Chapter 6 Sah

Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Pagi yang indah dengan kicauan suara burung di atap rumah orangtuaku menambah semarak kehangatan keluarga saat ini. Semua keluarga besar berkumpul untuk menghadiri ijab qobul pernikahanku dan Ervin. Akhirnya orangtuaku mengalah untuk tidak mengadakan pesta. Hanya akan ada acara makan-makan saja di rumah setelah pulang dari KUA. Rumor bahwa aku hamil duluan sempat menyeruak di bahasan keluarga karena aku tidak mau mengadakan pesta yang lazimnya dilakukan oleh keluarga. Apalagi ini aku anak perempuan pertama yang seharusnya orangtuaku melakukan syukuran besar besaran mengingat orangtuaku bukan orang sembarangan di dunia bisnis. Pukul 08.00 WIB keluarga Ervin telah tiba di rumah orangtuaku sambil membawa seserahan yang 2 minggu lalu kami beli bersama. Setelahnya kami berencana untuk berangkat bersama menuju ke KUA. "Ketiban durian runtuh lo Lun, dapet suami kaya Ervin." Aku melirik Hilda yang menatap Ervin seakan Ervin adalah es buah ketika siang hari di bulan puasa. "Iler lo di lap dulu itu. Inget buntut lo sudah 2," sambarku pedas kepada Hilda sambil mengelap mulut Hilda menggunakan tisu kering yang ada ditanganku. "Cie....Cemburu lo, gue muji Ervin?" "Nggak Hil, toh tanpa lo, gue mana bisa diposisi sekarang." Hilda tersenyum manis di depanku, "Gue cuma berdoa semoga rumah tangga Lo langgeng sampai maut memisahkan, Lun." "Gue nggak tau mesti aminin do'a lo atau nggak. Kan, lo tau sendiri gimana?" Hilda tertawa di sebelahku. "Bener juga Lo. Ya sudah, yuk buruan ke depan kita sudah pada mau berangkat ke KUA." *** Aku duduk semobil dengan Ervin di range Rover hitam milikku. Ervin melirikku yang tampak santai. Ervin sendiri sudah terihat gugup, ia takut jika dirinya tidak bisa mengucapkan ijab qobul dengan lancar. "Lun, kamu nggak takut gitu kita mau nikah?" Tanya Ervin sambil menatapKU yang sedang fokus memainkan game di handphone. "Nggak Vin, ngapain takut. Wong kita cuma mau nikah, bukan mau maju ke medan perang." Ervin melirikku lagi, kalo biasanya perempuan lebih senewen menghadapi hal hal penting dihidupnya, tapi aku tidak sama sekali. Bahkan aku masih bisa main game dan mengunyah permen karet saat ini. Ervin menghembuskan nafasnya dengan kasar hingga aku pun meliriknya. "Nggak usah stress, dibawa santai aja okay?" kataku sambil menepuk nepuk bahu berotot milik Ervin. Ketika sampai di KUA aku turun bersama Ervin. Kami masih menunggu antrian kapan giliran mereka untuk melangsungkan ijab qobul. Ketika sampai giliran kami, Ervin pun menjabat tangan Papaku untuk mengucapkan ijab qobul. Ketika kata "sah" terucap dari para hadirin, kini aku, Kaluna Maharani Atmaji Putri resmi menjadi Nyonya Ervin Aditya. Walau itu hanya untuk 1 tahun ke depan. *** Wow.... Siapa sangka 5 menit yang lalu statusku berubah dari seorang lajang menjadi seorang istri. Istri dari Ervin Aditya yang usainya 6 tahun lebih muda dariku dan merupakan suami bayaranku. Selama aku mengenal Ervin, banyak hal yang aku tau tentang dirinya, selain ia tipe laki-laki bertanggung jawab kepada keluarga, ia juga merupakan sosok calon suami yang penuh pengertian tanpa banyak menuntut apapun. Entah itu murni dirinya atau karena memang dia hanya menjalankan tugasnya sebagai suami bayaranku, sehingga ia tidak bisa memperlihatkan sifat aslinya padaku. Mau bagaimanapun hubunganku dengan Ervin, ini adalah sebuah hubungan yang dilandasi bisnis bukan cinta layaknya rumah tangga orang-orang pada umumnya. Selesai ijab qobul, aku mencium tangan Ervin dan Ervin menciumku dikening. Sungguh adegan yang romantis jika saja itu dilakukan oleh pasangan sungguhan bukan pasangan jadi jadian seperti kami. "Lun, mulai sekarang aku akan berusaha melakukan yang terbaik buat kamu." Apa coba maksud kata kata Ervin ketika kami dalam perjalanan pulang di mobil. Hal terbaik yang aku harapkan dari Ervin adalah semoga rencanaku 1 tahun ke depan lancar dan kami akan berpisah secara baik baik tanpa adanya konflik. Karena tidak mungkin aku membalas kata katanya, aku hanya memberikan senyuman manis kepadanya. Dan ya Tuhan, Ervin membalas senyumanku dengan senyumannya yang manis. Bisa diabetes aku kalo setiap hari mendapatkan senyuman itu darinya. Range Rover hitamku memasuki halaman Rumah orang tuaku yang begitu luas dan asri ini. Di sana aku melihat keluargaku yang tidak ikut ke KUA sudah berkumpul seluruhnya. Pastilah ada sepupuku yang laknat seperti Olivia, namun juga ada sepupuku yang masih waras seperti Nada yang kali ini hadir bersama kedua kembar siamnya, Deva dan Salma. Hanya Robert, sahabatnya yang tidak ikut hadir kali ini. Aku heran kepada mereka berempat yang kemana mana selalu bersama sejak masih SMP, bahkan Nada dan Deva sudah bersahabat sejak masih SD. Dengan Robert yang tidak hadir kali ini saja mereka sudah bersama sama sejak SMA kelas satu. "Mbak Luna selamat ya, akhirnya sudah sah sekarang," kata Nada yang memelukku erat ketika aku memasuki rumah. Disusul ucapan selamat dari para keluarga yang hadir di sana. Semua keluargaku dan keluarga Ervin berkumpul menikmati acara makan siang di halaman rumah orangtuaku yang super luas ini. Pukul 14:00 WIB acara tasyakuran ini selesai dan tamu undangan satu persatu meninggalkan rumah orangtuaku. Kini tibalah aku hanya bersama Ervin. Mau tidak mau aku mengajak Ervin ke kamarku. Tidak mungkin aku pisah kamar dengan Ervin ketika kami ada di rumah orangtuaku karena mereka akan curiga dan semua akan terbongkar. "Vin, sementara kita tinggal di sini ya? soalnya Mama mau sebelum 40 hari kita nikah, kita belum boleh balik ke rumahku," kataku sambil mencoba menghapus make-up diwajah. "Iya enggak pa-pa. Dimanapun aku ngikut kamu, maunya tinggal dimana." Aku memberikan senyuman sebelum akhirnya aku bangkit dari meja rias dan menuju ke kamar mandi kamarku meninggalkan Ervin seorang diri yang sedang sibuk membongkar kopernya. Di dalam kamar mandi aku menghembuskan nafasku. Mulai sekarang, akan ada pemain baru dalam drama kehidupanku. Aku hanya berharap semoga aku dan Ervin bisa saling menjaga profesionalitas dalam hubungan kami. Walau aku tidak bisa yakin 100% karena Ervin betul betul menunjukkan sikap suami idaman tak tercela sejak kami menikah tadi pagi. ***
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Chapter 1 Prolog Chapter 2 Kaluna meet Ervin Chapter 3 Rumah Orangtua Ervin Chapter 4 Lamaran Chapter 5 Mencari seserahan Chapter 6 Sah Chapter 7 Rumah orangtua Luna Chapter 8 First kiss Chapter 9 Pesona Ervin Chapter 10 Mencari Lokasi untuk usaha Chapter 11 Ngunduh Mantu appChapter 12 Cemburu tapi gengsi appChapter 13 Pool Party appChapter 14 Menyusul Luna ke Pool Party appChapter 15 Cemburu appChapter 16 Berusaha menjadi suami sejati appChapter 17 Mulai bekerja kembali appChapter 18 Hipotensi appChapter 19 Suami Siaga appChapter 20 Sentuhan pagi hari appChapter 21 Istriku yang super sibuk appChapter 22 Permohonan Ervin appChapter 23 Tawaran gila Kaluna appChapter 24 Making Love appChapter 25 happy monthversary appChapter 26 Suami Terbaik appChapter 27 Dukungan Istri appChapter 28 Tawaran menjadi gigolo kembali appChapter 29 Child Free? appChapter 30 Keraguan Luna pada Ervin appChapter 31 Acara Lamaran Juna & Nada appChapter 32 Bertemu dengan Handi appChapter 33 Mencoba meyakinkan Luna appChapter 34 Kabar mengejutkan appChapter 35 Duka di hidup Ervin appChapter 36 Bukan Anak Haram appChapter 37 Kembali bergairah appChapter 38 Making love again appChapter 39 Kencan di Mall appChapter 40 Apartemen Ervin appChapter 41 Ulang Tahun Luna appChapter 42 Mengunjungi Klinik Infertilitas appChapter 43 Kenyataan pahit appChapter 44 Promil appChapter 45 Tes Analisa Sperma dan HSG appChapter 46 Bertemu kembali dengan Retno appChapter 47 Wejangan untuk Nada appChapter 48 Terbongkarnya masa lalu Ervin appChapter 49 Mencoba menutupi keadaan dari Ervin appChapter 50 Permintaan Cerai appChapter 51 Menerima tantangan Papa Luna appChapter 52 Kecewa appChapter 53 Long Distance Marriage appChapter 54 Me without You appChapter 55 1st anniversary appChapter 56 Apartemen Ervin appChapter 57 Kado anti-mainstream appChapter 58 Bertemu nenek Ervin appChapter 59 Mencari Kejelasan Asal-usul appChapter 60 Perkenalan Resmi appChapter 61 Positif? appChapter 62 Menjadi suami siaga appChapter 63 Acara keluarga besar appChapter 64 Protein Urine Positif appChapter 65 Permintaan Grandma appChapter 66 Mitoni appChapter 67 Kado istimewa appChapter 68 Pre-eklamsia appChapter 69 Resmi menjadi orangtua appChapter 70 Peran sebgai ibu baru appChapter 71 Keputusan Ervin appChapter 72 Epilog appChapter 73 Extra-part 1 appChapter 74 Extra-part 2 appChapter 75 Extra-part 3 appChapter 76 Extra-part 4 appChapter 77 Extra-part 5 appChapter 78 Extra-part 6 appChapter 79 Extra-part 7 appChapter 80 Extra-part 8 appChapter 81 Extra-part 9 appChapter 82 Extra-part 10 appChapter 83 Extra-part 11 appChapter 84 Extra-part 12 appChapter 85 Extra-part 13 appChapter 86 Extra-part 14 appChapter 87 Extra-part 15 appChapter 88 Extra-part 16 appChapter 89 Extra-part 17 appChapter 90 Extra-part 18 appChapter 91 Extra-part 19 appChapter 92 Extra-part 20 appChapter 93 Extra-part 21 appChapter 94 Extra-part 22 appChapter 95 Extra-part 23 appChapter 96 Extra-part 24 appChapter 97 Extra-part 25 appChapter 98 Extra-part 26 appChapter 99 Extra-part 27 appChapter 100 Extra-part 28 appChapter 101 Extra-part 29 appChapter 102 Extra-part 30 appChapter 103 Extra-part 31 appChapter 104 Extra-part 32 appChapter 105 Extra-part 33 appChapter 106 Extra-part 34 appChapter 107 Extra-part 35 appChapter 108 Extra-part 36 appChapter 109 Extra-part 37 appChapter 110 Extra-part 38 appChapter 111 Extra-part 39 appChapter 112 Extra-part 40 appChapter 113 Extra-part 41 appChapter 114 Extra-part 42 appChapter 115 Extra-part 43 appChapter 116 Extra-part 44 appChapter 117 Extra-part 45 appChapter 118 Extra-part 46 appChapter 119 Extra-part 47 appChapter 120 Extra-part 48 appChapter 121 Extra-part 49 appChapter 122 Extra-part 50 appChapter 123 Extra-part 51 appChapter 124 Extra-part 52 appChapter 125 Extra part 53 appChapter 126 Extra part 54 appChapter 127 Extra-part 55 appChapter 128 Extra-part 56 appChapter 129 Extra-part 57 appChapter 130 Extra-part 58 appChapter 131 Extra-part 59 app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
UNION READ LIMITED
Room 1607, Tower 3, Phase 1 Enterprise Square 9 Sheung Yuet Road Kowloon Bay Hong Kong
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta