Bab 3 Perguruan Tapak Naga

Candaka terbangun pagi-pagi dengan kagetnya karena pendekar pedang kemarin entah bagaimana sudah berada di dalam kamarnya. “Ayo, cepetan bangun! Aku mau menunjukkan sesuatu yang menarik ke kamu!” sahut Isyana dengan nada cuek dan tidak peduli dengan keadaan Candaka yang masih terkantu-kantuk. “Ada apa sih bangunin orang pagi-pagi, lagian tidak sopan banget kamu masuk begitu saja ke kamar aku”, seru Candaka dengan perasaan kesal Ia tidak mengerti dengan perempuan ini. Paras wajahnya cantik tapi kelakuannya serampangan dan tidak peduli sama sekali dengan perasaan orang lain. “Tuh, lihat ke bawah. Ramai banget kan ya …!" tunjuk Isyana dari atas balkon penginapan ke arah jalanan di bawahnya yang dipenuhi aksi pawai silat. “Itu orang-orang dari Perguruan Tapak Naga. Kamu harusnya belajar ilmu bela diri sedikit di Perguruan itu biar tidak gemetaran kayak kemarin, hahaha …!” tawa Isyana tanpa merasa Candaka tersinggung dengan ucapannya. “Siapa yang gemetaran. Aku juga bisa ilmu bela diri sedikit. Ibu aku sering mengajariku agar tidak disemena-menain orang lain!” tantang Candaka. “Yuk turun, ntar aku kenalin kamu sama guru silat di sana! Mau belajar atau tidak itu semua terserah kamu!” ajak Isyana. “Bukannya kamu janji mau ajak aku ke tempat kakek Wicaksono hari ini?” tanya Candaka heran. “Kenapa juga aku harus mengikuti gadis cantik ini, padahal urusanku lebih penting,” pikirnya. Walaupun pikirannya berontak untuk tidak mengikuti Isyana tapi kakinya melangkah mengikuti perempuan itu ke sudut desa alih-alih ada papan nama merah bertuliskan PERGURUAN TAPAK NAGA. “Nanti dari sini aku pasti ajak kamu ke sana, jangan khawatir … aku selalu nepatin janji kok!” jawab Isyana dengan tenangnya. Perguruan ini luas sekali. Candaka melihat beberapa orang berpakaian merah sedang mempraktekan jurus ilmu bela diri. Isyana masuk dengan santainya, dan penjaga pun tidak menghalanginya sama sekali. “Kak, kenalin ini teman aku Candaka,” kata Isyana ke seorang pemuda yang tinggi tegap yang sedang melatih di perguruan itu. Candaka bersopan santun menyodorkan tangannya bersalaman dengan pemuda tadi. “Brahmana Mukti sebut saja Bram!” ekspresi pemuda tadi biasa saja tanpa senyum dan dingin padahal Candaka sudah bersusah payah memasang muka senyum. “Sontoloyo!” sahutnya dalam hati. “Kalau tahu gini mendingan aku pasang muka dingin saja tadi!” “Ini loh kak, Candaka mau belajar ilmu bela diri di sini bisa tidak kak?” tanya Isyana langsung ke intinya. Candaka kaget dengan inisiatif Isyana memasukkannya belajar di perguruan tersebut. “Tidak … aku tidak lama di desa ini! Setelah bertemu paman aku mau kembali ke ibukota! Jadi maaf bukan menolak tapi aku tidak punya waktu lama!” jawab Candaka dengan gengsinya. “Kalau gitu tolong ajarin beberapa jurus kak … biar dia tidak babak belur kalau dikeroyok bandit-bandit itu lagi!” lanjut Isyana tidak mau kalah. “Lah, memangnya bandit-bandit itu beraksi lagi Is …,” tanya Bram. “Iya kak, kemarin mereka mengeroyok pria yang gemetaran ini makanya aku bawa ke sini biar bisa belajar sama kakak!” “ Ya sudah kalau memang Candaka mau, besok pagi-pagi ke sini biar aku kasih beberapa tips jurus silat buat bela diri!” lanjut Bram “Oh iya tadi kamu dicariin ibu! Pergi pagi-pagi tidak bilang-bilang malahan bawa cowok ke sini!” Candaka terdiam lagi dengan muka kaget lagi mengetahui kalau ternyata pemilik perguruan ini adalah keluarga Isyana. Pantes dia bisa seenaknya masuk ga ditegur sama sekali. “Mau tidak, tuh kakak aku sudah mau ajarin kamu! Mau ya cuman satu hari saja kok!” rayu Isyana agar Candaka mau menuruti kemauannya. “Iya kak nanti aku minta maaf sama ibu,” jawab Isyana pelan. Merasa tidak enak dengan kebaikan Isyana dan juga dia tidak mau menyinggung perasaaannya karena dia masih memerlukan pertolongan Isyana maka Candaka mengangguk pelan menyetujui kemauannya “Horeeeee...!!! Gitu donk baru Candaka namanya," teriak Isyana kegirangan. “Memangnya kalau aku menolak bukan Candaka namanya,” pikir Candaka. “Ada-ada saja tingkah perempuan ini, tapi lugu polos dan baik hati … Lah kok aku jadi suka sama dia? Tidak boleh … kan aku mau balik ke ibukota setelah urusan di sini selesai.” Perasaan Candaka mulai campur aduk tidak karuan. “Udah yuk jangan ganggu … kakakku mau melatih murid-muridnya,” ajak Isyana sambil menarik tangan Candaka yang hampir jatuh saking kagetnya. “Yang ganggu kakakmu itu bukannya kamu!” kata Candaka dalam hati lagi. ***** Sekelebat bayangan putih dan hijau tampak berseliweran. Wusssshhhh wussshhh. Daun-daun kering berterbangan saat dua sosok bayangan tadi lewat. Sesekali terdengar suara tawa perempuan di tengah gemuruh suara angin yang ditimbulkan oleh gerakan mereka. Gerakan mereka menimbulkan siluet putih dan hijau menambah keindahan pemandangan di kaki gunung Tiga Jari ini. Saat berhenti mulai terlihat sosok mereka yang ternyata Ki Wicaksono berjubah putih dengan Gayatri yang dibalut pakaian serba hijau. Gayatri tampak memegang tongkat panjang sedangkan Wicaksono hanya bermodalkan kepalan tangan. “Jurus Naga Putih Menari!" teriak Wicaksono sambil menggerakkan tubuhnya seperti orang yang sedang berdansa yang makin lama makin cepat sehingga tampak seperti naga putih yang sedang meliuk-liuk sedangkan tangannya terbuka seperti cengkraman naga. “Jurus Tongkat 8 arah!” Gayatri mulai memainkan Tongkat bambunya berusaha menggulung naga putih yang meliuk-liuk tapi serangannya selalu luput tidak mengenai sasaran hanya bisa berputar mengikuti liukan bayangan putih berbentuk naga. Tidak tampak kalau sebenarnya Ki Wicaksono buta karena dia selalu bisa menebak arah serangan Gayatri. “Jurusnya sakti banget kek, kok Yatri ga diajarin sih?” gerutu Gayatri sambil berusaha menggulung naga putih tadi. “Kan sudah kakek bilang harus yang ada tulang naganya baru bisa diajarin jurus ini, kalau tidak jurus ini bisa menghancurkan organ dalam tubuh kamu,” sambung si kakek Wicaksono. “Bagaimana kakek bisa tahu ada tulang naga atau tidak? tanya Gayatri penasaran Wuuusssshhh …! Bukannya menjawab pertanyaan cucunya, Wicaksono malahan berputar laksana angin menggulung tongkat Gayatri hingga tongkat terpental dari tangan cucunya “Kakek jahat banget sih, bukannya jawab pertanyaan Yatri malahan menyerang dengan jurus yang tidak bisa dikalahkan ….” kesal Gayatri. “Kamu tidak fokus Yatri, terlalu banyak mikir dan nanya jadi seranganmu melempem!” Wicaksono berusaha meredakan kemarahan cucunya. “Bukannya kakek tidak mau mengajarkan jurus ini tapi jurus ini harus ditemukan sendiri dan belajar langsung dari kitab sakti itu sendiri!" jelasWicaksono. “Memangnya ada berapa jurus kek?” tanya Gayatri penasaran. “Konon ada 9 Jurus Naga Sakti di 9 Kitab yang berbeda! Kakek saja hanya bisa menemukan 1 Kitab saja yaitu Naga Putih ini! Setelah berhasil dipelajari, kitab ini akan sirna tersimpan lagi entah dimana … Hanya Anak Naga terpilih yang bisa menemukan Kitab ini dan mempelajarinya,” jawab Wicaksono. “Satu Jurus saja sudah sakti begini kek, gimana kalau sampai bisa belajar 9 Jurus ya?” “Hanya ada satu Pendekar Naga yang berhasil mempelajari keseluruhan Jurus Naga ini. Dia Sang Terpilih yang berhasil mengalahkan makhluk-makhluk mitos jaman dahulu yang berada di wilayah Kamandaria terutama Raksasa Mata Satu Berjari Tiga yang dikalahkannya dengan Jurus Naga yang paling sakti. Dia Raja pertama kita Dharmawangsa yang mendirikan Kerajaan Kamandaria setelah berhasil mempersatukan seluruh bangsa dan makhluk yang ada di Wilayah Kamandaria,” cerita kakeknya. “Berarti Kakek payah dong ya, cuman bisa satu jurus saja, hihihi!” ledek Gayatri. Wicaksono hanya tersenyum mendengar ledekan cucunya. Dia tidak tersinggung karena tahu cucunya hanya becanda, tidak ada maksud menghinanya. “Udahan dulu, kamu mandi sana! Besok kakek ajarkan jurus lain!" “Kalau sekarang naga masih ada tidak Kek?” tanya Gayatri tidak mengubris kakeknya. “Ada atau tidaknya kakek tidak tahu … Banyak desas-desus kalau ada yang melihat naga yang sempat terbang keluar dari Lembah Naga menembus Kabut Merah di atasnya, tapi tidak ada yang berani turun ke sana karena sangat terjal dan berkabut!” “Kakek dulu ketemu jurus Naga Putih ini darimana?” cecar Gayatri “Ssssttt, kakek tidak boleh kasih tahu tapi pastinya di Desa Kabut Hitam” “Kalau auranya kuat dan terpilih, Pendekar Naga akan mendapat penglihatan dalam mimpi untuk menemukan satu-persatu Kitab Naga,” lanjut Wicaksono. “Kakek seumur-umur cuman mimpi sekali saja, tapi itu sudah cukup bagi kakek” “Lebih senang hidup menyepi di pedesaan alih-alih memerintah di Kota besar” “Ya udah, Yatri mandi dulu ya … Eh kek ada yang datang tuh!” lanjut Gayatri menunjuk ke arah pemuda-pemudi yang memasuki rumah hutan tempat mereka berada “Itu Kak Isyana...!!!!” teriak Gayatri lantang spontan kegirangan. Gayatri langsung berlari sekelebat menghampiri Isyana yang datang bersama Candaka. “Apa kabar kak… eh kaka sama siapa ini kok dekil amat orangnya?” timpa Gayatri tanpa mempedulikan Candaka yang memasang wajah cemberut.
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Bab 1 Desa Kabut Hitam Bab 2 Naga Terakhir Bab 3 Perguruan Tapak Naga Bab 4 Jurus Tapak Naga Bab 5 Mimpi Anak Naga Bab 6 Bayangan Naga Bab 7 Bagaskara Mukti Bab 8 Dimana Kamu, Isyana? appBab 9 Iblis Naga Hitam appBab 10 Hutan Terlarang appBab 11 Ada Apa Dengan Gayatri? - I appBab 12 Ada Apa Dengan Gayatri? - II appBab 13 Ada Apa Dengan Gayatri? - III appBab 14 Pemuda Dekil appBab 15 Lembah Naga appBab 16 Misteri Isyana appBab 17 Kebangkitan Iblis Naga Hitam appBab 18 Misteri Asmawaati dan Kumaladewi appBab 19 Tiga Pendekar dan Kitab Naga Putih appBab 20 Mimpi Lagi? appBab 21 Siapa Ki Nagaswera? appBab 22 Berlatih appBab 23 Bertemu Kembali appBab 24 Sahabat Atau Kekasih? appBab 25 Kembali Ke Hutan Terlarang appBab 26 Perbuatan Terlarang appBab 27 Tempat Rahasia appBab 28 Perjalanan Ke Gurun Terkutuk appBab 29 Gurun Terkutuk appBab 30 Berpisah appBab 31 Ratu Naga appBab 32 Desa Sembilan Naga appBab 33 Naga Gurun appBab 34 Nekad appBab 35 Naga Putih appBab 36 Kebangkitan Pendekar Naga appBab 37 Pulang appBab 38 Turnamen Pendekar appBab 39 Petunjuk Mimpi appBab 40 Bimbang appBab 41 Si Wajah Tirus appBab 42 Muslihat Turnamen Pendekar appBab 43 Candaka Ikut Turnamen Pendekar appBab 44 Mahaputra vs Moghul appBab 45 Energi Chi appBab 46 Gadis Berpakaian Hitam appBab 47 Siapa Sebenarnya, Isyana? appBab 48 Isyana vs Gayatri appBab 49 Pedang Iblis dan Pusaka Naga appBab 50 Mimpi Yang Aneh appBab 51 Kitab Naga 2 : Naga Merah Turun Ke Bumi appBab 52 Keributan di Turnamen Pendekar appBab 53 Si Cantik Zhian appBab 54 Bayangan Putih appBab 55 Zhu Fei dan Alam Bawah Sadar appBab 56 Misteri Mimpi Terungkap appBab 57 Naga Merah Cantik Muncul Kembali appBab 58 Lembah Naga Atau Kota Naga Emas? appBab 59 Makhluk Eksotik Malam appBab 60 Menjelajahi Hutan Terlarang appBab 61 Ini Baru Makhluk Eksotik appBab 62 Candaka vs Zhu Fei appBab 63 Naga Biru dan Naga Phoenix appBab 64 Lycanoid appBab 65 Pusaka Naga Greatest Chi appBab 66 Pedang Mitologi appBab 67 Rahasia Keluarga Nagaswera appBab 68 Jurus Tapak Naga Sakti - I appBab 69 Distrik Pendekar appBab 70 Paviliun Lotus appBab 71 Ilmu Pedang Elder appBab 72 Petualangan Jayanti appBab 73 Krisis di Kota Naga - 1 appBab 74 Naga Biru Sakti appBab 75 Hari Terakhir di Paviliun Lotus appBab 76 Krisis di Kota Naga - 2 appBab 77 Krisis di Kota Naga - 3 appBab 78 Krisis di Kota Naga - 4 appBab 79 Krisis di Kota Naga - 5 appBab 80 Undead Human Dragon appBab 81 Perjalanan Lima Pendekar - 1 appBab 82 Perjalanan Lima Pendekar - 2 appBab 83 Pertemuan di Kota Naga appBab 84 Akhir Krisis di Kota Naga appBab 85 Bahaya di Hutan Eksotik - 1 appBab 86 Bahaya di Hutan Eksotik - 2 appBab 87 Ki Nagaswera vs Bagaskara Mukti appBab 88 Kisah Zhian appBab 89 Bahaya di Hutan Eksotik - 3 appBab 90 Alam Surgawi appBab 91 Bahaya di Hutan Eksotik - 4 appBab 92 Jurus Tapak Naga Sakti - 2 appBab 93 Memasuki Alam Mimpi appBab 94 Kitab Naga 3 - Naga Hijau Menusuk Kalbu appBab 95 Balung Buto appBab 96 Mengantar Kumalasari appBab 97 Desa Bayangan appBab 98 Bertemu Shadow Master appBab 99 Menuju Kota Para Pendekar appBab 100 Cindaku appBab 101 Kota Para Pendekar appBab 102 Mahaputra vs Moghul Lagi appBab 103 Serangan Pasukan Kegelapan appBab 104 Kisah Kumalasari appBab 105 Candaka vs Moghul appBab 106 Drago Muncul Kembali? appBab 107 Dusun Penyamun appBab 108 Pendekar Pukulan Petir appBab 109 Kabar Buruk appBab 110 Kota Kegelapan (City of Darkness) appBab 111 Bala Bantuan appBab 112 Penyerbuan Kota Kegelapan appBab 113 Pertarungan Akbar Candaka vs Drago - 1 appBab 114 Pertarungan Akbar Candaka vs Drago - 2 appBab 115 Pertarungan Akbar Candaka vs Drago - 3 appBab 116 Pendekar Kristal Naga appBab 117 Kota Naga Biru appBab 118 Pulau Mistis appBab 119 Pedang Naga Hijau Penusuk Kalbu appBab 120 Pertarungan Akbar Candaka vs Drago - 4 appBab 121 Pertarungan Akbar Candaka vs Drago - 5 appBab 122 Pertarungan Akbar Candaka vs Drago - 6 appBab 123 Pertarungan Akbar Candaka vs Drago - 7 appBab 124 Pertarungan Akbar Candaka vs Drago - 8 appBab 125 Pertarungan Akbar Candaka vs Drago - 9 appBab 126 Pertarungan Akbar Candaka vs Drago - 10 appBab 127 Pasangan Pendekar dan Naga Biru appBab 128 Naga Iblis Hitam appBab 129 Jirus Naga Hijau Menusuk Kalbu appBab 130 Jurus Pedang Naga Hijau appBab 131 Dunia Naga appBab 132 Alam Iblis appBab 133 Teka Teki Rawa Api appBab 134 Labirin Hutan Buangan appBab 135 Naga Api Sungai Merah appBab 136 Gunung Berapi Naga appBab 137 Naga Buangan Raksasa appBab 138 Berpisah Kembali appBab 139 Kitab Naga 4 : Tendangan Api Naga Jingga appBab 140 Kumalasari Jatuh Cinta? appBab 141 Kanaya Mahaswari appBab 142 Kota Seribu Wajah appBab 143 Tantangan Naga Jingga appBab 144 Kota Tersembunyi - 1 appBab 145 Kota Tersembunyi - 2 appBab 146 Kota Tersembunyi - 3 appBab 147 Mustika, Pedang, dan Kitab Naga appBab 148 Darkness Forest appBab 149 Desa Mitos appBab 150 Jebakan Aswang appBab 151 Akhir Kisah Candaka appBab 152 Kerajaan Kamandaria appBab 153 Kota Naga Emas appBab 154 Perintah Raja Wangsaria appBab 155 Rencana Kasim Istana appBab 156 Jurus Tendangan Naga Api Jingga appBab 157 Misteri Kota Naga appBab 158 Naga Kuno dan Naga Kematian appBab 159 Misteri Naga Kematian appBab 160 Meloloskan Diri appBab 161 Kekaguman Arjani appBab 162 Jayanti Atau Arjani? appBab 163 Bertemu Ki Nagaswera appBab 164 Ada Apa Dengan Jayanti? - I appBab 165 Ada Apa Dengan Jayanti? - II appBab 166 Kampung Misterius appBab 167 Ruh Naga appBab 168 Siapa Elder Gods? appBab 169 Kembalinya Satria Wicaksono appBab 170 Kebangkitan Pendekar Naga Dewa appBab 171 Menemui Elder Wyvern appBab 172 Petunjuk Elder Wyvern appBab 173 Keputusan Arjani appBab 174 Menara Seribu Naga Langit appBab 175 Hasil Pertemuan appBab 176 Masalah Di Desa Kabut Hitam - I appBab 177 Masalah Di Desa Kabut Hitam - II appBab 178 Masalah Di Desa Kabut Hitam - III appBab 179 Hantu Perguruan appBab 180 Rahasia Besar Terkuak appBab 181 Iblis Seribu Wajah appBab 182 Membebaskan Naga Ling The Atau Tidak? appBab 183 Jalan Lain appBab 184 Pertemuan Pendekar appBab 185 Pendekar Dewa Racun appBab 186 Selamat Atau Tidak? appBab 187 Pendekar Sombong appBab 188 Kembali Ke Distrik Pendekar appBab 189 Menara Seribu Naga Langit (2) appBab 190 Naga Ashura appBab 191 Kitab Mantera Sihir Naga appBab 192 Firasat Buruk Arjani appBab 193 Kembalinya Pendekar Naga Biru appBab 194 Pertemuan Dua Pendekar appBab 195 Makhluk Mitos Eksotik appBab 196 Master Garuda appBab 197 Kitab Dewa Racun appBab 198 Candaka vs Brahmana appBab 199 Perompak Rajawali appBab 200 Menyusun Rencana appBab 201 Konflik di Atas Kapal Rajawali appBab 202 Rencana Tidak Terduga appBab 203 Menuju Negeri Malaka appBab 204 Penguasa Tiga Dunia - I appBab 205 Pertempuran di Samudra Nusantara - I appBab 206 Pertempuran di Samudra Nusantara - II appBab 207 Pertempuran di Samudra Nusantara - III appBab 208 Misteri di Samudra Nusantara - I appBab 209 Misteri di Samudra Nusantara - II appBab 210 Penguasa Tiga Dunia - II appBab 211 Penguasa Tiga Dunia - III appBab 212 Persaudaraan Dua Pendekar Sakti appBab 213 Pertempuran Akbar Melawan Benua Timur - I appBab 214 Pertempuran Akbar Melawan Benua Timur - II appBab 215 Pertempuran Akbar Melawan Benua Timur - III appBab 216 Hydragon appBab 217 Pertempuran Akbar Melawan Benua Timur - IV appBab 218 Menyerah Atau Tidak? appBab 219 Kebangkitan Naga appBab 220 Rumor Naga Geni appBab 221 Ki Sakuntala appBab 222 Perguruan Gagak Hitam appBab 223 Bandit Jawara appBab 224 Rayuan Dewi Racun appBab 225 Kunjungan Ki Sakuntala appBab 226 Pegunungan Nirvana appBab 227 Siapa Sebenarnya Naga Geni? appBab 228 Bertemu Naga Geni appBab 229 Ramuan Bunga Abadi appBab 230 Romantisme Candaka appBab 231 Jurus Naga Geni appBab 232 Kitab Pedang Jingga Penusuk Sukma appBab 233 Ramalan Naga Geni appBab 234 Candaka vs Gagak Hitam appBab 235 Gadis Ketiga appBab 236 Dewi Racun appBab 237 Pendekar Cakar Naga appBab 238 Iblis Hitam Rangkabumi appBab 239 Nasib Candaka appBab 240 Masa Tenang appBab 241 Bandit Jawara Beraksi appBab 242 Pendekar Naga Biru vs Pendekar Golok Iblis appBab 243 Iblis Merah appBab 244 Masa Tenang Lanjutan appBab 245 Markas Bandit Jawara appBab 246 Pendekar Pedang Petir vs Dewi Racun appBab 247 Persyaratan Dewi Racun appBab 248 Pendekar Golok Iblis vs Tangan Geledek appBab 249 Candaka vs Aditya appBab 250 Darkness Aditya appBab 251 Bangkitnya Iblis Aditya appBab 252 Iblis Hitam Aditya appBab 253 Kemisteriusan Dewi Racun appBab 254 Masa Tenang Lagi appBab 255 Jurus Golok Naga Merah appBab 256 Ungkapan Hati appBab 257 Bahaya Di Samudera Naga appBab 258 Tengkorak Merah appBab 259 Golok Iblis vs Tengkorak Merah appBab 260 Pendekar Dewa Pedang vs Pendekar Pedang Petir appBab 261 Dewi Racun vs Pendekar Dewa Abadi appBab 262 Pendekar Naga Biru vs Pendekar Dewa Mabuk appBab 263 Misteri Benua Timur appBab 264 Pulau Naga Biru appBab 265 Naga Super Sakti appBab 266 Pendekar Iblis Racun appBab 267 Naga Super Sakti - II appBab 268 Lembah Seribu Naga appBab 269 Naga Tiamat appBab 270 Ki Adheswara appBab 271 Membebaskan Naga Ling The - I appBab 272 Membebaskan Naga Ling The - II appBab 273 Keputusan Ratu Belinde appBab 274 Pertolongan Naga Yenny appBab 275 Menuju Pulau Pendekar appBab 276 Pulau Pendekar appBab 277 Keanehan Pulau Pendekar appBab 278 Keanehan Pulau Pendekar - II appBab 279 Mata Merah Menyala appBab 280 Jalan Lain appBab 281 Tanpa Batas appBab 282 Menembus Pulau Pendekar appBab 283 Mencari Pendekar Darmawangsa appBab 284 Alam Naga Immortal appBab 285 Lembah Suram appBab 286 Alam Naga Immortal - II appBab 287 Nasib Candaka appBab 288 Pendekar Aneh dan Sakti appBab 289 Pendekar Darmawangsa appBab 290 Tapak Naga Dewa appBab 291 Tiga Gadis, Satu Cinta appBab 292 Berlayar Ke Pulau Naga Biru appBab 293 Keputusan Yenny appBab 294 Naga Samudra? appBab 295 Pertarungan Naga appBab 296 Menyegel Kota Naga appBab 297 Mengurung Naga Kematian appBab 298 Menyusun Rencana appBab 299 Kehebatan Naga Drago - I appBab 300 Kehebatan Naga Drago - II appBab 301 Naga Biru vs Naga Merah appBab 302 Nagabumi appBab 303 Pulau Buangan appBab 304 Naga Iblis Draken appBab 305 Rencana Ling The appBab 306 Undangan Raja Wangsaria appBab 307 Rencana Putri Arkadewi appBab 308 Berangkat Ke Pulau Pedang appBab 309 Pendekar Naga Iblis appBab 310 Pendekar Naga Biru vs Pendekar Naga Iblis appBab 311 Kemisteriusan Arkadewi appBab 312 Pulau Pedang appBab 313 Muslihat Arkadewi appBab 314 Markas Iblis Naga Hitam appBab 315 Kisah Cinta Candaka app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
UNION READ LIMITED
Room 1607, Tower 3, Phase 1 Enterprise Square 9 Sheung Yuet Road Kowloon Bay Hong Kong
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta