Bab 3 Hari Ini Aku akan Membawanya Pergi
Orang-orang di dalam ruangan terkejut, wanita gila ini pasti sudah bosan hidup dan pura-pura mabuk di depan Lukas.
Lukas meraih lengan Selena dengan tangannya dan membawanya keluar dari ruangan.
Selena sudah sangat mabuk sehingga dia terus bergumam dengan samar, "Pembohong, ini adalah uang untuk menyelamatkan nyawa."
Lukas merasa bahwa wanita ini sungguh buruk dan dia beralasan mabuk untuk memfitnahnya.
Memang bisa dimaklumi, karena saat di ruang operasi malam itu, Selena masih ingin menaikkan harga. Dari 600 juta hingga 6 miliar, Selena bahkan masih belum merasa puas!
Tanpa berhenti langsung ke tempat ini! Dia kelihatan sangat sibuk.
Di koridor, Kak CC melihat Selena dibawa keluar oleh Lukas seperti seekor ayam kecil yang minum obat. Wajahnya menjadi pucat karena ketakutan.
Perlu diketahui, Lukas bisa dengan gampangnya membunuh siapa pun, sama seperti menginjak semut. Nyawa manusia tidak berharga di matanya.
Kak CC bergegas ke sana, "Tuan Handaya, apa yang terjadi? Selena adalah pendatang baru di sini dan masih muda, sehingga masih banyak yang belum dia mengerti."
Lukas memandang pengawas di sini dengan tatapan dingin, setelah itu membuka mulutnya dan berkata, "Tidak ada hubungannya denganmu, hari ini aku akan membawanya pergi."
CC berkata dengan hati-hati, "Dia bukan gadis yang seperti itu. Tuan Handaya, kami memiliki banyak gadis di sini. Aku akan memperkenalkan beberapa kepadamu."
Lukas berbicara dengan nada yang datar, suaranya terdengar menekan dan menyesakkan, "Bagiku, tidak ada kata tidak bisa. Karena dia berani keluar untuk melakukan pekerjaan ini, dia harus memikirkan resiko yang akan dihadapinya seperti hari ini."
Selena jatuh terduduk di lantai, berbalik-balik di lantai, isi perutnya seperti terombang-ambing. Dia memeluk kaki Lukas dan tidak melepaskannya, "Pembohong, kamu sudah menipuku dan membuatku menderita? Apakah tidak cukup bagimu?"
CC berkata dengan terkejut, "Selena kamu gila ya? Apakah kamu tahu apa yang kamu bicarakan!"
Tenggorokan Lukas tertahan, seolah-olah sedang menahan suatu emosi.
"Bawa tas-nya kemari, aku akan membawanya pergi malam ini," katanya kepada CC.
Menurut peraturan di Kingston, mengambil tas seorang gadis berarti membawa orangnya pergi.
CC menyaksikan Selena ditarik dengan kasar oleh Lukas. Dia mengangkat rahang bawah Selena, sudut bibirnya terlihat sedang mencemoohnya, "Aku akan memberimu waktu untuk memberitahuku dengan jelas, bagaimana aku menipumu?"
Selena kehilangan kendali dan menatap Lukas dengan penuh kebencian, "Aku tidak akan keluar. Kalau kamu ingin memaksaku, tidak perlu keluar, lebih baik di sini saja."
Mata Lukas terlihat sedikit muram, "Berapa banyak yang kamu inginkan kali ini, beri syarat? Kamu masih berpura-pura polos."
Selena bertemu pandang dengan tatapan Lukas yang memaksa, lalu berkata dengan mabuk, "Kalau aku menyukaimu, aku tidak membutukan uangmu. Sekarang, jangan bermimpi."
Kak CC terpaku di tempat karena ketakutan, dia tidak berani maju untuk membujuknya lagi. Jika dia sampai menyinggung Lukas, Kingston pasti akan hancur.
Mata Lukas penuh dengan aura dingin, di dalamnya masih tersirat sedikit kekesalannya, "Apakah kamu pikir aku bisa mengendalikan diri dengan baik?"
Selena seketika sadar setelah mendengar perkataannya.
Lukas mendorong pintu ruangan hingga terbuka. Pergelangan tangan Selena yang ditahan olehnya terasa sakit sampai membuatnya berkeringat.
Lukas melambaikan tangannya dan berkata kepada pria dan wanita di dalam ruangan, "Semuanya keluar."
Setelah perintahnya turun, semua orang segera meninggalkan ruangan. Tidak ada satu pun yang berani tinggal sedetik pun.
Kemudian Lukas memperintahkan pengawalnya, Andi, untuk berdiri di pintu dan tidak mengizinkan siapa pun masuk.
Dalam setengah menit, hanya Lukas dan Selena yang tersisa di dalam ruangan.
Selena melangkah mundur, "Apa yang kamu lakukan? Kamu serius?"
Selena menyesalinya. Tadi mengapa dia berkata seperti itu untuk membuat Lukas kesal? Apa yang tidak bisa Lukas lakukan? Saat Selena mengingat kembali malam itu saat di ruang operasi, seluruh bulu kuduknya akan berdiri, seluruh pembuluh darahnya sama seperti dimasukkan ke dalam serpihan es.
Pandangan Lukas jatuh ke wajah Selena, dari ekspresi matanya yang ketakutan hingga bibirnya yang gemetar, Selena sedang ketakutan.
Gerakan Lukas menunjukkan tanda-tanda bahaya, Selena melihat tangannya mulai bergerak.
Selena tidak punya kesempatan untuk mundur, dia bersumpah dia tidak akan pernah melakukan hal yang sama lagi.
Terakhir kali, dia sudah merasa dirinya sangat murahan.
Lukas mendorongnya ke meja, punggung Selena membentur batu marmer yang dingin. Dia melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Dia mengambil botol bir dan memukul ke arah Lukas.
Hanya saja, mana mungkin dia adalah lawannya Lukas? Lukas meraih pergelangan tangannya dan botol bir jatuh ke tangan Lukas.
Mata Selena seketika membelalak. Dia melihat Lukas yang memegang botol anggur kemudian berteriak karena terkejut.
Dalam sekejap, dia mengira Lukas akan menghancurkan kepalanya dengan keras. Siapa sangka, setelah menunggu beberapa saat botol bir tidak jatuh, tapi dengan lembut diletakkan di sampingnya dan tekanan yang dia rasakan di tubuhnya menjadi lebih ringan.
"Kamu memiliki karakter yang unik. Sedikit-sedikit berjuang mati-matian. Memangnya berapa banyak nyawa yang kamu miliki?"
Selena segera tersadar dari rasa terkejutnya dan mengangkat pandangannya untuk melihat langsung ke arah Lukas.
"kalau kamu kekurangan uang, bagaimana kalau kamu ikut denganku? Bagaimana pun, aku merupakan laki-laki pertama Nona Selena."
Lukas yang sekarang dan dia yang brutal tadi seperti dua orang yang berbeda. Wajahnya terlihat lembut, tapi dari mulutnya keluar perkataan seperti itu.
Dia seperti biasa tetap kejam, brutal dan berdarah dingin!
Wajah Selena terlihat pucat hingga terlihat mengerikan, "Terima kasih Tuan Handaya atas kebaikanmu. Meskipun aku mati karena kemiskinan, aku tidak ingin ada hubungannya denganmu."
Selena tidak lagi berani meminta uang, dia hanya ingin cepat keluar karena takut akan kehilangan nyawanya.
Lukas tersenyum dengan perlahan, senyumannya terlihat sedikit sinis, "Baik, aku tidak akan memaksamu."
Selena menunggu Lukas pergi sebelum dia berani meninggalkan ruangan. Begitu dia keluar, Kak CC, yang masih terkejut, berteriak padanya, "Selena, kamu hampir menghancurkan Kingston. Apakah kamu tahu siapa Lukas?"
Seperti bunga yang layu, Selena berkata dengan lesu, "Siapa dia tidak ada hubungannya denganku. Bisakah Kak CC membayar gaji jualan bir hari ini? Aku akan ke rumah sakit besok untuk membayar tagihan."
Kak CC memandang Selena yang merupakan idiot nomor satu di dunia, "Aku benar-benar tidak mengerti dirimu. Kamu masih belum menikah dengannya, tapi sudah berjuang keras untuk mengobati pacarmu. Nanti saat penyakitnya sudah sembuh dan mencampakkanmu, kamu baru tahu."
Tadi dia sudah disiksa dan ditakuti oleh Lukas, alis dan mata Selena sudah kelihatan lelah. Dia tersenyum dengan terpaksa dan berkata, "Bagaimana mungkin, kita sudah bersama sejak SMP. Hubungan selama bertahun-tahun tidak akan mudah hilang. Dia sudah pernah bilang, kami akan menikah setelah dia keluar dari rumah sakit."
Pada saat ini, ponsel Selena berdering. Melihat yang meneleponnya adalah sahabatnya, Kirana Aditya, dia segera mengangkat teleponnya dan memberi tahu Kak CC dia harus menjawab telepon.
Begitu panggilan tersambung, Kirana begitu bersemangat seperti pengeras suara di telepon, "Selena, aku melihat Erick dan seorang gadis pergi membeli tas Hermes! Sejak kapan dia menjadi begitu kaya?"
Selena , "Kamu mungkin rabun. Dia masih di rumah sakit, bagaimana mungkin pergi membeli tas?"
Kirana berkata dengan tegas, "Aku pasti tidak salah lihat. Mana mungkin aku tidak mengenali seperti apa rupa Erick? Masih ada baju rumah sakit di balik jaketnya. Kalau bukan dia, siapa lagi?"