Bab 1 Anna Federica

Mata Anna tidak percaya akan apa yang sedang terjadi di hadapannya. Pada awalnya dia berpikir kakek tua itu bercanda, Namun tiba -tiba saja saat Anna menolak permintaan kakek tua itu untuk menikahi cucunya, pria tua itu memekik keras terlihat kesakitan. Anna tak menyangka kalau semuanya ini serius, kakek tua berambut putih itu seketika roboh, terjatuh miring sambil terus memegangi dadanya dengan kesakitan. Hati Anna mencelos. Dengan ketakutan, dia segera memekik meminta pertolongan. “Bagaimana jika dia yang harus bertanggung jawab?” Tanpa diundang, rasa panik menyusup ke hatinya. Opa Jacob bergerak dengan kaku. Pria tua itu berusaha berbicara tapi sayangnya lidahnya kelu, sehingga Anna tidak bisa mengerti sedikit pun apa yang dia katakan. Pada awalnya, Anna tidak mengerti mengapa mamanya yang pelit sampai memberikan uang agar dia naik taksi, untuk bertemu kakek tua ini. Tapi, setelah tahu, Anna benar -benar berharap dia tidak datang, karena tiba-tiba Anna sudah bertunangan dengan seorang Ethan Samuel, cucu kakek itu. Kini Anna menjadi merasa bertanggung jawab. Sebab karena penolakannya tadi, kakek tua ini terkena serangan jantung. Anna dengan panik menemani Opa Jacob ke rumah sakit bersama seorang pria aneh berjas hitam, yang sepertinya adalah pengawal opa itu. Begitu sampai rumah sakit, opa segera diperiksa oleh petugas kesehatan. Bunyi bising dari alat kesehatan membuat jantung Anna semakin berdebar. Dengan mata yang membulat tak percaya, Anna melihat kakek tua itu ditempeli berbagai alat di badannya. Itu bukan pemandangan yang menyenangkan bahkan mengerikan. Anna tak pernah suka rumah sakit, Anna bahkan dapat dikatakan, membenci rumah sakit. Namun tetap saja, Anna tak sampai hati melihat seorang kakek tua kesakitan, tanpa dia sadari, air matanya ikut terjatuh karena panik dan ketakutan. Dokter mengatakan dari hasil pengecekan awal, kondisi jantung Opa tidak bagus. Dokter menemukan indikasi adanya penyumbatan di jantungnya. Hati Anna kembali mencelos, semua ini pasti karena penolakannya tadi. “Ini semua salahku,” ratapnya dalam hati. Anna memandang kakek tua itu dengan sedih. Walaupun pria berjas hitam itu mengurus segala sesuatunya di rumah sakit ini dari tadi, tapi ternyata tindakan harus dilakukan dengan tanda tangan dari keluarga, Opa Jacob mengangguk lemah saat mendengarnya. "Tolong ... telepon cu ... cu Opa," serunya dengan susah payah, dia mengambil handphone dari saku celananya. Anna menerima telepon opa itu dengan perasaan campur aduk. Menelepon cucunya berarti dia menelepon calon suaminya, tapi pandangan yang memelas dari kakek tua itu, terlalu menyedihkan untuk tidak ditanggapi. Dia menunjuk angka satu di handphonenya dengan lemah. Anna segera menekan nomor itu dan terdengar suara jawabannya dengan suara mengejek. "Apa lagi kakek tua?" tanya Ethan separuh bercanda. Pria itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya, dan hendak pulang. Sepanjang hari ini Ethan sengaja menghindari telepon opanya. Karena dia tahu pasti opanya akan menyuruh dia datang bertemu calon istrinya, sudah dari berminggu-minggu yang lalu, kakek tua itu mengoceh tentang hal ini. Tapi kali ini sebaiknya dia mengangkat teleponnya, agar besok kakek tua itu tak lagi mengganggu. "Kamu cucunya, kan? Segera kemari kami membutuhkan tanda tanganmu!" Dengan penuh emosi Anna menjawab. Pasti pria ini yang dari tadi ditelepon oleh pria berjas hitam tadi yang selalu gagal. Sangat menyedihkan, ternyata cucunya sendiri tidak peduli kalau kakeknya sedang sakit, Anna seketika merasa kesal. Dia tak sadar suaranya sudah meninggi. Siapa wanita ini? Pikir Ethan terkejut. "Kamu siapa?" bentaknya kasar. Ethan terkejut mengapa handphone kakeknya bisa dipegang wanita ini. Dia segera berjalan keluar meninggalkan kantornya dengan cepat. Para pegawainya segera menyingkir karena melihat wajah Ethan yang seperti mau makan orang. "Kakekmu ada di UGD RS Jantung Harapan Kami, segera datang!" jawab Anna sedingin mungkin lalu segera mematikan telepon. Opa Jacob tersenyum lemah saat dia mengembalikan handphone-nya. "Terima kasih, Anna," ujarnya lirih. Wanita berambut panjang itu tersenyum sedih melihatnya. Opa yang tadi tampak sehat, dalam sekejap tiba- tiba dia terbaring tak berdaya di sini. Perasaan bersalah Anna semakin merajalela. Walau Anna tidak mengerti mengapa. Dalam sekejap, dia tiba-tiba merasa dekat dengan kakek ini. Ethan terkejut teleponnya dimatikan begitu saja, ini mungkin akal-akalan opanya. “Tidak mungkin dia sakit? Kemarin dia tidak kenapa -kenapa,” pikir Ethan curiga. Tapi perasaannya tetap tidak enak, maka dia segera mengarahkan mobilnya ke rumah sakit itu. Saat dia sampai di rumah sakit, Daniel, sekretaris opanya langsung memberikan penjelasan akan status opanya. Anna langsung merasakan aura pria menyebalkan itu dan melirik sebentar ke arah Ethan. Gaya pria itu langsung membuat Anna muak. Pria terlihat angkuh dan sombong. Anna tak mau ambil pusing, dia masih ada disini hanya karena merasa bersalah kepada opa. Memang mungkin seharusnya Anna menolak pertunangannya dengan lebih halus. Tapi itu bukan berarti Anna harus berurusan pria jangkung yang jelek itu. “Mungkin...tidak jelek sih, tapi menyebalkan, ya, dia menyebalkan,” dengus Anna dalam hati. "Hmm...." Ethan berdeham mendekati kaki tempat tidur Opa Jacob sambil mencoba menatap wajah Anna. Daniel juga sudah menceritakan kalau wanita ini adalah calon istrinya. Wanita duduk di bangku kecil di samping opanya, di ruang UGD yang sibuk. “Dia pintar sekali berakting, bisa-bisanya dia sampai menangis untuk orang asing?” pikir Ethan dalam hati. Anna sengaja tidak menoleh, dia tersinggung karena dipanggil seperti itu. Anna terus memaksakan dirinya untuk menatap wajah opa yang pucat. "Ehem!" Ethan kembali mengeraskan suaranya. “Mengapa wanita ini tidak mau menatapnya?” tanyanya dalam hati. Dengan kesal akhirnya Anna segera menatap ke pria yang benar-benar tidak sopan ini dengan kesal. Wajahnya yang mungil dibingkai dengan rambutnya yang tebal kecoklatan, hidungnya tinggi dengan bibir mungil merah muda, namun yang membuat Ethan terpesona adalah bola matanya yang bulat berwarna coklat muda. Bola mata itu menatapnya dengan tajam. Tanpa sadar Ethan menahan napasnya karena terkejut. "Ya, ada yang bisa saya bantu?" tanya Anna memandangnya sinis. Ethan kembali berkonsentrasi, dia tersenyum miring sambil mendekati Anna, "Saya yang bisa bantu Anda bukan kebalikannya!" Bola mata wanita itu membulat kaget karena jawabannya. "Siapa kamu, kenapa kamu sok sibuk disini!" tanya Ethan lagi. Pria itu melangkah lebih mendekati Anna yang segera mundur menjauhinya. Tubuhnya yang menjulang tinggi itu langsung terasa mendominasi. "Ethan...kamu sudah datang?" tanya Opa Jacob yang terbangun karena mendengar suara keras Ethan, dia menahan tangan pria itu. Opa berusaha untuk bangkit dari tidur tapi tidak bisa. "Sudahlah Opa nggak usah bangkit dulu, Opa kenapa sih?" tanya Ethan itu dengan khawatir. “Opa? Jangan -jangan pria ini bernama Ethan yang Opa Jacob ceritakan tadi?” Anna bertanya-tanya dalam hati. Wanita itu langsung ingin menjauhi mereka berdua, tapi dia malah terperangkap di antara tubuh Ethan, tembok dan tempat tidur opa. "Ethan, ini calon istrimu, Anna, cantik kan?" seru Opa Jacob tersenyum lemah. Anna dan Ethan terpaksa saling menatap. Ethan menatap Anna dengan mata menyipit merendahkan sedangkan Anna menatapnya dengan jijik. "Oh wanita ini yang Opa bangga -banggakan? Wajahnya biasa aja tuh, nggak cantik -cantik amat!" jawab Ethan seakan-akan Anna tidak ada di sana. Anna mendengus kesal, menanggapi pria itu hanya akan membuang-buang waktunya. Sepertinya keputusannya tadi tepat. “Berada dengannya selama lima menit saja emosiku sudah melonjak drastis apalagi kalau jika aku menikah dengannya?” pikirnya dalam hati. Tiba-tiba datang suster berwajah ramah yang memecahkan ketegangan dalam pandangan mereka berdua. "Permisi, kakek, kita echo dulu ya," seru suster tersenyum. Wanita muda itu mulai membuka kunci tempat tidur Opa Jacob. Anna segera berdiri dan mengikuti ke mana Opa Jacob dibawa. Ethan semakin curiga dengan wanita itu. "Buat apa Anda ikut!" seru Ethan protes mengejar Anna dari belakang, Anna menatapnya dengan kesal, seakan Ethan sangat mengganggunya. "Aku mau lihat apakah Opa akan baik-baik saja, aku nggak percaya sama kamu!" jawabnya lalu meninggalkan Ethan. Pria itu mengepalkan tangannya karena kesal akan ejekan Anna, lalu mengikuti wanita dengan menggerutu. Dokter tersenyum kepada mereka ketika mereka masuk ruangan lalu mulai memeriksa opa sambil menjelaskan. Ethan mencatat di kepalanya semua prosedur yang akan dilakukan pada opa, sedangkan Anna tidak mengerti sama sekali yang dijelaskan, sekeras mungkin dia mencoba. "Jadi sebaiknya kita segera melakukan operasi. Pertama kita balon lalu kita akan pasang ring," kata dokter menatap Anna dan Ethan bergantian. Anna menatap Ethan ingin bertanya, tapi segera mengurungkan niatnya. Pertanyaan itu pasti akan memberikan pria itu amunisi untuk kembali merendahkanya. Jadi wanita itu hanya diam dan pura-pura mengerti. "Baik kita jadwalkan saja, Dok, secepat mungkin lebih baik," jawab Ethan langsung. "Baik, tapi karena Opa harus puasa, kita harus cari jadwal yang pas dengan dokter jantung yang ada. Opa akan baik-baik saja, tapi tinggal di rumah sakit dulu ya," ucap dokter tersenyum menenangkan Anna yang masih panik, raut wajahnya mulai tenang tapi Ethan semakin curiga kepada Anna. “Wanita matrealistis ini semakin menempel saja,” pikirnya dalam hati. "Yuk kita masuk ruangan, Opa?" ajak suster dengan ramah mendorong kembali tempat tidur Opa Jacob. "Kamu kenapa sih?" tanya Ethan langsung menarik tangan Anna dengan kasar ketika dia kembali mau mengekor mengikuti kemana tempat tidur opa pergi.
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Bab 1 Anna Federica Bab 2 Ethan Samuel Bab 3 Malam Yang Gila Bab 4 Kerbau Yang Cantik Bab 5 Penyesalan Datang Terlambat Bab 6 Dia Tunanganku Bab 7 Mencuri Ciuman Bab 8 Mengintip Bab 9 Sepatu 15 Juta Bab 10 Cemburu Bab 11 11 Warisan Bab 12 12 Kedatangannya appBab 13 Di Dalam Pelukan Ethan appBab 14 Aku Mau Bicara! appBab 15 Buktikan! appBab 16 Rasa Itu appBab 17 Kalah Dengan Karyawan Pabrik Biasa appBab 18 Ciuman Kedua appBab 19 Ditagih Bayar Hutang appBab 20 Membuka Hati appBab 21 Aku Tidak Mabuk appBab 22 Tubuh Polos Anna appBab 23 Perasaan Yang Baru appBab 24 Beranikah Aku Bertanya? appBab 25 Dia Sudah Lupa appBab 26 Bayangan Wanita Itu appBab 27 Ciuman Pria Lain appBab 28 Raka Sayang appBab 29 Besok Menikah appBab 30 Surat Hutang Mama appBab 31 Meleleh Dalam Pelukannya appBab 32 Aku Nggak Suka Dia! appBab 33 Terkunci! appBab 34 Seranjang Berdua appBab 35 Malam Ini Saja appBab 36 Semalam Bersamamu appBab 37 Oooh Anna! appBab 38 Seranjang Bersama Ethan appBab 39 Lupa Ingatan appBab 40 Aku Tak Sabar Menikah Denganmu appBab 41 Pernyataan Cinta appBab 42 Perkara Handuk appBab 43 Pikiran Nakal Anna appBab 44 Janji Setiap Pagi appBab 45 Hanya Sahabat appBab 46 Best Friend Forever appBab 47 Di Antara Dua Lelaki appBab 48 Niat Nikah Nggak Sih! appBab 49 Penyesalan Yang Terlambat appBab 50 Begitu Berbeda appBab 51 Gaun Yang Terbuka appBab 52 Belum Puas? appBab 53 Berkhianat appBab 54 Pengakuan Anna appBab 55 Kami Akan Menikah appBab 56 Jangan Tinggalkan Aku! appBab 57 Kembalikan Cincinnya! appBab 58 Be My Bride? appBab 59 Rencana Ethan appBab 60 Menikah Sabtu Ini appBab 61 Anna Menghilang appBab 62 Aku Benci Kamu appBab 63 Malam Pertama appBab 64 Resmi Suami Istri appBab 65 Antara Benci dan Hasrat appBab 66 Jangan Ganggu Aku! appBab 67 Gengsi Ethan appBab 68 Pagi Pertama appBab 69 Harus Tenang appBab 70 Pengantin Baru appBab 71 Milik Ethan Sepenuhnya appBab 72 Look Only At Me appBab 73 Ronde Kedua appBab 74 Ronde Entah Ke Berapa Kali appBab 75 Pikiran Kotor Anna appBab 76 Harus Cerita! appBab 77 Bulan Madu Vrengsek! appBab 78 Akihabara, Tokyo appBab 79 Kangen Raka! appBab 80 Bulan Madu Yang Membosankan appBab 81 Tamaki appBab 82 Membuat Anak appBab 83 Godaan Anna appBab 84 Ethan Menghilang appBab 85 Mama Sakit appBab 86 Ethan Bau appBab 87 Hamil Atau Tidak? appBab 88 Selesai Puasa ++ appBab 89 Dimabuk Asmara ++ appBab 90 Aku Sangat Bahagia appBab 91 Kepergian Mama Maria appBab 92 Kembalilah Padaku, Anna appBab 93 Hanya Tidur appBab 94 Kembali Bersatu appBab 95 Membuka Hati appBab 96 Sejarah Kelam appBab 97 Hari Yang Paling Buruk appBab 98 Kenyataan Yang Menyakitkan appBab 99 Orang Ketiga appBab 100 Pelakor appBab 101 Dua Pria Berkelahi appBab 102 Merindukan Ethan appBab 103 Kemanakah Kamu Pergi? appBab 104 Kenyataan Yang Menyakitkan appBab 105 Salah Paham appBab 106 Terima Kasih Dany appBab 107 Anna Kembali appBab 108 Aku Pasti Bisa appBab 109 Gosip, Digosok Makin Sip appBab 110 Ada Yang Marah appBab 111 Kamu Milikku, Steven appBab 112 Kebahagiaan Steven appBab 113 Teman Yang Baik appBab 114 Menolong Ethan appBab 115 Membuat Bayi appBab 116 Ethan Sakit appBab 117 Skizofernia appBab 118 Pejuang Garis Dua appBab 119 Anna Dan Leona appBab 120 Aku Tak Akan Tertipu appBab 121 Kepanikan Yang Terlambat appBab 122 Kembalilah Padaku appBab 123 Kamu Bukan Anna! appBab 124 Membuatmu Mencintaiku Lagi appBab 125 Cemburu Pada Diri Sendiri appBab 126 Aku Istrimu, Ibu Dari Anakmu! appBab 127 127 Takut Dilihat appBab 128 Jangan Lupakan Aku appBab 129 Dunia Ethan appBab 130 Tidak Boleh Tidur appBab 131 Ke Rumah Sakit appBab 132 My Beautiful Bride appBab 133 Perubahan appBab 134 Masa-masa Ethan appBab 135 Iri Hati appBab 136 Sofia appBab 137 Aku Iri appBab 138 Air Mata Suamiku appBab 139 Hanya Kamu appBab 140 Akhir Yang Indah appBab 141 Dani Dan Sofia app
Tambahkan ke Perpustakaan
Unduh Aplikasi
Joyread
Bab selanjutnya
Joyread
FINLINKER TECHNOLOGY LIMITED
69 ABERDEEN AVENUE CAMBRIDGE ENGLAND CB2 8DL
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta