Bab 4 Gunung Binatang
Di Kota Findara, Keluarga Lukman memang layak mendapat reputasi sebagai raksasa di antara keluarga-keluarga lainnya. Tidak ada keluarga lain yang mampu mendekat.
Kelurga Pangestu awalnya adalah keluarga kecil yang tidak dikenal. Tak lama kemudian, setelah Lusi menikah dengan Elvin, kepala Keluarga Lukman saat itu, Keluarga Pangestu memanfaatkan pengaruh Keluarga Lukman untuk naik ke puncak, kekuatan mereka makin meningkat.
Wilson ingat bahwa saat itu, Keluarga Pangestu memperlakukan Lusi dan dia dengan baik.
Namun, setelah insiden yang melibatkan Elvin, sikap Keluarga Pangestu terhadap ibu dan anak itu berubah. Apalagi setelah kakek Wilson meninggal. Paman Wilson sekarang menjadi kepala keluarga, dan makin menjauhi dia serta ibunya, bahkan mengabaikan mereka.
Begitulah sifat manusia yang gampang berubah-ubah, dan inilah realitas dunia.
Di halaman utama Keluarga Pangestu.
Lusi berlutut di lantai, tubuhnya gemetar sedikit.
Banyak junior dari Keluarga Pangestu bergerak, mengelilinginya dari semua sisi.
Di atas halaman, seorang pria paruh baya berperut buncit berkata sambil memandang Lusi dengan tatapan dingin, "Adikku, mau berapa lama lagi kamu berlutut? Apa tidak malu?"
Dia adalah saudara Lusi, Hendrio Pangestu.
"Aku mohon padamu, Kak. Tidak mudah bagi Wilson untuk mengkultivasi energi sejati. Dia itu keponakanmu, tolong beri dia beberapa buku panduan seni bela diri!"
Lusi memohon sambil berderai air mata.
"Adik, biarkan aku mengatakan sesuatu yang mungkin kamu tidak suka. Tubuh Wilson lemah dan rapuh sejak lahir. Dia juga tidak bisa membangkitkan Meridian Darah. Bahkan kalaupun dia cukup beruntung untuk bisa mengkultivasi energi sejati, apa gunanya? Dia tidak akan mencapai prestasi yang signifikan di masa depan. Kenapa tidak membiarkannya hidup damai sebagai orang biasa?
"Selain itu, asal kamu tahu, tetua cabang pertama Keluarga Lukman sudah bicara denganku, dan menempatkanku di tempatku. Adikku, ini juga sulit bagiku. Membantumu berarti aku akan menyinggung tetua cabang pertama."
Hendrio bergumam.
"Aku mohon padamu, Kak. Aku tidak berharap Wilson akan punya prestasi besar. Aku sudah puas selama dia bisa menjadi ahli bela diri dan punya tubuh yang kuat serta sehat. Kakak, aku bersumpah ini adalah permintaan terakhirku kepadamu, aku tidak akan membuatmu kesulitan lagi di masa depan," Lusi terus memohon.
Hendrio mengerutkan kening dan berpikir sejenak. Dia mengambil buku dan melemparkannya ke depan Lusi, "Demi hubungan kita sebagai saudara selama bertahun-tahun, ambil buku 'Tebasan Tiga Pedang' ini. Ini memang merupakan teknik yang Tidak Memenuhi Syarat, tapi cukup untuk Wilson. Jangan pernah kembali menggangguku lagi," katanya.
"Ibu!"
Pada saat itu, Wilson dan Yuni tiba di tempat kejadian.
Wilson membantu Lusi berdiri dari tanah. Dia bisa merasakan tubuh ibunya gemetar, jelas karena sudah berlutut begitu lama.
"Wilson, bukankah kamu akan berterima kasih kepada Paman?" Lusi berkata kepada Wilson sambil menatap Hendrio.
"Mengucapkan terima kasih padanya?"
"Kita tidak butuh bantuan mereka! Ibu, ayo kita pulang." Wilson dipenuhi kemarahan.
Wilson bahkan tidak melirik ke buku panduan seni bela diri tadi. Dia menggendong ibunya dan meninggalkan kediaman Keluarga Pangestu.
"Sangat tidak tahu terima kasih. Dia baru bisa mengkultivasi sedikit energi sejati, tapi sudah menganggap dirinya jenius."
"Dia cuma sampah."
Junior Keluarga Pangestu terus mengejek.
Wilson tidak memedulikan mereka. Dia tidak berdaya, tidak ada yang bisa dia katakan. Jika dia berbicara terlalu banyak, itu malah akan membuat dia mendapatkan penghinaan dari mereka.
Namun, Wilson bersumpah bahwa suatu hari nanti dia akan menutup mulut semua orang dengan fakta.
Setelah meninggalkan Kediaman Keluarga Pangestu, Lusi menghela napas, "Wilson, kamu terlalu impulsif. Itu kan buku panduan seni bela diri! Selama kamu bisa menjadi ahli bela diri, tidak masalah kalau Ibu harus menderita menanggung segala jenis kesedihan."
Wilson berdiri tegak seperti pedang. Dia berkata dengan keyakinan yang kuat di matanya, "Ibu, bahkan tanpa bantuan dari Keluarga Pangestu, aku masih bisa menjadi ahli bela diri, menjadi seorang pendekar!"
Setelah kembali ke kediaman mereka, Wilson memasuki Kuil Agung dan menempatkan lebih banyak usaha untuk berlatih.
Dia menyelesaikan latihan Tinju Naga Api terlebih dahulu, lalu lanjut mempelajari Langkah Naga Ular.
Langkah Naga Ular adalah teknik pergerakan tubuh. Setelah berlatih, gerakannya mirip dengan naga dan ular, lincah dan secepat kilat.
Dengan bantuan mantra dari istana, Wilson berkembang dengan kecepatan yang mengejutkan.
Dia sudah bisa merasakan kekuatannya setelah berlatih dua kali.
Wush! Wush!
Gerakan memutar Wilson seperti naga dan ular. Dengan memutar pinggulnya dan melangkah, dia telah melakukan perjalanan lebih dari tiga meter.
Jarak tiga meter sama dengan satu kaki.
"Aku sudah menguasai tahap pertama Langkah Naga Ular, aku bisa merasakan kekuatannya. Aku bisa melakukan perjalanan sejauh tiga meter hanya dalam satu langkah. Di tahap kedua, aku akan bisa mencapai enam meter dalam satu langkah. Dan setiap berhasil menguasai tahap berikutnya, jaraknya akan bertambah tiga meter. Perjalananku masih panjang, aku harus lanjut berlatih."
Kemudian, Wilson berlatih keras selama sepuluh hari.
Dalam sepuluh hari itu, Wilson membuka dua meridian berturut-turut, menempatkannya di puncak Alam Pemula tingkat tengah.
Pencapaiannya yang terbesar adalah keterampilan bela diri.
Dia telah sepenuhnya memahami Tinju Naga Api dan Langkah Naga Ular, serta telah mempelajari keduanya hingga tahap ketiga.
"Kultivasi energi sejatiku masih sangat lambat. Kalau terus begini, butuh waktu lama sebelum aku bisa membuka tiga Meridian Ilahi."
Wilson mulai berpikir.
Jika dia ingin cepat membuka meridiannya dan melangkah ke Alam Pendekar melalui kondensasi pusaran energi, dia akan membutuhkan banyak Pil Naga Harimau.
Namun, satu Pil Naga Harimau akan memakan biaya seratus tael perak, dan bisa dibilang Wilson tidak memiliki apa-apa.
"Sekarang aku berada di puncak Alam Pemula tingkat tengah. Aku juga telah sepenuhnya memahami dua keterampilan bela diri melalui latihan. Aku sudah mendapatkan beberapa cara untuk membela diri, jadi saatnya bagiku untuk pergi ke Gunung Binatang untuk mencoba peruntunganku."
Gunung Binatang adalah jajaran pegunungan besar yang berjarak dua puluh lima kilometer dari Kota Findara. Wilayah gunung itu seluas lebih dari lima puluh kilometer, dengan pohon-pohon kuno tumbuh setinggi langit.
Ada banyak tanaman spiritual yang tumbuh di pegunungan, dan menarik banyak ahli bela diri dari Kota Findara pergi ke gunung untuk mencari tanaman.
Tentu saja, peluang datang beriringan dengan risiko. Ada banyak binatang di gunung, bahkan binatang iblis yang jauh lebih kuat daripada binatang biasa. Setiap tahun, banyak ahli bela diri yang mati di rahang binatang iblis ini.
Wilson tidak berniat untuk menjelajahi Gunung Binatang terlalu dalam. Dia hanya ingin mencoba peruntungannya di pinggiran gunung, sambil mengasah keterampilan bela dirinya.
Dia membuat alasan, dan mengucapkan selamat tinggal kepada Lusi, lalu pergi menuju ke Gunung Binatang.
Dua jam kemudian, Wilson mencapai kaki Gunung Binatang. Gunung Binatang itu sendiri, seperti binatang raksasa. Tempat ini memberikan tekanan yang kuat kepada siapa pun yang melihatnya.
Wilson bergegas masuk ke Gunung Binatang tanpa ragu-ragu.
Aum!
Baru beberapa kilometer memasuki area gunung, terdengar suara auman binatang yang mau menyerang Wilson.
Itu adalah seekor harimau berdada putih. Harimau itu setinggi satu meter, dengan panjang lebih dari tiga meter. Bahkan sebelum harimau itu tiba, aura yang ganas sudah menyelimuti Wilson.
Wilson memejamkan mata dan mengambil napas dalam-dalam. Dia miring ke samping, lalu melesat ke sudut. Kemudian, mengalirkan energi sejati mulai dari kakinya sampai ke tulang belakangnya, baru melempar pukulan dengan kekuatan seluruh tubuhnya.
Tinju Naga Api.
Bam!
Pukulan itu mendarat tepat di leher harimau.
Kekuatannya meledak, harimau itu terpental.
Aum!
Harimau itu kesakitan, membuatnya makin ganas. Dia mengaum dan melompat ke arah Wilson lagi.
Wilson menggunakan Langkah Naga Ular dan menghindari lompatan harimau dengan memutar tubuhnya. Lalu mendaratkan Tinju Naga Api di pinggang harimau, menyebabkannya terlempar lagi.
Wilson mempelajari teknik bela diri Tingkat Ilahi, yakni Teknik Naga Perang Sejati. Energi sejati yang dia kultivasi pun berenang di meridiannya seperti naga asli, dengan kekuatan ledakan yang ekstrem.
Meskipun tingkat kultivasi Wilson hanya berada di puncak Alam Pemula tingkat tengah, kekuatan ledakannya bukanlah sesuatu yang bisa disandingkan dengan seseorang dari tingkat yang sama.
Bersama dengan Tinju Naga Api, tinju Wilson setidaknya memiliki berat 500 kilogram.
Harimau itu sudah mengalami luka berat setelah terkena dua pukulan berturut-turut dari Wilson. Darah menetes dari mulutnya.
Pada saat itu, dia mengaum dan mencoba berbalik dan melarikan diri.
Wilson tidak mau melepaskannya dan segera mengikutinya.
Beberapa menit kemudian, harimau itu melarikan diri ke gua di gunung. Wilson ragu sejenak, lalu tetap mengikutinya.
Saat memasuki gua, dia menemukan bahwa harimau itu berbaring di lantai. Napas harimau itu sudah lemah, darah terus mengalir dari rahangnya.
"Eh? Itu Bunga Lonceng Perak, tanaman spiritual level pertama tingkat rendah!"
Sorot mata Wilson pun sontak tampak berbinar. Di antara celah-celah batu di gua, dia melihat sebatang rumput spiritual. Ada sembilan daun, dan setiap daun berbentuk seperti lonceng.
Rumput spiritual dikategorikan menjadi sembilan tingkatan, ada rendah, menengah, dan tinggi untuk setiap level.
Bunga Lonceng Perak level pertama tingkat rendah menyimpan banyak energi spiritual di dalamnya. Bunga ini bernilai tiga ratus tael perak, setara dengan tiga Pil Naga Harimau.
Wilson tidak pernah membayangkan bahwa dia bisa mendapat hadiah seperti itu setelah memasuki Gunung Binatang dalam waktu singkat. Perjalanan ini sangat layak.
Dia menghabisi harimau dengan memukulnya lagi, lalu mengeluarkan ransel yang telah dia persiapkan sebelumnya. Setelah memanen Bunga Lonceng Perak, dia menyimpannya di ransel.
"Kak Kemal, apa kamu benar-benar tahu rute samping yang mengarah ke sarang Perompak Nagandri?
Pada saat itu, suara datang dari luar gua.