Chapter 7 Rumah orangtua Luna

Ervin Aditya POV Hari ini aku melangkahkan kakiku memasuki rumah keluarga Luna kembali. Sejujurnya aku merasa minder dan tidak pantas bersanding dengan Luna. Apalagi menjadi suami Luna serta menantu di keluarga ini. Lebih parahnya lagi, sampai 40 hari ke depan aku akan tinggal dengan Luna sekamar di rumah keluarganya yang besar, megah dan mewah dengan gaya Mediterania ini. Sebagai laki laki yang lahir dengan gairah sex yang sangat sehat dan normal, aku tidak bisa menjamin bahwa diriku sanggup untuk tidak menyentuh istriku. Kalopun aku menyentuhnya itu sudah halal, tapi karena sepucuk perjanjian bangsat yang aku tanda tangani dengannya itu menjadi hal yang haram di lakukan. Sejak bertemu dan berkenalan dengan Luna, aku sudah merasakan hal yang berbeda dengannya. Aku sangat menyukai Luna yang sangat minim menggunakan make up, selalu tampil apa adanya. Tidak pernah memamerkan apa yang dia miliki. Bahkan sikap cuek dan tidak pedulinya padaku adalah hal yang sanggup aku kesampingkan selama aku mengenal Luna. Dan malam ini aku akan mulai sekamar dengannya. Dikamarnya. Aku berharap Tuhan memberiku cukup iman agar tidak membangkitkan napsuku pada isteriku sendiri. Sejak Luna keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan pakaian santai tanpa make up, rasanya aku ingin menidurinya. Perasaan seperti ini baru sekali aku dapatkan di hidupku. Hanya padanya aku merasakan hasrat ini. Walau aku bukan perjaka dan aku sudah terjerumus ke lembah hitam, tapi seakan Tuhan begitu baik kepadaku dengan mengirimkan Luna sebagai malaikat penolongku. Sehingga bagiku, Luna adalah wanita terbaik, tercantik, sempurna dan persetan dengan usia kami yang selisih 6 tahun. Karena umur hanya soal angka bagiku. Bayangkan saja sejak aku mengenal dirinya aku menjadi "perjaka" kembali yang hanya memuaskan diriku dikamar mandi sendiri sambil membayangkan Luna, sedangkan yang malam ini di hadapanku ada Luna dalam versi nyata, real, dan bisa disentuh bukan hanya di angan anganku sedang tampil santai menggenakan tank top dan hotpants. "Vin, kamu enggak mandi dulu?" tanya Luna yang menyadarkan diriku dari membayangkan hal yang tidak tidak tentangnya. “Mandi, Lun,” kataku sambil beranjak ke kamar mandi kamar Luna. Dan untuk pertama kalinya aku melihat kamar mandi semewah ini dengan mata kepalaku sendiri bukan hanya gambar dari mbah google. Sehingga aku harus menanyakan pada diriku sendiri, sebenarnya perempuan seperti apa yang aku nikahi ini, bahkan aku masih takjub dengan apa yang dimiliki Luna dan keluarganya. Kamar mandi super mewah, rumah sebesar istana, uang yang tidak berseri mungkin karena Luna saja membayarku sebulan 50 juta dengan enteng tanpa berfikir panjang. Aku berusaha menetralkan diriku di dalam kamar mandi. Aku berendam di bathtub dengan air dingin, agar dedek mau tidur kembali setelah tadi ia bangun karena melihat Luna keluar dari kamar mandi. Setelah hampir satu jam aku keluar dari kamar mandi dan menemukan Luna sudah tewas di atas tempat tidurnya. Aku duduk di tepi tempat tidur, memandang Luna dalam keadaan Luna yang sebenar benarnya. Dan aku menemukan fakta bahwa Luna termasuk orang yang tidur dengan mulut sedikit terbuka plus bonus sungai yang mengalir lancar dari mulutnya. Aku tersenyum melihatnya, aku belai kepalanya. Lun, aku janji sama kamu kalo aku akan berusaha menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab buat kamu. Aku mencium kening Luna, dan tanpa sadar setitik air mata memutuskan untuk keluar dari kelopak mataku. Aku sudah berusaha menahannya sejak acara ijab qobul tadi pagi dan aku berhasil, namun malam ini aku tidak mau menahannya. Air mata atas rasa syukur aku telah memilikinya. Memiliki istri yang menerimaku apa adanya, walau aku menikahinya karena dia membayarku tapi aku tidak mau memikirkan itu. Tugasku adalah menjadi suami yang baik untuk Luna, dan untuknya aku akan berusaha memberikan kewajibanku walau Luna tidak memintanya. Aku beranjak dari tepi ranjang, berjalan ke sisi sebelah ranjang yang kosong, aku baringkan tubuhku di sana. Dan aku memiringkan tubuhku menghadap Luna. Aku memeluknya. Aku sandarkan kepalaku di punggung Luna, karena Luna tidur dalam posisi miring ke kanan dan air mataku masih setia menemani malamku ketika aku mulai beranjak memejamkan mataku. Bersamanya aku merasa dunia begitu tentram dan damai, seakan aku tidak ingin bangun lagi jika ini hanya sebuah mimpi.
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Chapter 1 Prolog Chapter 2 Kaluna meet Ervin Chapter 3 Rumah Orangtua Ervin Chapter 4 Lamaran Chapter 5 Mencari seserahan Chapter 6 Sah Chapter 7 Rumah orangtua Luna Chapter 8 First kiss Chapter 9 Pesona Ervin Chapter 10 Mencari Lokasi untuk usaha Chapter 11 Ngunduh Mantu appChapter 12 Cemburu tapi gengsi appChapter 13 Pool Party appChapter 14 Menyusul Luna ke Pool Party appChapter 15 Cemburu appChapter 16 Berusaha menjadi suami sejati appChapter 17 Mulai bekerja kembali appChapter 18 Hipotensi appChapter 19 Suami Siaga appChapter 20 Sentuhan pagi hari appChapter 21 Istriku yang super sibuk appChapter 22 Permohonan Ervin appChapter 23 Tawaran gila Kaluna appChapter 24 Making Love appChapter 25 happy monthversary appChapter 26 Suami Terbaik appChapter 27 Dukungan Istri appChapter 28 Tawaran menjadi gigolo kembali appChapter 29 Child Free? appChapter 30 Keraguan Luna pada Ervin appChapter 31 Acara Lamaran Juna & Nada appChapter 32 Bertemu dengan Handi appChapter 33 Mencoba meyakinkan Luna appChapter 34 Kabar mengejutkan appChapter 35 Duka di hidup Ervin appChapter 36 Bukan Anak Haram appChapter 37 Kembali bergairah appChapter 38 Making love again appChapter 39 Kencan di Mall appChapter 40 Apartemen Ervin appChapter 41 Ulang Tahun Luna appChapter 42 Mengunjungi Klinik Infertilitas appChapter 43 Kenyataan pahit appChapter 44 Promil appChapter 45 Tes Analisa Sperma dan HSG appChapter 46 Bertemu kembali dengan Retno appChapter 47 Wejangan untuk Nada appChapter 48 Terbongkarnya masa lalu Ervin appChapter 49 Mencoba menutupi keadaan dari Ervin appChapter 50 Permintaan Cerai appChapter 51 Menerima tantangan Papa Luna appChapter 52 Kecewa appChapter 53 Long Distance Marriage appChapter 54 Me without You appChapter 55 1st anniversary appChapter 56 Apartemen Ervin appChapter 57 Kado anti-mainstream appChapter 58 Bertemu nenek Ervin appChapter 59 Mencari Kejelasan Asal-usul appChapter 60 Perkenalan Resmi appChapter 61 Positif? appChapter 62 Menjadi suami siaga appChapter 63 Acara keluarga besar appChapter 64 Protein Urine Positif appChapter 65 Permintaan Grandma appChapter 66 Mitoni appChapter 67 Kado istimewa appChapter 68 Pre-eklamsia appChapter 69 Resmi menjadi orangtua appChapter 70 Peran sebgai ibu baru appChapter 71 Keputusan Ervin appChapter 72 Epilog appChapter 73 Extra-part 1 appChapter 74 Extra-part 2 appChapter 75 Extra-part 3 appChapter 76 Extra-part 4 appChapter 77 Extra-part 5 appChapter 78 Extra-part 6 appChapter 79 Extra-part 7 appChapter 80 Extra-part 8 appChapter 81 Extra-part 9 appChapter 82 Extra-part 10 appChapter 83 Extra-part 11 appChapter 84 Extra-part 12 appChapter 85 Extra-part 13 appChapter 86 Extra-part 14 appChapter 87 Extra-part 15 appChapter 88 Extra-part 16 appChapter 89 Extra-part 17 appChapter 90 Extra-part 18 appChapter 91 Extra-part 19 appChapter 92 Extra-part 20 appChapter 93 Extra-part 21 appChapter 94 Extra-part 22 appChapter 95 Extra-part 23 appChapter 96 Extra-part 24 appChapter 97 Extra-part 25 appChapter 98 Extra-part 26 appChapter 99 Extra-part 27 appChapter 100 Extra-part 28 appChapter 101 Extra-part 29 appChapter 102 Extra-part 30 appChapter 103 Extra-part 31 appChapter 104 Extra-part 32 appChapter 105 Extra-part 33 appChapter 106 Extra-part 34 appChapter 107 Extra-part 35 appChapter 108 Extra-part 36 appChapter 109 Extra-part 37 appChapter 110 Extra-part 38 appChapter 111 Extra-part 39 appChapter 112 Extra-part 40 appChapter 113 Extra-part 41 appChapter 114 Extra-part 42 appChapter 115 Extra-part 43 appChapter 116 Extra-part 44 appChapter 117 Extra-part 45 appChapter 118 Extra-part 46 appChapter 119 Extra-part 47 appChapter 120 Extra-part 48 appChapter 121 Extra-part 49 appChapter 122 Extra-part 50 appChapter 123 Extra-part 51 appChapter 124 Extra-part 52 appChapter 125 Extra part 53 appChapter 126 Extra part 54 appChapter 127 Extra-part 55 appChapter 128 Extra-part 56 appChapter 129 Extra-part 57 appChapter 130 Extra-part 58 appChapter 131 Extra-part 59 app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
UNION READ LIMITED
Room 1607, Tower 3, Phase 1 Enterprise Square 9 Sheung Yuet Road Kowloon Bay Hong Kong
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta