Bab 6 Dia Sungguh Seorang Ahli
Mendengar hal ini, Colby sedikit menyipitkan matanya.
Bagi dirinya, 200 juta memang bukan apa-apa. Namun, bagi orang biasa, ini jumlah yang sangat besar. Dalam sepanjang tahun, seluruh keluarga kemungkinan tak bisa menghasilkan uang sebanyak itu!
Para Ahli Taose dan biksu yang dia cari sebelumnya paling banyak hanya meminta 30 juta!
"Adik, apa kamu yakin bisa mengatasi masalah ini? Jika bisa, uang bukanlah masalah! Namun, jika kamu berani menipuku ...."
"Biar kuberi tahu, aku bisa membunuh orang sepertimu seperti membunuh semut," kata Colby dengan tenang.
"Tenang saja, aku tidak akan menipumu. Tentu saja, meski aku menipumu, kamu juga tak akan bisa berbuat apa-apa padaku."
Fabian tahu bahwa Colby pasti bukan orang biasa.
Namun, itu hanya berefek pada orang biasa. Bagi dirinya, itu bukanlah apa-apa.
"Hehe ... sungguh bernyali!"
Mendengar hal ini, Colby tak bisa menahan tawanya.
Sudah sangat lama dia tidak melihat pemuda yang berani meremehkannya!
"Kalau begitu, ayo ikut aku ke lokasi proyek."
Colby balik badan, lalu berjalan menuju mobil Hummer.
"Tidak perlu pergi ke lokasi proyek!" kata Fabian sambil menggelengkan kepala.
Dia menghabiskan sedikit uang yang dia miliki untuk membeli pena dan kertas termurah di pasar.
Dia pun menulis beberapa aksara secara acak di atas kertas itu, lalu memberikannya pada Colby.
Melihat jimat hantu di tangannya, Colby terlihat bingung.
Dengan ekspresi masam, dia berkata, "Jangan katakan bahwa dengan kertas ini, maka bisa mengatasi semuanya?"
"Benar, tebakanmu benar. Saat kamu kembali, gantunglah kertas ini di pintu lokasi proyek. Ingat, jangan sampai terkena hujan dan dicuri, juga jangan merusaknya! Setelah digantung selama beberapa waktu, semuanya pasti akan baik-baik saja!" kata Fabian dengan tenang.
Ini bukan kertas biasa, melainkan jimat yang ditulis dengan energi spiritual. Asalkan musang kuning itu tidak bodoh, ia pasti akan pergi setelah melihat jimat ini.
Tentu saja, jika musang kuning itu bodoh dan masih mau masuk ke lokasi proyek, itu berarti dia cari mati sendiri.
Colby melihat Fabian, lalu melihat kertas di tangannya. Ekspresinya menjadi sangat muram.
‘Bukankah tadi kamu bilang hal ini sangat merepotkan?’
‘Hasilnya, kamu hanya menulis selembar jimat, lalu meminta 200 juta?’
Colby sangat curiga dirinya sudah ditipu!
Namun, melihat ekspresi serius Fabian, dia menjadi ragu. Apa ini benar?
"Baik. Aku akan percaya padamu sekali ini. Jika kamu berani menipuku, aku pastikan seluruh keluargamu akan binasa," kata Colby dengan dingin.
Begitu kata-kata ini dilontarkan, suhu di tempat itu sepertinya turun ke titik beku dalam sekejap.
"Coba ulangi ucapanmu tadi."
Fabian menatap Colby tanpa ekspresi.
Menghadapi tatapan tajam Fabian Colby merasa bulu kuduknya berdiri. Dia merasa seolah-olah dirinya bisa mati kapan saja.
"Tidak paham ucapanku?"
Fabian mendongak.
"Adik, kamu tenanglah dulu!" kata Colby dengan sedikit tegang.
Dia tidak tahu mengapa dirinya merasa takut, tapi nalurinya memberitahunya bahwa dia harus tunduk. Kalau tidak, konsekuensinya akan sangat serius.
Nalurinya ini sudah menyelamatkannya berkali-kali.
"Ada beberapa hal yang boleh dikatakan, juga ada yang tak boleh dikatakan! Apa mengerti?"
Ekspresi Fabian sangat dingin.
Dia berkata lagi, "Bayarlah! 200 juta, tidak boleh berutang."
Mendengar hal ini, Colby pun menghela napas panjang.
Dia melambaikan tangan ke arah mobil Hummer di kejauhan. Lalu, dua orang berpakaian hitam segera berjalan cepat ke arahnya, sambil membawa sebuah kotak.
Setelah membuka kotak itu, ternyata berisi uang 100 ribu, diperkirakan totalnya mencapai 1,2 miliar.
Colby pun mengambil 200 juta, lalu memberikannya pada Fabian.
Fabian tidak menyangka Colby membawa begitu banyak uang tunai.
Dia mengambil uang itu, lalu berpikir sejenak dan berkata lagi, "Sebenarnya, mungkin satu jimat tidak cukup aman. Bagaimana kalau aku membuat dua jimat lagi untukmu?"
"Tidak perlu!"
Colby tersenyum sinis.
‘Apa sungguh menganggap dirinya sebagai orang bodoh?’
‘Dirinya sudah merasa bodoh karena menghabiskan 200 juta untuk membeli selembar kertas ini. Bagaimana mungkin mau membeli lebih banyak?’
"Jika kelak kamu ingin beli lagi, harganya tidak akan sama."
Setelah melihat Colby sekilas, Fabian pun mengambil uang itu dan langsung pergi.
Dia cukup puas dengan transaksi kali ini. Dengan 200 juta ini, setidaknya dia bisa mengatasi masalah mendesak saat ini.
Colby melihat Fabian pergi.
Pemuda ini memberikan aura berbahaya.
Tadi dia hanya bicara satu kalimat, tak disangka sudah membuat dirinya takut!
Perlu diketahui bahwa dengan statusnya, bahkan di seluruh Kota Bukit Emas, jumlah orang yang berani menyinggungnya bisa dihitung dengan jari.
Berpikir sampai di sini, Colby pun memberi perintah pada bawahannya di sampingnya.
"Lonald, ikuti dia, lalu cari tahu tempat tinggalnya dan ada siapa saja di rumahnya. Aku ingin tahu siapa sebenarnya orang ini!"
"Baik, Bos!"
Pria bernama Lonald itu mengangguk, lalu membuntuti dengan hati-hati.
....
Setelah meninggalkan Pusat Perbelanjaan Serenity, Fabian langsung menuju ke jalan pertokoan terdekat.
Pagi ini dia sudah bilang mau membeli beberapa pakaian dalam baru untuk adik perempuannya, Yoana.
Di saat bersamaan, dia juga perlu membeli dua ponsel.
Di zaman sekarang, ponsel adalah barang wajib. Jika tidak, dia akan sulit berkomunikasi dengan adiknya.
Fabian juga ingin mengajari adiknya berlatih bela diri. Namun, Teknik Novem Spirit hanya bisa dilatih oleh orang yang memiliki tubuh spiritual bawaan lahir. Saat ini, dia juga tidak bisa metode pernapasan lainnya. Jadi, dia hanya bisa menunda hal ini untuk sementara waktu.
Mengenai Lonald yang mengikutinya diam-diam, tentu saja Fabian tahu. Namun, dia tidak memedulikannya.
"Selamat datang!"
Saat Fabian memasuki sebuah toko pakaian dalam, seorang pramuniaga cantik menyambutnya sambil tersenyum.
"Dengan ukuran 32C, keluarkan masing-masing satu set model terbaru di toko kalian," kata Fabian.
Dengan daya penglihatannya, dia langsung tahu bahwa ukuran dada adiknya sekarang adalah 32C.
Mengenai model bra, dia tidak terlalu mengerti. Jadi, dia meminta pramuniaga itu untuk mengeluarkan masing-masing satu set.
"Tuan, istrimu sungguh bahagia!"
Melihat pembeli kaya seperti ini, pramuniaga itu tak bisa menahan senyumnya.
Fabian tahu bahwa pramuniaga ini salah paham, tapi dia juga tidak menjelaskan.
...
Setelah menghabiskan 40 juta lebih untuk membeli puluhan pakaian dalam, Fabian pun pergi ke toko ponsel dan membeli dua ponsel model terbaru.
Lalu, dia pergi ke supermarket untuk membeli banyak makanan ringan, daging, telur, dan sayuran.
Setelah menghitung harganya, tak disangka total uang yang dia habiskan adalah 80 juta lebih.
"Sepuluh tahun sudah berlalu, inflasi sangat parah. Ini benar-benar menyusahkan rakyat biasa."
Fabian menghela napas.
Meski sekarang dia sangat hebat, tapi dulu dia juga hanya orang biasa.
Saat ini, dia menyadari bahwa Lonald masih membuntutinya.
Fabian sedikit tersenyum tipis. Dia pergi ke pojokkan yang sepi, lalu langsung terbang ke langit dan menghilang.
"Ini ...."
Melihat hal ini, Lonald segera menggosok matanya, mengira dirinya salah lihat.
Saat menyadari bahwa Fabian sungguh menghilang, dia pun ketakutan hingga kakinya lemas dan terduduk di tanah. Dia pun buru-buru menelepon Colby.
"Bagaimana?"
"Bos ... Orang itu ... Aku kehilangan jejaknya!"
"Kehilangan jejaknya? Kamu sungguh tidak berguna!"
"Sungguh, aku terus membuntutinya. Setelah menerima uang, dia membeli begitu banyak pakaian dalam wanita, juga membeli dua ponsel terbaru, banyak buah, sayuran, dan makanan ringan. Kemudian ...."
"Kemudian apa?"
"Kemudian, dia pergi dengan terbang!"
"Pergi dengan terbang?? Apa ada helikopter yang menjemputnya?"
"Tidak, dia terbang sendiri!"
...
Di lokasi proyek.
Colby menurunkan ponselnya dengan ekspresi kompleks.
Pergi dengan terbang?
Bagaimana mungkin?
Mana mungkin ada orang yang bisa terbang di dunia ini? Ini sungguh omong kosong!
Saat ini, penanggung jawab proyek dengan topi merah berjalan mendekat.
Melihat jimat yang digantung di depan pintu, dia berkata dengan sangat curiga, "Bos, apa kertas ini sungguh bisa mengusir roh jahat? Ini tidak ada bedanya dengan gambar anakku yang baru masuk SD."
"Ini harus bisa! Jika tidak, bisa bagaimana lagi?" kata Colby dengan dingin.
Dia merasakan ada kemarahan di hatinya.
Dia memutuskan untuk segera pulang dan mencari beberapa bintang muda untuk meluapkan emosinya ini. Jika tidak, dia takut dirinya akan mati karena menahan emosi!
Namun, begitu dia berbalik, ada suara gemuruh dari belakangnya, seperti suara petir yang menghantam.
Colby menoleh dengan ekspresi takut.
Dia melihat jimat yang tergantung itu memancarkan cahaya ungu.
Di bawah kertas jimat berwarna putih itu, ada seekor binatang kecil yang tubuhnya hangus.
Itu musang kuning!!
"Ini ..."
Penanggung jawab proyek itu tercengang, mulutnya terbuka lebar, sama sekali tak bisa bicara apa pun.
Kapan dia pernah melihat adegan yang begitu aneh seperti ini?
Petir keluar dari kertas putih itu, langsung membunuh seekor musang kuning!
"Hebat! Benar-benar hebat!"
Colby menjadi sangat antusias, menyadari bahwa dirinya sungguh bertemu dengan seorang ahli!
...
Di saat yang bersamaan.
Di sebuah gua sekitar 8-9 kilometer dari lokasi proyek, seorang pria tua berambut putih tiba-tiba muntah darah.
"Kiro berada dalam masalah!"
"Siapa yang berani menyakiti Kiro-ku?"
Pria tua itu menyeka darah dari sudut mulutnya. Dengan ekspresi yang luar biasa mengerikan, dia berlari cepat ke arah lokasi proyek.