Bab 9 Memberikan Kartu
Wanita ini sangat sulit bergaul, tidak peduli Elsy setuju atau tidak, terhadap James semua ini adalah sebuah tantangan.
"Maaf, jadwalku sudah diatur, untuk satu minggu kedepan tidak ada waktu," tolak Elsy.
James menganggukkan kepala perlahan. Dia terlihat sangat kecewa tapi juga merasa lega.
Sesuai dugaan, ingin membawa istrinya untuk menemui keluarganya sangat sulit!
"Tunggu!"
James baru saja keluar dari kamar dan dia sudah mendengar wanita ini memanggilnya. Dalam hatinya tiba-tiba muncul harapan.
Jangan-jangan Elsy berubah pikiran dan sudah memutuskan kapan ingin ikut dengannya pulang ke rumah?
Hanya saja, setelah James memalingkan tubuh, Elsy malah memberikan sebuah kartu bank padanya.
"Apa maksudmu?"
James mengerutkan dahi, awalnya dia masih khawatir Elsy akan berubah pikiran dengan pernikahan mereka, jadi tidak memberikan uang hasil kerja keras ibunya sebesar 120 juta padanya, sekarang Elsy malah ingin memberikan uang padanya?
Apa-apaan ini!
"Di kartu ini ada 200 juta, kamu gunakan saja, jangan membeli barang murahan untuk di taruh di rumah lagi!"
"Rumah sepertinya masih kekurangan banyak barang, kalau ada waktu bantu aku membelinya."
"Kalau uang tidak cukup, kamu bisa memintanya lagi padaku!"
Elsy seperti sedang memerintahkan pekerjaan, ucapannya juga sangat singkat dan jelas.
James tidak bisa menahan dan tertawa, lalu mengembalikan kartunya berkata, "Aku adalah pemilik pria rumah ini, aku juga ada pekerjaan, kamu tidak perlu membiayaiku!"
Elsy mengerutkan dahi, mereka sudah menikah, kenapa pria ini masih saja berpura-pura?
Bukankah dia datang padanya hanya untuk uang dan kecantikannya?
Usai berkata, James segera pergi. Dia juga semakin malu untuk memberikan hadiah pernikahan 120 juta dari ibunya itu. James khawatir akan ditertawai!
Keesokan harinya, James pergi bekerja ke rumah sakit seperti biasanya.
Dia baru pensiun dua tahun dari garis depan, sekarang dia masih merupakan dokter spesialis yang bertanggung jawab atas segala jenis pemeriksaan di departemen ginekologi.
"James! Apakah semalam kamu pergi kencan buta lagi?"
Di belakangnya tiba-tiba terdengar suara temannya, Aldi.
Setelah itu, Aldi mengangkat lengannya dan dengan ramah merangkul bahu James.
Keduanya adalah teman sekelas saat SMP. Setelah James kembali dari tentara, mereka kembali menjadi rekan kerja, jadi hubungan mereka tentu sangat baik!
James menganggukkan kepala dan Aldi langsung bertanya dengan penasaran, "Apakah cocok?"
"Tidak."
James tersenyum pahit, kencan butanya dengan Megan memang gagal!
"Apa? Sepertinya ini sudah merupakan kencan butamu yang ke 18 , 'kan?"
Aldi terlihat sangat menyayangkan, "Apakah kamu tidak melakukan sesuai dengan apa yang aku katakan? Dari awal kamu harus mengatakan batasan terakhirmu, tidak ada alasan begitu banyak wanita tidak ada yang bersedia menikah denganmu, 'kan?"
Pemikirannya sama dengan Jane. Bagaimanapun juga James sangat tampan, walaupun dia sedikit tidak peka, dalam 18 kali kencan buta pasti juga akan bertemu dengan wanita yang menyukai tampang, 'kan?
"Aku curiga karena mengatakan sesuai dengan apa yang kamu katakan, makanya aku selalu gagal!" James tersenyum sambil menyalahkan teman, "Setiap kali aku mengatakan pendapatan tahunanku 180 juta, kencan buta pasti akan gagal!"
"Apakah kamu bodoh? Apakah kamu tidak bisa tidak mengatakan hal ini?"
Aldi menatapnya dengan mata terbuka lebar.
James hanya tersenyum dan tidak menjawabnya. Sebenarnya dia tidak ingin berhasil, makanya setiap kali membocorkan pendapatannya.
"Aduh, wanita zaman sekarang ini! Semuanya gila uang, benar-benar realistis!"
Aldi juga mengeluh, "Ingin menikah dengan wanita yang tidak gila uang dan materi benar-benar lebih sulit dari menggali tambang emas!"
James memahami perasaannya. Mantan pacarnya dulu juga selingkuh dengan anak orang kaya, makanya sampai sekarang Aldi juga belum menikah.
"Lupakanlah, hari ini ibuku datang melakukan pemeriksaan di rumah sakit, aku pergi mengunjunginya dulu! Di sana ada beberapa wanita yang ingin melakukan pemeriksaan kesehatan, kamu bantu aku memeriksanya ya!"
Usai berkata, Aldi buru-buru pergi.
"Baik!"
Setelah menyetujuinya, James segera memasuki ruangan rontgen dada.
Segera, ada seorang wanita yang masuk dengan membawa formulir pemeriksaan.
"Silakan lepaskan pakaianmu dan berdiri di depan mesin!"
Sama seperti biasanya, James mengambil formulir pemeriksaan dan memerintah.
Akan tetapi, setelah melihat nama di atas formulir pemeriksaan, James langsung tertegun!
Megan!
"Kenapa kamu?"
James mengangkat kepala dan Megan menunjuknya dengan terkejut!
"Kenapa pemeriksaan seperti ini dilakukan oleh dokter pria? Apakah kamu ingin mengambil keuntungan dariku?"
"Ingin melihat tubuhku? Jangan harap! Aku minta untuk ganti orang!"
Megan langsung berteriak keras.
Mendengar suara ini, wanita-wanita yang ingin datang melakukan pemeriksaan juga berkumpul.
Semuanya masing-masing berkomentar.
Ada orang yang mendukung Megan. Kenapa pemeriksaan yang berhubungan dengan privasi wanita dilakukan oleh pria?
Juga ada orang yang mendukung James. Dokter semuanya profesional, mana mungkin akan berpikiran begitu kotor?
Kondisi seperti ini sering James alami selama dua tahun bekerja.
Akan tetapi, biasanya setelah dijelaskan orang itu akan mulai menerima karena melihat James terlihat cukup jujur.
Sayangnya, hari ini Megan bersikeras tidak setuju!
"Pecundang sepertimu pantas saja tidak menemukan istri, benar-benar kotor! Dulu kamu datang bekerja di sini pasti karena ingin melihat tubuh wanita, 'kan?"
Megan menatap James yang tetap tidak mengganti orang untuk melakukan pemeriksaan, ucapannya juga semakin kasar.
"Ada apa ini?"
Mendengar kericuhan di sini, Aldi dan beberapa dokter ginekolog juga masuk.
"Megan?"
Melihat orang itu ternyata adalah adik kelasnya di SMP yang merupakan gadis tercantik di sekolah, Aldi juga buru-buru menjelaskan, "Kamu harus percaya dengan keprofesionalan rumah sakit. Kami dokter pria tidak seperti yang kamu pikirkan. Di mata kami, pria dan wanita sebenarnya tidak ada bedanya, tidak akan ada pemikiran jahat!"
"Chui! Apa yang kamu katakan hanya tipuan, siapa yang ingin percaya?"
Megan terlihat sangat marah, "Kalau kalian mengatakan pria dan wanita sama saja, kalian bisa menikahi pria!"
Melihatnya berkata begitu kasar, Aldi juga sangat kesal dan langsung bertengkar dengannya!
Setelah mengetahui permasalahan ini, presdir departemen tetap mengganti dokter wanita untuk melakukan pemeriksaan pada Megan.
James masih begitu santai, tapi Aldi malah sangat marah!
"Apakah kamu kenal dengan Megan itu? Dia lebih muda dua tahun dari kita, dulu adalah gadis tercantik di SMP Wilom. Kamu lihat saja betapa sombongnya dia!"
"Wanita lain juga kita yang melakukan pemeriksaan, kenapa dia tidak bisa? Dia kira siapa dirinya? Apakah sangat istimewa?"
Setelah Aldi selesai marah-marah, James baru tersenyum pahit berkata, "Dia adalah wanita ke 18 yang kencan buta denganku."
"Apa?"
Aldi terlihat terkejut, setelah seketika baru berkata, "Wanita yang begitu cantik ternyata adalah wanita yang kencan buta denganmu? Apakah dia ada kelainan fisik? Makanya tadi dia bersikeras tidak ingin kamu yang melakukan pemeriksaan padanya?"
James mana mungkin tahu? Makanya hanya tersenyum dan tidak menjawab.
"Dadanya besar kecil? Dadanya rata? Atau ada penyakit aneh yang tersembunyi?"
James tidak menjawab dan Aldi tetap terus menebak.
Mana mungkin menyangka dari sampingnya tiba-tiba terlihat sebuah tatapan yang dingin.
Melihat Megan berdiri di depannya, Aldi baru buru-buru menutup mulut!
"Phui! Kamulah yang memiliki penyakit tersembunyi, kalian sekeluarga semuanya memiliki penyakit tersembunyi! Huh, aku adalah wanita yang tidak ada didapatkan oleh pecundang seperti kalian, jadi kalian menjelekkanku di belakang!"
Megan merendahkan mereka sampai puas baru pergi dengan kesal.
Aldi dimarahi dan menunjukkan wajah mengejek pada wanita, "Benar-benar tidak pernah menemui wanita yang begitu sombong!"
Dia tidak pernah, tapi James pernah. Hanya saja, dibandingkan dengan kearoganan Megan, orang yang menikah dengannya itu lebih dapat ditoleransi.
"Sudahlah, aku ingin pergi mengambil hasil pemeriksaan ibuku!"
Aldi buru-buru pergi ke ruang CT.
Karena rasa perhatian, James juga ikut pergi.
Sama sekali tidak menyangka saat berjalan ke depan pintu, James melihat Aldi memegang hasil laporan dengan sekujur tubuh bergetar!
"Apa yang terjadi?"
Melihat kondisi yang tidak baik, James segera menghampiri.
Setelah melihat hasil CT, sekujur tubuhnya gemetaran!
Kanker paru-paru, stadium akhir!