Chapter 7 Semua Demi Javier

"Anda sangat cantik." Emily menatap pantulan dirinya di depan cermin yang menggunakan gaun dengan model ball gown. Layaknya seorang princess dengan bagian bawah yang menjuntai. Bokong seksinya tidak terlihat. Ini juga seperti bukan dirinya. Pujian itu bahkan tak membuatmu puas. Emily justru mendecih kecewa, dia tidak menyukainya. Akan lebih baik jika Ashley yang mengenakan gaun seperti ini. Matanya kemudian beralih menatap sang pemilik butik yang masih terus tersenyum antusias. "Apa ada yang lain?" "Ya?" "Kurasa aku tidak cocok dengan gaun seperti ini," ucap Emily sambil melirik gaunnya dan melihat ekspresi sang pemilik yang tidak enak. "Maaf, bukan maksudku menghina desainnya. Gaunnya sangat bagus. Hanya saja, aku lebih suka gaun yang agak terbuka. Ini bukan seperti diriku." "Ah, gaun yang sudah jadi kalau tidak salah masih ada satu lagi, tapi saya tidak tahu apa ini sesuai dengan selera Anda atau tidak." "Kalau begitu, aku ingin melihatnya." Pemilik butik itu bergegas meninggalkannya. Membuat Emily kembali menatap cermin. Mengamati dirinya yang cantik, tapi sayang nasibnya tidak semujur parasnya. Alasan gaun ini tidak cocok dengannya, bukan satu-satunya hal yang tidak dia sukai. Kenyataannya, gaun ini juga mirip dengan gaun yang dulu pernah dikenakannya. Emily pernah bermimpi menjadi seorang putri di hari pernikahannya. Sayangnya, saat dia menjadi putri, justru sang pangeran malah meninggalkannya. Hari yang harusnya penuh kebahagiaan, berganti dengan cepat menjadi kedukaan. Emily masih tidak dapat melupakan betapa hatinya sangat hancur waktu itu. Meski sudah bertahun-tahun lamanya, dia masih sangat jelas mengingatnya. Hari di mana dirinya berada di titik paling rendah. Tanpa sadar, air matanya menetes begitu saja. Perasaannya mulai kacau, tapi pemilik butik datang di saat yang tepat. Membawa sebuah gaun pengantin lain. "Asisten saya akan membantu Anda." Emily hanya mengangguk dan menurut saat seorang wanita muda menuntunnya ke ruang ganti dan membantunya melepas gaun yang cukup merepotkan itu. Menggantinya ke gaun yang lebih sederhana. Emily sampai mendesis tanpa sadar saat terasa semua bebannya seolah menghilang. Mereka kembali ke luar dan melihat penampilannya di depan cermin. Kali ini, Emily berdecak kagum melihat bayangannya yang tampak sangat elegan dengan gaun pengantin model strapless corset mermaid. Gaun pengantin tanpa lengan dan potongan ala korset, cukup memamerkan keseksian tubuh bagian atasnya. Dia sangat menyukainya. Gaun ini juga tidak terlalu pas atau longgar di tubuhnya, dia harap akan pas saat dipakai nanti. "Aku ambil yang ini." "Ternyata mata Anda sangat jeli, Nona. Gaun itu sebenarnya sudah cukup lama dipajang dan tidak ada yang tertarik." Emily hanya tersenyum. "Aku ingin tambahan beberapa detail di bagian dadanya. Aku ingin terlihat seksi." "Baik, Nona. Kami akan mencatatnya." "Apa kau sudah selesai?" Di saat Emily dan pemilik butik masih berbincang mengenai beberapa detail yang diinginkan, sebuah suara terdengar dari arah belakang dan terlihat Keenan muncul dalam balutan tuxedo single breasted berwarna hitam, serta dasi kupu-kupu berwarna senada yang menjadi hiasannya. Lelaki itu tampak menawan dengan pakaian kasual, tapi tetap terlihat sopan dan formal. Membuat Emily yang menoleh, seketika langsung terdiam. Satu kata untuk Keenan. Sempurna. Tak beda jauh dengan Emily yang tiba-tiba terbengong, Keenan pun terlihat kaget mendapati calon istrinya dalam balutan gaun pengantin yang sangat memesona. Matanya bahkan tanpa sadar memindai tubuh wanita itu dan berhenti tepat di area dadanya yang terbuka. Ugh, Keenan refleks menutup mulutnya dan mengalihkan pandangannya pada sang pemilik butik langganan ibunya. "Kenapa dia memakai gaun ini? Bukankah sudah kukatakan—" "Aku menyukai gaun ini, kenapa?" potong Emily setelah tersadar dari keterkejutannya. Dia langsung mendekat dan menghalangi Keenan melayangkan protes. "Tapi gaun ini terlalu terbuka untukmu." "Hei, aku sudah setuju menikah denganmu, ya. Jadi jangan paksa aku memakai gaun yang sesuai seleramu. Aku ingin ini, ok? Tidak ada penolakan atau pernikahan kita batal!" Emily berkacak pinggang sambil mendesak Keenan hingga tubuh mereka menempel. Dia menatap tegas lelaki itu dan menunjukkan kalau dia tidak mau diatur. Bukankah harusnya sudah cukup dengan dia yang akhirnya setuju menikah? Sementara Keenan yang didesak seperti itu, sama sekali tidak bisa fokus. Matanya terus tertuju pada dada Emily yang menekan tubuhnya. Gaun itu seolah menunjukkan kemolekan tubuh calon istrinya. Tidak bagus jika dilihat semua orang, tapi dia tahu Emily pasti akan tetap memilihnya. "Baiklah, tapi untuk gaun resepsi, aku ingin kau memakai yang lebih tertutup." Emily merengut, tapi dia akhirnya setuju dan kembali masuk ke dalam ruang ganti untuk melepas gaun pengantin itu. Setelah ini, mereka masih harus memilih desain cincin dan survey hotel. Kegiatan yang membuat dia malas. Keenan melakukan semuanya dengan super cepat. Lelaki itu bahkan sengaja tidak masuk kantor hanya demi menyiapkan pernikahan mereka dengan cepat, karena waktunya jelas mepet. Semua harus beres sebelum hari pernikahan. Untunglah ada gaun pengantin yang cocok, tanpa mereka harus membuat ulang gaun baru. "Jika sudah selesai, ayo pergi! Masih banyak yang harus kita lakukan." Keenan yang juga sudah berganti pakaian, langsung merangkul pinggang Emily dan berpamitan pada pemilik butik. "Jangan pegang-pegang!" bentak Emily yang tidak nyaman dengan sentuhan Keenan. Dia menepis tangan itu dan buru-buru masuk ke dalam mobil yang terparkir. "Setelah ini, bagaimana kalau kita pergi ke toko perhiasan dulu?" tanya Keenan saat di dalam mobil. "Tidak, aku harus menjemput Javier. Aku juga lapar. Kau saja yang urus untuk hal lainnya. Aku akan setuju apa pun yang kau pilih." Keenan melirik Emily sambil mengemudikan mobilnya. Calon istrinya itu masih terus bersikap ketus. "Mana bisa seperti itu. Kita jemput Javier saja dulu, lalu makan dan pilih cincin." "Hmm, sisanya kau yang atur." Keenan menghela napas kasar melihat Emily masih tampak malas-malasan. Untunglah masalah WO dan undangan, ibunya yang mengatur. Dia hanya diminta datang untuk melihat lokasi. Walau mungkin, dia yang harus mengurus berkas pernikahan. "Kau masih belum menerimaku." Emily bergeming. Dia tetap diam dan menatap lurus ke depan. Ucapan Keenan memang benar. Dia belum bisa menerima lelaki itu sebagai calon suaminya. Dia hanya bisa menerima Keenan sebagai calon ayah untuk Javier. Hanya untuk anaknya yang menginginkan keluarga utuh. "Emily?" "Kurasa kita harus buat perjanjian." Ciitttt .... Keenan refleks mengerem mobilnya mendadak. Membuat Emily langsung mengumpat saat keningnya nyaris menjadi korban karena ulah lelaki itu. "Apa?" "Kenapa kau mendadak berhenti? Kauingin aku mati sebelum pernikahan?" "Apa maksudmu dengan perjanjian?" Keenan kembali menjalankan mobilnya saat sadar apa yang dilakukannya. Mobil di belakangnya terdengar membunyikan klakson dan mengumpat karena dia berhenti mendadak. "Perjanjian pernikahan! Memangnya apalagi?" jawab Emily dengan nada ketus. "Maksudmu, harta gono-gini?" "Apa?" Emily refleks menoleh dan menatap berang Keenan. "Bukan itu! Aku ingin perjanjian pernikahan, kalau kau tidak akan menyentuhku dan kita akan bercerai!" Keenan mendengkus dan melirik Emily sekilas. "Tidak bisa. Aku tidak berniat menikah untuk bercerai." "Tapi—" "Apa kau tidak memikirkan dampak pada anakmu nanti?" "Kita bisa bercerai saat Javier sudah agak dewasa. Aku yakin dia akan mengerti." "Kenapa anak yang harus mengerti orang tua? Kenapa bukan orang tua yang harus mengerti anak? Lingkungan dalam keluarga membentuk karakter anak. Seandainya Javier sudah terlanjur menyayangiku, menurutmu bagaimana kalau dia tahu kita akan bercerai? Tidakkah kau sangat egois? Apa yang akan dilakukan anak jika tahu keluarganya hancur?" Emily tersentak. Perkataan Keenan menusuk tepat di jantungnya. Dia hanya tertunduk kaku. "Kau tidak tahu apa-apa, Keenan." "Apa kau menunggu orang lain?" "Maksudmu?" "Kau menunggu Ayah kandung Javier kembali?" tebak Keenan yang akhirnya membuat Emily membeku beberapa saat. Wanita itu tampak menunjukkan ekspresi tidak nyaman. "Tidak." "Kalau begitu, harusnya tidak ada masalah kita tetap bersama. Tidak ada perjanjian perceraian. Aku tidak akan menyetujuinya."
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Chapter 1 Kenapa Harus Menikah Denganmu? Chapter 2 Salah Paham Chapter 3 Siapa yang Bilang Anak Haram? Chapter 4 Daddy Baru Untuk Javier Chapter 5 Jangan Terlalu Dekat dengan Anakku Chapter 6 Rencana Pernikahan Chapter 7 Semua Demi Javier Chapter 8 Tinggallah Bersamaku Chapter 9 Tidur Bersama Chapter 10 Hari Pernikahan Chapter 11 Bikin Dedek Chapter 12 Dia Telah Bebas Chapter 13 Wanita Gila appChapter 14 Orang dari Masa Lalu appChapter 15 Hanya Pelampiasan appChapter 16 Masih Cinta appChapter 17 Salah Satu Teman Tidur appChapter 18 Kau Cemburu? appChapter 19 Telepon Asing appChapter 20 Mencintai Keenan appChapter 21 Rasa Ingin Tahu appChapter 22 Kesempatan Kedua appChapter 23 Hadiah dari Keenan appChapter 24 Hubungan yang Belum Usai appChapter 25 Ingin Bertemu appChapter 26 Menyesal Menikah appChapter 27 Bertemu Om J appChapter 28 Merindukan Lelaki Lain appChapter 29 Keluarga yang (Tidak) Harmonis appChapter 30 Sakit atau Hamil? appChapter 31 Merebut Kembali appChapter 32 Merasa Diawasi appChapter 33 Tingkah Aneh Keenan appChapter 34 Malam yang Panas appChapter 35 Tidak Ada yang Tahu appChapter 36 Jangan Sakiti Daddy, Mom appChapter 37 Tidak Pernah Akur appChapter 38 Apa Kau Tidak Ingin Tahu Tentangku? appChapter 39 Ingin Hamil appChapter 40 Debaran yang Aneh appChapter 41 Pertemuan tak Terduga appChapter 42 Tidur dengan Dua Pria appChapter 43 Sayang atau Jahil? appChapter 44 Apa Ini Perselingkuhan? appChapter 45 Bayaran Atas Rasa Sakit appChapter 46 Pilih James atau Javier? appChapter 47 Mulai Terbuka appChapter 48 Sebuah Rahasia Kelam appChapter 49 Mirip Aktor Mexico appChapter 50 Ingin Mengakhiri Semuanya appChapter 51 Kelicikan James appChapter 52 Hal Tak Biasa appChapter 53 Membuka Hati appChapter 54 Tetangga Baru appChapter 55 Tali Kekang James appChapter 56 Pelukan Hangat Keenan appChapter 57 Menghalalkan Segala Cara appChapter 58 Undangan Makan Malam appChapter 59 Hanya Sebatas Kewajiban appChapter 60 Berawal dari Kebohongan appChapter 61 Bermain Api appChapter 62 Semua Harus Menurut Keenan appChapter 63 Mimpi Buruk appChapter 64 Kita Berselingkuh appChapter 65 Akuilah Perasaanmu appChapter 66 Keenan Mulai Curiga appChapter 67 Ketahuan appChapter 68 Sikap Mencurigakan Emily appChapter 69 Seperti Ayah dan Anak appChapter 70 Mencari Tahu Rahasia Emily appChapter 71 Rasa Kesepian James appChapter 72 Fakta Mengejutkan appChapter 73 Kemarahan Keenan appChapter 74 Jauhi James! Kau Istriku! appChapter 75 Jadi Pebinor? appChapter 76 Keenan yang Licik appChapter 77 Terpergok appChapter 78 Jangan Cemburu appChapter 79 Bagaimana Kalau Ini Bukan Anakmu? appChapter 80 Cinta atau Rasa Bersalah appChapter 81 Bawaan Bayi appChapter 82 Keenan Selingkuh? appChapter 83 Rencana Perjodohan James appChapter 84 Jangan Salah Mengartikan Perkataanku appChapter 85 Aku Ingin Menikah Lagi appChapter 86 Terbakar Amarah appChapter 87 Hati yang Retak appChapter 88 Jangan Sampai Menyesal appChapter 89 Mengakhiri Hubungan appChapter 90 Seperti Bunga Edelweis appChapter 91 Dialah Penjahat appChapter 92 Memilihku Saja Sudah Cukup appChapter 93 Rahasia Masa Lalu Keenan appChapter 94 Dia yang Menghancurkanmu appChapter 95 Kekecewaan Emily appChapter 96 Keenan juga Korban appChapter 97 Javier Menghilang appChapter 98 Hukum Karma appChapter 99 Insiden Menyakitkan appChapter 100 Andai Waktu Dapat Diputar Kembali appChapter 101 Peran yang Terganti appChapter 102 Berikan Keenan Kesempatan appChapter 103 Cinta Tak Harus Memiliki appChapter 104 Mengkhawatirkan Keenan appChapter 105 Takut Kehilangan appChapter 106 Kecemburuan Emily appChapter 107 Perkara Camilan appChapter 108 Apa Pun Demi Anak Kita appChapter 109 Cinta Terakhir appChapter 110 Kelahiran Malaikat Kecil (End) appChapter 111 Kejutan Untuk Keenan (Extra Part) app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
UNION READ LIMITED
Room 1607, Tower 3, Phase 1 Enterprise Square 9 Sheung Yuet Road Kowloon Bay Hong Kong
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta