Bab 10 Memberitahu Tempat Tinggalnya
Ariel membuka berita, yang terlihat adalah konferensi pers yang diadakan Grup Lincoln, yang mengumumkan bahwa Joseph berhasil mengakuisisi Grup Moore.
Mulai saat ini, Grup Moore tidak ada lagi ....
Berita itu.
Memotret beberapa foto Joseph, wajah sampingnya tampan dan gagah.
Di bawah foto itu, juga ada banyak komentar.
"Joseph tampan sekali, masih begitu muda, tapi sudah jadi Presdir perusahaan."
"Sayangnya sudah menikah, tapi bukannya pasangannya adalah putri Keluarga Moore?"
"Pernikahan bisnis, apa kalian lupa berita tiga tahun yang lalu? Saat menikah, Joseph langsung meninggalkan pengantin wanita ...."
"..."
Internet memiliki ingatan.
Ariel sudah hampir lupa bahwa di hari pernikahan tiga tahun yang lalu, Joseph meninggalkannya dengan marah.
Dia terus melihat komentar di bawah.
Selama tiga tahun ini.
Dia sudah tahu Grup Moore akan bangkrut.
Hanya saja dia tidak pernah menyangka akan begitu cepat.
...
Di sisi lain, Joseph menjalani kehidupannya dengan sangat puas.
Mengakuisisi Grup Moore, dendamnya sudah terbalas.
Bobby berkata sambil tersenyum, "Tiga tahun lalu, Keluarga Moore melakukan penipuan pernikahan, sekarang akhirnya dapat balasannya."
Dia mengubah topik, dan bertanya pada Joseph yang sedang bekerja di sampingnya, "Joseph, apa si Tuli itu ada datang memohon padamu beberapa waktu ini?"
Joseph yang sedang menandatangani dokumen berhenti sejenak.
Entah kenapa, belakangan ini, selalu ada orang yang membahas Ariel di sekitarnya.
Meski sudah akan bercerai, dia tetap tidak bisa melepaskan diri dari wanita itu?
"Tidak."
Dia menjawab dingin.
Bobby terkejut, Ariel masih bisa tetap tenang setelah terjadi masalah begitu besar di Keluarga Moore?
Dia bertanya lagi, "Apa dia benar-benar sudah berpikiran terbuka?"
"Kudengar, sekarang Stevi dan Kevin mencarinya ke mana-mana, entah dia bersembunyi di mana."
Bobby terus bicara tanpa henti.
Alis Joseph mengernyit, terlihat sangat kesal.
"Keluar!"
Bobby terkejut.
Baru menyadari pria itu marah, dia tidak berani berkata lebih banyak lagi, dan segera keluar dari ruangan Presdir.
Setelah dia pergi.
Joseph mengambil ponselnya tanpa sadar, tidak ada pesan singkat atau telepon dari Ariel!
Wanita itu benar-benar tidak mencarinya.
Di luar, Bobby agak khawatir, sebagai pria normal, dia menyadari ada yang salah dengan perilaku Joseph saat ini.
Meskipun dari luar dia masih seperti biasa, tapi begitu membahas Ariel, dia menjadi mudah marah.
Bobby pergi ke luar dan menelepon asistennya, "Apa sudah menemukan Ariel?"
"Sudah, di sebuah penginapan kecil di Haruna."
Bobby meminta asisten untuk mengirimkan lokasi itu padanya, lalu ia pergi ke sana dengan mobil.
Ariel telah menunda kesenangan Bobby dan Ella selama tiga tahun, meski setuju bercerai sekarang, Bobby tetap tidak bisa membiarkan masalah ini selesai begitu saja.
Hujan turun di luar.
Setelah selesai bekerja sebagai relawan, Ariel pergi ke rumah sakit untuk mengambil obat, lalu berjalan menuju penginapan sambil membawa payung.
Hanya ada sedikit orang di jalan.
Saat mengemudi, mata Bobby tertuju pada sosok Ariel yang kurus.
Tidak disangka akan bertemu dengannya secara kebetulan di sini, dia sengaja mempercepat mobilnya, dan melewati Ariel.
Air genangan langsung membasahi sekujur tubuh Ariel.
Ariel menatap dengan pandangan kosong.
Bobby melihatnya melalui spion, tiba-tiba merasa kaget.
Ariel mengenali mobil Bugatti mewah berwarna abu-abu gelap milik Bobby.
Dia diam-diam menarik pandangannya, seolah-olah tidak melihat pria itu.
Tapi, Bobby tidak ingin berhenti begitu saja, dia memperlambat mobilnya, lalu terus mengikuti Ariel, "Hei, Tuli, sudah sombong? Setelah melihatku, masih tidak menyapaku?"
"Bukannya sebelumnya menyapa dengan sangat riang? Bukannya suka menyenangkanku?"
Ariel tidak menunjukkan gejolak emosi apa pun saat mendengar ejekannya.
Karena menyukai Joseph, maka Ariel berusaha menyenangkan semua orang di sisi Joseph dengan sebaik mungkin, termasuk Bobby.
Awalnya, dia tidak tahu Bobby sangat membencinya, maka dia memperlakukan Bobby dengan sangat baik.
Dia selalu berpikir suatu hari nanti, keluarga dan teman-teman Joseph akan menerimanya.
Tapi, dia terlalu naif.
Di sebuah pesta, Bobby memberi tahu Ariel tanpa merasa sungkan bahwa dia adalah teman Ella.
Demi membela Ella, Bobby bahkan tidak peduli dengan citra pria kaya yang sopan, dan menghina Ariel adalah wanita murahan! Menghinanya tidak tahu malu!
Terakhir, bahkan mendorongnya ke kolam renang, lalu membiarkannya begitu saja.
Sejak saat itu, Ariel menghindarinya.
Melihat Ariel tidak merespons, juga tidak menjawabnya, Bobby menghentikan mobilnya, membuka pintu mobil, lalu mendekati Ariel dengan langkah lebar dan meraih lengan wanita itu.
Dia menjadi serius, "Trik apa lagi yang mau kamu mainkan kali ini?"
Lengan Ariel terasa sakit, ia pun menatapnya, "Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan."
Dia mencoba melepaskan tangannya, tapi Bobby malah menghempaskannya dengan kasar.
"Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu!"
Ariel mundur beberapa langkah dan terjatuh ke tanah dengan keras.
Bobby berdiri di tempat, hampir tidak bisa memercayai hal ini.
Sekarang gadis ini sudah berani berpura-pura ditindas?
Dia hanya mendorongnya perlahan, kenapa bisa jatuh?
Orang-orang yang ada di sekitar segera mendekat, Bobby menaiki mobil dengan perasaan tidak nyaman, dan memperingatkan Ariel sebelum pergi.
“Ariel, jangan karena kamu orang cacat, maka bisa menindas Ella. Dia tidak sama denganmu, tidak mudah dia baru bisa sampai ke tahap ini, sebaiknya kamu jangan mengganggunya dan Joseph lagi.”
Setelah pergi, dia juga berbaik hati memberitahukan tempa tinggal Ariel saat ini pada orang-orang dari Keluarga Moore.
Ariel terjatuh ke tanah, tangan dan lututnya terluka, dia merasa kesakitan dan tidak bisa berdiri selama beberapa saat.
Sebenarnya dia tidak mengerti, kenapa Bobby bisa menjadi orang yang tidak bisa membedakan benar dan salah seperti ini?
Dia masih ingat saat dia menarik Bobby keluar dari kabin mobil yang hampir meledak tanpa memedulikan bahaya pada empat tahun lalu.
Seluruh tubuh dan wajah pria itu dipenuhi darah segar, bahkan matanya tidak bisa melihat, tapi dia berkata dengan sangat lembut, “Terima kasih, aku pasti akan membalasmu.”
Inikah balasannya?
Ariel tidak pernah mengharapkan balasannya, tapi benar-benar tidak menyangka pria itu akan membalas air susu dengan air tuba.
Untung saja ada pejalan kaki yang memapah Ariel.
“Nona, siapa dia? Mau lapor polisi?”
Terdengar dengungan di telinga Ariel, dia tidak mendengar apa yang mereka katakan.
Dia mengira mereka sedang mencemaskannya, maka menggelengkan kepala.
“Tidak apa-apa, aku baik-baik saja, terima kasih ....”
Lalu, membungkuk ke arah mereka, dan pergi dengan tertatih-tatih.
Melihat kepergiannya, pejalan kaki pun merasa berempati.
Sebenarnya meski bisa mendengarnya, Ariel juga tetap akan menolak.
Karena Keluarga Sandero tidak lebih buruk dari Keluarga Lincoln, industri medis Keluarga Sandero memiliki peran di seluruh dunia.
Sebagai putra tertua Keluarga Sandero, kalau bukan karena Bobby mengikuti Joseph dengan sepenuh hati dan tidak tertarik terhadap medis, dia sudah bisa mengambil alih bisnis Keluarga Sandero sejak awal.
Saat ini, dia tidak bisa menyinggung orang seperti itu.
Setelah pulang, dia mandi dan mengoleskan obat di bagian yang terluka.
Ariel berbaring dengan perasaan lelah.
Setelah kejadian hari ini, dia makin mantap meninggalkan Joseph.
Saat terbangun lagi.
Langit sudah mulai terang.
Ketika bangkit dan berjalan ke ruang tamu, dia melihat ibunya yang mengenakan congsam sedang duduk di sofa ruang tamu.
"Sudah bangun? Kamu benar-benar pandai bersembunyi."
Sorot mata Ariel tampak muram saat mendengar kata-kata sinisnya ini.
"Ibu ...."
Stevi sama sekali tidak peduli saat melihat wajah Ariel yang pucat pasi itu.
Dia berjalan ke hadapan Ariel, mengangkat tangan dan menampar keras pipi kanan Ariel.