Bab 5 Barang bekas
Saat Dave baru keluar dari pintu, deretan mobil penjemput pengantin langsung memblokir jalan keluarnya!
Seorang pria muda yang mengenakan setelan jas dan sepatu kulit turun dari mobil pengantin dan membawa buket bunga ditangannya, pria itu adalah Navaro!
Navaro yang melihat Dave sedikit terkejut, tapi kemudian dia tertawa terbahak-bahak.
“Saya bahkan sudah lupa hari ini kamu dibebaskan, benar-benar kebetulan sekali, bagaimana kalau kamu ikut menghadiri acara pernikahanku dan Sana?”
Navaro menatap Dave dengan penuh penghinaan, tatapan mengejek terlihat di matanya!
Dave melirik Navaro dengan dingin, dia berbalik dan ingin pergi, dia tidak ingin menghabiskan waktu untuk mendengar omong kosong orang seperti ini!
“Jangan pergi !” siapa sangka Navaro menghalangi Dave : “Apa kamu tidak punya uang untuk memberi amplop ? Tidak apa-apa, kamu tidak memberi kami amplop pun kamu boleh makan dan minum sepuasnya, acara pernikahan kami dilangsungkan di Hotel Sawasdee, kalau kamu tidak menggunakan kesempatan ini mungkin seumur hidup ini kamu tidak akan punya kesempatan untuk makan disana lagi!”
Navaro berkata sambil tertawa, dia bahkan mengulurkan tangannya dan menepuk-nepuk wajah Dave.
Dave menepis tangan Navaro dengan kuat!
“Bodoh, bisa-bisanya merasa puas menikahi barang bekas, bekas mainanku pula.”
Dave mencibir.
Walaupun Dave tidak pernah menyentuh Sana, bahkan bergandeng tangan saja tidak pernah, tapi dia sengaja mengatakan hal itu agar membuat Navaro merasa jijik sekalian menjatuhkan Sana.
Navaro yang mendengar itu langsung terkejut dan menatap kearah Sana!
Sana pernah berkata padanya kalau dia dan Dave bahkan tidak pernah berpegangan tangan, lalu apa maksud dari ucapan Dave?
Sana yang melihat Navaro berjalan kearahnya langsung panik, dia berteriak pada Dave : “Dave, bicara apa kamu? Siapa yang kamu maksud mainan bekasmu? Dengan sifat sok sucimu itu, saya bahkan enggan memegang tanganmu!”
Yasmine juga panik, dia langsung memaki Dave : “Dave, jangan berkata sembarangan karena kamu tidak bisa mendapatkan Sana, dengan sifat sok sucimu mana mungkin putriku disentuh olehmu!”
“Navaro, jangan percaya pada omong kosongnya, dia hanya sedang mencoba membuatmu jijik.”
Yasmin langsung menjelaskan pada Navaro, dia dengan susah payah mendapatkan seorang menantu emas, tidak boleh sampai perkataan Dave merusak semuanya.
“Bibi, tenanglah, saya tidak akan percaya padanya.”
Navaro juga bukan orang bodoh, tentu saja dia tidak akan percaya begitu saja pada omongan Dave!
“Percaya atau tidak, terserah kamu!”
Dave malas berbasa basi dengan Navaro, dia langsung pergi melewatinya begitu saja!
“Tunggu!”
Navaro berteriak pada Dave : “Sebaiknya kamu jaga mulutmu itu, jangan berani berkata sembarangan tentang istriku, atau rasakan akibatnya!”
Navaro takut Dave akan berkata sembarangan diluar dan merusak nama baik keluarga Kintan!
“Hehe…ini mulutku, berkata apa tentu saja terserah padaku, kenapa kamu yang ribut?”
Dave menatap Navaro dengan dingin : “Sebaliknya, kamu lah yang harus berhati-hati, jangan sampai suatu hari nanti kamu bahkan tidak tahu kenapa kamu mati!”
Navaro yang melihat tatapan sedingin es dari Dave langsung gelisah, hatinya merasakan sedikit ketakutan.
Tapi dalam sekejap, Navaro merasa dirinya sedang dipermalukan, kedua matanya langsung memelototi Dave : “Bajingan, kalau kamu tidak takut mati, coba saja, jangan sampai pada akhirnya kamu malah bersujud memohon ampun padaku!”
Wajah Navaro dipenuhi dengan amarah, kalau saja hari ini bukan hari pernikahannya dia pasti sudah menghabisi Dave!
“Siapa yang akan bersujud memohon ampun masih belum bisa dipastikan kan? Kita lihat saja nanti!”
Dave menatap Navaro.
“Navaro, waktunya sudah tiba, sudah, kita tidak usah hiraukan si miskin ini lagi, dasar sinting!”
Yasmine memelototi Dave dengan kejam!
Dan Navaro yang memegang buket bunga berjalan masuk kedalam rumah diikuti sebarisan orang!
Dave yang menatap punggung Navaro tiba-tiba menjentikkan jarinya, seberkas cahaya perak tiba-tiba masuk ke tubuh Navaro.
Navaro gemetar sesaat , tapi dia tidak memperdulikannya, dan melanjutkan melangkah masuk kedalam rumah.
“Saya ingin lihat apakah kamu akan datang bersujud memohon padaku!”
Dave menyeringai, dia membalikkan badannya dan pergi menuju Hotel Sawasdee.
………………
Didepan pintu utama Hotel Sawasdee!
Juan berdiri didepan pintu dan dia sendiri yang menunggu Dave secara langsung, orang-orang yang memasuki Hotel Sawasdee dan melihat Juan langsung membicarakannya.
“Bukankan itu Tuan Tanaka, kenapa berdiri didepan pintu hotel? Sepertinya sedang menunggu seseorang, entah siapa orang hebat yang akan datang sampai-sampai Tuan Tanaka sendiri yang menunggunya langsung!”
“Dengar-dengar putra Keluarga Kintan akan menikah dan diselenggarakan disini, apakah Tuan Tanaka menunggu Keluarga Kintan?”
“Bisa jadi, lagipula Keluarga Kintan juga termasuk orang kaya, mereka bisa saja mempunyai kehormatan semacam ini.”
Orang-orang yang lewat berjalan memasuki hotel sambil membicarakan hal ini, sedangkan Juan masih berdiri didepan pintu, dia terus menatap arlojinya berulang-ulang, wajahnya sudah terlihat tidak sabar.
“Ayah, saya rasa bocah itu hanya omong kosong, dia berkata kalau paru-paru kirimu terluka, dan akan membahayakan nyawamu, jelas-jelas itu hanya omong kosong kan, kamu itu hanya batuk pilek, paling-paling hanya radang paru-paru , sudahlah jangan ditunggu lagi, saya temani kamu ke rumah sakit saja yuk!”
Yuki terus berusaha membujuk Juan.
Juan sudah menunggu hampir setengah jam disini, tapi Dave masih belum kelihatan, Yuki merasa Dave hanya omong kosong, dan Juan pun tidak pernah menceritakan tentang luka di paru-paru kirinya pada mereka, dan sebelumnya hal seperti ini tidak pernah terjadi.
“Yuki, kamu tidak mengerti hal ini, lukaku ini bahkan rumah sakit pun tidak bisa menanganinya, penyakit tersembunyiku ini sudah ada hampir dua puluh tahun lebih, dan saya tidak pernah menceritakannya kepada kalian karena takut kalian akan khawatir….”
Juan menghela nafas, wajahnya tampak serius.
Yuki yang mendengarnya langsung tercengang, dia segera menarik tangan ayahnya : “Ayah, ini….apa yang terjadi sebenarnya? Kamu jangan menakutiku, jangan menakutiku…..Saya sudah menelpon Dokter Harison, dia akan segera kemari.”
Yuki panik, disaat dia masih sangat kecil dia sudah tidak pernah bertemu dengan ibunya, dia dibesarkan langsung oleh ayahnya, Juan, mereka saling bergantung satu sama lain, kalau Juan sampai kenapa-kenapa, maka Yuki pun tidak tahu harus bagaimana melanjutkan hidupnya.
“Terlalu panjang untuk diceritakan, kalau ada waktu ayah akan menceritakan pelan-pelan padamu…..”
Selesai berkata, Juan kembali melirik arloji ditangannya, dan celingak celinguk menatap sekitarnya!