Bab 4 Adegan yang sangat seru!
Berlagak, berlagak sekali!
Hartono menggertakkan giginya dan memungut ponsel itu, lalu segera menghubungi Samuel, dan berteriak minta tolong.
Selesai bertelepon, Hartono tersenyum sinis kepada James : “Tunggu mati saja kamu!”
Orang disekitar tidak berhenti menggelengkan kepala, mereka merasa kalau James kabur, adalah sesuatu yang normal, tapi dia malah berani menyuruh Hartono menelepon Samuel dan menyuruhnya kemari, bukankah ini namanya mencuri buah dari meja Raja, mencari jalan menuju kuburan sendiri?
Nara menggendong Wina dan berjalan ke samping Jamaes, matanya penuh kekhawatiran, dia berkata dengan suara kecil : “James, Samuel itu penguasa Provinsi Aceh, orangnya kejam dan sangat membela anak buahnya, sebaiknya kita pergi saja.”
James berkata dengan tenang : “Ini masalah yang bisa langsung selesai, untuk apa menunggu lain waktu? Tenanglah, saya akan mengurusnya.”
Kurang dari sepuluh menit, gerbang sekolah sudah dipenuhi keributan.
Seseorang melihat keluar dan berteriak kaget : “Wah, banyak sekali tentara diluar, ada puluhan truk militer juga, astaga, adegan ini seru sekali!”
Suara itu belum selesai, puluhan truk itu sudah menyerbu masuk ke dalam kompleks sekolah.
“Cepat!”
“Cepat!”
Mobil baru terhenti, puluhan tentara berseragam sudah langsung melompat keluar, seperti sedang berlatih.
Segera, seorang pria berjanggut juga turun dari mobil jip.
Dia adalah orang yang dimintai tolong oleh Hartono ----- Samuel.
“Barisan pertama, barisan kedua, blokir seluruh akses jalan di taman kanak-kanan ini.”
“Mulai sekarang, tanpa persetujuan dari saya, seekor burung pun tidak boleh masuk atau keluar sesuka hati dari sini.”
Suara Samuel menggelegar bak petir, dia langsung memberi perintah begitu turun dari mobil.
“Siap! Laksanakan!”
Barisan pertama dan kedua langsung menjalankan perintah, mereka membawa tentara untuk mengepung sekolah itu.
Segera, Samuel mengeluarkan sebuah pistol dan memerintahkan : “Kalian, ikut denganku masuk kedalam.”
“Saya sangat penasaran, siapa yang begitu tidak takut mati, berani memukuli anak buahku!”
Begitu selesai berbicara, satu per satu tentara bersenjatakan lengkap langsung mengikutinya.
Dalam sekejap, mereka langsung mengepung semua orang, seluruh sudut di taman kanak-kanak.
“Semuanya jangan bergerak!”
Melihat kemunculan Samuel membuat semua orang yang berada di sekolah itu kaget dan gemetaran, dan semakin merasa kasihan kepada James sekeluarga.
Hartono melihat Samuel, langsung penuh percaya diri dan berkata kepada James : “Kematianmu telah tiba.”
Dia pun langsung menyambut Samuel seperti seekor anjing pug yang bertemu majikannya.
“Kak Sam, akhirnya Kakak datang, tolong bantu adikmu ini Kak!”
Lesti juga menarik Liam, berkata sambil terisak : “Benar, Kak Sam, kami sekeluarga dianiaya oleh orang, tolong bantu kami balas dendam!”
Samuel melihat pengawal Hartono yang tergeletak di lantai, dan wajah Hartono yang penuh dengan darah segar, dia mengernyitkan keningnya : “Ada apa ini?”
Hartono menunjuk kearah James, dan berkata dengan kesal : “Semua karena dia, berlagak sekali, tidak hanya menganiaya anak dan istriku, dia juga menghajar bawahanku, dan memaksaku untuk berlutut.”
Samuel melihat kearah Hartono menunjuk, dan tatapannya bertemu dengan tatapan James.
Membuat bola mata Samuel tiba-tiba menyusut, dia tercengang dan raut wajahnya berubah.
Hartono berdiri dengan sombong disamping Samuel dan berkata : “Kak Sam, saya baru pertama kali dianiaya seperti ini oleh orang lain di Kota Sabang, Kak Sam harus membantu mendapatkan kembali keadilan.”
Samuel menatap James dari atas ke bawah, lalu kembali menatap Hartono : “Kamu mau saya berbuat apa?”
Hartono berdiri tegak dengan begitu sombongnya, dia menatap James sekeluarga dengan tatapan kemenangan.
Dan dihadapan semua orang, dia berkata dengan nada tinggi : “Di Kota Sabang, siapapun tahu saya Hartono, selalu menepati kata-katanya.
“Saya tadi sudah mengatakan, akan mematahkan kakinya, dan itu harus dilakukan. Tapi sekarang, bukan hanya satu, melainkan kedua kakinya.”
Lesti juga ikut membuka mulut : “Lalu wanita jalang itu, saya juga tidak akan mengampuninya, harus ditampari sampai giginya rontok semuanya.”
Samuel berkata : “Baik!”
Selesai berkata, dia menatap sekelompok tentara itu, dan menunjuk kearah Hartono dan istrinya dan memerintahkan : “Mereka berdua, yang pria, patahkan kedua tangannya, yang wanita, tampari sampai giginya rontok semua.”
Apa?!
Orang disekitaran semuanya mengira kalau James sekeluarga akan tertimpa bencana, tapi setelah mendengar perkataan Samuel, mereka semua tercengang.
Mereka semua tercengang dengan serempak, dan sangat kebingungan, apa yang sedang terjadi?
Bahkan Hartono dan istrinya, sampai membelalak tidak percaya.
Tentara Samuel tentu menuruti perintahnya.
Begitu perkataannya selesai, sekelompok tentara itu langsung bergegas menuju Hartono dan istrinya dengan sangar.
Hartono melakukan perlawanan sambil berkata dengan ketakutan : “Kak Sam, apa yang sedang terjadi?”
Wajah Lesti memucat : “Iya, Kak Sam, Kakak pasti salah kan, seharusnya kan mereka yang diberi pelajaran….”
“Tutup mulutmu!”
Samuel berteriak, lalu menunjuk sopan kearah James yang berada dibelakangnya, dan berkata dengan keras kepada Hartono dan istrinya : “Kalian tidak tahu dia siapa ya, dia adalah dewa bagiku, dia adalah kepercayaanku!”
“Kalau dia menyuruhku berlutut, saya tidak akan berdiri, dia kalau menyuruhku mati, saya tidak akan berani hidup.”
“Kalian itu bukan apa-apa,kalian tidak lebih dari anjingku, sekarang malah berani menghina dewaku?”
Mendengar itu, Hartono dan istrinya langsung bergidik, mereka menatap James penuh ketakutan.
Pria ini, ternyata orang yang dihormati oleh Kak Sam, mereka hari ini benar-benar menyalak pada orang yang salah.
Keduanya langsung pucat, dan baru hendak membuka mulut untuk memohon belas kasihan.
Tiba-tiba para tentara bawahan Kak Sam, sudah dihadapan mereka, dan menendang Hartono sampai tersungkur.
Crek crek, dua suara tulang patah terdengar, kedua tangan Hartono sudah patah.
“Ah-----"
Teriakan Hartono bergema diseluruh ruangan.
Lesti juga ditahan oleh dua pria, dan ditampari oleh pria satunya lagi, piak piak, suara tamparan yang keras terus terdengar.
Tamparan-tamparan itu membuat wajahnya dipenuhi darah segar, dan semua giginya rontok.
Bam, bam.
Hartono yang kedua tangannya dipatahkan, dan Lesti yang wajahnya berlumuran darah segar, dan tidak mempunyai satu gigipun yang tersisa.
Mereka seperti dua ekor anjing mati, dan dilempar kehadapan James.
Samuel juga bergegas berjalan kearah James, dan berlutut dengan satu kakinya sambil berkata : “Terimalah hormat dari bawahanmu, Samuel, ….”
Belum sempat menyelesaikan perkataannya, James sudah mengulurkan tangan untuk menghentikannya, dan berkata : “Kamu juga bukan bawahanku lagi, tidak perlu memanggilku Tuan Muda.”
James sama sekali tidak terkesan saat mendengar nama Samuel.
Tidak disangka, ternyata Samuel adalah salah satu prajurit pengawalnya dulu.
Tuan Muda?
Samuel kebingungan mendengar ucapan James, lalu akhirnya mengerti kalau James tidak ingin identitasnya terbongkar.
Dia langsung berkata : “Saya tidak pernah menyesal datang ke Pulau Sumatera, dan saya selamanya adalah bawahanmu, Tuan Muda!”
Dia dulunya adalah pengawal pribadi Jenderal James, dan setelah terluka, dia akhirnya ditempatkan di Provinsi Aceh.
Dibandingkan dengan prajurit biasa lainnya, dia sangat memuja Jenderal.
Jenderal adalah dewa baginya, dan juga kepercayaannya.
Dia tidak menyangka setelah meninggalkan Pasukan Pengawal, dia masih berkesempatan untuk bertemu dengan Jenderal, kegembiraan dalam hatinya sangat tidak terbendung.
Saat Hartono dan istrinya yang tersungkur sekarat dilantai melihat Kak Samuel berlutut dihadapan James, mereka sadar, kalau hari ini riwayat mereka sudah tamat.
Tatapan mata mereka tidak lagi sombong dan berlagak seperti tadi, bahkan kebencian pun tidak terlihat, hanya ada rasa putus asa, ketakutan dan penyesalan yang begitu dalam…..