Bab 22 Jangan Bermain Api Denganku
Ziva tak henti-hentinya menangis dan berteriak layaknya orang gila saat sang papa menyudahi pembicaraan mereka di telepon. Ucapan sang papa membuatnya harus menelan pil pahit karena dirinya sama sekali tak dianggap di keluarga Yahya. Dan sekarang, setelah Ziva keluar meninggalkan suami dan negaranya, ia bertekad untuk meraih mimpinya meski rintangan banyak menghadang, termasuk jika ia memang harus bergelut dengan sang adik. Ziva tak ingin lagi direndahkan! Ia juga ingin mendapat perhatian dan menjadi pusat perhatian atas hasilnya sendiri.
“Baik jika itu yang papa inginkan! Aku akan tunjukkan kemampuanku yang sebenarnya! Tapi aku tak akan pernah kembali ke Indonesia atau Rio!” ucap Ziva segera berdiri dan membuka tabung penyimpan gambarnya. Ia mulai mengerjakan desain gambar bangunan yang sebelumnya hilang. Berbekal ucapan merendahkan sang papa ditambah sikap sang adik yang mulai mengadu domba, Ziva ingin memperlihatkan jika dia bukanlah orang yang bisa dipandang sebelah mata!
Raih lebih banyak mutiara dari aplikasi Isi
Buka aplikasi Joyread
Baca lebih banyak lagi untuk menemukan lebih banyak cerita keren di Joyread