Bab 8 Bertemu Wanita Cantik Lagi
Setelah keluar dari gedung Kejora Group, Dino mulai memikirkan apa yang harus dilakukan kelak.
Rencana awalnya adalah turun gunung untuk menikahi Resti, lalu mencari cara untuk menerobos kultivasi, tapi rencananya berantakan sekarang.
Saat turun gunung, guru hanya memberinya sejuta dan sisa kurang dari 400 ribu sekarang, untuk hidup saja susah. Jika dipikirkan lagi, lumayan bagus juga kalau membiarkan Resti memeliharanya.
Benar saja, berpura-pura keren akan menyulitkan diri sendiri.
Dino tersenyum kecut, lalu mengangkat kepala dan membusungkan dada sambil berkata, "Konyol, sejak dari kecil, aku mencukupi kebutuhan hidupku sendiri, mana bisa dinafkahi seorang gadis? Benar-benar konyol!"
Perjalanan ribuan mil dimulai dari satu langkah. Oh, salah, perut kenyang baru bisa melakukan hal besar.
Dino mencari toko pinggir jalan dan berencana mengisi perutnya dulu.
Tokonya tidak besar, tapi dekorasinya antik, sangat elegan dan sangat nyaman duduk di dalam.
Dino hendak memesan makanan, tiba-tiba terdengar seruan kaget, "Ya Tuhan, aku pikir salah lihat, ternyata benar kamu."
Dino mengangkat kepala dan menemukan seorang gadis berdiri di depan, rambutnya dikuncir, polos dan cantik, juga terlihat akrab.
Saat ini, gadis ini melihatnya dengan tatapan senang dan penuh semangat.
Dino tiba-tiba ingat dan tersenyum, "Ternyata kamu."
Itu adalah gadis yang diselamatkan Dino sebelumnya.
Tidak diduga bisa bertemu di sini lagi.
Lisani berkata penuh semangat, "Aku masih belum berterima kasih karena kamu telah menyelamatkanku."
"Ah, masalah sepele, hanya bajingan kecil. Oh ya, kenapa kamu ada di sini?" Dino melambaikan tangannya dengan sombong.
Kekaguman di mata Lisani semakin dalam, kemudian memperkenalkan diri.
Dino baru tahu kalau ini toko bibi Lisani dan dia membantunya.
Bibi Lisani datang setelah mendengar suara dan berterima kasih pada Dino setelah mendengar ceritanya.
Pada akhirnya, atas desakan kedua wanita itu, Dino "Terpaksa" menyetujui traktiran mereka.
"Kakak Dino, apakah kamu hidup di gunung sejak dari kecil, kasihan sekali."
"Ya, biasa saja, sebenarnya hidup di gunung cukup menarik."
"Kakak Dino, kamu sendirian sekarang, apakah sudah memutuskan untuk bekerja di mana?"
"Masih belum."
"Bagaimana …" Lisani melihat pakaian usang Dino dan tidak ada kenalan di kota, jadi memberanikan diri dan berkata dengan hati-hati. "Bagaimana kalau Kakak Dino bekerja di tempat bibiku, anggap menyesuaikan diri dulu, bagaimana?"
Bekerja di restoran?
Dino berpikir sejenak, dirinya tidak ada apa-apa dan perlu mencari uang, sedangkan Lisani terlihat cukup baik, mereka dianggap lumayan berjodoh.
Setelah berpikir sejenak, Dino mengangguk dan tersenyum, "Baik."
"Hore! Bagus sekali!" Lisani senang dan langsung melompat dari kursi sampai menarik perhatian banyak tamu.
Setelah menemukan dirinya lepas kendali, Lisani menjulurkan lidahnya dengan imut.
Nessy Watsun, bibi Lisani melihatnya dengan heran, lalu tersenyum, "Dino, aku sangat senang karena kamu mau bekerja di restoran kami, tapi bajumu tidak bagus. Cepat makan, setelah itu aku bawa kamu belanja di mal."
"Hore, bagus sekali, bisa pergi belanja," kata Lisani dengan senang, dia diam-diam melirik Dino dengan malu.
Setelah makan siang, toko ditutup, Dino duduk di BMW X6 milik Nessy dan Lisani yang duduk di sampingnya tidak berhenti berkicau.
Mobil bagus ditemani wanita cantik.
Bahkan Dino juga merasa pemandangannya sangat menakjubkan.
Mereka bertiga tiba di mal, Lisani polos dan imut sehingga sangat menarik perhatian, sedangkan Dino yang memakai baju jelek sangat tidak cocok dengannya, tapi mereka berjalan bersama, jadi mengundang banyak tatapan heran.
Tapi, Dino sama sekali tidak peduli, malah merasa bangga.
Kulit muka Lisani dan Nessy tidak setebal Dino, jadi berjalan cepat, lalu merapikan rambut Dino dan memilihkan beberapa baju.
Harus diakui kalau selera kedua wanita sangat bagus. Setelah berganti baju kasual, citra dan temperamen Dino langsung meningkat banyak. Perubahan kontras ini membuat Nessy merasa puas, apalagi Lisani.
Mereka bertiga awalnya berencana pulang, tapi dua pria kekar datang ke arah mereka saat berada di pintu mal. Salah satu di antara mereka bertato naga hijau di lengan, satunya lagi botak dan tampak garang, terlihat jelas kalau mereka adalah preman.
Kedua orang itu kaget saat melihat Lisani dan nafsu yang tidak bisa disembunyikan.
Pria bertato segera berkata sambil tersenyum, "Nona, kalian berjalan begitu cepat dan menabrak kami, kalian ingin pergi tanpa bayar ganti rugi?"