Bab 4 Perjodohan

"Raka tidak mau menikah dengan wanita lain mah!" ucap Raka dengan tegas pada sang mama "Raka Alisia adalah gadis yang baik, dia cantik, berpendidikan dan juga persahabatan yang bagus sangat cocok untuk kamu." Ujar nyonya Karin kepada putra pertamanya tersebut. Kepulangan Raka kali ini ternyata malah membawa malapetaka baginya, ia tidak menyangka bahwa sang Mama menjodohkan dia dengan wanita lain yang sama sekali Dia tidak mencintai. Bahkan, dia tidak mengenal wanita itu dengan baik. Dari dulu, sang mama memang selalu hidup dalam kemewahan bahkan tidak pernah merasakan rasanya hidup susah. meskipun Raka tinggal dengan kedua nenek kakeknya Dia merasakan bahagia hidup sederhana di sebuah kampung karena dia merasakan arti sebuah keluarga yang sebenarnya. Semenjak kepergian sang papa untuk selamanya Raka merasa hidupnya telah hancur karena dia memiliki Mama yang sangat egois dengan mengambil keputusan sendiri dan selalu saja mengekang Raka apapun yang dia inginkan termasuk perihal jodoh. Terkadang, memang bukan tidak ingin menerima perjodohan yang dilakukan oleh mamanya terhadap beberapa perempuan yang dianggapnya akan menjadi pasangan terbaik untuk Raka namun, saat memilih jodoh mamanya yang mementingkan soal duniawi Karena wanita itu harus cantik dan setara status sosialnya dengan sang mama, sedangkan wanita yang begitu sangat dicintai oleh Raka adalah wanita yang sangat sederhana namun, dia membuat Raka merasa bahagia jika di pernikahan. "Sudah lah kak terima saja lagian aku bahagia punya kakak ipar cantik, pintar dan berpendidikan." sahut Nasya adik tiri Raka yang kini sudah menginjak remaja. "Jangan ikut campur! Kamu masih kecil!" sentak Raka pada menyanyikan Adik didepan mamanya. "Stop!!! Jangan kasar sama Nasya dia adikmu, benar ko apa katanya coba sekali saja kamu dengarkan mama Raka semua ini demi kebahagiaan kamu." pinta nyonya Karin pada anak-anak tersebut. Raka memang anak yang keras kepala dan juga sulit menuruti keinginan dari sang Mama, dia sendiri merasa bahwa setelah kepergian ayahnya tidak ada lagi orang yang bisa dia percaya di rumah ini. Bahkan adiknya sendiri meskipun mereka tidak ada hubungan darah namun, Raka merasa bahwa perhatian sang Mama kini lebih terfokus pada keluarga barunya dan selalu menekan pada anak pertamanya. “Tapi Raka sudah punya calon sendiri ma.” ucap Raka seketika menaruh rasa penasaran sang mam dengan ucapan anak tersebut. "Oke seminggu lagi kamu harus kenalkan mama sama dia." jawab sang mama menantang raka. Raka terpaksa mengatakan hal itu kepada mamanya karena dia tidak mau terus dipaksa dijodohkan dengan wanita yang sama sekali tidak dia suka. lagipula dia akan terus memperjuangkan Alina sebagai Cinta Pertama Dan terakhir dalam hidupnya meskipun dia sendiri tidak tahu, apakah Alina memiliki perasaan yang sama atau tidak. Untunglah mamanya memberikan waktu satu minggu. agar Raka bisa bertemu sang Mama calon dengan istrinya dan dia berharap Alina mau melakukan itu karena kalau tidak Raka pasti akan dijodohkan oleh orang lain dan hal itu malah akan membuat Raka sulit bertemu kembali dengan Alina. *** Di rumahnya, Alina terus memandangi wajah Raka yang begitu sangat lucu, dia tidak pernah sedikitpun mengurangi ketampanannya, dan Alina merasa menjadi wanita yang paling beruntung karena dia adalah satu-satunya orang yang paling dekat dengan Raka. padahal sejak kecil banyak sekali wanita yang ingin mendekati Raka namun, Raka sendiri adalah sosok pria yang sangat cuek dan tidak peduli dengan perasaan wanita namun bersama alina dia mengerti tentang arti sebuah persahabatan. Tiba-tiba fokus Alina terbagi menjadi suara bertabrakan di luar rumah yang membuat pendengarannya terganggu, dia langsung segera keluar kamar dan menghampiri sang ibu. Alina terkejut ketika melihat ibunya tergeletak di hadapan seorang pria dan dia adalah mas Salim. “Ibuuu ayo bangun ada apa ini?” tanya Ali penuh kebingungan. "kamu mau apa kesini? bukan aku sudah bilang aku menolak lamaranmu dan tidak mau menikah" ucap Alina menatap tajam pria bertubuh kekar itu. “Alina Dzakiya kamu memang sangat cantik hingga aku terus menerus memikirkan kamu.” ujar pria itu sambil mencoba mendekati Alina, sementara sang ibu masih terus menangis. "Jangan mendekat! Dasar pria tidak tahu malu pergi sana dari rumahku!" Tegas Alina menepis tangannya yang hampir saja menyentuh wajah Alina. “Hahahaha sabar dong sayang jangan marah-marah, aku kesini hanya ingin menagih hutang sama ibumu senilai 20 juta.” pria itu menatap Alina dan ibunya. Sontak Alina sangat terkejut dengan ucapan pria yang memaksa untuk dijodohkan dengannya mungkin itulah alasan sang ibu, meminta alina untuk menikah dengan Mas Salim padahal bukan karena memang Mas salim adalah pria yang sangat baik, akan tetapi dia adalah pria yang sangat jahat dan juga lintah darat yang selalu memeras orang-orang yang kurang mampu. “Aku akan membayar hutang ibuku! Tapi beri aku waktu untuk melunasinya, aku janji.” pinta Alina pada Salim “Oke Alina sayang satu bulan cukup yah?” tanya Salim menatap dengan senyuman. "Hah? Satu bulan terlalu cepat."ucap kembali Alina terbelalak. "Itu adalah waktu kamu melunasi hutang satu bulan! Kalau kamu tidak sanggup terpaksa kamu harus menikah dengan aku!" jawab Salim dan langsung pergi meninggalkan Alina dan juga ibunya. Alina mencoba menenangkan sang ibu dalam dekapannya. untuk pertama kalinya alina berada dalam situasi yang sulit bagaimana dia bisa mendapatkan uang senilai 20 juta dalam waktu 1 bulan sedangkan gajinya di toko gamis pun itu tidak akan cukup menutup semuanya karena untuk keperluan sehari-hari saja dia masih merasa kurang. “Alina maafkan ibu” ucap sang ibu mencium tangan Alina sambil menangis. “Sudah yah Bu, ibu jangan khawatir aku janji akan melunasinya, ibu doakan aku yah biar bisa menemukan solusinya.” jawab Alina membuat ibu tenang. Ini bukanlah hal mudah yang harus Alina hadapi karena di satu sisi dia tidak mungkin bisa menemukan pinjaman 20 juta dalam waktu 1 bulan dan jika memang dia tidak bisa melunasi hutangnya itu dia harus menerima perjodohan dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia cintai bahkan, kini laki-laki itu adalah orang yang paling dia benci karena selalu saja menekan ibunya dengan hutang-hutang yang sangat banyak. Alina tidak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada sang ibu tentang apa yang terjadi dalam hidupnya karena dia tahu semua ibu hanya ingin yang terbaik untuk anaknya. Lagi pula, selama belasan tahun ibunya mengurus alina seorang diri membiayai sekolah Alina meskipun memang hanya sampai tingkat SMA dan Alina langsung bekerja setelah lulus. Namun hal itu sudah membuat alina bahagia karena ibunya tidak menyerah dalam menjalani kehidupan tanpa sosok suami di dekatnya. Alina berusaha menguatkan dirinya dia pasti mampu melewati masa-masa sulit seperti ini demi senyum dari sang ibu.
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Bab 1 Cinta Pertama Bab 2 Sahabat Masa Kecil Bab 3 Perpisahan Sementara Bab 4 Perjodohan Bab 5 Menatap Luka Bab 6 Rasa yang Terpendam Bab 7 Getaran Cinta Bab 8 Sebuah Paksaan Bab 9 Menolak Cinta appBab 10 Pertemuan Keluarga appBab 11 Kecemasan Alina appBab 12 Direstui appBab 13 Melamar Alina appBab 14 Luka yang tak terlihat appBab 15 Pernikahan Impian appBab 16 Siapakah Alisia? appBab 17 Menjaga Hati appBab 18 Kehidupan Baru Alina appBab 19 Kejutan Sang Ibu appBab 20 Ketulusan Cinta appBab 21 Keluarga Bahagia appBab 22 Mertua Terbaik appBab 23 Sahabat Baru appBab 24 Do'a Seorang Istri appBab 25 Rumah Baru appBab 26 Rindu Seorang Ayah appBab 27 Kehamilan Alina appBab 28 Luka Alisia appBab 29 Pernikahan Paksa appBab 30 Bahagia Diatas Luka appBab 31 Hadiah Terindah appBab 32 Sebuah Firasat appBab 33 Kebencian Yang Besar appBab 34 Musuh Dalam selimut appBab 35 Rencana Baru Alisia appBab 36 Tatapan Berbeda appBab 37 Rasa Cemburu appBab 38 Jatuh Cinta appBab 39 Hubungan Jarak Jauh appBab 40 Naluri Seorang Ibu appBab 41 Godaan Alisia appBab 42 Rahasia Yang Terbongkar appBab 43 Kecurigaan Alina appBab 44 Ujian Pernikahan appBab 45 Bukan Lagi Rumah appBab 46 Tempat Ternyaman appBab 47 Awal Sebuah Kehancuran appBab 48 Kemenangan Alisia appBab 49 Memilih Pergi appBab 50 Kehilangan Alina appBab 51 Usaha Mencari Alina appBab 52 Usaha Yang Sia-sia appBab 53 Rencana Bu Asih appBab 54 Hilangnya Harapan Raka appBab 55 Usaha Menyembuhkan Luka appBab 56 Kebodohan Raka Kembali appBab 57 Ancaman Alisia appBab 58 Kejutan Untuk Pak Adam appBab 59 Rasa Penasaran Devan appBab 60 Kedatangan Nasya appBab 61 Hidup Dalam Tekanan appBab 62 Perjuangan Menjadi Ibu appBab 63 Fakta keluarga Alisia appBab 64 Masa lalu Pak Adam appBab 65 Hidup Dalam Kebohongan appBab 66 Pertemuan Devan Dan Nasya appBab 67 Mengagumi Dalam Diam appBab 68 Yang Hilang Kini Kembali appBab 69 Tercapainya Keinginan Alisia appBab 70 Pertemuan Haru Dengan Bu Asih appBab 71 Mencoba Ikhlas appBab 72 Semangat Untuk Alina appBab 73 Dukungan Keluarga appBab 74 Masalah Baru Untuk Raka appBab 75 Keajaiban Do'a appBab 76 Kemarahan Pak Adam pada Raka appBab 77 Berita Bahagia appBab 78 Kesembuhan Alina appBab 79 Keikhlasan Seorang Istri appBab 80 Hadiah Dari Pak Adam appBab 81 Kenyataan pahit Untuk Alina appBab 82 Cinta Yang Tak Berpihak appBab 83 Rumah Baru Harapan Baru appBab 84 Ketakutan Alina appBab 85 Menjelang Kelahiran Anak Alina appBab 86 Lahir Tanpa Ayah appBab 87 Aisyah Dzakiya appBab 88 Tak Lagi Percaya Cinta appBab 89 Keputusan Berpisah appBab 90 Penyesalan Raka Pada Alina appBab 91 Pertemuan Kembali Raka Dan Alina appBab 92 Kehancuran Raka appBab 93 Kecurigaan Alisia appBab 94 pembalasan Dendam Alisia appBab 95 Kejutan Untuk Alina appBab 96 Kepergian Pak Adam appBab 97 Karma Untuk Alisia app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
FINLINKER TECHNOLOGY LIMITED
69 ABERDEEN AVENUE CAMBRIDGE ENGLAND CB2 8DL
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta