Bab 5 Dari Masa Lalu

Cindy terus menundukkan wajahnya kala mengetahui jika Sebastian Arson adalah CEO yang akan menjadi bosnya. Padahal susah payah Cindy mencoba memulihkan diri dari kejadian dua minggu lalu dan kini ia malah masuk perangkap Sebastian. “Tanda tangan kontrak kamu sekarang!” Sebastian memerintahkan Cindy setelah manajer HRD meletakkan sebuah dokumen di depan Cindy. Cindy mengangkat kepalanya lalu matanya mengarah dari Sebastian ke kontrak kerja di depannya. Cindy lalu menggeleng cepat dan menolak. “Maaf, saya tidak jadi melamar pekerjaan ini,” jawab Cindy dengan suara rendah sekaligus bergetar. Manajer HRD dan wakil CEO, Edward Harsa langsung menoleh pada Cindy. Sedangkan Sebastian duduk di sofa di depan Cindy dengan sikap angkuh dan sebelah tangan terlipat mengepal di dekat wajahnya. Pandangan Sebastian yang tajam membuat Cindy takut. Cindy nyaris meneteskan air mata karenanya. Seketika tubuhnya sakit seperti saat malam kelabu itu kembali lagi. “Tapi Bu Cindy sudah diterima bekerja dan seharusnya tidak boleh menolak menandatangani kontrak.” Manajer HRD menyela bicara karena kesal dengan keputusan Cindy. Bola mata Cindy beralih pada manajer itu sedangkan Sebastian masih terus menatapnya tajam belum bicara. “Saya berubah pikiran.” Cindy menjawab pelan. “Apa alasannya?” kini Edward yang balik bertanya. Cindy hanya sekilas melihat pada Edward sebelum menurunkan pandangannya ke pangkuannya lagi. “Saya, saya belum ingin bekerja.” Cindy menjawab dengan sangat ragu. Manajer HRD dan Edward sebagai wakil CEO jadi tampak makin kesal dengan Cindy. Sebastian menaikkan dagunya lalu memberikan kode pada keduanya untuk keluar dari ruangan tersebut. Edward yang kenal sifat Sebastian lantas mengangguk dan mengajak manajer ikut keluar. “Biar Pak Sebastian yang mengatasinya,” bisiknya pada manajer itu. manajer itu pun mengangguk dan membuang muka dari Cindy. Ia berjalan keluar bersama Edward tak lama kemudian. Cindy terkesiap dan langsung cemas saat melihat dirinya ditinggalkan sendirian bersama Sebastian. Cindy kembali menoleh pada Sebastian yang tak berhenti menatapnya seperti seorang pemburu hendak menangkap mangsa. Cindy yang cemas, meremas kedua tangannya bersamaan dan menunduk lagi. “Tanda tangan, Cindy!” Sebastian mendesak dengan sikapnya yang dingin. Cindy meliat sekilas pada Sebastian lalu menggeleng menolak. “Kalau kamu gak mau tanda tangan, kamu ga akan pernah keluar dari tempat ini,” sambung Sebastian mengancam. Sikapnya masih tenang dan dingin tanpa emosi sama sekali. Cindy meneteskan air matanya saat menaikkan pandangannya pada Sebastian. Ia seakan memohon untuk dilepaskan. “Tidak perlu menangis. Aku gak akan kasihan sama sekali.” Sebastian menambahkan dengan menaikkan ujung bibirnya. Cindy menahan isaknya dengan mengulum bibir tapi tidak sanggup menahan air mata yang menetes beberapa kali. “Kamu hanya punya lima detik.” Cindy masih diam tapi sangat ketakutan. Matanya melirik pada pintu dan itu adalah tindakan yang salah karena Sebastian mampu membacanya. Pada detik ketiga, Cindy buru-buru bangun hendak berlari ke luar tapi dengan cepat kaki Sebastian menghalangi sehingga ia terjatuh. “Aahh!” Cindy meringis kesakitan memegang lututnya yang membentur lantai cukup keras sampai berdarah. Sebastian berdiri dan kembali menghalangi Cindy yang berusaha bangun untuk kembali lari. Ia menangkap serta menarik lengan Cindy sehingga bagian depan tubuh mereka bertubrukan. Cindy dengan ketakutan serta kesakitan menggelengkan kepalanya cepat. “Tolong, lepaskan saya, Pak. Lepaskan saya.” Cindy terisak dan memohon. Bukannya luluh, Sebastian makin menggeram marah. Cindy terus menolaknya dari dulu. Bahkan Sebastian sampai menghabiskan beberapa tahun di penjara karena wanita itu dan dia masih menolaknya. “Kamu masih menolakku, Cindy. Aku gak akan pernah melepaskan kamu lagi!” Sebastian mendesis menahan geraman marahnya pada Cindy. Cindy mendorong mencoba melepaskan dirinya tapi cengkeraman Sebastian makin keras. Ia menaikkan tubuh Cindy lalu menyentakkannya sampai ia terjatuh kembali ke sofa semula. “Tanda tangan sekarang! Atau kamu akan merasakan hal yang sama seperti malam itu!” bentak Sebastian menunjuk pada Cindy. Cindy terisak menangis tersedu. Ia ketakutan setengah mati dengan bosnya sendiri. Sedangkan Sebastian terengah mengatur napasnya karena emosi yang bergejolak. Ia sangat marah pada Cindy dan ingin memukul tapi tak sanggup. “Tanda tangan, Cindy!” Sebastian kembali berteriak. Cindy makin gemetaran dan menunduk serta menangis. Sebastian yang tak sabar lantas mengambil pena lalu memaksa Cindy untuk memegang dan tanda tangan. “Jangan, Pak. Jangan!” pinta Cindy memohon. Sebastian jadi mengeras dan diam lalu menoleh pada Cindy. “Apa kamu gak capek terus menolakku, Cin? Apa kamu lupa kalau kamu punya janji padaku mulai malam itu?” Sebastian membalas. Matanya menyorot tajam tanpa ampun. Hati Sebastian makin keras dan sakit saat bisa melihat Cindy lagi. Tangisan Cindy perlahan berhenti dan matanya masih menatap Sebastian. “Saya gak bisa, Pak. Saya benar-benar gak tahu siapa Bapak,” jawab Cindy sejujurnya. “Jangan pura-pura. Kamu memiliki hutang yang harus kamu bayar. Tidak cuma hutangnya Melvin tapi juga hutang di masa lalu kita,” ujar Sebastian. Ia menyentak tangan Cindy yang dipegangnya bersama pena. “Tanda tangan atau aku akan membunuh Melvin karena tidak bisa membayar utang!” Sebastian kembali mengulang. Cindy terjepit dalam keadaan yang sulit. Secara tidak langsung ia menjadi jaminan pembayaran utang suaminya atau kasarnya Melvin telah menjual Cindy. Cindy tidak tahu caranya melarikan diri. Ia memejamkan mata dengan ujung pena semakin dekat pada kertas lalu menandatangani kontrak kerja tersebut pada akhirnya. Sebastian mendengus menyeringai melihat Cindy menyerah. Ia mengambil kontrak tersebut dan memindahkannya. “Tidak sulit kan? Kamu terlalu banyak drama!” pungkas Sebastian dengan angkuhnya. Matanya lalu menangkap darah di lutut Cindy akibat terjatuh dan terbentur. Ia tak peduli dan kembali menatap Cindy. “Sekarang kamu sudah resmi menjadi Sekretarisku, Cindy. Tugasmu adalah menuruti semua perintahku,” ujar Sebastian berdiri dari sofa. Cindy masih tidak menjawab. Ia bahkan belum sepenuhnya bisa mengurai semua yang sudah terjadi. “Cindy, buatkan kopi untukku. Setelah itu baru kamu kerjakan tugasmu.” Sebastian memberikan perintah pada Cindy yang gemetaran. Cindy menyeka air matanya lalu berdiri. Lututnya terasa sakit tapi Cindy tidak memedulikannya. Ia berjalan keluar ruangan untuk melakukan perintah pertama dari Sebastian. Setelah Cindy keluar, Sebastian memanggil manajer HRD dan wakilnya untuk masuk ke ruangan. “Sekalian bawakan aku plester luka untuk lutut.” Sebastian menitip permintaan singkat tanpa menjelaskan apa yang terjadi. Manajer HRD dan sang wakil, Edward datang sebelum Cindy masuk. Manajer HRD menerima kontrak kerja Cindy yang sudah ditandatangani sedangkan Edward memberikan plester luka yang diminta oleh Sebastian. “Apa Bapak terluka?” tanya Edward setelah memberikan plester tersebut. “Bukan.” Cindy masuk dengan secangkir kopi di tangannya. Ia berjalan pelan dengan wajah tertunduk dan kaki sedikit pincang karena lututnya belum diobati. “Kalian boleh keluar.” Sebastian memerintahkan singkat pada manajer dan Edward. Tanpa bertanya, keduanya segera pergi sedangkan Cindy meletakkan cangkir kopi di meja Sebastian. “Kemari!” Sebastian menyuruh Cindy mendekat. Cindy menurut dengan takut-takut lalu tangannya ditarik paksa dan ia didorong ke sudut meja. “Ah, Bapak mau apa?”
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Bab 1 Penebus Utang Bab 2 Ternoda Bab 3 Malam Kelabu Bab 4 Pekerjaan Baru Bab 5 Dari Masa Lalu Bab 6 Bos Gila Bab 7 Suami Tak Bertanggung Jawab Bab 8 Perjanjian Sehidup Semati appBab 9 Pertahanan Yang Robek appBab 10 Luka Hati Terdalam appBab 11 Tak Ada Alasan appBab 12 Dalam Cengkeraman Iblis appBab 13 Tak Bisa Berbohong appBab 14 Pembalasan appBab 15 Berusaha Pergi appBab 16 Merasa Lepas Dari Cengkeraman appBab 17 Bukan Bantuan Yang Datang appBab 18 Karma Yang Dibeli appBab 19 Tak Selamanya Bersembunyi appBab 20 Bukan Menantu Pilihan appBab 21 Tak Boleh Hilang appBab 22 Tumbal Cinta appBab 23 Nyaris appBab 24 Masuk Perangkap Lagi appBab 25 Penolong? appBab 26 Kerangkeng Duka appBab 27 Kambing Hitam appBab 28 Mengancam Demi Ego appBab 29 Memupuk Kebencian appBab 30 Tanpa Harapan appBab 31 Mata Yang Terhalang appBab 32 Kecurigaan Beralasan appBab 33 Gengsi Dan Kemarahan appBab 34 Bos Yang Aneh appBab 35 Keberadaan Cindy appBab 36 Monster Yang Sesungguhnya appBab 37 Cookies Dan Kopi appBab 38 Harga Diri appBab 39 Menolak Menjadi Simpanan appBab 40 Bantuan Dadakan appBab 41 Terpaksa Patuh appBab 42 Membaca Pikiran appBab 43 Menu Makan Malam appBab 44 (Tak) Terduga appBab 45 Kamar Baru appBab 46 Milikku Yang Kembali appBab 47 Tembok Rahasia appBab 48 Pesan Manis appBab 49 Burung Dalam Sangkar appBab 50 Negosiasi appBab 51 Posesif appBab 52 Terjepit appBab 53 Bukan Rumahku appBab 54 Aku Tak Boleh Kalah appBab 55 Masih Dalam Hukuman appBab 56 Manja Tapi Gengsi appBab 57 Janji Di Atas Keraguan appBab 58 Gerbang Neraka appBab 59 Muslihat Jahat Mertua appBab 60 Siksaan appBab 61 Hati Yang Terluka appBab 62 Tak Mau Mencari Perlindungan appBab 63 Langkah Di Luar Rencana appBab 64 Sentuhan Nakal appBab 65 Rencana Pembalasan appBab 66 Gairah Terindah appBab 67 Memanfaatkan Cinta appBab 68 Hanya Kedok appBab 69 Yang Tak Bisa Dimiliki appBab 70 Obat Tidur appBab 71 Surat Kaleng appBab 72 Masih Adakah Pilihan? appBab 73 Bisakah Kita Bersama? appBab 74 Kencan Di Akhir Pekan appBab 75 Mata-Mata appBab 76 Tak Sama Rencana Semula appBab 77 Menutup Dengan Tirai appBab 78 Telinga-Telinga Yang Penasaran appBab 79 Es Krim Cinta appBab 80 Cinta Yang Nyata appBab 81 Inilah Aku appBab 82 Mencari Kebenaran appBab 83 Gara-Gara Es Krim appBab 84 Bos Yang Pingsan appBab 85 Kasih Sayang appBab 86 Belaian Kesembuhan appBab 87 Lolos appBab 88 Segurat Kenangan Masa Lalu appBab 89 Berlututlah Padaku appBab 90 Tamu Tak Disangka appBab 91 Dua Pria Satu Hati appBab 92 Cinta Berubah Haluan appBab 93 Kesetiaan Teruji appBab 94 Bermuka Dua appBab 95 Meraih Simpati Kembali appBab 96 Tangan Pengacara Dingin appBab 97 Di Bawah Utang appBab 98 Membalikkan Permainan appBab 99 Permintaan Menyakitkan appBab 100 Istri Tulang Punggung appBab 101 Negosiasi Ulang appBab 102 Menelan Ludah appBab 103 Tawaran Menggiurkan appBab 104 Ancaman Sang Pengacara appBab 105 Penjahat Yang Bersembunyi appBab 106 Bimbang appBab 107 Adikku Yang Berharga appBab 108 Kelinci Yang Tersesat appBab 109 Menghimpit Naluri appBab 110 Terdesak appBab 111 Jangan Malu Padaku appBab 112 Bukan Jebakan Cinta appBab 113 Tak Akan Melepasmu appBab 114 Kesepakatan Cinta appBab 115 Racun Cinta appBab 116 Dibalik Rencana Bulan Madu appBab 117 Rencana Di Masa Lalu appBab 118 Ingatan Yang Tertinggal appBab 119 Rasa Bersalah Di Masa Lalu appBab 120 Uang Dan Cinta appBab 121 Persiapan Perjalanan appBab 122 Tak Berhenti Berbohong appBab 123 Salah Spekulasi appBab 124 Prasangka appBab 125 Trauma Rasa Bersalah appBab 126 Yang Tertinggal appBab 127 Ciuman Di Atas Awan appBab 128 Diburu Sang Kakak appBab 129 Salah Sangka appBab 130 Perjalanan Yang Melelahkan appBab 131 Nyaris Hilang Kendali appBab 132 Hukuman Misterius appBab 133 Melayang Di Awan appBab 134 Istri Dan Simpanan appBab 135 Jalan Gelap Ingatan Yang Hilang appBab 136 Alasan Mencintai appBab 137 Firasat Tak Baik appBab 138 Dua Sisi appBab 139 Melintasi Masa Lalu appBab 140 Dosa Yang Tertinggal appBab 141 Potongan Ingatan Yang Mengambang appBab 142 Bagian Yang Tak Kembali appBab 143 Mendadak Cemburu appBab 144 Jangan Lagi Sembunyi appBab 145 Dinding-Dinding Penghalang appBab 146 Makan Malam Tanpa Gairah appBab 147 Hasrat Terpendam appBab 148 Adikku Malang, Adikku Sayang appBab 149 Kembalikan Milikku appBab 150 Obsesi Cinta Sebastian appBab 151 Miliki Aku appBab 152 Kegelapan Yang Kembali appBab 153 Rencana Menikah appBab 154 Cinta Gila, Cinta Buta appBab 155 Kabur appBab 156 Janji Yang Harus Ditepati appBab 157 Istri Penganggu appBab 158 Menculik Cindy appBab 159 Keegoisan Cinta appBab 160 Siapa Monster Sesungguhnya? appBab 161 Jalan Yang Membawaku Padamu appBab 162 Tak Beranjak appBab 163 Mimpi Hanyalah Mimpi appBab 164 Kebenaran Yang Menyakitkan appBab 165 Penyesalan Tak Usai appBab 166 Tak Rela Kehilangan appBab 167 Cintaku Mungkin Salah appBab 168 Dalam Kungkungan Obsesi Gila appBab 169 Cinta Beracun appBab 170 Pilihan Sulit Terjepit appBab 171 Buah Dari Kesetiaan appBab 172 Tamu (Tak) Diundang appBab 173 Mencari Musuh appBab 174 Dosa-Dosa Masa Lalu appBab 175 Catatan Pernikahan appBab 176 Validasi Kebohongan appBab 177 Kau Buatku Hilang Arah appBab 178 Rasa Bersalah appBab 179 Dari Hati Yang Terluka appBab 180 Dalam Cinta Buta appBab 181 Yang Sesungguhnya appBab 182 Permohonan appBab 183 Pencarian Cinta Tak Berujung appBab 184 Di Antara Frustrasi Dan Cinta appBab 185 Kembali Padamu appBab 186 Rindu Yang Terbayarkan appBab 187 Ternyata Hanya Kamu appBab 188 Salju Yang Mencair appBab 189 Jatuh Ke Pelukanmu Lagi appBab 190 Aku Tak Mau Berpisah appBab 191 Mata Terbuka appBab 192 Jangan Tinggalkan Aku appBab 193 Menyingkap Topeng appBab 194 Hidup Yang Terus Berjalan appBab 195 Mengejar Yang (Tak) Terkejar appBab 196 Bukan Cinta Tapi Hukuman appBab 197 Bukan Cinta Tapi Hukuman appBab 198 Pulang appBab 199 Akhir appBab 200 Kehilangan Arah app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
FINLINKER TECHNOLOGY LIMITED
69 ABERDEEN AVENUE CAMBRIDGE ENGLAND CB2 8DL
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta