Bab 4 Pekerjaan Baru

Beberapa hari setelahnya, Melvin memanggil seluruh pelayan di rumah mewahnya. Pagi-pagi sekali ia memecat seluruh pelayan yang terdiri dari lima orang pembantu, dua sopir dan tiga satpam. Melvin membayarkan pesangon saat itu juga dan meminta mereka pergi. Cindy yang kebingungan melihat sikap suaminya kemudian datang menghampiri. “Mas, kenapa kamu memecat mereka? Mereka salah apa?” tanya Cindy dengan kening mengernyit. “Mulai sekarang kamu akan bekerja sendiri. Aku udah gak sanggup bayar pembantu.” Melvin menjawab dengan tegas. Ia tampak menahan marah pada Cindy yang tidak bersalah. “Tapi ....” “Aku kan sudah bilang kalau kamu mau tetap bisa hidup mewah kamu harus bekerja, tapi kamu ngotot masih tetap jadi ibu rumah tangga. Kita kan belum punya anak. Seharusnya gampang buat kamu bekerja di luar,” sahut Melvin kembali marah. Cindy hanya diam dan menundukkan wajahnya. Mimpi buruknya bahkan belum pulih sepenuhnya dari kejadian dua minggu lalu. Sekarang ia sudah dipaksa bekerja lagi oleh suaminya. “Ya sudah besok aku akan cari kerjaan.” Cindy yang mengalah berbalik pergi meninggalkan Melvin yang sudah membuang badannya ke samping. Ia hanya melihat sekilas pada Cindy sebelum mengambil ponsel dan menghubungi seseorang. “Dia sudah setuju. Lalu sekarang bagaimana?” tanya Melvin seraya mengurut keningnya. “Suruh dia ke perusahaanku sesuai dengan kesepakatan kita.” Melvin memejamkan matanya mendengar kalimat dari Sebastian Arson yang ia hubungi. “Iya. Dia akan datang besok.” Melvin memutuskan sambungan tersebut dan kembali ke ruang kerjanya. Ia mengambil sebuah dokumen yang disimpannya di dalam laci. Sambil menggigit bibir bawahnya, Melvin menatap lagi perjanjian rahasia yang ia buat di luar sepengetahuan Cindy sebagai objek. “Huh, bagaimana kalau kakaknya tahu? Bisa mati aku!” gumam Melvin mengumpat pelan. Namun nuraninya tak lagi bisa berpikir, Melvin menandatangani surat perjanjian tersebut tanpa mau berpikir panjang. Setelah memasukkannya ke dalam amplop berkas lalu menyegelnya, Melvin mencari Cindy yang sedang memasak di dapur. “Cin, besok kamu ikut aku ya.” Cindy berbalik pada Melvin dengan raut polos tak mengerti. “Kita mau ke mana, Mas?” “Besok ada wawancara kerja buat kamu. Kamu diminta masuk ke perusahaan yang akan menjadi investor baru dari Amerika. Aku diminta mencari kandidat untuk sekretaris eksekutif dan aku kasih nama kamu. Barusan mereka menelepon bilang kalau besok adalah waktu wawancara untuk kamu,” ujar Melvin menjelaskan panjang lebar. Cindy terperangah sampai menghentikan aktivitasnya memasak. Ia ingin menolak tapi dirinya sudah berjanji akan mencari pekerjaan. Akan tetapi, tawaran pekerjaan datang tiba-tiba bahkan sebelum dirinya mempersiapkan apa pun. “Tapi, Mas. Aku kan belum pernah memberikan dokumen apa pun soal lamaran kerja.” “Gampang, kamu tinggal bawa besok. Aku akan ngaterin kamu, siap-siap ya.” Melvin tidak memberi waktu bagi Cindy berpikir ataupun menjawab. Ia langsung pergi begitu menyampaikan niatnya. Keesokan harinya, Cindy bersiap untuk wawancara pekerjaan yang belum ia persiapkan sama sekali. Meskipun Cindy pernah menjadi sekretaris saat masih kuliah S2 di New York, tetapi ia sudah sangat melupakan hal itu. Sebuah kecelakaan merengut sebagian besar ingatan masa lalunya. “Ayo kita berangkat. Jangan sampai kamu terlambat.” Cindy terhenyak dari lamunannya dan buru-buru berdiri. Cindy dan Melvin naik satu-satunya kendaraan yang masih tertinggal karena sisanya sudah dijual. Meski hanya SUV, mobil tersebut masih tergolong cukup mewah. Melvin pun mengantarkan Cindy sampai ke lobi parkir utama sebuah gedung perkantoran mewah. Sebelum turun, Melvin sedikit berpesan pada Cindy. “Jangan menolak apa pun syaratnya. Kita butuh uang sekarang jadi gak cuma aku yang seharusnya bekerja keras tapi kamu juga.” Cindy tertegun sesaat sebelum mengangguk dan keluar dari mobil. Cindy berjalan naik melewati beberapa anak tangga dan berbalik ke belakang. Mobil Melvin langsung pergi meninggalkan Cindy yang gugup dan takut. Cindy tidak tahu apa yang akan dihadapinya di dalam. “Bapa di Surga, bantulah aku,” ucap Cindy dalam hati sebelum melangkah masuk. Cindy kemudian berjalan ke meja resepsionis dan berhenti di depannya. Keningnya mengernyit dengan mata sedikit memicing. “Moulson,” sebut Cindy pelan membaca nama perusahaan di dinding belakang meja resepsionis. Cindy makin mengernyitkan keningnya. Rasanya ia pernah mendengar nama itu di suatu tempat tapi ia lupa. “Maaf, Bu. Ada keperluan apa?” tanya pegawai resepsionis mengejutkan Cindy. Buru-buru Cindy mendekat lalu tersenyum ramah mengatakan tujuannya. Ia menepis rasa penasaran di hatinya tentang perusahaan tersebut. Mungkin saja ia pernah menyaksikan berita di televisi tentang perusahaan bernama Moulson. Cindy diberikan arahan untuk naik ke lantai 15 dan masuk ke ruangan HRD. Ia pun menuruti seraya membawa berkas lamaran pekerjaan miliknya. Dari ruangan HRD, Cindy diarahkan ke sebuah ruangan kecil yang digunakan untuk rapat. Seorang manajer HRD ikut masuk mewawancarai Cindy. Setelah semuanya berjalan lancar dan baik, manajer itu langsung memberikan keputusan. “Sebelum Ibu Cindy resmi bekerja, sebaiknya Ibu Cindy bertemu dengan CEO Moulson terlebih dahulu. Silakan.” Manajer itu mengantarkan Cindy ke ruangan CEO yang terletak di lantai 20. Cindy hanya mengikuti saja meski perasaannya tak enak soal pekerjaan barunya. Saat Cindy masuk ke ruangan CEO, hanya ada satu pria yang sedang berdiri di sebelah meja CEO yang mewah. Pria itu tersenyum pada Cindy lalu mendekat. “Perkenalkan nama saya, Edward Harsa, saya adalah Vice CEO Moulson Indonesia. Selamat datang, Ibu Cindy Andriani.” Pria bernama Edward itu menyapa dengan ramah sekaligus berjabat tangan. Cindy sedikit membuka mulutnya lalu mengangguk mengerti. Semula ia mengira jika Edward adalah bos barunya. “Terima kasih, Pak.” Cindy balas menjawab. “Silakan duduk. CEO akan datang sebentar lagi.” Cindy pun mengangguk dan duduk di salah satu sofa di ruangan mewah CEO tersebut. Manajer HRD dan Edward sempat berbincang beberapa saat sebelum salah satu pintu dari arah samping ruangan terbuka. Mata Cindy terbelalak melihat pria yang keluar dari ruangan tersebut. Ia berjalan ke arah Cindy dengan ekspresi dingin. Edward dan manajer HRD bahkan sedikit membungkuk pada pria tersebut. Akan tetapi, Cindy tak bisa bicara sama sekali. “Jadi dia sekretaris baruku?” tanya pria itu pada manajer HRD dengan pandangan tajam tetap mengarah pada Cindy. “Benar, Pak.” Pria itu mengangguk berdiri angkuh di depan Cindy yang perlahan bangun dari posisinya. Ujung bibirnya naik tak lama kemudian menunjukkan seringai jahat sama seperti dua minggu lalu. “Uh, Ibu Cindy. Perkenalkan ini adalah atasan Ibu langsung, Pak Sebastian Arson,” ujar Edward memperkenalkan Sebastian pada Cindy. “Tugasmu sebagai sekretaris bukanlah tugas yang main-main. Kamu harus mampu melayaniku dengan baik serta mengerjakan seluruh tugas dengan sempurna. Pegawai yang tidak menurut, akan mendapatkan ganjarannya. Apa kamu mengerti?” ujar Sebastian pada Cindy. Cindy diam membeku tak bisa menjawab, bahkan untuk bernapas pun sulit.
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Bab 1 Penebus Utang Bab 2 Ternoda Bab 3 Malam Kelabu Bab 4 Pekerjaan Baru Bab 5 Dari Masa Lalu Bab 6 Bos Gila Bab 7 Suami Tak Bertanggung Jawab Bab 8 Perjanjian Sehidup Semati appBab 9 Pertahanan Yang Robek appBab 10 Luka Hati Terdalam appBab 11 Tak Ada Alasan appBab 12 Dalam Cengkeraman Iblis appBab 13 Tak Bisa Berbohong appBab 14 Pembalasan appBab 15 Berusaha Pergi appBab 16 Merasa Lepas Dari Cengkeraman appBab 17 Bukan Bantuan Yang Datang appBab 18 Karma Yang Dibeli appBab 19 Tak Selamanya Bersembunyi appBab 20 Bukan Menantu Pilihan appBab 21 Tak Boleh Hilang appBab 22 Tumbal Cinta appBab 23 Nyaris appBab 24 Masuk Perangkap Lagi appBab 25 Penolong? appBab 26 Kerangkeng Duka appBab 27 Kambing Hitam appBab 28 Mengancam Demi Ego appBab 29 Memupuk Kebencian appBab 30 Tanpa Harapan appBab 31 Mata Yang Terhalang appBab 32 Kecurigaan Beralasan appBab 33 Gengsi Dan Kemarahan appBab 34 Bos Yang Aneh appBab 35 Keberadaan Cindy appBab 36 Monster Yang Sesungguhnya appBab 37 Cookies Dan Kopi appBab 38 Harga Diri appBab 39 Menolak Menjadi Simpanan appBab 40 Bantuan Dadakan appBab 41 Terpaksa Patuh appBab 42 Membaca Pikiran appBab 43 Menu Makan Malam appBab 44 (Tak) Terduga appBab 45 Kamar Baru appBab 46 Milikku Yang Kembali appBab 47 Tembok Rahasia appBab 48 Pesan Manis appBab 49 Burung Dalam Sangkar appBab 50 Negosiasi appBab 51 Posesif appBab 52 Terjepit appBab 53 Bukan Rumahku appBab 54 Aku Tak Boleh Kalah appBab 55 Masih Dalam Hukuman appBab 56 Manja Tapi Gengsi appBab 57 Janji Di Atas Keraguan appBab 58 Gerbang Neraka appBab 59 Muslihat Jahat Mertua appBab 60 Siksaan appBab 61 Hati Yang Terluka appBab 62 Tak Mau Mencari Perlindungan appBab 63 Langkah Di Luar Rencana appBab 64 Sentuhan Nakal appBab 65 Rencana Pembalasan appBab 66 Gairah Terindah appBab 67 Memanfaatkan Cinta appBab 68 Hanya Kedok appBab 69 Yang Tak Bisa Dimiliki appBab 70 Obat Tidur appBab 71 Surat Kaleng appBab 72 Masih Adakah Pilihan? appBab 73 Bisakah Kita Bersama? appBab 74 Kencan Di Akhir Pekan appBab 75 Mata-Mata appBab 76 Tak Sama Rencana Semula appBab 77 Menutup Dengan Tirai appBab 78 Telinga-Telinga Yang Penasaran appBab 79 Es Krim Cinta appBab 80 Cinta Yang Nyata appBab 81 Inilah Aku appBab 82 Mencari Kebenaran appBab 83 Gara-Gara Es Krim appBab 84 Bos Yang Pingsan appBab 85 Kasih Sayang appBab 86 Belaian Kesembuhan appBab 87 Lolos appBab 88 Segurat Kenangan Masa Lalu appBab 89 Berlututlah Padaku appBab 90 Tamu Tak Disangka appBab 91 Dua Pria Satu Hati appBab 92 Cinta Berubah Haluan appBab 93 Kesetiaan Teruji appBab 94 Bermuka Dua appBab 95 Meraih Simpati Kembali appBab 96 Tangan Pengacara Dingin appBab 97 Di Bawah Utang appBab 98 Membalikkan Permainan appBab 99 Permintaan Menyakitkan appBab 100 Istri Tulang Punggung appBab 101 Negosiasi Ulang appBab 102 Menelan Ludah appBab 103 Tawaran Menggiurkan appBab 104 Ancaman Sang Pengacara appBab 105 Penjahat Yang Bersembunyi appBab 106 Bimbang appBab 107 Adikku Yang Berharga appBab 108 Kelinci Yang Tersesat appBab 109 Menghimpit Naluri appBab 110 Terdesak appBab 111 Jangan Malu Padaku appBab 112 Bukan Jebakan Cinta appBab 113 Tak Akan Melepasmu appBab 114 Kesepakatan Cinta appBab 115 Racun Cinta appBab 116 Dibalik Rencana Bulan Madu appBab 117 Rencana Di Masa Lalu appBab 118 Ingatan Yang Tertinggal appBab 119 Rasa Bersalah Di Masa Lalu appBab 120 Uang Dan Cinta appBab 121 Persiapan Perjalanan appBab 122 Tak Berhenti Berbohong appBab 123 Salah Spekulasi appBab 124 Prasangka appBab 125 Trauma Rasa Bersalah appBab 126 Yang Tertinggal appBab 127 Ciuman Di Atas Awan appBab 128 Diburu Sang Kakak appBab 129 Salah Sangka appBab 130 Perjalanan Yang Melelahkan appBab 131 Nyaris Hilang Kendali appBab 132 Hukuman Misterius appBab 133 Melayang Di Awan appBab 134 Istri Dan Simpanan appBab 135 Jalan Gelap Ingatan Yang Hilang appBab 136 Alasan Mencintai appBab 137 Firasat Tak Baik appBab 138 Dua Sisi appBab 139 Melintasi Masa Lalu appBab 140 Dosa Yang Tertinggal appBab 141 Potongan Ingatan Yang Mengambang appBab 142 Bagian Yang Tak Kembali appBab 143 Mendadak Cemburu appBab 144 Jangan Lagi Sembunyi appBab 145 Dinding-Dinding Penghalang appBab 146 Makan Malam Tanpa Gairah appBab 147 Hasrat Terpendam appBab 148 Adikku Malang, Adikku Sayang appBab 149 Kembalikan Milikku appBab 150 Obsesi Cinta Sebastian appBab 151 Miliki Aku appBab 152 Kegelapan Yang Kembali appBab 153 Rencana Menikah appBab 154 Cinta Gila, Cinta Buta appBab 155 Kabur appBab 156 Janji Yang Harus Ditepati appBab 157 Istri Penganggu appBab 158 Menculik Cindy appBab 159 Keegoisan Cinta appBab 160 Siapa Monster Sesungguhnya? appBab 161 Jalan Yang Membawaku Padamu appBab 162 Tak Beranjak appBab 163 Mimpi Hanyalah Mimpi appBab 164 Kebenaran Yang Menyakitkan appBab 165 Penyesalan Tak Usai appBab 166 Tak Rela Kehilangan appBab 167 Cintaku Mungkin Salah appBab 168 Dalam Kungkungan Obsesi Gila appBab 169 Cinta Beracun appBab 170 Pilihan Sulit Terjepit appBab 171 Buah Dari Kesetiaan appBab 172 Tamu (Tak) Diundang appBab 173 Mencari Musuh appBab 174 Dosa-Dosa Masa Lalu appBab 175 Catatan Pernikahan appBab 176 Validasi Kebohongan appBab 177 Kau Buatku Hilang Arah appBab 178 Rasa Bersalah appBab 179 Dari Hati Yang Terluka appBab 180 Dalam Cinta Buta appBab 181 Yang Sesungguhnya appBab 182 Permohonan appBab 183 Pencarian Cinta Tak Berujung appBab 184 Di Antara Frustrasi Dan Cinta appBab 185 Kembali Padamu appBab 186 Rindu Yang Terbayarkan appBab 187 Ternyata Hanya Kamu appBab 188 Salju Yang Mencair appBab 189 Jatuh Ke Pelukanmu Lagi appBab 190 Aku Tak Mau Berpisah appBab 191 Mata Terbuka appBab 192 Jangan Tinggalkan Aku appBab 193 Menyingkap Topeng appBab 194 Hidup Yang Terus Berjalan appBab 195 Mengejar Yang (Tak) Terkejar appBab 196 Bukan Cinta Tapi Hukuman appBab 197 Bukan Cinta Tapi Hukuman appBab 198 Pulang appBab 199 Akhir appBab 200 Kehilangan Arah app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
FINLINKER TECHNOLOGY LIMITED
69 ABERDEEN AVENUE CAMBRIDGE ENGLAND CB2 8DL
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta