Bab 3 Untuk Apa Minta Uang?
Kemurahan hati dan kesopanan Yunita diciptakan dengan uang dan sumber daya.
Di sisi lain, dia tidak punya apa-apa.
Keluarga Limawan tidak mampu memberinya kasih sayang maupun uang, tapi masih menyalahkannya karena tidak bersikap murah hati dan sopan.
Sampai saat ini dia masih tidak mengerti kenapa mereka membawanya pulang.
Perannya dalam keluarga ini adalah untuk menyoroti betapa istimewanya Yunita, si putri palsu itu.
Bukankah ada pepatah yang mengatakan bahwa orang yang tidak dicintai adalah pihak ketiga? Kalimat ini ternyata sangat tepat untuknya.
Waktu itu, dia mungkin akan sedih atas ketidakadilan ini, tapi sekarang dia sudah tidak peduli.
Sesudah melihat sekilas sekeliling ruangan penyimpanan, dia melihat satu-satunya pakaian yang tersedia untuk diganti adalah seragam SMA berwarna putih biru.
Lima tahun lalu, dia menerima surat penerimaan mahasiswa dari Universitas Jayapurna, universitas terbaik di Negara Elyndor.
Namun, pasangan suami istri Keluarga Limawan hanya menggelar pesta kelulusan besar untuk Yunita.
Pesta itu mengundang semua selebriti dari semua kalangan masyarakat di Kota Aksana. .
Yunita yang berusia delapan belas tahun, mengenakan gaun tuan putri senilai miliaran dengan mahkota bertabur berlian. Saat berdiri di antara pasangan suami istri Keluarga Limawan, dia tampak seperti seorang putri yang dipuja oleh semua orang.
Sedangkan dia, hanya mengenakan pakaian norak, seperti anak itik buruk rupa yang berbaur di antara kawanan angsa, lalu dibawa pergi oleh polisi di depan semua orang dan menghabiskan lima tahun berikutnya di penjara, yang seharusnya menjadi kehidupan kuliahnya.
...
Lima menit kemudian, Lenny yang sudah berganti pakaian, berjalan menuju ruang pesta Keluarga Limawan.
Di tengah jalan, seorang pelayan lewat dan menatapnya dengan rasa ingin tahu.
"Siapa orang ini? Kenapa dia ke sini dengan pakaian seragam SMA?"
"Seharusnya itu adalah pelayan yang dibawa oleh Hotel Santika,sepertinya dia itu siswa SMA yang bekerja paruh waktu selama liburan."
"Tuan dan nyonya kita sangat baik kepada Nona. Demi membuat perayaan untuknya, mereka bahkan mengundang koki Hotel Santika untuk datang ke rumah."
"Benar!"
Pelayan itu berjalan kemari dan saat melewati Lenny, dia mengingatkan, "Pesta akan segera dimulai. Cepat ganti pakaianmu dengan seragam, jangan membuat kesalahan saat melayani tamu. Mereka yang datang hari ini adalah orang-orang penting di Kota Aksana."
Pelayan itu pergi sesudah mengatakan ini, Lenny berdiri di sana dan tiba-tiba tidak ingin pergi ke ruang perjamuan lagi.
Hengky hanya bilang padanya bahwa ayah dan ibu Keluarga Limawan mengatur jamuan penyambutan untuknya, tetapi tidak memberitahunya kalau mengundang orang luar.
Dibebaskan dari penjara bukanlah hal yang mulia, memangnya perlu membuat pesta besar untuknya?
Dulu, di hadapan semua selebriti di Kota Aksana, dia diborgol dan dibawa pergi oleh polisi.
Dan sekarang, lagi-lagi merayakan kepulangannya sebagai narapidana di hadapan sekelompok orang kelas atas.
Dalam pandangannya, ini tidak seperti perayaan penyambutan, tetapi lebih seperti pemaparan kepada dunia atas segala aibnya, membuat dia kehilangan harga diri.
Kesedihan bercampur amarah melonjak dalam hati Lenny, dia tidak ingin lagi menetap di sini.
Dia berbalik dan ingin pergi.
Hengky berjalan ke arahnya, dan saat dia melihat apa yang dikenakan Lenny, matanya langsung dipenuhi dengan kekesalan.
Dia mengerutkan kening sambil berjalan cepat dan berteriak, "Bukannya aku sudah bilang padamu untuk berganti pakaian? Kenapa kamu masih datang ke sini dengan pakaian seperti ini? Apa kamu tidak tahu acara apa hari ini?"
Lenny membuka mulutnya dan ingin menjelaskan, tetapi diinterupsi dengan kejam oleh Hengky.
"Saat dibebaskan dari penjara, kamu sudah tidak berbentuk. Setelah kembali ke rumah, kamu mencoba menarik simpati di depan semua orang, bertindak seolah-olah kami berutang padamu, jadi orang-orang bakal berpikir kalau Keluarga Limawan kami sudah memperlakukanmu dengan buruk. Lenny, metode licikmu ini masih sama seperti sebelumnya, kamu tidak bisa diselamatkan lagi."
Sambil berbicara, dia mengulurkan tangan untuk mencengkeram Lenny, lalu mengumpat, "Kembali dan ganti pakaianmu, jangan mempermalukan dirimu sendiri di sini ...."
Lenny menghindar ke samping.
Hengky tidak mencengkeram apa pun, dia menjadi sangat marah,"Kamu masih berani menghindar?"
Lenny mengangkat mata untuk menatapnya, dia menatapnya seolah-olah Hengky adalah musuh.
Dia sudah menerima tatapan jijik dan tidak sabar seperti ini di Keluarga Limawan selama tiga tahun.
Setiap kali melihat tatapan ini, hatinya terasa seperti dicabik-cabik oleh sepasang tangan tak kasat mata. Air matanya yang penuh kesedihan menggenang di pelupuk matanya, namun Hengky hanya mengatakan dia sedang berpura-pura.
Mungkin sudah terbiasa dengan tatapan mata seperti ini.
Atau mungkin lima tahun penjara itulah yang mengikis harga dirinya.
Sekarang, saat bertemu dengan tatapan matanya yang penuh dengan rasa jijik, hatinya malah terasa sangat tenang.
Suka atau tidak suka terhadapnya, tidak lagi menimbulkan gejolak emosi sedikit pun.
Lenny mengangkat matanya untuk menatapnya, ekspresinya acuh tak acuh, tetapi ekspresi matanya kosong, "Aku tidak punya gaun."
Mendengar ini, Hengky menjadi semakin marah, "Tidak punya gaun, apakah kamu tidak bisa beli?"
Lenny menarik napas dalam-dalam. Hengky terlalu berprasangka buruk terhadapnya dan dia tidak akan percaya apa pun yang dikatakannya.
Dia sebelumnya sudah mencoba menjelaskannya.
Tetapi semakin menjelaskan, Hengky semakin merasa kalau Lenny sedang berusaha menutupinya, jadi sikapnya terhadap Lenny semakin kasar.
Lenny hanya merasa tidak berdaya dan tidak ingin menjelaskan lebih lanjut, jadi dia berkata dengan dingin, "Aku tidak punya uang."
Hengky mengerutkan kening, api amarah berkobar di dadanya, dia sudah tidak bisa bersabar lagi.
"Selama tiga tahun kamu di rumah, kamu tidak kekurangan makanan dan pakaian. Setiap bulan, departemen keuangan perusahaan bakal mengirimkan uang saku sebesar satu miliar ke kartu bankmu, tiga tahun totalnya delapan belas miliar. Uang saku delapan belas miliar ini, bukankah cukup untuk membeli beberapa pakaian layak dan pakaian formal? Tetapi kamu sengaja mengenakan pakaian murah, bukankah kamu ingin memberitahu orang luar bahwa Keluarga Limawan memperlakukanmu dengan buruk?"
"Lenny, jadi orang tidak boleh egois. Kamu sudah cukup membuat keributan dan kami juga sudah memberikan kompensasi kepadamu sebagaimana mestinya, kamu seharusnya bersyukur."
"Kalau terus membuat masalah, ini namanya keterlaluan!"
Lenny tahu bakal seperti ini. Tidak peduli apa yang dikatakannya, pada akhirnya, tidak akan ada yang percaya.
Dia menatap Hengky tanpa mengedipkan mata.
Entah kenapa, saat bertemu dengan mata hitam putihnya, Hengky merasa bersalah sejenak.
"Kenapa kamu menatapku seperti itu? Aku tidak salah ngomong."
Dia tidak salah?
Hehe!
Lenny mencibir dalam hati.
Dia sebenarnya tidak ingin membuat keributan, tetapi tatapan agresif Hengky menimbulkan niat jahat di hatinya.
Dari sudut matanya, terlihat seseorang berjalan kemari.
Karena mau membuat masalah, maka buatlah masalah yang lebih besar.
Dia sudah kehilangan seluruh wajahnya sejak lama dan dia tidak peduli lagi dengan apa pun.
Tidak tahu apakah Hengky yang sangat peduli dengan reputasi ini, bisa menanggung hujatan di depan umum.
"Aku tidak pernah menerima uang sepeser pun dari departemen keuangan perusahaan, jangankan satu miliar, bahkan seratus ribu pun tidak ada. Kalau Tuan Muda Hengky ingin menuduhku, setidaknya harus cari alasan yang lebih masuk akal."
Tatapan mata Hengky ke Lenny semakin jijik.
"Kamu ini kalau tidakmelihat peti mati, tidak akan menangis, Lenny, kamu yang memaksaku melakukan ini, jangan salahkan aku karena tidak memberimu muka."
Sesudah selesai bicara, dia mengeluarkan ponsel dan, menekan nomor keuangan perusahaan, lalu menyalakan pengeras suara.
"Bantu aku periksa berapa total uang yang ditransfer perusahaan ke rekening Lenny setiap bulan."
Suara ragu-ragu dari staff keuangan terdengar di ujung ponsel, "Lenny? Maksudnya nona besar?"
"Benar."
"Presiden, kalau itu Nona Lenny, tidak perlu diperiksa lagi."
Mendengar ini, Hengky berkata dengan tidak senang, "Apa maksudmu?"
"Begini, departemen keuangan perusahaan tidak pernah mentransfer uang ke rekening Nona Lenny."
"Apa katamu?" Hengky tidak mempercayai apa yang didengarnya.
Biarpun Lenny tidak disukai, dia tetaplah anggota Keluarga Limawan, mana mungkin dia tidak punya uang saku?
Malam itu, saat Lenny dijemput pulang, Hengky sudah berdiskusi dengan ayah dan ibu di ruang kerja tentang berapa banyak uang saku yang harus diberikan kepada Lenny.
Agar tidak kelihatan pilih kasih, uang saku Lenny sama dengan Yunita, keduanya satu miliar per bulan.
Dia tidak mungkin salah ingat.
"Aku bukannya sudah berpesan padamu?"
"Presiden, apa kamu tidak tahu? Nyonya bilang Nona Lenny berasal dari panti asuhan, memiliki pandangan yang sempit, apalagi dia bergaul dengan beberapa teman yang buruk, kalau tiba-tiba dikasih uang saku satu miliar, takutnya dia belajar hal-hal buruk. Nona Lenny saat itu hanya siswa SMA, dia tidak kekurangan makanan dan pakaian di Keluarga Limawan, selain itu, dia juga tidak ada keperluan memakai uang, jadi uang sakunya dibatalkan ...."
Mendengar ini, otak Hengky berdengung.
Uang saku dibatalkan?
Dengan kata lain, selama tiga tahun Lenny berada di Keluarga Limawan, dia ternyata tidak menerima sepeser pun.
"Oh ya, Nyonya juga menaikkan uang saku bulanan Nona Yunita dari satu miliar menjadi dua miliar. Dia bilang karena Nona Lenny sudah kembali, dia takut Nona Yunita merasa sedih, jadi tambahan satu miliar per bulan itu anggap sebagai kompensasi untuk Nona Yunita. Presiden, kamu pasti tahu tentang hal ini, 'kan?"
Hengky merasa seolah-olah ada yang mencekik tenggorokannya, dia merasa sangat tercekik.
Dia sama sekali tidak tahu.