Bab 5 Hot Deals

Selepas menghadiri meeting dengan para pemegang saham perusahaan di kantornya, Inez menemui Pak Rahardian di ruang kantornya. Mereka berbicara empat mata saja tentang hasil penyelidikan Pak Rahardian. Ternyata penyebab kebangkrutan tempat fitness milik Mario adalah utang pada lintah darat yang tidak terbayar. Yang lebih mengejutkan lagi uang pinjaman itu diambil oleh Rosita, istri Mario, tanpa sepengetahuan suaminya. Penggunaan uang itu pun lebih membuat Inez menjadi syok. Pasalnya, uang pinjaman dari lintah darat itu digunakan Rosita untuk berfoya-foya. Kabar terbaru tentang status hubungan Mario dan Rosita, mereka telah bercerai sekitar dua bulan yang lalu. Kemudian Rosita menikah lagi dua minggu lalu dengan pengacara yang mengurus kasus perceraiannya dengan Mario. Inez mengenal siapa Rinaldo Situmorang, pengacara muda itu terkenal flamboyan dan sempat mengajaknya berkenalan beberapa waktu yang lampau. Berhubung Inez tidak suka lelaki buaya darat, dia pun menolak ajakan kencan Rinaldo beberapa kali hingga akhirnya pria itu mundur sendiri. Pak Rahardian juga melaporkan bahwa semua aset berharga milik Mario Chandra sudah disita oleh pihak lintah darat yang memberi Rosita pinjaman. Termasuk mobil Pajero Sport putih yang biasa dipakai oleh Mario. Intinya sekarang pria itu sudah menjadi gembel dalam sehari. Laporan Pak Rahardian yang begitu mendetail itu membuat hati Inez menjadi sakit. Rasanya dia ingin bertemu Mario dan memeluknya, menghiburnya setelah mengalami kesialan bertubi-tubi. Istrinya itu sungguh keparat dan brengsek! Seandainya Inez bertemu langsung dengan Rosita, mungkin dia akan menjambak dan mencabik-cabik wanita itu. Bagaimana bisa seorang istri melakukan tindakan yang begitu keji pada suaminya sendiri? Bahkan meninggalkan suami yang setia demi ... pria semacam Rinaldo Situmorang?! Inez pun berpikir sejenak seraya menenangkan dirinya. Laporan dari Pak Rahardian itu telah membuat tensinya naik. Setelah beberapa menit berlalu, Inez pun menghubungi notaris langganannya untuk membuat sebuah akte perjanjian. Dia ingin menawarkan sebuah kesepakatan dengan Mario. Bila saat ini Mario membutuhkan uang atau pekerjaan, dia bisa memberikannya semudah menjentikkan jari. Yang Inez inginkan adalah diri Mario, dia ingin Mario menjadi suami kontraknya selama 5 tahun. Sore ini juga, Inez akan menemui Mario untuk membahas penawarannya itu. Dia telah mengirim pesan WA pada Mario untuk mengajaknya bertemu di sebuah cafe di daerah Kemang pada pukul 17.00. Ternyata pemuda itu menyetujuinya. Meskipun akte perjanjian kontrak penikahan itu belum jadi, Inez tidak peduli. Dia harus segera bertemu dengan Mario. Dugaannya pun Mario pasti akan menolak tawarannya. Tapi, dunia ini kejam. Usia Inez jauh lebih tua dibanding Mario, dia sudah mengalami begitu banyak pasang surut kehidupan. Inez yakin pada akhirnya, Mario akan menerima tawarannya. *** Hari itu cuaca sangat cerah, senja yang turun membuat langit sore nampak indah dengan semburat jingga kemerahan di antara lembayung langit yang kebiruan. Inez melihat pemandangan langit sore yang artistik dari kaca jendela cafe tempat dia membuat janji temu dengan pujaan hatinya. Dia pun menikmati secangkir hangat cappuccino sambil menunggu Mario datang. Inez masih memakai pakaian kantornya sejak pagi tadi, setelan blazer dan rok span warna biru tua dengan dalaman kemeja sutra warna putih. Pukul 16.50, pintu cafe terbuka, sosok yang dia nanti-nantikan pun masuk dan berjalan mendekat ke meja tempat Inez berada. Begitu tampan dan mempesona seperti biasanya, membuat jantung Inez berdebar-debar saat melihatnya. Mario memakai kemeja lengan panjang warna coklat tua dengan dalaman tshirt putih yang dipadupadankan dengan jeans warna hitam. Wajahnya dicukur licin tanpa kumis ataupun cambang, rambutnya pun rapi dengan style kekinian. Mario mengulurkan tangannya dan berjabat tangan dengan Inez lalu dia pun duduk di seberang Inez. "Apa kabar, Mas Mario?" sapa Inez dengan ceria. Mario pun tersenyum mendengar keceriaan suara Inez. "Baik, Mbak Inez. Gimana kabar, Mbak Inez?" "Saya juga baik, Mas. Pesan minum dulu ya?" Inez memanggil waiter cafe itu, memesan minuman untuk Mario. Setelah waiter itu meninggalkan mereka berdua, Inez pun berkata, "Ehh ... ada yang ingin saya tanyakan, Mas." Inez menatap wajah tampan itu dan meneliti bagaimana perasaan Mario pasca insiden penyitaan aset-asetnya beberapa hari lalu. "Silakan, Mbak. Mau nanya apa?" sahut Mario dengan santai. Inez merasa berat hati menanyakan hal yang sebenarnya sudah dia ketahui hanya untuk menguji pemuda itu, tapi dia harus melakukannya. "Mas Mario, apa benar kehilangan rumah dan tempat fitness? Itu karena apa, Mas?" tanya Inez dengan nada penasaran. Mario menghela napas dengan berat, dia merasa malu dengan keadaan dirinya saat ini. "Iya ... itu benar, Mbak. Semua aset saya telah disita oleh bank. Mantan istri saya menjaminkan semua aset milik saya ke bank." Dengan lembut, Inez menggenggam tangan Mario di meja. "Saya turut prihatin, Mas." Sebenarnya Mario agak terkejut ketika Inez menggenggam tangannya. Dia merasa tidak enak hati. Namun, dia membiarkannya. Bagaimana pun wanita itu telah menjadi klien eksklusifnya yang paling setia selama setahun lebih. Orangnya pun sangat baik. "Mas, sebenarnya saya ingin mengajukan sebuah penawaran yang bagus untuk Mas Mario," ujar Inez memancing reaksi pemuda itu. "Ehh penawaran apa ya, Mbak Inez?" tanya Mario dengan penasaran, bila itu sebuah pekerjaan pasti dia tidak akan berpikir dua kali untuk menerimanya. Dia sangat membutuhkan pekerjaan. "Ehmm ... tolong Mas Mario jangan tersinggung ya. Saya ingin menawarkan posisi sebagai suami bayaran selama 5 tahun kontrak," ujar Inez dengan jantung berdebar-debar menanti reaksi Mario. Pemuda itu malah bengong, melongo menatap Inez dengan bingung. "Ko--kon---kontrak gimana ya, Mbak?" Inez menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, dia jengah ingin menjelaskan maksudnya. Dia pun berdehem lalu berkata, "Jadi Mas, mungkin saat ini kan Mas Mario sedang butuh uang dan pekerjaan. Saya butuh suami baru untuk mendampingi saya karena suami saya sebelumnya sudah meninggal 7 tahun yang lalu." Akhirnya Mario pun paham apa maksud Inez. Sebenarnya niat wanita itu baik menurutnya, tapi ini di luar kebiasaannya. Dia tidak pernah menjajakan dirinya seperti beberapa rekan selebritis kebugaran yang dia kenal. "Oohh, maaf Mbak Inez. Saya memang sedang butuh pekerjaan, tapi saya belum pernah dan belum berminat jadi gigolo," tolak Mario dengan halus. Inez pun tertawa geli mendengar jawaban Mario. "Aduh Mas, mendadak saya kok merasa seperti tante girang ya, dengar Mas Mario bilang begitu ...." "Maaf, Mbak Inez. Sekali lagi maaf, bukan saya berniat menyinggung Mbak Inez," ucap Mario dengan sungkan. "Iya, saya paham kok, Mas. Tenang saja ... tidak usah buru-buru diputuskan, tolong dipikir masak-masak dulu," ujar Inez, dia juga sudah menduga bakal seperti ini. "Mas Mario, saya nggak menyewa Mas Mario untuk sebuah cinta satu malam. Jadi jangan merasa menjadi gigolo. Saya ingin Mas menjadi suami saya secara sah. Apa saya sudah kelihatan terlalu tua untuk menjadi istri Mas Mario?" pancing Inez dengan percaya diri. Mario pun mendadak gelagapan mendengar pertanyaan Inez yang begitu frontal. Dia pun terdiam sejenak dan berpikir. Dia pun menatap Inez lalu tersenyum seraya menjawab, "Mbak Inez itu awet muda, masih sangat cantik. Hanya saja, hati nurani saya masih sulit untuk menerima tawaran dari Mbak Inez." 'Berarti ada harapan,' batin Inez. Dia pun tersenyum seraya berkata, "Tidak perlu terburu-buru memutuskan tawaran saya, Mas Mario. Tapi, kalau Mas Mario berubah pikiran, kapan pun itu ... saya akan menunggu jawaban positif dari Mas Mario." Mario pun tersenyum menatap wajah Inez. Ini adalah tawaran paling absurd yang pernah dia terima dari seorang wanita cantik. Apakah dia tampak seputus asa itu? Hingga harus menjual dirinya dan hidupnya pada seorang wanita?
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Bab 1 Mendadak Gembel Bab 2 Si Ratu Tega Bab 3 Pulang Bab 4 Pengagum Pria Ganteng Bab 5 Hot Deals Bab 6 Jadi Samsak Lawan Tinju Bab 7 Sah Menjadi Suami Kontrak Bab 8 Malam Pertama Janda dan Duda Bab 9 Tak Mampu Menahan Hasrat Terus Bercinta Bab 10 Sungguh Istri Idaman appBab 11 Kembali Bertemu Mantan Istri Durhaka appBab 12 Kecanduan Bercinta Dengan Istri Kontraknya appBab 13 Senangnya Menjadi Pria Kesayangan Nyonya CEO appBab 14 Ipar Almarhum Suami yang Diam-diam Memendam Rasa appBab 15 Obsesi Gila Tuan William Jansen appBab 16 Tak Akan Pernah Mau Melepasmu, Sayang! appBab 17 Kedatangan Mister Miguel appBab 18 Bercinta Sambil Berdiri appBab 19 Lqtihan Bela Diri Sore appBab 20 Terbakar Gairah appBab 21 Wali Terima Raport Clara appBab 22 Cinta Diam-Diam Anak Sambung appBab 23 Grand Opening Tempat Fitness Baru appBab 24 Cemburu Karena Salah Paham appBab 25 Gejolak Rasa Gadis Remaja appBab 26 Ganteng Sih Tapi Melambhay appBab 27 Demen Nyosor Kalau Mabuk appBab 28 Siapa Si Om Itu, Clara? appBab 29 Lolos Penyisihan Man From Mars appBab 30 Dasar Lelaki Benalu! appBab 31 Kamu yang Main Di Atas, Nez! appBab 32 Puaskan Aku Malam Ini appBab 33 Hasrat Terlarang Clara appBab 34 Terpaksa Pulang Pagi appBab 35 Kill Me or Heal Me appBab 36 Sebelum Berangkat Ke Surabaya appBab 37 Meronta Sekuat Tenaga appBab 38 CEO Tampan Berkharisma appBab 39 Fans Baru Inez appBab 40 Ketika Harus Memilih appBab 41 Kangen Berat Sayang! appBab 42 Mengecup dan Dikecup appBab 43 Karma is Real appBab 44 Tak Mungkin Kembali appBab 45 Kamu Pemilik Hatoku appBab 46 Serangan Pembunuh Bayaran appBab 47 Kesedihan Inez appBab 48 Bukan Janda Kembang appBab 49 Pacaran yang Benar? appBab 50 Manjanya Mario appBab 51 Panas Beruap Di Bali appBab 52 Semifinal Man From Mars appBab 53 Serangan Predatir Wanita appBab 54 Dijenguk Mantan Istri appBab 55 Mana Mungkin Rujuk? appBab 56 Belajar Anatomi Pria Dewasa appBab 57 Aku Ingin Kamu, Nez! appBab 58 Mario Dalam Bahaya appBab 59 Sebuah Tembakan Berbahaya appBab 60 Istriku Sexy Sekali appBab 61 Hasrat Menggantung Di Bangkok appBab 62 Nez, Yuk Kita Lanjut! appBab 63 Waspada Modus Pebinor appBab 64 Fashionsjow Di Kolam Renang appBab 65 Istriku Tersayang Managerku appBab 66 Edward yang Agresif appBab 67 Tak Mungkin Mendua Hati appBab 68 Malam Final Man From Mars appBab 69 Kemenangan yang Manis appBab 70 Larut Dalam Gairah appBab 71 Pacar yang Hyper appBab 72 Meminang Clara appBab 73 Menerima Pria yang Tak Sempurna appBab 74 Bertemu Mertua Baru appBab 75 Sensasi Memabukkan Di Pagi Hari appBab 76 Perceraian yang Kedua appBab 77 Rencana Jahat Rosita appBab 78 Membalas Wanita Saingannya appBab 79 Dalang Penculikan Ditangkap appBab 80 Mendaftar Ajang Mister International appBab 81 Kebanjiran Job appBab 82 Acara Wedding Clara dan Max appBab 83 Panasnya Malam Pertama appBab 84 Berondong Keganjenan appBab 85 Takdir atau Kebetulan? appBab 86 Dia dan Dia Lagi! appBab 87 Berwisata Ke London appBab 88 Pencuri Cunta appBab 89 Membuat Kamu Puas appBab 90 Tak Sanggup Melawan Lagi appBab 91 Bidadari Jatuh Di Pelukanku appBab 92 Kehilangan Separuh Jiwaku appBab 93 Kekasih Badassku appBab 94 Pertemuan Terakhir Dengan Inez appBab 95 Bercinta Denganku Selalu Puas appBab 96 Takut Main Hati appBab 97 Talent Night Mister International appBab 98 Penampilan Istimewa Edward appBab 99 Morning Call yang Bikin Baper appBab 100 Semifinal Di Kolam Renang appBab 101 Filosofi Cinta appBab 102 Malam Final Mister International appBab 103 Kemenangan yang Sepadan dengan Pengorbanan appBab 104 Playing Vanilla Love appBab 105 Seorang Pria Harus Tegar appBab 106 Welcome To Amsterdam appBab 107 Keterkejutan Clara appBab 108 Kembalikan Aku Ke Mas Mario! appBab 109 Pagi yang Manis Di Amsterdam appBab 110 Titik Terang Perceraian Inez-Mario appBab 111 Dunia Baru Mario appBab 112 Selebriti Ternama Yang Naik Daun appBab 113 Pertunjukan Balet Di Stopera appBab 114 Menikmati Senja Di Venesia appBab 115 Pertandingan MMA Tahunan appBab 116 Ini Buat Kamu Nez! appBab 117 Busy Like in Hell appBab 118 Obsessed To A Woman appBab 119 Menghubungi Mario Dan Clara Diam-Diam appBab 120 Pesan yang Membawa Harapan appBab 121 Inez Mabuk appBab 122 Berlin Music Festival appBab 123 Kesempatan yang Diharapkan appBab 124 Jagain Jodoh Orang appBab 125 Perang Mulut Clara Dengan Edward appBab 126 Sebuah Kejutan Di Paris appBab 127 Kerja Keras Bagai Kuda appBab 128 Tawaran Bisnis yang Bagus appBab 129 Meeting yang Memalukan appBab 130 Hajar Bleh! appBab 131 Bukan Sembarang Bintang appBab 132 Serangan Pembunuh Bayaran appBab 133 Di Hadapan Malaikat Maut appBab 134 Memory Sebelum Berpisah appBab 135 Janji Setahun Lalu appBab 136 Baku Hantam Di Bawah Menara Eicel appBab 137 Hari Tenang Sesudah Badai appBab 138 Cinta Semanis Madu appBab 139 Dubai, Bulan Madu Kedua (THE END) app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
UNION READ LIMITED
Room 1607, Tower 3, Phase 1 Enterprise Square 9 Sheung Yuet Road Kowloon Bay Hong Kong
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta