Bab 4 Sejak kapan dia jadi bos ku?
Will menarik nafas dalam-dalam dan membuang wajah ke arah lain. Melihat Ariana yang sedang memohon pada Tuhan di depan pintu ruangan operasi nyonya Louis hanya membuat Will teringat akan apa yang terjadi di masa lalu. Sebuah ingatan yang seharus nya tidak pernah muncul lagi di dalam pikiran Will.
“Ariana???” Panggil Zavian yang memecah keheningan di tempat itu.
Ya, Zavian akhir nya sampai ke rumah sakit setelah ngebut mengendarai mobil nya membelah jalanan yang padat di kota Jakarta itu di dini hari itu.
“Ariana???” Panggil Zavian lagi pada Ariana yang terlihat sedang fokus berdoa di depan pintu ruangan operasi ibu Ariana. Dan saat Zavian mendekat...
PLAAAAAAK..
Sebuah tamparan mendarat di wajah tampan Zavian dan disertai oleh sebuah kalimat umpatan tanpa suara yang keluar dari mulut Ariana.
“Pergi kau dari sini Brengsek!” Umpat nya dengan suara tertahan dan penuh emosi.
“Ariana please! Aku tahu aku salah! Tapi please Ariana! Please! Aku sungguh tidak tahu kalau kau dan ibu mu dalam bahaya! Aku sedang lembur di perusahaan ku!! Kalau aku tahu, aku pasti akan membawa orang-orang ku untuk menyelamatkan mu dan ibu! Aku mohon Ariana, maafkan aku! Aku sungguh tidak bermaksud seperti itu.” Mohon Zavian lagi dan lagi.
Walaupun alasan ketidak datangan nya saat itu adalah sebuah kebohongan tapi perkataan nya kalau dia akan segera menolong Ariana jika tahu Ariana dalam bahaya itu benar ada nya.
Tangan Ariana bergetar hebat! Rasa nya dia ingin melayangkan tamparan nya sekali lagi saat mendengar kata- kata bohong yang keluar dari mulut Zavian.
“Sejelas itu bekas cupangan di leher mu dan kau masih mengatakan kalau kau lembur Zavian??? Karena semua hal ini lah maka nya kau tidak dapat mengangkat telpon ku! Entah dengan pelacur mana kau sedang having Sex saat para pembunuh itu masuk ke rumah ku dan menyerang aku dan ibu ku! Aku jijik pada mu Zavian! Aku jijik!!” Amarah Ariana yang tadi nya tidak tahu akan dia tujukan pada siapa akhir terlepas sempurna pada Zavian, yang hanya bisa tertegun mendengar makian yang Ariana arah kan pada nya.
Zavian mencoba untuk mengerti dengan semua amarah yang Ariana alamat kan pada nya saat ini. Zavian paham kalau saat ini Ariana sedang tertekan. Rumah nya dimasuki penjahat bahkan sampai mengakibatkan ibu Ariana kritis. Di tambah pula Zavian yang sudah ketahuan berbohong. Jadi wajar kalau Ariana meluapkan semua rasa kesal nya pada Zavian.
“Aku tidak ingin melihat kau lagi Zavian! Cepat pergi dari sini! Cepat pergi dari sini! Aku benci kau Zavian!! Aku benci pada kau!!!!” Bentak Ariana.
"Cepat usir dia!!!!” Perintah Ariana pada Will yang sedang duduk dan sedang sibuk menelpon seseorang.
“Cepaat usir dia!” Teriak nya lagi sebab Will tidak merespon sama sekali tadi.
“Hei! Cepat usir dia!!” Ariana sampai harus berdiri tepat di depan Will agar Will menyadari apa yang Ariana perintahkan.
“Aku?” Tunjuk Will ke batang hidungnya.
“Tentu saja kau! Bukan kah kau diutus untuk membantu kami! Mengapa kau malah asik dengan handphone mu!” Bentak Ariana membuat Will terbengong.
Seumur hidup Will, Ariana adalah wanita kedua yang berani membentak nya setelah ibu nya, serta orang kedua di dunia ini setelah ayah nya yang berani membentak nya.
“Oke!” Will berusaha menahan rasa jengkelnya. Bagaimana dia tidak jengkel, dia baru saja menyelamatkan gadis ini tapi si gadis yang bahkan belum ada mengucapkan terima kasih pada nya malah bertindak seakan- akan dia adalah bos nya Will.
“Pergilah dan jangan muncul lagi! Bukan kah dia sudah mengusir mu barusan!” Perintah Will tanpa ekspresi pada Zavian.
“Kau siapa? Apa hak mu mengusir ku? Aku ini pacar nya Ariana!” Balas Zavian sengak membuat Will muak.
“Tidak perlu bertanya siapa diri ku! Kalau kau ingin nyawa mu selamat dan masih bernafas hingga besok pagi, segera pergi lah!” Ancamnya sambil menyibak jas hitam nya sehingga sebuah pistol terlihat disana.
“Apa kau seorang polisi?” Tanya Zavian ingin memastikan Ariana baik-baik saja jika dia pergi.
“Aku lebih dari itu!” Ucap Will kesal. “Dia dan pacar nya sama-sama membuat ku kesal!!” Gumam Will dalam hati.
“Baiklah kalau begitu! Aku titipkan pacar ku pada mu!” Ujar Zavian dan dengan sok akrab nya menepuk bahu Will.
Will langsung mendengus kesal tapi disaat bersamaan rasa nya Will juga ingin tertawa.” Apa? menitipkan pacar nya? Apa dia kira aku buka Paud untuk penitipan pacar?” ujar Will dalam hati sambil membersihkan bekas tangan Zavian di jas nya.
“Jangan sok akrab dengan ku.” Ketus Will, lalu kembali duduk di tempat nya tadi. Saat dia melewati Ariana, Will hanya bisa geleng-geleng kepala saja.
“Aku akan menemui mu lagi besok baby! Untuk malam ini, aku ikuti keinginan mu! Aku akan pergi. Tenangkan hati mu! Dan bersabar lah! Aku yakin-“ cerocos Zavian mendadak berhenti, karena Ariana langsung mengangkat tangannya tepat di depan wajah Zavian lalu berkata,
“Tidak bisa kah kau berhenti bicara Zavian? Kau membuat kepala ku rasa nya mau pecah!!” Sembur Ariana yang memang kepala nya sangat pusing saat ini.
“Baiklah.” Ucap Zavian dan berlalu pergi meninggalkan Ariana dan pria yang tidak dia kenal itu.
Will pergi meninggalkan Ariana sebentar. Dia kembali mencoba untuk menghubungi bos nya. Tapi seperti nya hal itu percuma karena bos nya tetap tidak mengangkat telpon dari nya.
“Sebaiknya kita juga pulang.” Ucap Will setelah memasukan handphone ke dalam saku dalam jas nya.
“Pulang? Rumah ku sedang di periksa polisi dan banyak mayat berserakan di sana, dan kau menyuruh ku pulang? Yang benar saja.” Tukas Ariana penuh kekesalan.
Sebenarnya Ariana tidak berniat marah -marah pada Will, toh pria ini sudah menolong nya dan juga ibu nya. Tapi ajakan Will untuk pulang ke rumah sungguh membuat Ariana kesal. Pertama, ibu sedang terbaring koma, masa dia enak - enakan tidur di kamar. Kedua, Ariana tidak akan pernah ingin kembali ke rumah berdarah itu lagi! Tidak akan!
“Kita akan pulang ke rumah ku! Dan soal ibu mu jangan khawatir, anak buah ku akan berjaga disini! Dan mereka jauh lebih berguna dari pada diri mu, yang membidik bahu selebar itu saja tidak kena.” Ujar Will, yang kali ini tidak hanya mengandung ajakan untuk pulang, tapi juga cemoohan yang dia arahkan pada Ariana.
Ariana tidak bisa membalas kata-kata Will. Dia hanya bisa menatap tidak suka pada Will sambil pasang muka mode standar nya yaitu muka songong khas anak orang kaya. milik nya.