Bab 3

Aku di dapur tengah mengerjakan rutinitasku yang belum beres, yaitu mencuci peralatan makan yang masih kotor. Satu persatu piring kotor itu aku bersihkan sampai tanganku berbusa. Aku tak menyadari bahwa ada seseorang yang tengah mengintaiku dari balik pintu. Orang itu mendekat dan meraih pinggulku dengan kedua tangan besarnya. "Tuan,!!" "Sssstt.. mumpung yonyamu sudah tidur, kamu teruskan saja pekerjaanmu" bisik orang itu yang tak lain adalah bos ku. Aku berusaha tetap fokus pada cucian meski tangan nakal bosku liar menggerayangi tubuhku. Tangannya ia masukkan dari bawah baju lalu meremas payudara, mempermainkan puting imutnya. "Ahh.." Sedikit desahan yang membuat bosku semakin bersemangat meremas- remas dua belah payudaraku. Putingnya pun ia cubit mesra. Aku hanya memakai celana pendek yang tadi aku kenakan tanpa memakai CD. Bosku sudah berpesan bahwa aku sebaiknya tak usah memakai CD supaya ia mudah menggauliku. Ia menyuruhku untuk membungkuk setengah badan dan tetap meneruskan pekerjaanku. Tapi bagaimana mungkin aku bisa konsentrasi dengan pekerjaanku sedangkan tubuhku hendak di jamah olehnya. Tuanku segera melorotkan celana pendekku. Mukanya pas di depan bokongku yang sudah tak memakai celana. Ia membuka belahan bokong, sedikit kebawah adalah lubang kenikmatanku. Ia semakin melebarkan bukaannya untuk meraih biji kenikmatanku. Dengan cepat ia menjilati lubang kenikmatanku beserta klitorisnya, dan sesekali lubang anusku ia jilat. Membuat perasaanku tak karuan. Geli dan nikmat menjalar ke seluruh tubuh. Lubang kenikmatanku pun nampak licin dan becek oleh liurnya. Ia segera mengeluarkan rudal besarnya, dan menancapkan pada lubang kenikmatanku dari belakang. "Slleerrpp" ia mendorong tubuhnya, aku pun terdorong sampai tubuhku menempel pada ujung wastafel. Ia memaju mundurkan pinggulnya, membuat irama yang teratur. "Sleebb..slebb..slebb." Nikmatnya batang kejantanannya keluar masuk di dalam lubang kenikmatanku. "Ah..ahh..hh.. emmhh" Aku mengerang kenikmatan, Benda asing nan besar itu tengah menggenjot lubang kenikmatanku yang masih sempit tapi sudah licin memudahkan benda itu meraih kenikmatan. Kehangatan dan sensasi pijatan di dalam lubangku ia dapatkan yang tak pernah ia dapatkan dari lubang istrinya. "Ah..oh" nikmat bener m*m*k kamu nur" erang bosku yang merasa puas dengan servisku. Ia berusaha semaksimal mungkin dan semakin dalam membenamkan senjatanya. "Plok..plok..plok.." Benda itu terus menghujamiku dengan nikmatnya. Kami pun menikmatinya dengan khusu. Tanpa sadar ada orang lain yang mengintip kami, dan itu bukanlah mbok Yem. Nyonya yang merasa lapar dan tidak sengaja mendapati kami tengah larut dalam kenikmatan. Ia tidak melabrak kami, justru memperhatikan dengan seksama dari jauh. Hatinya teriris ketika melihat raut sang suami yang tengah terlena dalam cumbuan hangatnya tubuhku. Kebencian terhadapku sedikit tumbuh, namun ia berkaca pada dirinya yang tidak bisa memuaskan hasrat sang suami. Ia berpikir akan memberikan sedikit pelajaran padaku sebagai balasan atas rasa sakit hatinya. Tuanku semakin keenakan menggenjot tubuhku. Kini aku rasakan batang kejantanannya berdenyut denyut. Ia semakin gencar melakukan aksinya. "Plok.. plok.." Paha dan bokong bergetar ketika badannya menabrak tubuhku. Denyutnya semakin terasa seiring genjotannya yang semakin kencang. Dan tuanku melenguh. "Ahhh.." "Cerr...crooott.. crot.. crot." Cairan kenikmatan tuan tumpah ruah membanjiri dan memenuhi seluruh rongga kenikmatanku. Rahimku terasa sesak oleh cairan kental itu. Tuanku segera mencabut batang kejantanannya, Dan bergegas memakai pakaian nya. Nyonya yang mengetahui suaminya akan kembali ke kamar, ia segera mendahuluinya ke kamar. memejamkan mata seolah tak pernah melihat kejadian yang baru ia ketahui. Terngiang-ngiang di pikirannya raut sang suami ketika menggauliku. "Teganya kau mas, awas kau wanita jalang kau tak tau sedang mencari masalah dengan siapa" Jerit batin sang nyonya. ... Tuan yang tengah kembali ke kamar agak sedikit lega karena melihat sang istri masih tertidur pulas. Ia pun tidur di sampingnya dan memeluk tubuh sang istri yang sedang pura-pura tidur. .. Aku sangat kecapean setelah melayani tuan dan mencuci piring. Segera aku ke kamar mandi untuk membersihkan sisa-sisa sperma tuan yang menempel di ruang kenikmatanku. Sedikit demi sedikit cairan itu keluar dari lubang sembari ku sirami dan ku bersihkan dengan jemariku. Cairan itu terlalu banyak aku harus selalu bersabar membersihkannya. Karena entah kenapa sperma tuan selalu banyak ketika tumpah ruah di rongga intimku. .. Sedikit demi sedikit cairan itu keluar dari lubang sembari ku sirami dan ku bersihkan dengan jemariku. Cairan itu terlalu banyak aku harus selalu bersabar membersihkannya. Karena entah kenapa sperma tuan selalu banyak ketika tumpah ruah di rongga intim Sang nyonya sudah menyiapkan siasat buruk nya saat ia termenung di pelukan sang suami nya semalam. Pagi ini pula ia akan melancarkan siasat nya. Pagi itu tuan besar bosku telah berangkat ke kantor nya, sekitar pukul sembilan lewat nyonya mengajak mbok yem pergi, alasannya untuk membeli kebutuhan pokok bulanan. Tumben sekali sang nyonya melakukan hal ini, biasa selalu mengandalkan sopir dan mbok Yem melakukan hal tersebut. Di rumah tinggal lah aku sendirian, sesaat sebelum nyonya pergi dia berpesan pada ku akan ada tukang yang akan mengambil barang- barang bekas dari gudang. Ia meminta ku untuk menyambut nya dan menyuguhkan beberapa makanan ringan pada mereka. ... Di tengah perjalanan nyonya nampak menelpon seseorang, tidak banyak yang di ucapkan nya. Kata mbok Yem nyonya hanya mengatakan "lakukan sekarang" lalu ia menutup telponnya. Mereka sengaja pergi berlama -lama untuk memastikan siasat yang sudah di atur nyonya berjalan mulus sesuai rencana. .. Benar saja, ada beberapa tukang yang datang ke rumah. Mereka berdiri di depan pagar dan memencet tombol bel yang ada di dinding pagar. "Ting tong", Aku intip keluar melalui jendela, Tiga orang tukang yang di bicarakan nyonya nampak sudah ada di depan pagar. Tanpa rasa curiga aku membuka kan pintu pagar dan mempersilahkan mereka masuk. Sesuai permintaan nyonya aku menyambut mereka dengan baik. Satu persatu mereka menjabat tanganku sambil memperkenalkan dirinya masing-masing. Mereka adalah pak Doyo, Pak Karmin dan yang paling besar badannya Pak Darmaji badannya buncit seperti semar. Ada yang aneh ketika pak Doyo yang berbadan kurus itu menjabat tanganku, jarinya menggelitik permukaan tangan ini, genggaman tangannya begitu kuat terasa linu di permukaan tanganku. Sampai-sampai aku harus menarik pergelanganku sendiri dari genggamannya yang tak mau lepas. Ilfill juga aku jadinya, tapi aku harus tetap melayani mereka dengan baik. Mereka aku persilahkan duduk di atas sofa sembari aku ke dapur membawakan minuman dan cemilan untuk di suguhkan. Saat aku tinggalkan mereka sudah saling menatap dan bercengkrama. "Cantik juga ya pembantunya si nyonya?" Pak Doyo memulai percakapan diantara mereka. "Ia, masih muda banget" sahut pak Karmin. "Uenak ya jadi orang kaya, pembokatnya aja cakep, apabila bininya..!!!" Timpal pak Darmaji di barengi gelak tawa diantara mereka
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
UNION READ LIMITED
Room 1607, Tower 3, Phase 1 Enterprise Square 9 Sheung Yuet Road Kowloon Bay Hong Kong
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta