Bab 5 Menjadi Tuan Putri Dalam Semalam

"Ini adalah Selir Chang. Kamu masih tidak berlutut?" Mendengar hal ini, Bibi Shui buru-buru berlutut, sambil melambaikan tangan ke arah Luolan yang sedang termenung. "Lan’er, cepat kemari dan berlutut." Selir Chang melirik Luolan dan langsung mengibaskan tangannya, "Kalian keluarlah, aku mau bicara dengan gadis ini." Meski Bibi Shui sedikit ragu, tapi dia juga tetap keluar bersama para penjaga. Luolan datang ke depan Selir Chang, lalu memberi hormat seperti yang dia lihat di dalam drama. "Salam kepada Yang Mulia." Selir Chang mengangguk dengan puas, "Hmm, berdirilah. Namamu Lan’er, ya?" "Namaku Shui Luolan." "Shui Luolan ...." Selir Chang berkata, "Namamu cukup elegan." Setelah berhenti sejenak, Selir Chang duduk di dalam ruangan, lalu menunjuk kursi di seberangnya, "Duduklah, ada yang mau aku katakan padamu." Luolan tahu bahwa Selir Chang mau membicarakan tentang Pangeran. Sejak awal, dia sudah mempersiapkan mental. Jadi, dia juga tidak sungkan, langsung duduk di depannya. Setelah ragu-ragu sejenak, Selir Chang bertanya, "Seberapa banyak yang kamu ketahui tentang kondisi Pangeran Yu?" "Aku tidak tahu, hanya mendengar dari dekrit kerajaan itu bahwa Pangeran jatuh sakit." Selir Chang menghela napas, sambil mengerutkan kening dengan sedih, "Kondisi penyakitnya sangat parah. Aku tidak mau menyulitkan siapa pun, maka lebih baik menjelaskan semuanya dari awal, agar nanti kamu tidak menyesal. Kalau kamu sudah setuju, maka tidak boleh seperti para gadis sebelumnya yang langsung kabur setelah melihatnya. Kamu harus pikirkan baik-baik." Saat mengucapkan kata-kata terakhir, tiba-tiba tatapan Selir Chang menjadi tajam. Luolan tahu bahwa ada ancaman dalam ucapan Selir Chang. Maksud ucapannya adalah sulit keluar saat sudah masuk. Sekarang situasinya sudah seperti ini, apa Luolan bisa mundur? Jadi, dia hanya menggeleng dengan tegas. "Aku tidak akan menyesal, juga tidak akan kabur. Bisa melayani Pangeran adalah berkah bagiku." "Tidak ada orang yang memaksamu?" tanya Selir Chang dengan tidak percaya. Luolan menggeleng, lalu menjawab dengan tegas, "Tidak ada." "Orang yang mengantarmu itu adalah ibumu?" "Bukan, dia bibiku. Namun, dia tidak memaksaku, aku datang kemari dengan sukarela." Selir Chang menghela napas, "Rumor di luar mengatakan bahwa Yu’er adalah orang yang akan segera meninggal. Kelihatannya kamu juga orang yang bernasib malang. Kalau tidak, kamu tak akan dikirim ke sini. Sebenarnya, aku juga tahu bahwa hidupnya tidak panjang lagi. Namun, setelah bertahun-tahun berjuang di medan perang, aku tidak ingin dia mati sendirian, maka ...." Bicara sampai di sini, Selir Chang tidak melanjutkan lagi. Luolan malah berkata dengan santai, "Aku tahu, kalau Pangeran Yu meninggal, istrinya juga harus dikubur bersama." "Kamu tahu?" Selir Chang menatapnya dengan terkejut, "Kamu masih bersedia menjadi istrinya?" Luolan hanya tersenyum tipis, sambil menatapnya dengan berbinar, "Mungkin dia tidak akan meninggal." Mendengar ucapan ini, Selir Chang terkejut sejenak, lalu menghela napas, "Haiz!" Dia mengangkat sapu tangannya, lalu mengusap sudut matanya. "Kondisinya jauh lebih buruk dari yang kamu bayangkan. Namun, setidaknya kamu sudah siap secara mental, aku pun merasa lega. Aku tidak berharap wanita yang menikah dengannya berusaha mati sepanjang hari. Karena itu, aku memberitahukan semua hal ini padamu. Kelihatannya kamu anak yang pengertian. Kalau kamu bersedia, besok kalian berdua sudah bisa menikah." Besok? Itu terlalu cepat, tapi Luolan tidak peduli. Bagaimanapun juga, dia sudah masuk ke sini, kapan pun menikah bukanlah masalah. Karena itu, Bibi Shui pulang dengan gembira, sambil membawa 1.000 koin perak sebagai hadiah. Sementara Shui Luolan langsung tinggal di Kediaman Pangeran. Hanya dalam semalam, dia akan menjadi istri orang yang sekarat itu, tapi mungkin tidak perlu masuk ke kamar pengantin. Berpikir sampai di sini, Luolan mengambil kelopak bunga di bak mandi, lalu meniupnya. Dia berulang kali melakukan hal itu. Dia merasa hidup memang seperti ini. Kemarin dia masih bekerja siang dan malam di pusat medis. Hari ini dia akan menjadi istri pangeran di zaman yang entah berselang berapa tahun dari kehidupan awalnya. Selesai mandi, dia berencana tidur nyenyak. Tempat tidur di Kediaman Pangeran sangat nyaman, bahkan selimutnya hampir sama dengan selimut sutra yang dia pakai di kehidupan sebelumnya. Hanya saja, luka lama di tubuhnya masih sedikit sakit. Kalau bukan karena sudah mengoleskan Krim Merah, dia mungkin tak akan bisa tidur sepanjang malam. Mentari pagi masuk ke kamarnya. Luolan merasa ada orang yang keluar masuk kamarnya. Saat ini, ada orang yang memanggilnya, "Tuan Putri, Tuan Putri ...." Hanya berselang semalam, dia sudah menjadi Tuan Putri? Luolan membuka matanya yang masih mengantuk, lalu melihat pelayan yang memanggilnya, "Ada apa?" "Tuan Putri, sudah waktunya bangun. Hari ini adalah hari yang bahagia bagi Tuan Putri. Pangeran sudah menunggu." Ada kesedihan di mata pelayan itu. Luolan tahu bahwa pelayan kecil ini merasa kasihan padanya. Dia mengangguk sambil tersenyum tipis, lalu perlahan-lahan duduk di tempat tidur, "Siapa namamu?" Gadis itu menjawab dengan suara dingin, "Nama saya Ru Yi. Yang Mulia Selir Chang memerintahkan saya untuk melayani Tuan Putri. Kalau Tuan Putri butuh sesuatu, bisa panggil saya."
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Bab 1 Trasmigrasi ke Dinasti Kuno Bab 2 Memaksa Menikah Bab 3 Rela Menikah Dengan Pria Sekarat Bab 4 Datang ke Kediaman Pangeran Bab 5 Menjadi Tuan Putri Dalam Semalam Bab 6 Mengurus Pangeran Sendiri Bab 7 Membersihkan dan Mengobati Tubuh Pangeran Dengan Lembut Bab 8 Memberi Pelajaran Pada Pelayan Yang Arogan Bab 9 Berbicara Dengan Pangeran Untuk Pertama Kali Bab 10 Memberi Pelajaran Pada Pelayan yang Tidak Hormat Bab 11 Menunjukkan Statusnya Sebagai Tuan Putri Bab 12 Usir Aku Dengan Tanganmu, Jangan Hanya Bicara Saja appBab 13 Berniat Mengobati Penyakit Suami appBab 14 Merasakan Kelembutan Sang Istri appBab 15 Menggadaikan Batu Giok appBab 16 Selesai Menggadai appBab 17 Empat Pengawal Emas appBab 18 Kamu Sama Sekali Tidak Percaya? appBab 19 Berjaga di Depan Pintu appBab 20 Ternyata Ada Barang Asing! appBab 21 Berpura-pura appBab 22 Aku Gantikan Kamu Memedulikannya appBab 23 Justru Mereka yang Mau Aku Mati appBab 24 Tentu Saja Bisa appBab 25 Kenyataan yang Pahit appBab 26 Membayar Gaji Pelayan appBab 27 Memecat Para Pelayan appBab 28 Kedatangan Putra Mahkota appBab 29 Melepas Perban appBab 30 Tampan Sekali appBab 31 Bagaimana Bisa Membalas Kebaikan Wanita Ini? appBab 32 Mengancam Mau Kabur appBab 33 Bersumpah Menemani Seumur Hidup appBab 34 Tangannya Sudah Bisa Digerakkan appBab 35 Kelak Mereka Bisa Makan Bersama appBab 36 Pangeran Kelima yang Licik appBab 37 Takut Kebahagiaan Ini Terlalu Singkat appBab 38 Persiapan Operasi appBab 39 Hari Operasi appBab 40 Putra Mahkota Datang Mengganggu Lagi appBab 41 Mengusir Putra Mahkota appBab 42 Bisa Berdiri Setengah Tahun Lagi appBab 43 Rela Menahan Rasa Sakit Demi Tidak Membangunkan Istri appBab 44 Dana Bulanan Dari Istana Dihentikan appBab 45 Merisaukan Masalah Uang appBab 46 Anak Kecil Yang Mencari Tabib Untuk Ibunya appBab 47 Cinta Ibu Pada Anaknya appBab 48 Ada Reaksi Seksual, Berarti Itu Normal appBab 49 Berjuang Melawan Maut appBab 50 Menyembuhkan Wanita Yang Menderita Radang Usus Buntu appBab 51 Bagaimana Cara Bisa Menghasilkan Uang? appBab 52 Rencana Mau Membuka Klinik appBab 53 Batu Giok Dirampas Oleh Pejabat appBab 54 Ditindas Orang Karena Tidak Punya Kekuasaan appBab 55 Istri Pangeran Dihina Sebagai Pelayan appBab 56 Merebut Kembali Batu Gioknya appBab 57 Memberi Pelajaran Pada Pejabat Rakus appBab 58 Pembukaan Klinik Hui Chun appBab 59 Menerima Titah Kaisar appBab 60 Datang ke Istana Kaisar appBab 61 Keberanian Sang Putri Raja di Hadapan Kaisar appBab 62 Amarah Sang Kaisar dan Dua Tamparan Sang Putri appBab 63 Kesetiaan Sang Putra Mahkota dan Cinta yang Tak Tergantikan appBab 64 Tidak Ingin Kamu Menghilang appBab 65 Cinta yang Nyata, Bukan Sekadar Mimpi appBab 66 Harapan Baru di Klinik Sang Putri appBab 67 Sumpah Cinta dan Pasien Pertama appBab 68 Obat Ajaib Sang Tabib Wanita appBab 69 Hari Pertama yang Sibuk dan Janji di Balik Sepiring Ayam appBab 70 Cinta, Harapan, dan Janji dalam Heningnya Istana appBab 71 Penanganan Mendadak appBab 72 Tidak Bisa Terus Seperti Ini appBab 73 Percaya Sekali Ini Saja appBab 74 Xiao Zhi Menghilang appBab 75 Bukan Salahmu Sepenuhnya appBab 76 Kabar Tentang Xiao Zhi appBab 77 Menyerbu Masuk appBab 78 Membawa Mereka Pergi appBab 79 Segalanya bagi Dirinya appBab 80 Rasa Rendah Diri yang Kembali Muncul app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
FINLINKER TECHNOLOGY LIMITED
69 ABERDEEN AVENUE CAMBRIDGE ENGLAND CB2 8DL
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta