Chapter 6 Lamaran

Flashback on "Ada apa, Sus?" tanya Renata penasaran. "Itu, Dok di depan ada Pak Dafa Hutama ingin bertemu dokter Ren," ucap suster Asha dengan wajah gugupnya. "P-Pak Dafa? M-ma-maksud suster Pak Dafa pemilik rumah sakit ini?" tanya Renata kaget. Renata tak bisa menyembunyikan kegugupannya juga. Suste Asha menganggukkan kepala perlahan. "Iya Dok, jadi bagaimana? Apakah sudah selesai memeriksa pasiennya, Dok? Atau masih lama? Karena Pak Dafa sudah menunggu, Saya takut jika terlalu lama menunggu kita akan terkena masalah," ucap suster Asha penuh dengan kekhawatiran. "Eng ... Suruh masuk aja deh, Sus. Sudah selesai kok ini," jawab Renata. Pikiran Renata saat ini benar-benar kacau karena dipenuhi rasa penasaran dengan berbagai pertanyaan tentang kedatangan Dafa yang sulit untuk ia tebak. "Astaga ... Jangan-jangan Dia ke sini mau nyuruh aku buat jauhin anak-anaknya," gumam Renata pelan dengan raut muka sedih karena ia tak kan pernah sanggup melakukan itu. "Atau, dia ke sini mau marah-marahin aku? Eh tapi aku salah apa sama dia?" tanyanya dalam hati. "Atau kalau engga pasti dia disuruh mama minta maaf karena udah nyuekin aku ... Ahh tapi mana mungkin dia mau dia kan cuek orangnya," batinnya lagi Dan akhirnya Renata menyerah dengan pikiran pikiran penasarannya tentang Dafa ketika Dafa membuka pintu dan duduk di depannya setelah pasiennya keluar. "Ada perlu apa, Bapak menemui saya kemari?" ucap Renata sopan. "Ada yang perlu saya bicara kan dengan mu," ucap Dafa datar. "Apa itu? Apa ini ada kaitannya dengan anak-anak anda?" tanya Renata menyelidik. "Ya tentu ... Saya ingin kamu menikah dengan saya," ucap Dafa tegas. "Apa saya tidak salah dengar?" tanya Renata terkejut. "Saya tahu kamu ingin menjadi ibu dari anak-anak saya dan tidak ingin mengecewakan permintaan ibumu untuk itu saya menawarkan ini kepada kamu, karena saya tahu kamu juga sudah mengetahui bahwa saya tidak bisa mencintai wanita lain selain almarhumah istri saya," ucap Dafa sembari menyodorkan sebuah kertas yang berisi subuah persyaratan. "Maksud anda apa? Anda ingin saya menikah dengan anda dengan persyaratan ini begitu?" tfanya Renata dengan nada kesal. "Apa salahnya? Kamu jika tak rugi kan jika menjalankan persyaratan ini meski ini juga tak menguntungkan buat kamu juga tapi paling tidak kamu tidak membuat ibumu kecewa dengan perjodohan ini dan saya juga tidak membuat kecewa anak-anak saya yang tentunya juga sangat kamu sayangi jadi bagaimana?" Ucap Dafa dengan nada sinisnya. "Oke baik saya setuju, hanya itu kan? Jadi saya mau malam ini anda melamar saya dan seminggu lagi menikah?" ucap Renata tegas. "Oke, tidak masalah lebih cepat lebih baik bukan?" ucap Dafa sembari melangkah meninggalkan ruangan Renata. Meski persyaratannya hanya menguntungkan Dafa dan terdengar menyakitkan untuk Renata namun tanpa berfikir panjang Renata terpaksa menyetujui karena ia tak ingin mengecewakan ibunya dan kedua anak yang sebentar lagi menjadi anaknya juga. Flashback off Suasana ramai terlihat dikediaman Wiharja saat ini pasalnya putri sulung mereka akan dilamar orang malam ini maka dari itu berbagai persiapan acara lamaran dadakan ini dipersiapkan sedemikian rupa untuk menyambut keluarga calon besannya. Tak banyak yang diundang dalam acara tersebut hanya sanak saudara dan kerabat terdekat saja yang akan diundang mengingat acaranya sangat lah mendadak jadi tak sempat mengundang banyak orang. Alasan lain adalah tak mau ada gosip miring beredar karena acara lamaran yang mendadak dengan jarak akad yang singkat. Renata masih tak percaya jika hari ini ia akan dilamar oleh Dafa dan seminggu lagi akan menikah sungguh ini seperti mimpi bagi Renata bisa mewujudkan permintaan Kafa dan Shafa. Sungguh Renata bahagia sekali bukan karena Dafa yang menjadi suaminya melainkan bisa merawat dan menyayangi anak anak menggemaskan seperti Kafa dan Shafa. Berkali kali Renata mengucap syukur kepada Tuhan atas apa yang terjadi saat ini meski ia tahu konsekuensinya ia tak kan bahagia menjadi istri Dafa dengan Syarat yang diberikan Dafa kepadanya namun ia tetap bersyukur bisa menjadi ibu bagi Kafa dan Shafa paling tidak ada dua malaikat yang akan membuatnya kuat dan bertahan nanti jika Dafa sungguh tak bisa mencintainya dan memposisikannya sebagai istri untuknya. "Bismillah niatku hanya ingin mengasuh dan memberi kasih sayang anak anak yang merindukan kasih sayang ibunya, semoga Allah memudahkan dan menguatkan aku nanti," ucap Renata dalam hati. Meskipun Renata tau ini keputusan yang sangat berat tapi Renata menyetujui ide pernikahan Dafa karena ia tak tega mengecewakan ibunya yang sudah terlanjur sayang dengan Kafa dan Shafa yang sama seperti ia rasakan terhadap anak tersebut dan tak mau melihat kedua malaikat kecil bersedih karena merindukan sosok seorang bunda. "Semoga ini yang terbaik," gumam Renata. Acara lamaran yang ditunggu-tunggu pun berjalan dengan lancar tampak senyuman bahagia Kafa dan Shafa yang benar-benar tidak pernah terlihat selama ini. Kafa yang terus bergelayut manja dipangkuan Renata membuat Renata benar benar merasakan kebahagian. Sesekali Shafa memeluk dan menggandeng lengan Renata manja sembari terus memuji kecantikannya yang membuat Renata bertambah bahagia meski Dafa ayah mereka tetap bersifat dingin kepadanya namun itu semua tak penting baginya karena bagi Renata kebahagian ibunya dan dua malaikat kecilnya itu sudah cukup mewakili kebahagiannya. "Ayah terimakasih sudah mengabulkan permintaan Kafa. Kafa sayang ayah," ucap Kafa tulus yang dibalas senyuman oleh Dafa. "Ayah bolehkah malam ini kakak dan adek menginap dirumah bunda? " ucap Shafa memohon. "Boleh ya yah Kafa juga pengen tidur dipeluk bunda," imbuh Kafa memelas. "Tanya saja sama bunda kalian boleh atau tidak," jawab Dafa dengan nada datarnya yang dibalas anggukan oleh Renata. Kafa dan Shafa pun bersorak dan memeluk Renata bahagia maklum saja anak anak ini memang kekurangan kasih sayang setelah kepergian ibunya karena meninggalnya sang ibu membuat ayahnya penggila kerja. Didalam kamar Renata yang dulu sepi kini menjadi ramai celotehan anak anak yang berebut cerita kesehariannya sebelum bertemu Renata membuat hati Renata menghangat sekaligus terharu mendengarnya. "Sayang ayo tidur besok sekolah loh... jadi harus bangun pagi ya biar bunda gak telat dan bisa antar kalian..." ucap Renata lembut sembari mengusap lengan kedua anak tersebut yang mengapitnya disisi kanan dan kiri. "Siap, Bunda! Ayo tidur dek?" ucap Shafa semangat. "Iya Kak, selamat malam Bunda. Kafa sayang banget sama Bunda," ucap Kafa tulus yang dibalas senyuman oleh Renata. "Bunda jauh lebih sayang sama kalian anak anak bunda yang hebat," ucap Renata sembari mencium pucuk kepala keduanya.
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Chapter 1 Rumah Sakit Medika Hutama Chapter 2 Pasien Vvip Chapter 3 Rencana Mama Chapter 4 Kamu Chapter 5 Terpojok Chapter 6 Lamaran Chapter 7 Dingin Seperti Kulkas Chapter 8 Canggung Chapter 9 Nyonya Muda Hutama Chapter 10 Oh Ternyata Chapter 11 Sebuah Getaran Chapter 12 Merasa Bersalah appChapter 13 Mencoba appChapter 14 Tak Mengerti appChapter 15 Cemburu Tanda Cinta appChapter 16 Gengsi appChapter 17 Kejutan appChapter 18 Ulang Tahun appChapter 19 Adek Bayi appChapter 20 Kabar Bahagia appChapter 21 Kacang Polong appChapter 22 Tasyakuran appChapter 23 Sensitif appChapter 24 Over Protektif appChapter 25 Menuntaskan Birahi appChapter 26 Sticky Note appChapter 27 Sticky Note (21+) appChapter 28 Kedatangan Ellena appChapter 29 Kesalah Pahaman appChapter 30 Kepergian Renata appChapter 31 Keberadaan Renata appChapter 32 Maaf Renata appChapter 33 Mulai Dari Awal appChapter 34 Kejadian Yang Sama appChapter 35 Kesedihan Renata appChapter 36 Menjenguk Rifa appChapter 37 Kondisi Renata appChapter 38 Kafa Dan Shafa Diculik? appChapter 39 Kesedihan Renata appChapter 40 Kembaran Dafa appChapter 41 Kembalinya Kafa Dan Shafa appChapter 42 Pelaku Tertangkap appChapter 43 Si Pembunuh appChapter 44 Lebih Cocok Tanpa Busana appChapter 45 Liburan Ke Jepang appChapter 46 Hari Pertama appChapter 47 Hari Kedua appChapter 48 Ciuman Panas appChapter 49 Pernyataan Cinta Arga appChapter 50 Arga Dan Difa appChapter 51 Calon Istri appChapter 52 Hari Terakhir appChapter 53 Kembali Ke Indonesia appChapter 54 Tiba Di Jakarta appChapter 55 Persiapan Pernikahan Difa appChapter 56 Tambah Mesra appChapter 57 Positif appChapter 58 Gagal Total appChapter 59 Bulan Madu Difa Dan Arga appChapter 60 Istri Pengertian appChapter 61 Hanya Teman appChapter 62 Masakan Suami appChapter 63 Bagamaimana Kalau Mandi Bersama? appChapter 64 Difa Hamil? appChapter 65 Foto Maternity appChapter 66 Guru Pengganti appChapter 67 Ruangan Pemilik Yayasan appChapter 68 Kegelisahan Shafa appChapter 69 Cucu Pemilik Yayasan appChapter 70 Pacar Baru Shafa appChapter 71 Salam Dari Mami appChapter 72 Renata Melhirkan appChapter 73 Adik Bayi Lucu appChapter 74 Ibu Sambung Dadakan appChapter 75 Cinta Itu Indah appChapter 76 Bayi Perempuan Difa appChapter 77 Bermain Solo appChapter 78 Menjenguk Adik Bayi Bersama appChapter 79 Romansa Cinta Shafa appChapter 80 Ulang Tahun Shafa appChapter 81 Kado Untuk Shafa dan Kafa appChapter 82 Bertemu Keluarga Sakti appChapter 83 Liburan Ke Paris appChapter 84 Sakti Keterlaluan appChapter 85 Malu dan Takut appChapter 86 Semua Sudah Terjadi appChapter 87 Pengumuman Mengejutkan appChapter 88 Akhirnya jadi Mantu appChapter 89 Sudah Sah appChapter 90 END appChapter 91 Surat Dafa appChapter 92 Kafa appChapter 93 Renata appChapter 94 Rafa appChapter 95 The END app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
UNION READ LIMITED
Room 1607, Tower 3, Phase 1 Enterprise Square 9 Sheung Yuet Road Kowloon Bay Hong Kong
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta