Bab 13 Amarah yang Membara
Saat ini, Lusi dan Yuni sedang mencuci pakaian di sisi halaman di sebelah kediaman mereka.
Di hadapan mereka, ada setumpuk besar pakaian yang dipakai oleh Keluarga Lukman.
Seorang pria paruh baya bertubuh gemuk merapikan kumis di wajahnya dan di belakangnya diikuti dua pria kekar.
Pria gemuk itu adalah Santo Dolman, kepala pelayan tetua cabang pertama.
Saat ini, Santo tertawa terbahak-bahak, dia menatap Yuni dan Lusi, "Ya ampun, kalian ingin melaporkan aku ke Dewan Tetua? Mimpi saja! Nyonya Kepala Keluarga? Omong kosong! Setelah hari ini berlalu, Nona Yasmin akan menjadi kepala keluarga, saat waktunya tiba, kalian tidak ada apa-apanya."
"Biar aku kasih tahu kalian dua, kalian bakal terlibat dalam pekerjaan seperti ini setiap hari, jadi kalian sebaiknya beradaptasi mulai sekarang."
"Ja … jangan bermimpi! Tuan muda keluargaku tidak akan melepaskanmu!" Wajah Yuni memerah karena marah, dia berteriak sambil menunjuk Santo.
"Sampah Wilson itu? Hahaha, kamu ternyata berharap sampah itu menyelamatkan kalian dua? Jangan banyak mimpi! Kalau bukan aku tidak menemukannya hari ini, dia pasti sedang membersihkan kamar mandi saat ini!"
Santo tertawa ganas, matanya dengan penuh nafsu melihat tubuh Yuni, "Setelah mendambakanmu beberapa waktu, tidak disangka kamu bakal tampak begitu cantik. Bagaimana kalau begini saja, kamu boleh datang ke kamarku dan layani aku. Kalau aku puas dengan layananmu, aku mungkin bisa mempertimbangkan agar kalian tidak pergi membersihkan kamar mandi!
"Jangan banyak berharap!" Wajah Yuni langsung pucat, dia tanpa sadar mundur dua langkah.
Wajah Santo tampak dingin, "Jangan banyak berharap? Aku tetap akan melakukannya. Tangkap gadis ini, lalu bawa ke kamarku."
"Siap!" Dua pria kekar di belakang Santo menjawab.
"Tidak, jangan! Aku mohon, kepala pelayan Santo, lepaskan Yuni, aku bakal melakukan apa pun yang kamu minta, tolong biarkan Yuni pergi!"
Lusi berdiri di depan Yuni untuk melindunginya sambil menatap Santo dengan tatapan memohon.
"Minggir!" Kedua pria kekar berteriak, salah satu dari mereka mengayunkan telapak tangannya ke arah Lusi.
Tepat pada saat ini ....
Boom!
Pintu halaman sesaat terbuka, pecahan kayu beterbangan ke mana-mana.
Semuanya sangat mendadak, membuat tindakan kedua pria kekar terhenti. Tatapan semua orang tertuju ke arah pintu.
Sosok muda berjalan masuk ke halaman.
"Wilson, ternyata kamu? Kamu datang tepat pada waktunya, bersihkan kamar mandi sekarang."
Saat melihat Wilson, Santo menghela napas sambil mencibir.
Pemuda itu memang Wilson.
Wilson bahkan tidak melirik Santo, dia langsung berjalan ke arah Lusi dan bertanya, "Ibu, kamu baik-baik saja?"
"Ibu baik-baik saja, Wilson, kenapa kamu ke sini? Kami bisa menanganinya, kamu harus segera pergi." Lusi berkata dengan panik.
Wilson menggelengkan kepala sambil berkata, "Ibu, aku datang terlambat, mulai sekarang aku tidak akan pernah membiarkanmu teraniaya."
"Wilson! Aku sedang bicara denganmu, sampah! Kamu dengar tidak?" Santo meraung di belakang Wilson.
Wilson perlahan berbalik, dia memelototi Santo dengan tatapan sangat dingin, seakan-akan matanya berasal dari mata iblis neraka. Kondisi saat ini memicu amarah besar di dalam hati Wilson dan tampaknya akan meledak kapan saja.
Kemarahan yang membara berubah menjadi niat membunuh yang mengerikan. Kata-kata tanpa emosi keluar dari bibir Wilson, "Santo, kamu pantas mati!"
Tatapan dingin di mata Wilson membuat hati Santo gemetar. Tapi, begitu dia ingat kalau Wilson hanyalah sampah, dia mengumpulkan keberaniannya dan memelototi dengan keras, "Wilson, beraninya kamu mengancamku! Kamu cari mati! Patahkan anggota tubuhnya!" Santo meraung.
"Baik!" Dua pria kekar memelototi dengan ganas dan bergegas maju menangkap Wilson.
Dua pria kekar berada di Alam Pemula tingkat tengah puncak.
"Wilson!" Lusi ketakutan.
Santo tersenyum mencibir.
Plak! Plak!
Suara patah tulang bergema dua kali diikuti dua jeritan tajam, Santo tertegun dan Lusi juga sangat terkejut.
Dikarenakan jeritan ini adalah suara pria kekar itu.
Wilson hanya menggenggam pergelangan tangan mereka, tulang-tulang itu sesaat menjadi bubuk.
"Ahh! Ahh! Tanganku!" Kedua pria kekar tidak bisa berhenti menjerit kesakitan.
Booom! Booom!
Energi sejati Wilson mengalir keluar dan mengamuk di dalam tubuh kedua pria kekar. Mereka bergumam sesaat, kemudian terguncang terbang menghantam tanah dan akhirnya meninggal.
Organ-organ mereka rusak parah oleh Wilson.
Baru pada saat inilah Santo menyadari situasinya, "Wilson, beraninya kamu?! Mereka berada di bawah tetua cabang pertama, kamu berani sekali bunuh mereka?! Kamu cari mati!"
"Kamu yang akan mati."
Wilson mengejek, dia maju dan meninju Santo.
Saat meninju, energi sejati dengan ganas menyembur keluar menyelimuti Santo.
Energi sejati ini sangat kuat, Santo merasa dirinya seperti terjatuh ke dalam jurang es.
Boom!
Begitu selesai bicara, tinju Wilson langsung mendarat tepat di perut Santo.
Santo berteriak kesakitan, tubuhnya yang gemuk mendarat di tanah dengan keras seperti bangkai babi yang dilempar, menyebabkan debu beterbangan.
"Ahh, ahh, Wilson, kalau kamu merusak kultivasiku, Nona Yasmin dan tetua cabang pertama tidak akan pernah mengampunimu." Santo berbicara dengan putus asa.
"Benarkah?"
Wilson berjalan ke arah Santo, lalu dengan kasar menginjak kakinya.
Plak!
Kaki Santo langsung patah oleh injakan itu.
Dia melolong dengan sangat tragis, mirip dengan suara babi yang disembelih, air mata dan ingus pun mengalir di wajahnya.
Mata Wilson tampak sangat dingin saat menatap Santo, "Barusan kamu bilang kamu ingin mematahkan anggota tubuhku. Sekarang, aku akan menghancurkanmu."
Begitu selesai bicara, dia menginjak kaki Santo satunya lagi dan mematahkan tulangnya.
"Ahh! Ahh! Kakiku! Wilson, tidak, Tuan Muda Wilson, tolong ampuni aku! Tetua cabang pertama dan Carles yang memerintahkan aku melakukan semua ini, aku mana berani melawan perintah mereka!"
Santo meraung dengan tragis.
"Tetua cabang pertama dan Carles?"
Tatapan Wilson sangat dingin, dia kemudian secara berurutan menginjak lengan Santo dan mematahkan tulangnya, lalu berbalik, berjalan ke arah Lusi dan Yuni.
"Wilson, ini kekuatan keterampilanmu?"
Tepat saat ini, Lusi menatap Wilson dengan penuh semangat, air mata pun mengalir di matanya.
"Ibu, putramu sudah mengalami keajaiban dalam beberapa waktu ini. Aku akan bicarakan ini nanti, kita sekarang ke lapangan pelatihan." Wilson berkata.
Ekspresi Lusi berubah, "Wilson ... lapangan pelatihan? Tetua cabang pertama dan Yasmin ada di sana, sebaiknya jangan terlalu gegabah!"
Walaupun kultivasi Wilson sudah meningkat pesat selama beberapa waktu ini, apakah dia cukup kuat untuk melawan Yasmin?
Yasmin bukan hanya membangkitkan meridian darah tingkat kelima, tetapi dia juga menjalin hubungan pernikahan dengan Keluarga Duliman dari Sekte Pedang Mistik. Lusi pernah dengar kalau selama beberapa waktu itu, Keluarga Duliman mengantarkan banyak pil berharga kepadanya saat dia sedang fokus berkultivasi.
Dai tentu saja merasa cemas terhadap Wilson.
Senyum lembut tapi penuh percaya diri terlihat di bibir Wilson, "Jangan cemas, ibu. Yasmin tidak akan bisa mengambil alih gelar Kepala Keluarga Lukman, orang lain juga tidak akan bisa. Posisi ini milik ayah, kalau ada yang mencoba mengambilnya, aku akan memotong jarinya!"
"Nyonya, jangan khawatir, Tuan muda pasti bisa melakukannya."
Yuni juga menyetujuinya.
Mereka bertiga pergi ke lapangan pelatihan Keluarga Lukman.