Bab 5 Istriku Resti Sowan
Alasannya sangat sederhana karena Resti adalah CEO perusahaan ini dan dewi di seluruh Kota Guany.
Seorang pria kampungan tiba-tiba muncul dan mengatakan dia istrinya, siapa yang percaya?
Satpam mencibir, "Lupakan saja, orang sepertimu bahkan ingin Bu Resti menjadi istrimu? Benar-benar tidak masuk akal, tidak tahu diri!"
"Kamu bilang Resti istrimu, apakah kamu punya bukti?" Gracia juga kaget dan heran.
"Oh, aku punya foto istriku." Dino mengeluarkan fotonya.
Wanita dingin cantik di foto memang benar Bu Resti.
"Dasar bocah, kamu bahkan mencuri foto CEO kami."
Satpam pernah melihat Resti dari jauh, jadi tahu penampilannya dan dia yakin kalau Dino mencuri foto ini.
Gracia benar-benar kaget saat melihat fotonya.
Dia bisa melihat kalau ini foto pribadi Resti yang tidak mungkin diberikan pada orang lain. Dino pasti punya sedikit hubungan karena bisa mengeluarkan foto Resti.
Selain itu, dia tahu meskipun ada yang bohong juga tidak memakai cara yang begitu mudah terungkap ini.
Gracia orang berpendidikan, demi keamanan, dia menanyakan nama Dino, lalu berjalan ke sudut ruangan untuk menelepon.
Satpam masih terus mengejek Dino, "Aku tidak tahu dari mana kamu mendapatkan foto CEO kami, tapi aku ingin memberitahumu kalau ada banyak orang berpikiran tidak realistis di dunia. CEO kami punya identitas tinggi, mana mungkin menyukaimu? Wakil CEO Gracia meneleponnya sekarang, kebohonganmu akan segera terungkap. Jika tidak ingin terlalu malu, aku sarankan kamu segera pergi."
Dino berdiri diam.
Gracia segera datang dan terlihat kaget.
"Bagaimana?" tanya Dino sambil mengernyit dan meletakkan tangan di belakang punggung.
Satpam menyindirnya, "Masih bisa apa lagi, pasti kebohonganmu sudah terungkap."
Gracia memperhatikan Dino dari atas ke bawah dan semakin tidak percaya, lalu berkata, "Bu Resti mengundangmu ke atas, ikut denganku."
"Hehe, apa kataku, pasti kebohonganmu …" Satpam baru sadar setelah berkata setengah, lalu berseru kaget. "Apa? Bu Resti mengundangnya ke atas? Mungkinkah …."
Dino ke depan dengan santai dan berkata saat melewati satpam, "Ingat, diri sendiri yang akan rugi karena meremehkan orang."
Ekspresi satpam langsung menjadi buruk dan keringat dingin terus bercucuran.
Hanya ada satu pikiran di benaknya: Gawat, aku telah menyinggung suami Bu Resti, aku pasti akan dipecat.
Gracia sangat kaget dan tidak menduga kalau Resti yang selama ini sombong dan dingin sudah memiliki calon suami.
Hal yang lebih mengagetkan adalah wanita sombong seperti Resti seharusnya punya calon suami orang terkenal juga, tapi tidak diduga pria kampungan seperti ini!
Perbedaan kontras seperti ini benar-benar mengagetkan.
Saat memikirkan ini, Gracia terus melihat Dino dengan penasaran, dia ingin mencari keistimewaan dari tubuh Dino.
Tapi dia kecewa, tidak peduli bagaimana melihatnya, selain wajahnya yang tampan, penampilannya sangat norak.
Sulit dipercaya kalau orang seperti ini bahkan bisa menjadi calon suami Resti.
Gracia merasa sedih untuk Resti dan merasa dia benar-benar buta.
"Hush."
Gracia mendengus dingin, membuat Dino merasa bingung.
Dino dan Gracia segera tiba di kantor CEO.
Seorang wanita yang bahkan lebih cantik daripada di foto duduk di belakang meja.
Dia memakai setelan putih, wajahnya cantik, putih dan auranya luar biasa.
Dino sangat puas saat melihat Resti.
Orang aslinya ratusan kali lipat cantiknya daripada di foto, dia adalah wanita paling cantik yang pernah dilihatnya.
Sepertinya selera kakek tua lumayan bagus, dia mencarikan istri yang sangat cantik untuknya.
"Bu Resti, aku sudah membawa orangnya ke sini, aku pergi dulu," ujar Gracia.
"Baik, terima kasih."
Senyuman menawan terlihat di wajah Resti.
Setelah Gracia pergi, senyuman Resti hilang, mata indahnya melihat Dino dalam "Legenda" dan kekecewaan tidak bisa disembunyikan di dalamnya.
Meskipun dia menolak perjodohan ini, tapi bagaimanapun juga Dino adalah calon suaminya, jadi merasa penasaran dengan Dino.
Namun sekarang, dia kecewa setelah melihatnya.
Harus diketahui kalau orang yang mengejarnya tidak terhitung jumlahnya dan semuanya adalah anak orang kaya.
Meski begitu, Resti sama sekali tidak melihat mereka, jangankan Dino kampungan yang ada di depan.
Dino ke depan dan tersenyum, "Istriku, akhirnya kita bertemu."
Resti mengerutkan alisnya, "Jangan panggil aku istri, aku tidak bilang akan menikah denganmu."
Dino berkata, "Kita berdua sudah dijodohkan, jika tidak menikah denganku, memangnya bisa menikah dengan siapa lagi?"
Resti tidak berdaya, jika bukan karena sudah dijodohkan, mungkin Dino tidak bisa masuk ke kantornya.
Dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri dan berkata, "Kakekku yang menetapkan perjodohan ini tanpa persetujuanku dan aku tidak mengakuinya. Selain itu, aku juga tidak menikah dengan pria yang tidak punya apa-apa, tapi …."
"Tapi apa?"
Dino mengerutkan alis dengan kesal.
Resti hendak meneruskan kalimatnya, tiba-tiba suara terdengar di luar.
Kemudian, pintu kantor terbuka, seorang pria ganteng berjas masuk dengan buket bunga mawar besar di tangannya.