Bab 5 Menatap Luka

Setelah membawa sang ibu masuk ke dalam kamarnya juga beristirahat, Alina pun kembali masuk ke dalam kamarnya. dia menangis dengan sangat kencangnya, Alina mencoba membungkam mulutnya agar tidak ada siapapun tahu bahwa dia sedang menangis. Alina merasa kecewa dengan semua yang telah terjadi dalam hidupnya. sejak kecil, Alina merasa tidak pernah ada kebahagiaan yang hadir dia hanya ingin hidup tenang bersama sang ibu namun hal itu tidak akan pernah terjadi karena mau bagaimanapun akan ada orang-orang yang selalu saja membuat hidupnya hancur. Tok...tok...tok... Suara ketukan pintu dari luar rumah, Alina segera menyeka sudut matanya dan mencoba untuk menarik nafas panjang agar tidak ada orang yang tahu dia habis menangis, dia pun perlahan menuju arah depan rumah dan membuka pintu ternyata itu adalah Raka. Raka sudah kembali dari Jakarta dia tersenyum kepada Alina, namun Raka seperti merasa apa yang sedang dirasakan oleh sahabatnya Alina. Raka pun mencoba untuk berbicara berdua dengan Alina. "Kamu habis nangis?" Tanya Raka menatap Alina. "Enggak lah aku kan wanita kuat mana pernah nangis." jawab Alina sembari senyum sumringah pada Raka. "Aku kenal Kamu itu dari kecil Alina jadi aku tahu kalau memang sahabatku ini sedang sedih, coba kamu perlahan ceritakan apa masalah yang terjadi sama kamu selama aku tidak ada? "Tanya Raka menatap alina. Akan tetapi, Alina tidak bisa menceritakan hal yang terjadi pada dirinya dia tidak mau membebani pikiran sahabatnya, terlebih ini adalah masalah pribadi yang harus Alina hadapi sendiri Raka tidak boleh tahu jika memang Alina dan ibunya memiliki hutang yang sangat besar kepada seorang rentenir desa bahkan, jika memang Alina tidak bisa melunasi hutang tersebut Dia terpaksa harus menikah dengan laki-laki itu. Namun Alina memang tidak punya pilihan lain jika hal buruk itu terjadi dia harus menerima takdirnya meskipun memang hal itu terasa berat tidak mudah untuk Alina bisa mencintai siapapun selain ibu dan dirinya sendiri. "Enggak tenang saja semuanya aman" jawab Alina dengan senyuman. "Bagaimana pertemuanmu dengan keluarga dijakarta?" Tanya Alina penasaran. Raka hanya mengusap kepalanya dia tidak tahu apa yang harus dia jelaskan kepada Alina apa mungkin tentang perjodohan yang akan mamanya lakukan semua akan terjadi. namun raka sudah meminta waktu satu minggu untuk membawa calon istrinya ke rumah tetapi Raka ragu jika memang Alina tidak mau menolongnya apa mungkin Raka harus menerima perjodohan yang ada di depan matanya itu. "Aku hanya bertemu dengan mama dan juga adikku ya gitu deh tidak ada yang spesial" jawab Raka mencoba mengalihkan. "Aku pikir kamu di sana sudah dijodohkan dengan wanita pilihan dari kedua orang tuamu makanya aku yakin kamu tidak akan balik lagi ke sini dan mungkin akan melupakan aku sebagai sahabat kecil kamu. "papar Alina sembari tersenyum pada Raka. Raka langsung terkejut dengan apa yang dikatakan oleh sahabat kecil itu, dia tidak menyangka apa yang Alina ucapkan itu semua memang benar Raka sedang dijodohkan oleh wanita bernama Alisia pilihan dari sang mama. namun Raka menolaknya, dia bilang bahwa dia memiliki seorang calon istri akan tetapi Raka masih takut jika harus menjelaskan kepada Alina terlebih melihat suasana hati ahlinya sepertinya sedang ada masalah namun Alina menyembunyikan hal itu dari Raka. "Kalau dugaanmu itu benar aku dijodohkan oleh wanita pilihan dari kedua orang tuaku apa yang akan kamu lakukan Alina? "Tanya Raka mencoba untuk mencari jawaban atas perasaan yang selama ini dia sembunyikan dari Alina. "Ya itu bagus dong, artinya kedua orang tua kamu itu sayang banget sama anak laki-laki satu-satunya mereka, soalnya aku tahu pasti Mama kamu sangat menyayangi kamu." jawab Alina membuat Raka terdiam , apakah mungkin Alina memang tidak memiliki perasaan apapun terhadap Raka makanya seolah dia tidak peduli apapun yang akan dilakukan kedua orang tua Raka terhadapnya. "Memang kamu rela jika aku bersama wanita lain karena selama belasan tahun aku kan selalu sama kamu terus Alina dan kita tidak pernah pisah sedetikpun "ucap Raka kembali mempertanyakan kepada Alina tentang isi hatinya yang sebenarnya. "Sulit sih, tapi mau bagaimana kita sudah beranjak dewas dan mungkin ini memang sudah saatnya kita memilih kebahagiaan kita masing-masing dan aku percaya pria baik seperti kamu pasti akan menemukan wanita yang juga baik. "jawab Alina kembali membuat raut wajah Raka sedih. Dia sama sekali tidak menemukan jawaban apapun atas perasaannya selama ini terhadap Alina. Dan nyatanya, Alina memang tidak memiliki perasaan apapun terhadap Raka dan bagaimana jika memang Raka harus menikah dengan jodoh yang sudah dipilihkan oleh sang mamah, apa mungkin Raka akan siap jika dia bahagia tanpa cinta dengan wanita yang sama sekali baru saja dia kenal sedangkan dia pun harus mencoba merelakan Alina bersama pria lain karena tidak mungkin Raka fokus terus dengan Alina di sini. "Sudah kamu jangan sedih seperti itu lagi pula aku yakin tidak ada yang mau sama kamu Raka selain aku "celoteh Alina seketika membuat Raka heran. "Maksud kamu apa alina? "Tanya Raka penasaran. "Aku tahu kamu adalah pria yang paling sempurna yang pernah aku kenal selain tampan Kamu juga baik dan kamu pun mapan serta berpendidikan tinggi siapapun pasti akan ngantri untuk bisa menjadi istri kamu tapi satu sifat kamu yang tidak berubah dari kecil sampai sekarang yaitu cuek dan jutek serta Kamu tidak akan bisa romantis dengan wanita manapun aku sendiri merasakan hal itu Raka "papar Alina sambil tersenyum menatap sahabatnya tersebut. Raka sadar, salah satu kelemahan dalam dirinya adalah dia tidak bisa romantis seperti pria kebanyakan karena selama ini Raka sendiri selalu menutup diri bahkan temannya mungkin hanya Alina saja sehingga rasanya sangat canggung jika harus bersikap romantis di depan Alina mungkin hal itu yang membuat alinea sama sekali tidak pernah memandang Raka sebagai salah satu kriteria calon suami idamannya. "Aku romantislah tapi sama istri aku nanti." jawab Raka penuh percaya diri. "Iya deh iya kayanya kamu kebelet pengen nikah nih hahaha." sahut Alina tertawa puas melihat Raka yang terus memandangnya. Akhirnya Raka bisa melihat senyum manis dari wajah wanita yang sangat dia cintai selama ini . karena sejak tadi Raka datang Alina tahu saja menekuk wajahnya seolah memiliki sebuah masalah yang tidak bisa dia bagi terhadap Raka namun Raka tetap bahagia air yang Alina bisa tersenyum dan tertawa di depannya itu artinya Raka adalah orang yang tepat untuk bisa membuat alina bahagia.
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Bab 1 Cinta Pertama Bab 2 Sahabat Masa Kecil Bab 3 Perpisahan Sementara Bab 4 Perjodohan Bab 5 Menatap Luka Bab 6 Rasa yang Terpendam Bab 7 Getaran Cinta Bab 8 Sebuah Paksaan Bab 9 Menolak Cinta appBab 10 Pertemuan Keluarga appBab 11 Kecemasan Alina appBab 12 Direstui appBab 13 Melamar Alina appBab 14 Luka yang tak terlihat appBab 15 Pernikahan Impian appBab 16 Siapakah Alisia? appBab 17 Menjaga Hati appBab 18 Kehidupan Baru Alina appBab 19 Kejutan Sang Ibu appBab 20 Ketulusan Cinta appBab 21 Keluarga Bahagia appBab 22 Mertua Terbaik appBab 23 Sahabat Baru appBab 24 Do'a Seorang Istri appBab 25 Rumah Baru appBab 26 Rindu Seorang Ayah appBab 27 Kehamilan Alina appBab 28 Luka Alisia appBab 29 Pernikahan Paksa appBab 30 Bahagia Diatas Luka appBab 31 Hadiah Terindah appBab 32 Sebuah Firasat appBab 33 Kebencian Yang Besar appBab 34 Musuh Dalam selimut appBab 35 Rencana Baru Alisia appBab 36 Tatapan Berbeda appBab 37 Rasa Cemburu appBab 38 Jatuh Cinta appBab 39 Hubungan Jarak Jauh appBab 40 Naluri Seorang Ibu appBab 41 Godaan Alisia appBab 42 Rahasia Yang Terbongkar appBab 43 Kecurigaan Alina appBab 44 Ujian Pernikahan appBab 45 Bukan Lagi Rumah appBab 46 Tempat Ternyaman appBab 47 Awal Sebuah Kehancuran appBab 48 Kemenangan Alisia appBab 49 Memilih Pergi appBab 50 Kehilangan Alina appBab 51 Usaha Mencari Alina appBab 52 Usaha Yang Sia-sia appBab 53 Rencana Bu Asih appBab 54 Hilangnya Harapan Raka appBab 55 Usaha Menyembuhkan Luka appBab 56 Kebodohan Raka Kembali appBab 57 Ancaman Alisia appBab 58 Kejutan Untuk Pak Adam appBab 59 Rasa Penasaran Devan appBab 60 Kedatangan Nasya appBab 61 Hidup Dalam Tekanan appBab 62 Perjuangan Menjadi Ibu appBab 63 Fakta keluarga Alisia appBab 64 Masa lalu Pak Adam appBab 65 Hidup Dalam Kebohongan appBab 66 Pertemuan Devan Dan Nasya appBab 67 Mengagumi Dalam Diam appBab 68 Yang Hilang Kini Kembali appBab 69 Tercapainya Keinginan Alisia appBab 70 Pertemuan Haru Dengan Bu Asih appBab 71 Mencoba Ikhlas appBab 72 Semangat Untuk Alina appBab 73 Dukungan Keluarga appBab 74 Masalah Baru Untuk Raka appBab 75 Keajaiban Do'a appBab 76 Kemarahan Pak Adam pada Raka appBab 77 Berita Bahagia appBab 78 Kesembuhan Alina appBab 79 Keikhlasan Seorang Istri appBab 80 Hadiah Dari Pak Adam appBab 81 Kenyataan pahit Untuk Alina appBab 82 Cinta Yang Tak Berpihak appBab 83 Rumah Baru Harapan Baru appBab 84 Ketakutan Alina appBab 85 Menjelang Kelahiran Anak Alina appBab 86 Lahir Tanpa Ayah appBab 87 Aisyah Dzakiya appBab 88 Tak Lagi Percaya Cinta appBab 89 Keputusan Berpisah appBab 90 Penyesalan Raka Pada Alina appBab 91 Pertemuan Kembali Raka Dan Alina appBab 92 Kehancuran Raka appBab 93 Kecurigaan Alisia appBab 94 pembalasan Dendam Alisia appBab 95 Kejutan Untuk Alina appBab 96 Kepergian Pak Adam appBab 97 Karma Untuk Alisia app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
FINLINKER TECHNOLOGY LIMITED
69 ABERDEEN AVENUE CAMBRIDGE ENGLAND CB2 8DL
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta