Bab 6 Jadi Samsak Lawan Tinju

Sudah seminggu lamanya Mario mencoba menghubungi teman-temannya untuk mencari pekerjaan. Namun, sayang sekali tidak ada tempat fitness yang membutuhkan trainer baru. Mario mulai merasa putus asa dengan hidupnya karena tabungannya semakin menipis setelah membayar cicilan tagihan kartu kredit BNI peninggalan Rosita. Dia tidak bisa lagi mengikuti pola diet sehat untuk menjaga bentuk tubuhnya. Mario sedih sekali ketika bercermin, segala kerja kerasnya memahat tubuhnya bertahun-tahun seolah hancur dalam waktu singkat. Tiba-tiba ponselnya berdering siang itu. Mario pun segera menjawab panggilan itu, berharap ada pekerjaan yang bisa dia dapatkan. "Halo," jawab Mario. "Hallo. Rio. Ini Max, yee lagi cari kerja kan?" ujar Max Ricardo, teman dekat Mario di gym dengan nada agak melambai. "Iya, Max. Ada info kerjaan apa Max?!" tanya Mario bersemangat seraya tersenyum lebar. Max cekikikan mendengar suara Mario yang bersemangat. "Sabarrrr dong, Mas ... hihihi ...." Dia pun melanjutkan, "John 'Banting' lagi cari sparring partner buat tanding MMA, tapi ... yee ... kudu ngalah buat digebukin, ini pertandingan settingan aja buat naikin pamor si John." Mario pun berpikir sejenak, sebenarnya pekerjaan ini sungguh tidak enak. Dia pasti babak belur. Apalagi dia tak punya basic untuk pertarungan bebas atau martial art apa pun. Selama ini dia berolahraga dengan latihan untuk memahat tubuh bukan untuk bela diri. Mario baru menyadari kesalahannya, dia berbadan kekar tapi tidak bisa bertarung. "Eheemmm ...." Max berdehem karena Mario diam saja tak bersuara di telepon. Akhirnya Mario pun tersadar dari lamunannya lalu buru-buru menjawab Max. "Oke, Max. Aku mau jadi sparring partner si John. Apa kau bisa menghubungi manajernya?" "Siappp ... Apa yang nggak buat yee ... Ganteng!" seru Max dengan genit, dia pecinta sesama jenis dan sudah lama menyukai Mario. "Oke, thanks Bro," balas Mario lalu menutup sambungan teleponnya. Sebenarnya selama ini Mario tahu Max menyukainya, tapi Mario, pria yang hidupnya lurus dan tak pernah neko-neko mencoba hal-hal yang berbeda seperti menjadi gay. Seperti yang dia ketahui di dunia adonis memang 75% pria memiliki kecenderungan menjadi gay. Hal itu mungkin disebabkan pria yang memahat tubuhnya juga menyukai keindahan tubuh sejenisnya, wanita menjadi makhluk yang terlalu biasa dan di bawah standar keindahan tubuh mereka yang tinggi. Untungnya Mario masih doyan wanita! Kehidupan Mario setelah jatuh miskin dari hari ke hari semakin membosankan. Dia berusaha mengurangi pengeluarannya dengan lebih banyak berada di rumah orang tuanya. Dia pun teringat dengan tawaran Tante Inez. Mario memang lebih suka memanggil wanita itu dengan sebutan 'Mbak Inez' karena penampilannya awet muda, tidak seperti tante-tante pada umumnya yang keriput dan memiliki lemak menggelambir di tubuhnya. Apa sebaiknya dia menerima tawaran menjadi suami kontrak? Dia sudah benar-benar tidak punya ide untuk bisa bertahan hidup, tak punya pekerjaan, tak punya rumah, tak punya segalanya. Apakah dia masih harus mempertahankan harga dirinya? Mario menghela napas dengan berat sembari berbaring di ranjang kamar tidurnya yang sangat sederhana. Pandangannya melayang jauh seiring pikirannya yang mengembara. Sungguh wanita racun dunia! Rutuknya saat mengingat Rosita, mantan istrinya. *** Hari pertandingan MMA pun tiba, Mario ditemani oleh Max Ricardo saja menjalani pekerjaan barunya itu. Sekalipun pertandingan itu hanya MMA kelas amatir, tapi suasana arena pertandingan begitu ramai oleh sorak-sorai pengunjung yang ingin menonton pertarungan bebas malam ini. Media olahraga pun turut meliput pertandingan. Lampu blitz kamera berkilat-kilat ketika Mario keluar dari kamar ganti melewati lorong menuju ke ring panggung tempat dia akan bertarung. "Kita sambut dengan tepuk tangan meriah, Mario Chan--draaa! Seorang atlet binaragawan yang pernah menjadi juara 1 kontes bodyshape pria. Akankah dia sanggup mengalahkan Johhhhnnnn BANTING?!" seru penuh semangat pembawa acara pertandingan tarung bebas malam ini. John Banting menatap Mario dengan garang seraya menyengir dan memamerkan gerakan jab-nya. Dalam hati Mario merasa kuatir, dia takut akan dihajar habis-habisan oleh lawannya itu. Lonceng tanda pertandingan dimulai berbunyi dengan nyaring. Wasit pun memberi aba-aba mulai. Tanpa basa-basi John Banting mendaratkan pukulan-pukulannya ke tubuh Mario, dada dan perutnya menjadi samsak pria kekar itu. Wajah tampan Mario pun tak luput dari hajaran bertubi-tubi dari kepalan tangan John Banting. Darah segar mengalir dari pelipis, hidung , dan bibir Mario yang sobek lebar. Kepala Mario serasa berputar-putar sebelum akhirnya pingsan dan jatuh terkapar di atas ring pertarungan MMA. "Lima ... empat ... ti--gaaa ... duaaa ... satu ... KO!" seru wasit pertarungan MMA itu menghitung di atas tubuh Mario yang terkapar tak berdaya. Kemudian dia pun mengangkat tangan John Banting. "JOOOOHHHNNNN BAAAAANNNTTTTIIINGGG! Juara tarung MMA malam ini hadirin yang terhormat!" teriak pembawa acara tarung MMA malam itu dengan penuh semangat Beberapa kru acara pertandingan MMA itu mengangkat tubuh Mario yang masih pingsan turun dari ring arena MMA. Max pun menepuk-nepuk pipi Mario untuk menyadarkan Mario dari pingsannya. Dia pun mengipasi wajah Mario dengan koran yang tertinggal di bangku penonton. "Bangun, Cyinnn! Jangan bikin akika panik dehhh ...," ucap Max dengan nada melambai. Mario pun mengerjap-erjapkan matanya berusaha tersadar sekalipun kepalanya seperti habis dipukul dengan martil. Tubuhnya sakit semua lebam-lebam. Perutnya terasa mual lalu muntah-muntah. Max pun merasa kuatir dengan kondisi Mario, dia pun membawa Mario ke rumah sakit untuk diperiksa dokter dan mendapat pengobatan. Akhirnya dokter menyarankan Mario untuk diopname karena dia mengalami gegar otak dan beberapa kali pingsan. Uang honor pertarungan MMA pun jadi harus digunakan untuk membayar biaya rumah sakit. Mario pun merasa tak berdaya. Dia tak tahu lagi harus bagaimana mencari uang secara halal. Mungkin dia harus menerima tawaran Tante Inez? pikir Mario dengan putus asa dengan tubuh yang remuk redam akibat pukulan-pukulan John Banting. Dalam hati Mario merasa malu, lelaki macam apa dia ini hingga tidak dapat melawan pukulan lawannya dan rela dipermalukan di depan banyak orang hanya demi uang. Seandainya waktu dapat diputar kembali mungkin dia tidak ingin mengenal wanita bernama Rosita Mulya, mantan istrinya. Akhirnya setelah 2 hari terbaring di rumah sakit, Mario pun pulang ke rumah orang tuanya. Mirasti, adik perempuan Mario yang menjemputnya dengan sepeda motor dari rumah sakit. "Mas Mario, apa sekarang sudah nggak ngajar fitness lagi? Kok malah ikut pertandingan tinju?" tanya Mirasti dengan penasaran melihat kakak laki-lakinya babak belur. Mario yang membonceng adiknya itu pun menjawab, "Lagi sepi job, Mir. Doakan saja Mas Mario bisa kembali sukses seperti dulu, Nduk." Sesampainya di rumah orang tuanya, ponsel Mario berbunyi, ada pesan WA masuk. Dia pun segera membacanya. "Selamat siang, Mas Mario. Saya Inez, apa bisa mengajar privat fitness di rumah saya besok pagi?" Senyum bahagia terbit di bibir Mario. Tante Inez memintanya untuk melatih fitness di rumahnya. Dia pun segera membalas pesan itu. "Selamat siang, Mbak Inez. Bisa. Apa bisa dikirim shareloc alamat rumah Mbak Inez?" balas Mario. Tak lama kemudian pesan balasan dari Tante Inez masuk. Dia mengirimkan shareloc rumahnya dan mengatakan akan menunggu kedatangan Mario besok pagi. Dengan bimbang Mario menimbang-nimbang bagaimana dia akan mengatakan pada Tante Inez bahwa dia akan menerima tawaran menjadi suami kontrak Tante Inez. Dia pun membayangkan seperti apa tugasnya seandainya menjadi suami kontrak. Apakah harus melayani Tante Inez di ranjang juga? Hmmm ... sudah lama dia tidak berhubungan intim dengan wanita. Mungkin yang terakhir setengah tahun yang lalu bersama mantan istrinya dulu. Pasti rasanya akan canggung.
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Bab 1 Mendadak Gembel Bab 2 Si Ratu Tega Bab 3 Pulang Bab 4 Pengagum Pria Ganteng Bab 5 Hot Deals Bab 6 Jadi Samsak Lawan Tinju Bab 7 Sah Menjadi Suami Kontrak Bab 8 Malam Pertama Janda dan Duda Bab 9 Tak Mampu Menahan Hasrat Terus Bercinta Bab 10 Sungguh Istri Idaman appBab 11 Kembali Bertemu Mantan Istri Durhaka appBab 12 Kecanduan Bercinta Dengan Istri Kontraknya appBab 13 Senangnya Menjadi Pria Kesayangan Nyonya CEO appBab 14 Ipar Almarhum Suami yang Diam-diam Memendam Rasa appBab 15 Obsesi Gila Tuan William Jansen appBab 16 Tak Akan Pernah Mau Melepasmu, Sayang! appBab 17 Kedatangan Mister Miguel appBab 18 Bercinta Sambil Berdiri appBab 19 Lqtihan Bela Diri Sore appBab 20 Terbakar Gairah appBab 21 Wali Terima Raport Clara appBab 22 Cinta Diam-Diam Anak Sambung appBab 23 Grand Opening Tempat Fitness Baru appBab 24 Cemburu Karena Salah Paham appBab 25 Gejolak Rasa Gadis Remaja appBab 26 Ganteng Sih Tapi Melambhay appBab 27 Demen Nyosor Kalau Mabuk appBab 28 Siapa Si Om Itu, Clara? appBab 29 Lolos Penyisihan Man From Mars appBab 30 Dasar Lelaki Benalu! appBab 31 Kamu yang Main Di Atas, Nez! appBab 32 Puaskan Aku Malam Ini appBab 33 Hasrat Terlarang Clara appBab 34 Terpaksa Pulang Pagi appBab 35 Kill Me or Heal Me appBab 36 Sebelum Berangkat Ke Surabaya appBab 37 Meronta Sekuat Tenaga appBab 38 CEO Tampan Berkharisma appBab 39 Fans Baru Inez appBab 40 Ketika Harus Memilih appBab 41 Kangen Berat Sayang! appBab 42 Mengecup dan Dikecup appBab 43 Karma is Real appBab 44 Tak Mungkin Kembali appBab 45 Kamu Pemilik Hatoku appBab 46 Serangan Pembunuh Bayaran appBab 47 Kesedihan Inez appBab 48 Bukan Janda Kembang appBab 49 Pacaran yang Benar? appBab 50 Manjanya Mario appBab 51 Panas Beruap Di Bali appBab 52 Semifinal Man From Mars appBab 53 Serangan Predatir Wanita appBab 54 Dijenguk Mantan Istri appBab 55 Mana Mungkin Rujuk? appBab 56 Belajar Anatomi Pria Dewasa appBab 57 Aku Ingin Kamu, Nez! appBab 58 Mario Dalam Bahaya appBab 59 Sebuah Tembakan Berbahaya appBab 60 Istriku Sexy Sekali appBab 61 Hasrat Menggantung Di Bangkok appBab 62 Nez, Yuk Kita Lanjut! appBab 63 Waspada Modus Pebinor appBab 64 Fashionsjow Di Kolam Renang appBab 65 Istriku Tersayang Managerku appBab 66 Edward yang Agresif appBab 67 Tak Mungkin Mendua Hati appBab 68 Malam Final Man From Mars appBab 69 Kemenangan yang Manis appBab 70 Larut Dalam Gairah appBab 71 Pacar yang Hyper appBab 72 Meminang Clara appBab 73 Menerima Pria yang Tak Sempurna appBab 74 Bertemu Mertua Baru appBab 75 Sensasi Memabukkan Di Pagi Hari appBab 76 Perceraian yang Kedua appBab 77 Rencana Jahat Rosita appBab 78 Membalas Wanita Saingannya appBab 79 Dalang Penculikan Ditangkap appBab 80 Mendaftar Ajang Mister International appBab 81 Kebanjiran Job appBab 82 Acara Wedding Clara dan Max appBab 83 Panasnya Malam Pertama appBab 84 Berondong Keganjenan appBab 85 Takdir atau Kebetulan? appBab 86 Dia dan Dia Lagi! appBab 87 Berwisata Ke London appBab 88 Pencuri Cunta appBab 89 Membuat Kamu Puas appBab 90 Tak Sanggup Melawan Lagi appBab 91 Bidadari Jatuh Di Pelukanku appBab 92 Kehilangan Separuh Jiwaku appBab 93 Kekasih Badassku appBab 94 Pertemuan Terakhir Dengan Inez appBab 95 Bercinta Denganku Selalu Puas appBab 96 Takut Main Hati appBab 97 Talent Night Mister International appBab 98 Penampilan Istimewa Edward appBab 99 Morning Call yang Bikin Baper appBab 100 Semifinal Di Kolam Renang appBab 101 Filosofi Cinta appBab 102 Malam Final Mister International appBab 103 Kemenangan yang Sepadan dengan Pengorbanan appBab 104 Playing Vanilla Love appBab 105 Seorang Pria Harus Tegar appBab 106 Welcome To Amsterdam appBab 107 Keterkejutan Clara appBab 108 Kembalikan Aku Ke Mas Mario! appBab 109 Pagi yang Manis Di Amsterdam appBab 110 Titik Terang Perceraian Inez-Mario appBab 111 Dunia Baru Mario appBab 112 Selebriti Ternama Yang Naik Daun appBab 113 Pertunjukan Balet Di Stopera appBab 114 Menikmati Senja Di Venesia appBab 115 Pertandingan MMA Tahunan appBab 116 Ini Buat Kamu Nez! appBab 117 Busy Like in Hell appBab 118 Obsessed To A Woman appBab 119 Menghubungi Mario Dan Clara Diam-Diam appBab 120 Pesan yang Membawa Harapan appBab 121 Inez Mabuk appBab 122 Berlin Music Festival appBab 123 Kesempatan yang Diharapkan appBab 124 Jagain Jodoh Orang appBab 125 Perang Mulut Clara Dengan Edward appBab 126 Sebuah Kejutan Di Paris appBab 127 Kerja Keras Bagai Kuda appBab 128 Tawaran Bisnis yang Bagus appBab 129 Meeting yang Memalukan appBab 130 Hajar Bleh! appBab 131 Bukan Sembarang Bintang appBab 132 Serangan Pembunuh Bayaran appBab 133 Di Hadapan Malaikat Maut appBab 134 Memory Sebelum Berpisah appBab 135 Janji Setahun Lalu appBab 136 Baku Hantam Di Bawah Menara Eicel appBab 137 Hari Tenang Sesudah Badai appBab 138 Cinta Semanis Madu appBab 139 Dubai, Bulan Madu Kedua (THE END) app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
UNION READ LIMITED
Room 1607, Tower 3, Phase 1 Enterprise Square 9 Sheung Yuet Road Kowloon Bay Hong Kong
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta