Bab 15 Kalangan Kelas Atas Sangat Kacau
Namun, ekspresi wajahnya malah semakin jelek. Tubuh tinggi Daniel menutupi Shella sambil bertanya, "Aku tanya sekali lagi, sebenarnya siapa kamu? Jawab setelah pikirkan dengan baik!"
Shella mengatupkan bibir lalu mendongak menatapnya, "Aku adalah Shella. Bukankah Tuan Muda Daniel sudah pernah menyelidikinya? Hanya saja, sayang sekali. Aku bukanlah mantan istri Tuan Daniel."
Mata hitam Daniel menatapnya dengan penuh arti lalu berkata dengan perlahan, "Kamu seharusnya beruntung karena bukan Shella yang asli!"
"Kenapa?"
"Karena kalau kamu adalah Shella, aku tidak akan biarkan kamu hidup lebih lama. Bahkan untuk satu menit saja!"
"Sepertinya dendam Tuan Muda Daniel pada mantan istrimu terlalu dalam. Apakah kamu menganggapku sebagai penggantinya? Jadi kamu ingin melampiaskan semua kebencianmu padaku, tapi benci itu karena cinta. Seharusnya kamu sangat mencintainya, bukan?"
"Cih, apakah dia pantas dicintai olehku?" bantah Daniel tanpa sadar, seolah-olah sudah mendengar lelucon yang sangat konyol.
Walaupun dari awal sudah tahu dengan jawabannya, setelah lima tahun berlalu, hati Shella masih sangat sakit saat mendengarnya lagi.
Benar, dirinya tidak pantas. Shella jelas-jelas sudah tidak peduli tapi entah kenapa masih ingin mencobanya lagi. Hatinya masih juga terasa sakit?
Apakah karena dirinya tidak puas? Tidak! Satu-satunya hal yang membuat dia tidak puas adalah membiarkan pembunuh kakeknya melarikan diri.
Tidak ada hubungannya sedikitpun dengan pria di depannya ini!
Pria sepertinya sama sekali tidak pantas untuk didambakan oleh Shella. Terlebih lagi, Maxwell masih ada di sini. Dia tidak boleh membiarkan Daniel tahu keberadaan Maxwell.
Mengingat ini, tatapan mata Shella yang tadi masih sengaja berbinar perlahan meredup kembali. Langsung memperlihatkan tindakan mengusir!
"Aku tidak seharusnya bertanya tentang masalah keluarga Tuan Muda Daniel. Kalau saja Tuan tidak ada urusan lagi, silakan pulang saja. Aku sudah ingin istirahat," ujar Shella sambil berbalik lalu langsung naik, dia sama sekali tidak melihat Daniel sedikitpun.
Namun, Daniel tidak berencana untuk melepaskannya seperti ini saja!
"Tunggu!" Suara dingin pria itu terdengar.
"Tuan Muda Daniel masih ada urusan lain lagi?" Shella berusaha kuat menahan suasana hatinya yang sangat kacau. Ekspresi wajahnya sudah berubah datar saat dia berbalik lagi.
"Apa yang ingin kamu lakukan dengan meminta rekaman kamera pengawas di makam?"
"Apa?"
"Kamera pengawas di makam dirusak, bahkan masih perlindungannya sudah bertambah. Lalu orang yang pernah mengambilnya adalah kamu! Kalau kamu tidak ada hubungannya dengan anakku yang hilang, untuk apa kamu melakukan ini semua?"
Daniel maju selangkah demi selangkah, sikap dingin yang dia tunjukkan ditambah dengan latar belakang gunung dan petir di tanah yang luas, membuat suasana terasa semakin tertekan.
Mendengar itu, Shella mengernyit. Postur tubuhnya yang ramping terlihat sangat anggun, tatapan matanya terlihat sangat memikat, "Maksud Tuan Daniel, aku yang merusak kamera pengawas di makam?"
"Sudah terlihat dengan sangat jelas." Daniel berjalan maju selangkah demi selangkah, dia lalu mendorong Shella sampai terdesak di dinding.
Dia memaksa Shella untuk mengangkat kepalanya, seolah-olah ingin memergokinya.
Shella juga tidak melawan, sebaliknya jari tangannya yang ramping menyentuh dagu Daniel, "Lalu menurut Tuan Daniel, apa yang ingin aku lakukan?"
"Kamu berani bilang kalau hilangnya anakku tidak ada hubungannya denganmu?"
Walaupun Maxwell kembali dengan selamat, masalah ini terlalu aneh!
Kamera pengawas yang hilang lalu Maxwell yang tiba-tiba bisa berbicara dengan lancar, serta dokter misterius yang sudah membantu Maxwell seperti ceritanya, semuanya adalah misteri!
Shella langsung menjawab dengan tatapan dingin, "Tuan Muda Daniel, jelas-jelas Tuan sendiri yang terlebih dulu mencurigai aku menculik anakmu. Aku tentu saja tidak akan tinggal diam karena difitnah olehmu! Aku mengambil rekaman kamera pengawas hanya karena ingin melihat kenapa aku harus pasrah difitnah begitu saja. Lalu untuk isi dari kamera pengawas, sayang sekali. Semuanya sudah dihancurkan, aku tidak melihat apapun!"
"Aku saja masih bersikap biasa dengan tindakan Tuan Muda Daniel yang langsung mencurigaiku hanya karena sebuah kamera pengawas yang dirusak. Sekarang kamu terlebih dulu bertanya padaku?"
Ekspresi wajah Daniel terlihat semakin jelek saat merasakan kelembutan dan sikap tertindas dari Shella.
Dia tidak menyangka ternyata Shella sangat cerdik. Dia malah bertanya kembali pada Daniel?
Daniel sangat ingin mencengkeram pinggangnya dengan kuat. Saat baru akan melampiaskan emosinya, tangan harum Shella menekan bibirnya sambil berkata, "Tuan Muda Daniel, kamu benar-benar tidak tahu bagaimana mengasihani seorang wanita. Bukankah kamu seharusnya memberi kompensasi padaku?"
Emosi Daniel semakin meningkat saat mendengar itu. Kekesalan yang berubah menjadi emosi membuat tatapan matanya menjadi sangat dingin. Saat ini, dia sangat ingin sekali merobek Shella seperti mengeluarkan sebuah wabah dari tubuhnya. Berani sekali wanita ini menggodanya!
Dasar wanita licik!
Mungkinkah semua yang dilakukan oleh wanita ini hanya untuk memikatnya? Lalu itu adalah tujuan dia sebenarnya?
"Aku peringatkan, jangan berpikir tidak realistis! Aku sama sekali tidak tertarik padamu!"
Shella tahu kalau Daniel paling benci disentuh oleh wanita lain selain Delly. Tindakan memikat yang tadi dilakukannya, hanya untuk memancing rasa jijik Daniel saja. Dengan begitu, dia bisa segera pergi!
Suasana di ruang tamu langsung terasa dingin. Saat Shella sedang berpikir bagaimana melepaskan diri dari pria ini, tiba-tiba terdengar sebuah musik yang aneh, "Bayi kecilmu mencari Papi. Cepat jawab teleponnya, aku adalah bayi kecil favoritmu!"
Daniel merasa bahwa suara itu berasal darinya. Dia tanpa sadar merogoh sakunya lalu memegang ponselnya yang sedang bergetar.
Ternyata itu adalah nada dering ponselnya! Daniel menatap ke layar ponsel, ekspresi wajahnya terlihat sangat mudah untuk dideskripsikan.
Maxwell, putranya sejak ditemukan memang sudah sedikit berbeda. Karakternya juga berubah menjadi sangat aktif, tapi nada dering ini benar-benar …."Pfft!"
Shella benar-benar tidak bisa menahan tawanya lagi.
"Tuan Muda Daniel, nada dering ponselmu benar-benar unik sekali!" Shella mentertawakannya tanpa belas kasihan, bahkan dia masih mengacungkan jempolnya pada Daniel.
Benar sekali, dia sangat kagum pada Rico kesayangannya itu. Bocah cilik, kerja bagus!
Ekspresi wajah Daniel terlihat masam. Dia melirik Shella lalu berbalik pergi untuk menjawab telepon.
"Papi, di luar sedang hujan. Aku sedikit takut, apa Papi bisa pulang menemaniku?"
Sebenarnya Daniel ingin menolak. Tapi karena khawatir pada putranya, akhirnya dia menerobos hujan lebat untuk segera pulang bersama bawahannya.
Shella menatap kepergiannya, hatinya yang tegang akhirnya menjadi lega. Dia menghela napas panjang. Saat baru saja ingin naik untuk mengganti pakaian, dia melihat ada bayangan tubuh kecil yang bergerak di luar jendela.
Shella terkejut lalu langsung membuka pintu depan dan berlari keluar.
Ternyata Rico yang memakai jas hujan khusus sambil membawa tas sedang berdiri di luar. Dia terlihat sedang memegang celah pintu dengan postur aneh, seolah-olah sedang berusaha membobol kunci pintu walaupun akhirnya gagal.
"Hai, Ibu!" Rico yang tertangkap basah langsung menekan sebuah tombol di jas hujan khususnya. Sebuah wajah kecil yang imut langsung terlihat dan menatap Shella sambil tersenyum ceria.
Awalnya dia ingin diam-diam masuk untuk melihat ibunya karena kebetulan lewat, tidak disangka dia bisa ketahuan secepat ini. Kalau tahu begitu, tadi dia akan menghidupkan mode menyelinap. Jadinya, tindakannya gagal.
"Rico, hujan turun selebat ini. Kenapa kamu ada di sini?" Shella langsung menarik Rico lalu membawanya masuk.
Setelah memeriksa tubuh dan rambut Rico sama sekali tidak basah, Shella baru bisa tenang. Dia lalu membawa Rico duduk di atas sofa, bahkan memberikannya susu panas.
"Aku datang bersama dengan ayah bajingan itu! Bagaimana ibu, teleponku benar-benar menjadi pahlawan tepat pada waktunya, 'kan?"
"Ehm, memang sangat tepat waktu. Kamu memang pantas menjadi anakku! Tapi, kamu bilang tadi datang bersama dengan Daniel? Kenapa kamu bisa tahu keberadaannya?"