Bab 4 Sangat keras kepala

Bram berdiri menghalangi jalan, dia pikir Vira seorang gadis penurut tidak disangkanya Vira adalah wanita yang berpendirian dan sangat keras kepala. Vira menatapnya dengan sinis sambil menarik gas dalam genggaman tangan kanannya! Suara motor yang menderu-deru membuat Bram panik. Nyatanya mereka kini benar-benar menjadi pusat perhatian di area parkiran sekolah. "Aku cuma mau jelasin!" Ujar Bram dengan nada emosi. "Aku nggak butuh! Satu lagi, Om jangan pernah gangguin aku! Aku nggak mau semua orang berpikir kalau aku sudah merusak rumah tangga orang lain!" Tegas Vira sambil menarik gas pada setirnya. Vira juga membalas tatapan Bram dengan penuh kemarahan. Mau tidak mau Bram segera menyingkir, motor Vira meluncur pergi dari halaman sekolah tersebut. Bram membuang rokok dari bibirnya ke lantai lalu menginjaknya hingga hancur. "Ohh, rupanya mau main kabur-kaburan? Lihat saja! Aku bakalan membuat kamu merintih lebih keras di atas ranjangku! Lihat dan tunggu saja Vira Astanti! Aku akan membuatmu tunduk dan tidak bisa menolak ku lagi! Malahan kamulah yang akan tergila-gila padaku seperti wanita-wanita di luar sana ingin aku setubuhi! Setidaknya kamu harus menjadi pelampiasan birahiku karena sakit hati yang aku tanggung akibat ulah Guntoro!" Sumpahnya dengan wajah geram. Bram memang terkenal dengan wajah tampan serta kesuksesannya. Bukan berarti Bram selama ini suka main wanita, Bram hanya tertarik pada Vira dan itu pun karena sakit hati yang Bram tanggung akibat ulah Guntoro - ayah Vira, Bram merasa harus mendapatkan Vira untuk membalaskan dendamnya! Banyak wanita, tidak hanya beberapa wanita berniat menggoda untuk mendapatkan perhatian dari Bram, Bram tidak tertarik untuk berselingkuh. Hal itu sama sekali tidak pernah terbersit di dalam pikirannya. Lagi pula siapa yang tidak silau dengan harta kekayaan dan uang? Bram bisa mendapatkan apa saja dengan uang! Termasuk wanita model apa pun yang diinginkan. Akan tetapi Bram juga tidak butuh penghiburan seperti itu apalagi dari wanita mata duitan! Bagi Bram wanita yang menggodanya pasti juga bukan wanita baik-baik. Bram tidak suka dengan wanita kotor. Sebelumnya, sebenarnya pernikahan Bram dengan Ningrum adalah pernikahan yang diatur keluarga. Ningrum menikah dengan Bram di usia yang sudah lewat tua. Selisih usia antara mereka berdua cukup jauh. Dan Bram sendiri waktu itu juga tidak bisa menolak desakan dari ayahnya untuk segera memutuskan menikahi Ningrum. Namun semua itu bukan alasan untuk membenarkan Bram berselingkuh di belakang Ningrum. Tetap saja perbuatan Bram saat ini bukan hal yang benar. *** Bram harusnya menjemput Adinda tiga jam lagi. Bram merasa terlalu lama jika dia terus menunggu di sekolahan. Bram memutuskan menyusul Vira ke rumahnya. Sampai di rumah Vira, Bram disambut oleh ibu Vira. Melihat mobil berhenti di pelataran luas depan rumahnya, Murni segera berjalan keluar dari pintu rumah. Kediaman dengan bahan kayu jati bermodel joglo tersebut terlihat kuno seperti rumah-rumah jaman kerajaan terdahulu. Murni mengenakan kebaya sederhana dengan bawahan kain batik. Murni berdiri di beranda dan dia melihat seorang pria masih terlihat muda di usianya. Murni pikir usia pria itu tidak selisih jauh dengan putrinya Vira. Vira bukan berasal dari keluarga kaya tapi bapak dan ibunya termasuk orang yang dihormati di desanya. Begitu pria tersebut berjalan menuju ke beranda Murni baru bisa mengenalinya bahwa pria itu tidak lain adalah suami dari keponakannya sendiri Bram Hendarto. *** Rumah mewah di Purworejo yang dibeli Bram selama dua tahun terakhir berada tak jauh dari rumah Murni. Sebelumnya Bram sekeluarga tinggal di Jepara. Bram membeli sebuah vila di area pegunungan Jepara. Akan tetapi setelah beberapa tahun tinggal di sana Bram merasa terlalu jauh jika harus pulang pergi ke luar kota untuk mengurus bisnis dan usahanya. Apalagi selama beberapa tahun itu bisnis dan usahanya semakin berkembang dengan pesat hingga akhirnya Bram memutuskan untuk pindah dan membeli rumah mewah di kawasan kota Purworejo, niatnya tersebut bukan murni karena alasan bisnis tapi juga demi mendapatkan bukti-bukti atas kesalahan Ningrum dan Guntoro di masa lalu. Di Purworejo Bram meminta bantuan Guntoro - ayah Vira yang merupakan adik kandung dari Monik, ibu istrinya. Istri Bram Ningrum kelahiran kota Purworejo, tapi kedua orangtuanya Ningrum sudah meninggal. Jadi selama di Purworejo Bram lebih banyak meminta bantuan dan pertimbangan dari Guntoro alias paklik yang dianggap Ningrum sebagai wali pengganti dari ibu dan bapaknya yang sudah meninggal dunia. Hanya dari luarnya saja terlihat sebagai wali pengganti. Tidak ada satu orangpun yang tahu di balik hubungan tersebut menyembunyikan masalah kelam antara Ningrum dan Guntoro, hingga membuat Bram murka bahkan sampai memutuskan untuk membalas dendam. Sementara itu, keluarga Bram sendiri tinggal di Jepara. Keluarga Bram merupakan pebisnis sama seperti Bram. Semua usaha yang dibuka keluarga Bram tergolong sukses dan cepat berkembang. *** "Loh? Nak Bram? Sendirian ke sini?" Sambut Murni. "Iya Bu, saya datang ke sini karena ingin bertemu dengan Vira, ada hal penting yang ingin saya katakan," ujarnya sambil menyerahkan bingkisan buah-buahan segar pada Murni. Murni segera menerimanya. "Ayo masuk ke dalam, Vira baru pulang, sekarang mungkin masih mandi di belakang. Kenapa harus membawa oleh-oleh? Kalau ke sini tinggal datang saja, to. Kamu sama bapak dan ibu sudah dianggap seperti anak sendiri, apalagi Ningrum, dia sudah seperti anak ibu sendiri." Ujarnya sambil mengukir senyum lalu pergi ke dapur untuk membuatkan minuman. Murni merebus air di kompor. Vira baru selesai mandi keramas melihat ibunya sedang membuat wedang jahe hangat. "Bu, siapa yang datang? Ibu terima tamu?" Tanya Vira sambil menatap ibunya yang kini mengaduk air jahe di gelas atas meja dapur. Vira mengambil gelas dari atas meja, lalu meneguk air jahe dingin miliknya. "Oh, iya, itu nak Bram, dia datang ke rumah," jawab Murni pada Vira. Vira melotot dan langsung tersedak. "Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Vira terbatuk-batuk sambil menepuk-nepuk dadanya sendiri. Murni terkejut dan langsung mengusap punggung putri semata wayangnya itu. "Kenapa? Memangnya nak Bram nggak boleh datang ke sini? Lagian kamu juga kasih les Dinda kak? Biasanya kamu juga pergi ke rumah nak Bram sama mbakmu Ningrum, ada apa?" tanya Murni. Vira tidak mungkin mengatakan alasannya pada Murni, dia segera menggelengkan kepalanya sambil mengedikkan dagunya ke ruangan utama. "Nggak apa-apa, sudah ibu sana saja! Temui dia dulu, aku mau taruh handuk," sahut Vira sambil berlalu pergi ke halaman belakang rumah. Vira hanya beralasan untuk meminta waktu menenangkan hatinya. Vira kaget dan cemas, jika sampai Bram mengatakan bahwa Vira sudah merayu atau mengatakan bahwa Vira sengaja menggoda demi mendapatkan keuntungan maka habislah dia! Nama baik yang dia jaga selama ini bisa hancur dalam hitungan detik di depan kedua orangtuanya. Vira tidak ingin itu terjadi, selama ini ibu dan bapak sangat percaya bahwa Vira bisa menjaga kehormatannya. "Vir, ibu mau ke pabrik, kamu temui nak Bram!" Pamit Murni tiba-tiba. Murni mengambil tasnya yang dia taruh di kursi dapur lalu keluar lewat pintu samping. Murni sudah memesan becak motor untuk mengantarnya ke pabrik batik milik keluarganya. Selain pabrik batik, Murni juga memiliki toko-toko batik, yang dimilikinya tersebut merupakan warisan dari keluarga Murni secara turun-temurun. Dan pabrik juga toko itu nantinya akan Murni wariskan pada Vira, putri satu-satunya. Vira menelan ludahnya mendengar teriakan ibunya, ragu-ragu dia berjalan masuk ke dapur lalu ke ruangan utama dan di sana dia melihat Bram sedang duduk dengan santai sambil tersenyum menikmati sebatang rokok. Vira menghela napas panjang lalu pergi menghampirinya, ketika Vira hendak duduk di seberang meja, Bram langsung menariknya agar Vira duduk di atas pangkuannya. "Om! Apa-apaan! Lepas!" Bentak Vira karena tidak bisa menahan amarahnya lagi. Bram meletakkan batang rokoknya di atas asbak lalu menyibak rambut basah Vira ke sisi samping. "Baru mandi kamu? Wangi sekali," ujarnya sambil mengendus leher Vira. Bangsat! Pria bajingan ini sungguh tidak tahu diri! Plaaakk! Batin Vira disusul dengan memukul pipi Bram karena dia sangat marah. "Hah?!" Bram dengan pipi merah melengos ke samping lantaran tamparan Vira barusan. Lima detik kemudian Bram kembali menatap Vira yang hingga kini tetap dia tahan di atas pangkuannya. Tanpa bicara sepatah kata Bram langsung meraih tengkuk Vira dan melumat bibirnya dengan lumatan buas.
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Bab 1 Gairah Bram Bab 2 Kenyataan pahit Bab 3 Menemui Vira di sekolahan Bab 4 Sangat keras kepala Bab 5 Lenguhan kepuasan Bab 6 Hanya sebulan Bab 7 Pernyataan Bram Hendarto Bab 8 Desahan nikmat Vira Bab 9 Kecemburuan Ningrum Bab 10 Alasan Bram Bab 11 Kunjungan Ningrum ke toko Guntoro Bab 12 Erangan nikmat Ningrum Bab 13 Menikah lagi Bab 14 Memergoki mertua berhubungan badan Bab 15 Salah sangka Bab 16 Aji kenanga berembun kesunduk kuncup kantil Bab 17 Salah sangka hingga berujung enak-enakan appBab 18 Menikmati sodokan menantu appBab 19 Nafsu gairah Bram appBab 20 Perubahan sikap Vira appBab 21 Ketakutan Bram appBab 22 Kutukan Ratu Dewi Kenanga appBab 23 Keputusan Vira appBab 24 Kenikmatan yang diberikan Vira appBab 25 Gairah Bram tak kunjung padam appBab 26 Pesan dari ayah Bram appBab 27 Menikmati tubuh istri mudaku appBab 28 Kesepian appBab 29 Sakit hati menjadi istri ke dua appBab 30 Sadar diri appBab 31 Hanya ingin bercerai appBab 32 Memenuhi janji untuk memuaskan hasratmu appBab 33 Menikmati tubuh istri mudaku sampai pagi appBab 34 Sengaja mencuri perhatian appBab 35 Terabaikan appBab 36 Menikmati tubuh istri muda Papa mertuaku appBab 37 Niat Renaldi appBab 38 Keguguran appBab 39 Cemburu pada calon menantu appBab 40 Ingin merasakan kenikmatan tubuhmu appBab 41 Kedatangan Renaldi appBab 42 Menjemput Istri mudaku appBab 43 Mengetahui kebenaran appBab 44 Menikmati tubuh istri muda Papa mertuaku appBab 45 Memergoki mertua berhubungan badan dengan istri mudanya appBab 46 Hukuman untuk Ningrum appBab 47 Rasa bersalah appBab 48 Cemburu appBab 49 Curiga pada Mama ke dua appBab 50 Menyerah saja padaku appBab 51 Sisi gelap yang terkuak appBab 52 Dua Kebenaran appBab 53 Kepalsuan appBab 54 Pulang ke rumah Bram appBab 55 Hanya mencintaimu appBab 56 Menyerahkan, dan jadi milikku! appBab 57 Ingin membatalkan pernikahan appBab 58 Menyalahkan orang lain appBab 59 Kabur dari mu appBab 60 Tawaran Linda Hermawan appBab 61 Bertemu denganmu lagi appBab 62 Demi dirimu appBab 63 Darah dagingku appBab 64 Tubuh panas istri baru appBab 65 Masih cinta? appBab 66 Menaklukkan dirimu kembali! appBab 67 Menutupi kebohongan dengan nafsu gairah appBab 68 Hukuman untuk istriku tercinta appBab 69 Istri baru yang memuaskan gairah appBab 70 Berpisah dengan tiba-tiba appBab 71 Hasrat tak bertepi appBab 72 Memadu cinta dengan istri tercinta appBab 73 Kegigihan Bram appBab 74 Istri tercinta yang hampir terlupakan appBab 75 Permintaan maaf appBab 76 Penantian appBab 77 Haruskah menyerah? appBab 78 Ketahuan Adinda appBab 79 Istriku adalah titisan Ratu Dewi Kenanga appBab 80 Tulus mencintai appBab 81 Menyetubuhi istri seksi appBab 82 Akulah pemenangnya appBab 83 Ditinggalkan appBab 84 Desahan istri tercinta appBab 85 Ditinggal nikah appBab 86 Mimpiku kembali dengan mu appBab 87 Mendekatimu kembali appBab 88 Mengenali ayah kandungnya appBab 89 Idaman wanita appBab 90 Sandiwara belaka appBab 91 Hukuman dari Renaldi appBab 92 Terpaksa melakukannya appBab 93 Niat jahat appBab 94 Budak iblis? Benarkah? appBab 95 Tidak butuh penjelasan apapun, aku hanya butuh tubuhmu! appBab 96 Wanita yang kuat appBab 97 Janji Melati appBab 98 Titisan iblis leluhur appBab 99 Di luar batas appBab 100 Kebencian Melati appBab 101 Malapetaka appBab 102 Biarkan aku tinggal di sisinya! appBab 103 Hanya gairah yang bisa menawarkan lukaku appBab 104 Berkas keluarga Renaldi appBab 105 Keturunan sah! appBab 106 Sungguh memikat hati appBab 107 Memulihkan kepercayaan appBab 108 Gairah Renaldi appBab 109 Niat jahat Ibu Mertua appBab 110 Menghapus ingatanmu tentangnya! appBab 111 Tertangkap! appBab 112 Menghancurkanmu! appBab 113 Histeris appBab 114 Larut dalam gairah yang membara appBab 115 Paksaan dari Melati appBab 116 Suka rintihan manjamu! appBab 117 Pernyataan Ambar appBab 118 Kalian tetap tidak akan percaya padaku! appBab 119 Mengambil jasadmu! appBab 120 Serangan ilmu hitam di kediaman Melati appBab 121 Terperangkap appBab 122 Hampir kehilanganmu appBab 123 Kamu tertangkap! appBab 124 Hanya akan menjadi milikku! appBab 125 Menangkap basah appBab 126 Menolak kebenaran appBab 127 Selamatkan ibuku! appBab 128 Tamat app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
FINLINKER TECHNOLOGY LIMITED
69 ABERDEEN AVENUE CAMBRIDGE ENGLAND CB2 8DL
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta