Bab 7 Membersihkan dan Mengobati Tubuh Pangeran Dengan Lembut
Ternyata begitu!
Luolan hampir tak bisa menahan diri untuk memukul orang. Bahkan para pelayan meremehkan pangeran ini. Pantas saja Selir Chang mengeluarkan banyak uang untuk mencarikan istri untuk Pangeran. Sekarang kelihatannya bukan mencari istri, melainkan mencari orang yang bisa melayani Pangeran semasa hidup, lalu dikubur bersama saat meninggal.
Berpikir sampai di sini, Luolan pun menghela napas. Hati manusia sungguh jahat, dunia ini juga begitu kejam. Pangeran dari Dinasti Da Ning bahkan berakhir dengan begitu menyedihkan.
Berhubung sudah menikah dengannya, meski orang lain tidak peduli, Luolan tetap harus peduli padanya.
Dia pun kembali masuk ke kamar. Pangeran masih menutup matanya, entah dia sadar atau tidak.
Ada kotoran di tubuhnya, bagaimanapun juga, pasti sangat tidak nyaman.
Karena itu, Luolan masuk ke “ruangan miliknya”, lalu mencari sebuah masker, sebungkus popok sekali pakai, dua bungkus tisu, dan beberapa barang pembersih anti peradangan.
Tisu lembut seperti ini tidak ada di zaman ini. Kelihatannya pangeran ini cukup beruntung, bisa menggunakan tisu kelas atas yang hanya bisa dipakai ribuan tahun kemudian.
Sebagai dokter yang kompeten, tentu Luolan bisa merawat pasien.
Dia langsung memakai masker dan sarung tangan sekali pakai. Setelah menyiapkan semuanya, dia pun mengangkat selimut, membersihkan tumpukan kotoran yang sudah tertimbun lama di seprai dan tubuhnya, lalu meletakkan perlak bersih sebagai alas tempat tidur, juga membersihkan paha bagian dalam dan luarnya dengan tisu basah.
Kondisi tubuhnya jauh lebih parah dari yang Luolan bayangkan. Bagian yang membusuk sudah menjadi lubang besar, kakinya juga sepertinya sudah tidak bisa merasakan apa-apa. Tak peduli apa pun yang Luolan lakukan, dia tidak bersuara.
Bahkan Luolan, seorang dokter yang sudah praktik selama bertahun-tahun, tak bisa menahan air matanya saat melihat hal ini.
Dia memaki, "Bagaimana orang-orang ini bisa begitu kejam hingga membuat pangeran ini menderita seperti ini? Apa kalian tidak punya hati nurani?"
Sambil bicara, Luolan menaburkan obat luka ciptaannya pada luka Pangeran.
Setelah semuanya sudah selesai, dia kembali menyelimutinya. Sekarang dia mulai menangani tubuh bagian atas Pangeran. Melihat Pangeran masih menutup kedua matanya, dia menghela napas, lalu mengambil air bersih dan mulai membersihkan luka di wajahnya.
Saat Luolan mengoleskan cairan obat anti peradangan, dia bisa mendengar rintihan dari mulut Pangeran, sepertinya saraf sensorik di wajah Pangeran masih berfungsi.
"Pangeran Yu, aku dengar bahwa kamu sakit parah, tak disangka penyakitmu separah ini. Namun, tenang saja. Kamu beruntung karena bertemu denganku, aku pasti akan menyembuhkanmu."
Pangeran Yu semakin menutup rapat kedua matanya, juga masih tidak bicara.
Luolan mengoleskan salep anti peradangan ciptaannya pada seluruh bagian yang membusuk di wajah Pangeran. Kemudian, dia membuka kerah bajunya dan melihat, baju ini juga sangat kotor.
Dia menghela napas, lalu bergumam sambil menggelengkan kepala.
"Baju ini juga harus diganti. Bagaimana orang-orang ini bisa begitu kejam? Ibu kandungmu, Selir Chang yang berpakaian mewah itu, juga hanya peduli padamu di permukaan. Kalau tidak, dia tak akan membiarkan pelayan memperlakukanmu seperti ini."
Sambil bicara, Luolan mencari pakaian di lemari. Saat ini, Pangeran baru pelan-pelan membuka matanya, melihat punggung Luolan yang mungil. Dia sudah lumpuh di tempat tidur selama tiga tahun, sekarang masih bisa bernapas, itu termasuk umurnya panjang. Apa lagi yang bisa dia harapkan?
Sebelumnya, para pelayan sangat hormat padanya. Sekarang dia sudah lumpuh, bahkan pelayan pun meremehkannya. Saat mengganti seprainya setiap minggu, mereka selalu menggerutu dengan kesal.
Saat itu, dia selalu ingin menampar orang-orang itu, tapi dia tak sanggup mengangkat tangannya lagi. Sekarang yang bisa dia gerakkan hanya kepalanya, juga jantungnya yang masih berdetak.
Jadi, meski dihina oleh pelayan, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Sekarang tiba-tiba muncul seorang wanita yang sangat lembut di depannya, dia merasa dirinya pasti sedang bermimpi, atau wanita ini pasti melakukan hal ini demi mendapat keuntungan. Kalau tidak, tak akan ada yang mau peduli pada orang catat sepertinya.
Melihat Luolan menemukan pakaian dan berbalik, Pangeran Yu buru-buru menutup matanya lagi. Dia tidak mau melihat gadis ini menatapnya dengan tatapan meremehkan dan kasihan. Sekarang dia sudah seperti mayat hidup, bahkan merasa bahwa mati sekarang adalah pembebasan dari penderitaan ini.
Luolan mengangkat pakaian itu, lalu memeriksanya. Untungnya, Pangeran masih punya beberapa pakaian yang layak pakai. Namun, sekarang dia tidak cocok untuk memakai jubah panjang ini. Jadi, Luolan mengambil gunting yang ada di dalam kamar itu, lalu memotong bagian bawah pakaian itu dan membuang semua hiasan beratnya. Dengan begitu, Pangeran bisa merasa nyaman saat memakainya.
Dia pun berjalan ke samping Pangeran dengan membawa gunting, lalu berkata dengan lembut, "Kamu harus mengganti bajumu. Tak peduli kamu bisa mendengarnya atau tidak, aku anggap kamu mendengarnya. Ini bukan berarti aku tak menghormatimu. Aku akan bantu memotong baju lama ini, lalu memakaikan baju baru, agar kamu bisa merasa nyaman."
Sambil bicara, Luolan memotong baju yang Pangeran pakai. Pangeran pun langsung merasa dingin. Namun, tak peduli apa pun yang gadis ini katakan, dia tetap tidak mau bicara. Awalnya dia sudah merasa malu hidup di dunia ini. Hidup satu hari lagi adalah sebuah penyiksaan baginya. Dia akan menjadi mayat hidup seperti ini, sampai dia menghela napas terakhirnya. Namun, umurnya sangat panjang, sampai sekarang dia bahkan belum mati.