Bab 9 Kecemburuan Ningrum
Pada menit berikutnya Bram sudah berpacu di atas tubuh telanjang Vira. Pasangan itu sama-sama telanjang bulat. Vira mengaitkan kedua kakinya di belakang pinggang Bram sambil memeluk tubuh atletis Bram di atasnya.
"Ah, ah, ah, pepekmu enak Vir? Hemhhh, ah, ah, ah, ah, okh, ah," Bisik Bram sambil menciumi bibir Vira yang terbuka.
Vira merem melek menerima sodokan dari batang kejantanan Bram.
"Oh, oh, iya, Om, oh, emhh, nggak tahan, enak sekali sodokan dari batang Om Bram, Om, oouhh, sshh, aahhh, emhh, aahhh, sshhh, Om, batang kejantanan punya Om nikmat sekali, gesek terus liangku, oh, sshhh, oukhhh, Om, aaahhh, shhh, emmmh," bisiknya pada Bram.
Dipeluknya tubuh atletis Bram dengan erat. Suara desahan dari bibir Vira terdengar manja sekali.
"Pepek kamu juga sangat nikmat sayang, oohh, oohhh, aku nggak tahan pengen sodok terus-menerus, aahhh, Vir," ucap Bram pada Vira.
Bokong Bram terus berayun menyodok-nyodok liang intim Vira.
"Ooom, aku mau klimaks lagi, ooohhh, Om, aahhhh, aahhh, ssshhhhh enak sekali Ooomm, oooooohhh!" erangnya sambil memeluk tubuh Bram dengan pelukan sangat erat. Seakan-akan Vira ingin menikmati hubungan badan dengan Bram lebih lama dari biasanya.
"Keluarkan Vir, aku percepat ya? Ah, ah, ah, ah, oohh, pepekmu memang sangat sempit dan enak, oohh, ooh, sangat enak, Vir, oohh, lembut sekali liangmu," Bisik Bram sambil memberikan kecupan pada kening Vira.
Vira menganggukkan kepalanya.
"Terus Om, ooohh, dorong lebih cepat, aku sudah hampir muncrat, oooooohhhh, Ooooom .... Bram ...."
Vira membalas lumatan Bram. Kewarasannya sudah hilang entah ke mana. Vira malah menggoyangkan bokongnya untuk menerima sodokan Bram, tubuh Vira merasakan kenikmatan kembali. Dia merasa terbiasa semenjak melakukan hubungan intim dengan Bram kemarin.
Bram terlihat sangat senang, dia mempercepat hentakan bokongnya untuk memberikan Vira kepuasan.
Bram sesekali melumat bibir Vira dan menciumi leher jenjangnya yang mulus.
Vira terlihat menikmati setiap sentuhan yang Bram lakukan.
Puas melakukan hubungan intim Bram segera rebah di samping Vira sambil memainkan jemari tangannya pada puting buah dada Vira. Sementara Vira tersengal-sengal sibuk mengatur napasnya. Kedua pahanya masih dibuka lebar-lebar, liang intim Vira terlihat kembang kempis memerah dan terlihat basah licin penuh dengan cairan. Dari lubang liangnya terlihat cairan kepuasan meleleh keluar.
Bram sangat puas menyaksikan pemandangan itu, setelah berhubungan intim dengan Bram, Vira terlihat lebih menggairahkan dan seksi dengan tubuh telanjang seperti sekarang.
"Ooomm, aku capek," bisik Vira pada Bram.
"Baru satu jam, Vir," bisik Bram lalu melumat bibir Vira dan memilih menyentuh lembut liang basah yang baru saja memberikan kepuasan padanya.
"Ooouhhhh, Om, oohhh, sudah, emhhh," desahnya sambil mengusap lembut lengan Bram yang sedang memainkan biji kacang Vira di bawah sana.
"Sekali lagi ya?" Bisik Bram sambil menepikan kedua bibir kemaluan Vira menggunakan satu tangannya dan menyelipkan jari tengahnya ke dalam. Bram mendorong jari tengahnya sambil menatap reaksi dan ekspresi wajah Vira.
Vira menggigit bibir bawahnya lalu melumat bibir Bram di sampingnya.
"Enak? Hem?"
Vira melumat bibir Bram dan tidak menjawab. Permainan jemari Bram sudah berubah menjadi suara decakan halus. Vira beberapa kali merapatkan tubuh telanjangnya pada tubuh Bram sambil menumpukan ujung jari kaki kananya pada sisi pinggang Bram.
Bram menatap wajah Vira, sepertinya Vira bersedia untuk melakukan hubungan badan sekali lagi.
Bram mulai menjejalkan ujung batang kejantanannya ke dalam liang intim Vira.
"Oooom, oohhhhh, ouuuhhkkkhhh, emmh," erang Vira seraya menatap ke bawah. Dia melihat bokong Bram berayun-ayun, batang kejantanan Bram terlihat sedang menusuk-nusuk liangnya dengan posisi miring berhadapan.
"Enak Vir, ah, ah, ouhhh, aku sangat menikmatinya Vir, aku senang sekali Vir, pepekmu sangat nikmat, dan membuatku ketagihan, oouhhh, sshh, oukhh," erang Bram sambil meremas bokong Vira hingga tekanan batang kejantanannya semakin dalam.
"Emmh, eenggh, eeemmhh, oohhh, aaah, Oom, ouhhh, aku sepertinya pengen muncrat lagi, aaakhh, ouhhhh," bisik Vira pada Bram.
Bram tersenyum dan mendorong kejantanannya semakin cepat. Ternyata benar, Vira langsung menyodorkan liang basahnya ke depan lalu mengejan keenakan. Bram terus mendorong kejantanannya hingga Bram terlihat puas sekali menikmati liang intim Vira.
Dilumatnya kedua buah dada Vira sambil terus mendorong maju batang kejantanannya.
"Oomm, oohh, ohhh, nikmat sekali, oohhhhh, aahhhh," lenguh Vira sambil memeluk mesra bahu Bram.
Bram begitu energik dan sangat memuaskan hasrat Vira. Bram bangga bisa membuat Vira yang awalnya berontak malah merengek-rengek nikmat sambil terus memeluk tubuh telanjang atletis miliknya.
Vira pun tertidur karena kelelahan. Mereka melakukan hubungan intim selama berjam-jam lamanya di kamar. Puas menikmati tubuh telanjang Vira, Bram segera bangun dan menyelimuti tubuh Vira.
Bram pergi mandi sebentar, ketika kembali ke kamar dia melihat Vira masih terlelap.
Hari sudah pukul enam sore. Bram memeriksa ponselnya sejenak.
Ningrum meneleponnya tiga kali, dan ketika dia online untuk membaca pesan, Ningrum kembali menelepon.
Bram segera menerima panggilannya.
"Iya, Ning, ada apa?" Jawabnya.
Vira mendengar suara Bram sedang menelepon seseorang, dia beringsut mendekat dan saat mendengar suara Bram menyebut nama Ningrum di telepon Vira mendadak panik dan ingin bergegas turun dari atas ranjang Bram.
Bram langsung menarik pinggangnya hingga tubuh telanjang Vira duduk di atas pangkuan Bram.
"Oookh! Om!" Pekik Vira lirih tanpa sadar.
"Sssshhhhhtt!" Bisik Bram pada Vira sambil memeluknya di pangkuan.
"Om, nakal! Pepekku masih sakit dan nyeri ...." Rengek Vira sambil mencubit pinggang Bram.
"Pa? Papa di mana? Beneran ada pertemuan proyek? Aku dengar suara gadis tadi!" Omel Ningrum pada Bram.
"Nggak ada gadis, aku masih nunggu klien, palingan pelanggan restoran cewek-cewek di sebelahku yang ribut sama pacar mereka," elaknya sambil menatap wajah Vira di pangkuannya.
Vira memukuli bahu Bram sambil cemberut.
Bram melumat bibir Vira sambil menjatuhkan ponselnya di ranjang.
Ningrum masih mengomelinya di seberang sana.
Bram menyentuh selangkangan Vira mencubit biji kacang Vira sebentar.
"Umhh, umhh, ouhh, Oom," rintihnya.
Ningrum mendengar suara penuh gairah tersebut hanya bisa meremas baju yang membalut dadanya sendiri. Hatinya merasa sakit sekali. Pertama kalinya Bram pulang terlambat tanpa pemberitahuan. Desahan dan erangan nikmat seorang gadis muda di seberang sana, ditambah dengan suara benturan dan decakan organ intim yang sangat basah membuat Ningrum semakin sakit hati. Ningrum segera memutuskan panggilan teleponnya.
***
Bram memang sengaja memanfaatkan Vira untuk membuat hubungan antara dirinya dengan Ningrum tidak akur lagi.
Di dalam kamar itu, Bram kembali menggiling tubuh telanjang Vira dengan posisi menungging. Diremasnya bokong dan buah dada Vira sambil terus mendorong kejantanannya keluar-masuk dari liang intim Vira.
"Oh, oh, ohh, ohh, Vira, aku sangat menyukai pepekmu, oohhh, enak sekali Vir, ooohhhh," lenguhnya sambil terus mendorong bokongnya maju-mundur.
Vira menoleh ke samping, di cermin dia bisa melihat Bram dengan tubuh atletis tengah menguasai medan permainan dengan begitu lihai. Pria dewasa seperti Bram tanpa disadarinya telah membuat Vira larut dalam lautan gairah.
"Om, oohhhhh, oohhh, enggghh, Om, cepat selesaikan, Om Bram liar sekali, ouhhhh, bisa sobek bibir liang intimku kalau Om masuki terus begini, ookkhhh, ooohhh, Oooommm," rengeknya manja.
Bram tersenyum lalu menepuk bokong Vira.
"Kenapa buru-buru? Kamu nggak mungkin masih tidur dipeluk Tante Murni, to?" Tanyanya sambil mengayunkan bokongnya, Bram masih menggesek liang intim Vira dengan perlahan.