Bab 2 MASIH MENCEKAM
Di tempat lain pria yang bernama Zavian yang merupakan pacar dari Ariana malah asik main kuda-kudaan dengan selingkuhannya.
Zavian sebenarnya mendengar Ariana menelpon nya. Tapi karena apa yang ia lakukan sedang tanggung, Zavian pun mengabaikan panggilan darurat dari sang pacar.
“ Zavian hh,,, uh ah! Handphone mu uh aah.. sedari tadi ber-hmm ...hmm bunyi!” Ucap Clarissa dengan tubuh yang bergoyang sebab di tunggangi oleh Zavian dari belakang.
“Diam lah Clarissa! Kau sungguh merusak momen panas ini!” Seru Zavian, dengan nafas yang naik turun terus maju mundur di belakang tu buh Clarissa yang sedang menung ging di atas tempat tidur.
“Uh! Zavian... ah!OooH!” Lengnguh Clarisa saat dia dan Zavian akhir nya sampai di puncak bersama.
Syurp... terdengar bunyi be*cek saat Zavian mencabut senjata nya dari tubuh Clarisa. Dengan santai Zavian berjalan menuju nakas dan mengambil handphone nya.
“Ariana?” gumam nya dalam hati, kemudian mematikan telpon itu.
“Siapa?” tanya Clarisa yang sudah berbaring cantik di atas ranjang tanpa menutupi nya diri nya yang tidak mengenakan sehelai benang pun.
“Ariana!” jawab Zavian dengan santai dan berbaring di samping Clarisa.
“Ariana?” ulang Clarisa, kemudian beringsut masuk ke dalam pelukan Zavian. “ Tumben di menelpon mu hampir dini hari begini? Apa sekarang dia mulai memikirkan tawaran mu untuk ML?” sarkas Clarisa yang sangat tahu kalau Ariana selalu menolak permintaan ML dari Zavian.
“Runtuh pun dunia, itu tidak akan pernah terjadi! Ariana bukan tipikal gadis yang seperti itu. Walaupun penampilan nya seksi, dia suka dugem, nge-dj, yang sekilas pasti orang-orang akan berpikir dia akan mudah untuk ditarik ke atas ranjang mereka tapi Ariana benar-benar jauh dari apa yang orang -orang bayangkan tentangnya.” Ujar Zavian sambil menengadah ke atas.
“Terlihat seperti naugthy girl, tapi ternyata sama sekali bukan.” Lanjut Zavian.
Zavian ingat awal pertama dia jatuh cinta pada Ariana karena dia melihat Ariana yang sedang menari di lantai diskotik bersama Clarisa dan teman-teman se-geng Ariana dan Clarisa.
Saat itu Ariana hanya menggunakan rok mini di atas lutut dan atasan yang masuk ke dalam kategori Bandeau. Sungguh benar-benar mempertontonkan kemolekan tubuh ramping dan seksi nya.
Zavian langsung jatuh cinta pada Ariana pada pandangan pertama. Apalagi sebagai lelaki Zavian sudah membayangkan dia dapat menikmati tubuh molek Ariana setiap saat.
Dan setelah bersusah payah, Zavian pun akhirnya menaklukkan hati Ariana hanya saja apa yang di hayalkan nya sewaktu pertama melihat Ariana dahulu sama sekali tidak pernah terwujud.
Berkali-kali Zavian menciptakan momen yang romantis untuk menjerat Ariana, Ariana selalu saja berhasil membuat rencana Zavian berantakan. Malah yang ujung-ujung nya masuk dalam perangkap Zavian, adalah Clarisa, teman satu geng nya Ariana.
Zavian mendengus kesal. Semakin dia terigat akan hal itu semakin kesal saja bawaannya. Memiliki pacar seksi tapi tidak bisa diapa-apakan! Siapa yang tidak frustasi .
“Sudah! Jangan di pikirkan lagi!” Clarisa mengecup pipi Zavian.”Kan ada aku.” Ucap nya manja.
“Ya untung ada diri mu Clarisa, tempat untuk menyalurkan hasrat ku setiap kali otak ku blank membayangkan bercin ta dengan Ariana.” Gumam Zavian dalam hati
Scene kembali berganti. Di rumah nya Ariana........
“Siapa kalian?” tanya Elena saat dirinya dan Ariana telah di bawa ke bawah oleh para penjahat itu.
Ya, mereka dipaksa turun ke bawah oleh kelima pria yang menyerang rumah mereka. Dengan mata yang sama sekali tidak di tutup, mereka dapat mayat-mayat pengawal mereka yang bertugas menjaga keselamatan mereka berdua bergelimpangan di mana-mana dengan kondisi yang mengenaskan.
“Kau tidak perlu tahu kami siapa! Yang pasti, kami datang untuk mencabut nyawa kalian berdua!” Ujar salah seorang dari pria bertopeng bersenjata itu.
“Jadi mereka tidak datang untuk merampok?” pikir Ariana dalam hati. Tiba – tiba Ariana teringat dengan perkataan laki-laki barusan. “KAMI DATANG UNTUK MENCABUT NYAWA KALIAN BERDUA”
Ariana menajam mata nya. Otak nya terus bekerja menganalisa segala sesuatu yang dapat otak nya analisa.“Ternyata mereka memang datang untuk membunuh ku dan ibu ku!!! Tapi kenapa? Bukan! Bukan kenapa! Tapi siapa? Siapa orang yang ingin aku dan ibu mati.”
“Jangan banyak bicara lagi! Segera habisi mereka dan kita pergi untuk mengambil uang kita!!” ujar pria yang satu nya lagi.
“Benar dugaan ku! Mereka hanya lah pembunuh bayaran yang di perintahkan untuk membunuh ibu dan aku.” batin Ariana.
“Benar! Aku sudah tidak sabar mengambil uang bayaran kita! Cepat bunuh mereka.” Paksa yang satu nya.
“Baiklah.” Jawab pria tadi, akhir nya menurut dengan kemauan teman-teman nya.
“Kalian berdua dengarkan aku! Cepat kalian menghadap ke dinding itu! Aku akan membunuh kalian dalam satu kali tembakan. Aku janji itu akan langsung membuat nyawa kalian lepas dari raga kalian. Jadi kalian tidak akan merasakan sakit yang lama.” Ucap nya sungguh tak berotak.
“Bagaimana ini Tuhan!!” gumam Ariana dalam hati, merasa nyawa nya akan segera terbang menghadap tuhan.
Mau ambil senjata yang dia letakan di belakang tubuh nya pun percuma, tidak akan bisa menghabisi ke lima pria ini. Ariana terus berpikir keras, seakan dia tidak mau menyerah dengan keadaan.
Ketika Ariana sedang berpikir, tiba-tiba sang ibu malah mengatakan sesuatu pada para penjahat itu.
“Bunuh saja aku. Tapi lepaskan putri ku, aku mohon pada kalian tuan-tuan!” mohon Elena untuk terakhir kali nya. Dalam pikiran Elena, kalau dia tidak bisa menyelamatkan dirinya paling tidak, dia bisa menyelamatkan putri nya.
“Bu! Kau ini bicara apa!!! Jangan pernah memohon pada penjahat seperti mereka! Mereka semua tidak lebih dari sampah!!!” Ariana menatap tajam pada kelima pria tersebut. Bahkan saking tajam nya, mengalahkan katana yang di gunakan samurai ternama di masa nya.
“Ariana kau ini bicara apa, Ariana! kau masih muda! Hidup mu masih panjang! Kau harus tetap hidup Ariana! Kau janga memancing amarah mereka!!!” ujar Elena.
“Berani juga kau gadis siaalan!!” bentak Pria itu pada Ariana.
“Benar! Berani juga dia! Bagaimana kalau sebelum kita bunuh, kita pakai dulu ! Biar ketika jadi arwah pun dia tidak bisa melupakan malam berdarah ini!!!” timpal yang lainnya.
“Kau benar! Kalau aku lihat-lihat, tubuh nya boleh juga!” Si pria pun menyeringai di balik topeng yang ia kenakan.
“Cepat bawa dia ke sofa! Dan jangan kalian apa-apakan! Sebab aku lah yang akan menikmati nya terlebih dahulu!!” Pria itu kembali menyeringai.
“Aku mohon! Jangan sakiti putri ku! Aku mohon pada kalian!” Mohon Elena pada pria yang sedang menikmati tangisan nya itu.
“Kalian boleh membunuh ku! Tapi aku mohon jangan sakiti putri ku! Biarkan dia pergi!!” Sekali lagi Elena memohon pada si pria itu. Tapi Pria itu sama sekali tidak memperdulikan nya.
“Cepat bawa jalang itu! Karena aku ingin membunuh wanita tua ini!! Cepaaat!!” teriak nya pada pria yang lain nya.
Dua orang pria berjalan menuju ke arah Ariana. Mereka tertawa seolah hal itu sengaja mereka lakukan untuk mematahkan mental Ariana.
Begitu kedua pria itu mendekat, Ariana langsung mengeluarkan pistolnya dan mengarahkan pistol tersebut kepada salah satu pria yang datang menghampiri nya terlebih dahulu.”Jatuhkan senjata kalian! Atau teman kalian akan ku tembak!” Ujar Ariana.
“Apa kau yakin kau bisa menggunakan senjata itu gadis kecil?” ejek pria yang lainnya, mengira Ariana tidak memilki kemampuan dalam menggunakan senjata.
Dari samping kepala si pria, Ariana membidik bahu kanan pria yang mengejek nya.
“DOR.....!” sebuah timah panas pun bersarang di tengah kepala dan langsung membuat pria itu roboh.
“Hah? Kena? Tapi mengapa mengenai tengah kepala nya? Bukan nya aku tadi membidik bahu nya?” Ariana jadi bingung sendiri. Bagaimana bisa tembakan nya mengenai tengah kepala pria itu, padahal jelas-jelas dia membidik bahu pria itu