Bab 5 Sifatnya Berubah Dalam Semalam
Ucapan dan gerakan mundur Yasmine berhasil membuat ekspresi Stefan dan Cedric menjadi lebih masam.
Cedric bahkan berseru, "Yasmine, apa kamu menggila lagi?"
"Kak Stefan perhatian kepadamu. Tamara juga adalah korban. Mereka memberimu kesempatan untuk mengakui kesalahanmu, jangan tak tahu berterima kasih."
Jika ini dahulu, Yasmine pasti sudah menahan rasa getirnya, lalu tersenyum untuk menyenangkan kedua kakaknya.
Namun, kali ini tatapan Yasmine malah lebih dingin dari mereka.
Sikapnya juga lebih keras dari mereka.
Melihat suasana menjadi tegang, Tamara maju untuk menengahi masalah ini.
Dia menarik ujung baju Cedric, sambil berkata dengan lembut, "Kak Cedric, jangan marah pada Kak Yasmine. Dia sudah menggantikanku untuk menikah dengan Isaac. Aku tak akan menyalahkannya ...."
Tamara bicara dengan berlapang dada, tapi ekspresinya menunjukkan kegetiran.
"Jadi pengantin pengganti dan mencuri rencana keuangan adalah dua hal yang berbeda. Mana bisa disamakan?"
"Lagi pula, dia sendiri yang berjanji pada Ayah, Ibu, dan Nenek, bilang bersedia menikah menggantikanmu. Kamu sama sekali tidak tahu apa-apa. Masalah ini tidak ada hubungannya denganmu. Tamara, kamu jangan selalu begitu lemah dan baik hati, membiarkan Yasmine terus menindasmu."
Cedric menghibur Tamara dengan suara sangat lembut.
Dia mengelus kepala Tamara, sikapnya sangat berbeda dibandingkan saat memperlakukan Yasmine.
Tamara tersenyum polos dan ceria, sambil berkata dengan manja, "Kak Cedric, sungguh bagus ada Kakak."
"Namun, Kak Yasmine juga adalah keluarga kita. Saat ini, dia hanya sedang marah sesaat."
Melihat Tamara yang pengertian, lalu melihat sikap Yasmine yang keras dan dingin, Stefan pun mengerutkan kening, merasa luar biasa tidak senang.
"Dia bukan marah sesaat, melainkan dimanjakan oleh adiknya yang mudah ditindas."
"Tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah, menindas adik kandung sendiri, juga menentang kakak laki-laki. Semakin lama dia semakin tidak ada aturan."
"Yasmine, bagaimanapun juga, hari ini kamu harus menyerahkan flashdisk berisi rencana keuangan yang dibuat oleh Tamara. Jika tidak, jangan harap bisa pergi."
"Apa kamu pulang untuk mengambil barang-barangmu?"
"Segala yang ada di rumah Keluarga Judith bukan milikmu. Kamu tak bisa membawanya pergi!"
Tatapan Stefan sangat dingin, auranya juga sangat ganas dan dingin, langsung menunjuk Yasmine.
Ini bukan demi menekan Yasmine. Namun, dalam pandangannya, dia hanya mau Yasmine mengakui kesalahannya.
Kalau melakukan kesalahan, maka harus bertanggung jawab.
Yasmine malas meladeni mereka, maka berkata dingin, "Enyahlah, *nj*ng yang baik tidak menghalangi jalan!"
Kemudian, dia naik ke lantai atas.
"Kak Yasmine, bagaimana kalau Kakak meminta maaf pada Kak Stefan? Kita adalah satu keluarga, harus hidup harmonis ...."
Melihat Yasmine mau pergi, Tamara buru-buru maju dan memegang lengannya.
Namun, Yasmine berjalan dengan cepat. Saat berjalan, Tamara malah tersandung gaun panjangnya. Sebelum jatuh, untungnya dia ditangkap oleh Stefan.
Tamara tiba-tiba merintih, "Ah! Sakit ...."
"Kak Yasmine, maaf. Kak Stefan dan Kak Cedric tidak sengaja bersikap galak padamu. Jika Kakak mau menyalahkan, salahkan aku saja ...."
Melihat hal ini, Cedric buru-buru berjongkok untuk memegang pergelangan kaki Tamara yang terkilir. Dia sangat sedih, "Tamara, Kakak akan panggil dokter keluarga kemari."
Setelah bicara begitu, dia juga memelototi Yasmine si "pembuat onar" ini, lalu berkata dengan marah, "Yasmine, apa kamu sudah selesai?"
"Minta maaf pada Tamara!"
Karena terlalu sakit, Tamara berlinang air mata, sambil berkata dengan lemah, "Kak Cedric, jangan menyalahkan Kak Yasmine. Aku yang tidak hati-hati sehingga terkilir."
"Kak Yasmine hanya tidak memperhatikan karena sedang marah."
Saat bicara, nada bicaranya semakin terdengar getir.
Namun, dia menggertakkan gigi untuk menahannya.
Kemarahan Cedric pun meledak. Dia maju dan mencengkeram pergelangan tangan Yasmine dengan kuat, "Kakak menyuruhmu minta maaf!"
Yasmine menepis tangannya dengan dingin, membuat Cedric mundur beberapa langkah, sambil menatapnya dengan tak percaya.
"Bagaimana kalau aku tidak mau minta maaf?"
"Kaki Tamara terkilir, apa itu salahku?"
Yasmine mengangkat alisnya, tatapannya juga mengejek. Kemudian, dia berjalan ke arah Tamara yang dipapah oleh Stefan.
"Ini masalah yang kamu buat sendiri."
Lalu, di depan semua orang, Yasmine menendang pergelangan kaki Tamara dengan keras.
Terdengar suara “krak”.
Suara ini sangat jelas.
"Kali ini aku sungguh menendangmu!"
Yasmine tersenyum dengan ekspresi tenang.
Ekspresi dinginnya memudar, seolah-olah langsung membuka keangkuhan dan keberanian yang tersembunyi di tubuhnya.
Tendangan ini berhasil meledakkan amarah Stefan dan Cedric.
Stefan berada paling dekat dengan Yasmine. Dia mengangkat tangannya untuk menampar Yasmine, dengan tatapan penuh amarah.
Saat hampir menampar Yasmine, tiba-tiba tangannya ditangkap oleh seseorang.
Tangan Stefan berhenti satu inci dari wajah Yasmine.
Kemudian, Stefan didorong keras ke belakang. Tamara juga ikut jatuh bersamanya.
"Nyonya, apa baik-baik saja?"
Sergio berdiri di samping Yasmine, seperti sebuah pohon besar.
Tubuhnya kekar dan tingginya 190 cm. Sebelum menjadi pengawal, dia adalah petinju, ada kekuatan yang tak ada habisnya di tubuhnya.
Sergio melirik ketiga orang itu, sambil mengerutkan kening dan berkata dengan ganas, "Sekarang Nyonya Yasmine adalah anggota Keluarga Matteo. Keluarga Judith tak berhak berbuat apa-apa padanya."
Sergio sangat galak, membuat Tamara ketakutan hingga meringkuk ke dalam pelukan Stefan.
Sambil melindungi Tamara, Stefan berdiri dengan wajah yang pucat.
Tiba-tiba kemarahan Cedric mereda, tapi dia masih menatap Yasmine dengan tajam.
Dia sangat emosi hingga matanya memerah.
"Tidak apa-apa, temani aku naik ke atas untuk mengambil tas akupunkturku."
Yasmine bersikap dingin, bahkan tak mau melirik mereka.
Yasmine bertubuh ramping dan tegak. Meski saat ini wajahnya berjerawat, tapi auranya sangat misterius.
Seperti bunga yang lemah namun menawan, sangat tenang dan dingin, dan bertumbuh sendirian.
Melihat bayangan Yasmine, tiba-tiba Stefan merasa sedikit asing.
Cedric menahan amarahnya, lalu membungkuk untuk memeriksa pergelangan kaki Tamara.
Tamara melihat Yasmine naik ke atas dengan tatapan yang lebih dalam.
Yasmine naik ke atas, tapi menyadari bahwa kamarnya sudah digeledah.
Jarum perak dalam tas akupunkturnya sudah ditekuk dan dilemparkan ke ranjang. Jika dia tak berhati-hati dan berbaring di atasnya, pasti akan tertusuk.
Beberapa pelayan diam-diam memperhatikan hal ini, dipimpin oleh Bibi Linda yang merawat Tamara. Bibi Linda menunjukkan senyum puas.
"Yasmine, bukankah kamu sudah menikah? Suamimu adalah pria cacat yang wajahnya rusak."
"Ada apa? Baru hari kedua pernikahan, kamu sudah tidak sabar membawa pria liar pulang kemari dan membuat onar?"
Bibi Linda tertawa mengejek. Setelah mobil Keluarga Matteo masuk ke kediaman Keluarga Judith, dia terus menunggu di atas.
Melihat ada seorang pria gagah di sisi Yasmine, Bibi Linda pun mulai mencibir.
Lagi pula, dahulu demi mengambil hati Keluarga Judith, Yasmine juga sering berusaha menyenangkan Bibi Linda.
Jadi, sikapnya semakin kurang ajar.
Tatapan Yasmine menggelap. Dia maju dengan tenang, lalu meraih leher Bibi Linda dan melemparkannya ke ranjang yang penuh dengan jarum perak.
"Ahhh!"
Dalam sekejap, suara jeritan menggema di seluruh kediaman Keluarga Judith.
Yasmine tersenyum misterius dengan menonjolkan lesung pipinya, "Coba katakan lagi."
"Ada apa dengan Isaac?"
Dengan tatapan gelap, Yasmine membungkuk di samping ranjang, sambil tersenyum lebih manis.
Tapi ... ini malah membuat Bibi Linda merinding.
Hanya dalam semalam, Yasmine sudah berubah!