buru Malik menarik si wanita itu kembali ke dalam kamar. "Ihhh, apaan sih? Aku mau di luar... Di sini panas..." Gumam si wanita masih dalam keadaan mabuk. Malik menarik selimut dan menutupi tubuh wanita itu dan kembali merebahkannya ke atas tempat tidur. Kenapa dia jadi menyusahkan? Malik jadi mengeluh. Mengutuk kecerobohannya sendiri. "Diam di sini, besok asistenku yang akan mengantarmu pulang, oke?" Ucap Malik meski dia tahu hal itu menjadi sia-sia. Tak ada gunanya juga bicara dengan orang mabuk! Malik baru saja berbalik hendak menuju sofa untuk beristirahat ketika tiba-tiba tubuhnya dipeluk dari belakang oleh si wanita. Napas lelaki itu tercekat. "Wildan, jangan pergi..." Gumam si wanita lagi. Tak hanya memeluk, bahkan dengan nakalnya, jemari si wanita mulai bergerilya masuk ke balik jubah mandi yang dikenakan Malik. Malik yang memang saat itu tak mengenakan pakaian apapun lagi kembali merasakan sesuatu yang tak biasa pada dirinya. Dorongan untuk membalas perlakuan wanita itu begitu kuat dalam dirinya. Tak tertahankan. Bahkan saat bagian terpenting yang dia miliki sebagai seorang lelaki yang selama ini terus saja asik dalam tidur panjangnya, kini kembali bereaksi akibat sentuhan lembut tangan si wanita. Bagian itu kembali pada fungsinya semula. Mampu menegang dan keras saat memperoleh rangsangan. Apa aku sudah sembuh? Tanya Malik pada dirinya sendiri. Jubah mandi yang dikenakan Malik sudah berhasil dilepaskan oleh si wanita yang kini mulai menciumi punggung Malik. Susah payah Malik menahan diri untuk tidak terpancing hingga miliknya terasa sakit. "Aku mencintaimu, Wildan..." Bisik si wanita yang kini merubah posisinya di depan Malik. Wanita itu kembali berjinjit hendak mencium bibir Malik hingga setelahnya, pergerakan Malik yang begitu tiba-tiba sedikit mengejutkannya. Wanita itu tertawa saat Malik kini sudah menindih tubuhnya di atas tempat tidur. "Lakukan Wildan... Lakukan..." Malik masih berusaha untuk berdamai dengan nafsunya meski kali ini rasanya sangat sulit. Hingga akhirnya, semua terjadi. Malam itu. Malam di mana untuk pertama kalinya seorang Malik mampu terbebas dari penyakit impoten yang dideritanya selama ini. Malik khilaf. Lelaki itu gelap mata. Tak mampu berpikir jernih karena nafsu yang sudah terlanjur berkuasa. Hidup belasan tahun tanpa pernah mampu menyalurkan hasrat kelelakiannya membuat Malik justru tak mampu berhenti. Bahkan gilanya, Malik tetap menyetubuhi wanita itu berkali-kali meski dia tahu wanita itu masih suci. Malam itu, benar-benar menjadi malam yang panjang bagi seorang Malik Indra Wahyuda. ***** Isna terbangun. Kedua mata bulatnya mengerjap terkena sorot cahaya matahari yang menerobos dari jendela kamar. Kepalanya sedikit pening. Kedua tangan wanita itu meraba ke samping. Tempat tidur yang dia tiduri terasa lebih luas dan nyaman dibanding biasanya. Saat Isna mencoba menggerakkan kakinya, dia merasakan sesuatu yang tak biasa di daerah kewanitaannya. Perih. Sakit. Wajah manis Isna meringis. Hingga pada saat nyawanya sudah terkumpul sempurna, Isna baru menyadari ada sesuatu yang salah dengan dirinya saat itu. Isna menatap bingung ke langit-langit kamar dan menoleh ke kanan dan kiri. Wanita itu terkejut bukan main saat mengetahui bahwa dirinya bukan berada di kamar pribadinya. Dan menjadi lebih terkejut saat dia mengetahui dirinya tertidur tanpa busana, hanya seorang diri di dalam kamar super besar yang dia tidak tahu ini di mana. Astaga? Apa yang sudah terjadi padaku? Bukannya kemarin itu... Isna berpikir keras. Berusaha mengingat kembali apa yang dia alami malam tadi. Seingatnya, dia mengalami kecelakaan saat dirinya hendak berbelok di tikungan. Meski hanya kecelakaan kecil yang tak menyebabkan dirinya terluka. Namun, saat itu motor Isna mogok dan tak bisa digunakan lagi. Alhasil, dua orang lelaki yang menabraknya menaruh motor Isna di bengkel dan menawarkan bantuan pada Isna untuk mengantarnya ke rumah sakit. Ya, rumah sakit... Astaga! Ibu? Mengingat tentang rumah sakit, Isna langsung teringat pada percakapannya di telepon dengan Hasna sebelum dirinya mengalami kecelakaan. Hasna sang adik bilang bahwa ibunya kini masuk rumah sakit karena jatuh dari kamar mandi. Panik, Isna bangkit dari tempat tidur dan mencari pakaiannya. Tapi tak ada. Saat itu, hanya ada sebuah kantong belanjaan bermerk terkenal yang berisi pakaian wanita lengkap. Sebuah ponsel dan beberapa lembar uang seratus ribuan. Saking khawatir akan kondisi sang ibu, Isna tak perduli lagi pada barang-barang itu milik siapa, apa yang terjadi dengan dirinya tadi malam hingga menyebabkan dirinya berakhir dalam keadaan seperti sekarang, yang dia tahu, dia harus lekas ke rumah sakit untuk menemui ibunya.
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Chapter 1 PROLOG Chapter 2 NASIB SIAL YANG BERUNTUN Chapter 3 SESUATU YANG BEREAKSI Chapter 4 MALAM YANG PANJANG Chapter 5 TANGGUNG JAWAB Chapter 6 AJAKAN MENIKAH Chapter 7 PONSEL YANG HILANG Chapter 8 PEMILIK MOTOR SPORT Chapter 9 COBA-COBA Chapter 10 SAKITNYA DIKHIANATI Chapter 11 MAJU ATAU MUNDUR? Chapter 12 SEBUAH ARTIKEL Chapter 13 MENCARI HASNA Chapter 14 PREGNANT Chapter 15 MENYUAPI ISNA appChapter 16 KALIMAT ISNA YANG MENAKUTKAN appChapter 17 KENAPA BISA BERDIRI? appChapter 18 WAJAH ISNA BERUBAH appChapter 19 BAYANGAN MASA LALU appChapter 20 PALSU appChapter 21 SIAPA YANG MEMBUNUH? appChapter 22 SADAR DIRI appChapter 23 KEJUJURAN ITU PAHIT appChapter 24 TENTANG KINARA appChapter 25 BERITA DUKA appChapter 26 LAMARAN appChapter 27 TANDA MERAH KEPEMILIKAN appChapter 28 AMARAH ARYAN appChapter 29 FAKTA MENYAKITKAN appChapter 30 FITNAH appChapter 31 BELUM SIAP KEHILANGAN appChapter 32 LELAKI DALAM TOILET appChapter 33 SELIMUT appChapter 34 WAK appChapter 35 PERMAINAN ARYAN appChapter 36 SEBUAH PERINTAH appChapter 37 JANGAN TERLAMBAT! appChapter 38 ANAK YANG TERBUANG appChapter 39 DE JAVU appChapter 40 KENAPA LO BOHONGIN GUE, MIR? appChapter 41 WANITA IBLIS! appChapter 42 CERITA MALIK appChapter 43 WANITA BERNAMA KENARI appChapter 44 KECERDIKAN MALIK appChapter 45 LELAKI BERNAMA LINGGAR appChapter 46 KAKAK DAN KAKAK IPAR appChapter 47 UCAPAN DOKTER PRIN appChapter 48 PERMAINAN ISNA appChapter 49 PERCAKAPAN LINGGAR DAN JULIAN appChapter 50 BAYANGAN MASA LALU appChapter 51 SHAHNAZ TERTANGKAP appChapter 52 LAPORAN PALSU appChapter 53 GARA-GARA BAWANG appChapter 54 DEAR DIARY appChapter 55 HUBUNGAN YANG TIDAK SEHAT appChapter 56 SEBUAH ALASAN appChapter 57 VIDEO MESSAGE appChapter 58 KONFLIK appChapter 59 RAHASIA BESAR appChapter 60 MASA LALU YANG TERULANG appChapter 61 VANILLA DAN VANESSA appChapter 62 AIR MATA ISNA appChapter 63 AWAL KEHIDUPAN BARU appChapter 64 EPILOG appChapter 65 1 SEASON 2 DUDA KHILAF - PROLOG appChapter 66 2 PURA-PURA BUTA appChapter 67 3 TENTANG AYAH appChapter 68 4 KUNCI UTAMA appChapter 69 5 PERNIKAHAN YANG TAK DIINGINKAN appChapter 70 6 SATU RAHASIA TERUNGKAP appChapter 71 7 DASAR MANIAK appChapter 72 8 KEANEHAN YANG TERJADI appChapter 73 9 TENGGELAM appChapter 74 10 MERUBAH STRATEGI appChapter 75 11 TAWARAN LIBURAN appChapter 76 12 KIRIMAN PAKET appChapter 77 13 SIKAP ANEH KENARI appChapter 78 14 IKATAN BATIN appChapter 79 15 SALAH PAHAM appChapter 80 16 IBU, TOLONG VANILLA! appChapter 81 17 INTEROGASI appChapter 82 18 PERASAAN ANEH YANG TIBA-TIBA MUNCUL appChapter 83 19 MEMBUKA PAKAIAN appChapter 84 20 WILDAN TIDAK BUTA appChapter 85 21 MAIN KEJAR-KEJARAN appChapter 86 22 PERJANJIAN DI ATAS HITAM DAN PUTIH appChapter 87 23 PERTEMUAN RAHASIA appChapter 88 24 INFORMASI appChapter 89 25 VANILLA DALAM BAHAYA appChapter 90 26 TERHASUT appChapter 91 27 MENGOBATI LUKA appChapter 92 28 DALAM TODONGAN SENJATA API appChapter 93 29 KALIMAT LARANGAN appChapter 94 30 MENEMUI MALIK appChapter 95 31 SENTUHAN YANG TERUS MEMBEKAS appChapter 96 32 SEPERTI MIMPI appChapter 97 33 KEDATANGAN VANESSA appChapter 98 34 TRAUMA appChapter 99 35 HARI PERNIKAHAN appChapter 100 36 NOT THE FIRST NIGHT appChapter 101 37 PERCAKAPAN DI TEPI DANAU appChapter 102 38 SAKIT TAPI TAK BERDARAH appChapter 103 39 PENJELASAN SANG PSIKIATER appChapter 104 40 MENEMUI SHAHNAZ appChapter 105 41 SAKSI appChapter 106 42 MAKAN MALAM BERSAMA appChapter 107 43 BEREBUT SELIMUT appChapter 108 44 TIDUR DI BALKON appChapter 109 45 RENCANA appChapter 110 46 FITNAH appChapter 111 47 KONFLIK appChapter 112 48 MABUK appChapter 113 49 CERITA VANESSA appChapter 114 50 PERMINTAAN VANILLA appChapter 115 51 SARAN DOKTER RULLI appChapter 116 52 CERITA LINGGAR appChapter 117 53 REKAMAN VIDEO appChapter 118 54 TOLONG MAMA, TANTE! appChapter 119 55 TERIAKAN JHIYO appChapter 120 56 SUARA DI TELEPON appChapter 121 57 TRAGEDI appChapter 122 58 AKHIR YANG TRAGIS TAPI MANIS appChapter 123 59 AKU RINDU IBU appChapter 124 60 SEBUAH SURAT appChapter 125 61 HANGATNYA KEBERSAMAAN appChapter 126 62 IMPAS appChapter 127 63 MALAM PENUH CINTA appChapter 128 64 EPILOG app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
UNION READ LIMITED
Room 1607, Tower 3, Phase 1 Enterprise Square 9 Sheung Yuet Road Kowloon Bay Hong Kong
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta