Bab 6 Mengurus Pangeran Sendiri

Ternyata ini adalah pelayan yang diatur oleh Selir Chang. Kelihatannya pelayan ini masih tidak percaya padanya. Namun, Luolan juga tidak peduli. Setelah bangun, dia membiarkan para pelayan untuk membantunya siap-siap. Hari ini upacara penobatannya sebagai istri pangeran sangat sederhana. Selain dekorasi beberapa kain merah, tidak ada yang lain, bahkan tidak ada tamu undangan. Luolan merenung dalam hati, ini sungguh seperti pemakaman. Mengingat pangeran ini sudah sekarat, mungkin juga tidak ada orang yang mau datang untuk memberikan selamat. Bahkan ayah dan ibu kandungnya, Kaisar dan Selir Chang, juga tidak datang. Luolan bahkan tidak memakai penutup kepala. Dia hanya memakai baju merah, lalu dibawa oleh beberapa pelayan ke kamar Pangeran Yu. Sepanjang jalan, Luolan melihat sekeliling. Meski Kediaman Pangeran sangat luas, tapi orang yang ada di sana sangat sedikit. Kelihatannya pelayan yang ada di sini tidak sebanyak di kediaman bangsawan lainnya. Namun, ini juga tidak aneh. Bagi orang yang akan segera meninggal, apa gunanya punya banyak pelayan? Sebelum masuk ke kamar, Ru Yi mengangkat alisnya sambil tersenyum sinis. "Tuan Putri, Selir Chang berpesan bahwa setelah memasuki pintu ini, Tuan Putri sudah tidak punya kesempatan untuk menyesal. Tentu saja, dia tak akan memperlakukan Tuan Putri dan keluargamu dengan buruk." Mendengar ucapan ini, Luolan bisa merasakan bahwa kondisi Pangeran pasti sungguh parah. Kalau tidak, Ru Yi tidak akan bicara begitu. Kelihatannya sekarang dia sudah tidak bisa mundur lagi. Meski menyesal, sekarang juga sudah terlambat. Luolan hanya tersenyum tipis, tatapannya sungguh tak terbaca. Dia sudah siap untuk menghadapi apa pun masalahnya. Meski orang di dalam itu berwajah jelek dan bersifat bengis, memangnya kenapa? Tanpa merespons Ru Yi, Luolan membuka pintu kamar. Begitu dia masuk, pintu langsung ditutup oleh para pelayan, seolah-olah takut Luolan akan kabur. Luolan tidak menoleh, melainkan melihat sekeliling kamar yang asing ini. Interior keseluruhan kamar cukup elegan, hanya saja terlihat jelas ada banyak debu di jendela. Meski ada aroma lembut dari bunga, tapi kamar ini juga ditutupi oleh bau yang lain. Masuk beberapa langkah ke dalam, ada tempat tidur besar dengan ukiran halus. Kondisi tempat tidur sedikit berantakan, orang yang terbaring di atasnya diam tak bergerak, seperti orang mati. Dia juga sepertinya tidak menyadari bahwa Luolan masuk ke dalam. Sambil menahan napasnya, Luolan mendekat sampai pada jarak tertentu dari tempat tidur, lalu membungkuk dan memberi hormat. "Pangeran, aku adalah istrimu, Shui Luolan." Tidak ada suara apa pun, bahkan juga tidak ada suara napas. Tiba-tiba Luolan merasa takut, mungkinkah nasibnya semalang itu? Baru saja menikah, pangeran ini malah sudah meninggal? Memikirkan hal ini, Luolan pun menggigit bibirnya dengan kuat, berusaha menenangkan hatinya yang tegang. Dia pun perlahan-lahan berjalan ke samping tempat tidur. Saat melihat wajah pangeran dengan jelas, dia langsung menutup mulutnya karena terkejut. Apa ini masih disebut manusia? Wajahnya pucat dan lemah, wajah sebelah kirinya sudah sedikit membusuk, kedua matanya tertutup rapat, tubuhnya juga kurus kerempeng. Meski bisa terdengar napasnya yang lemah, tapi ini juga tidak ada bedanya dengan orang mati. Kondisi Pangeran jauh lebih buruk dari yang Luolan bayangkan. Luolan pun mengatur napasnya, lalu memanggil, "Pangeran ...." Masih tidak ada respons, tapi Luolan bisa merasakan jari Pangeran bergerak, sepertinya dia masih sadar. Luolan mendekat beberapa langkah, tiba-tiba dia mencium ada bau yang aneh, seperti bau kotoran manusia. Jangan-jangan …. Dia pun mengerutkan keningnya dengan terkejut, lalu pelan-pelan mengangkat selimut yang menutupi tubuh Pangeran. Tak disangka bagian bawah tubuh Pangeran telanjang dan ada kotoran di bawah tubuhnya. Hal yang lebih serius adalah otot pahanya sudah membusuk. Melihat hal ini, Luolan langsung berjalan cepat ke arah pintu, lalu membuka pintu. Dia menatap Ru Yi dan beberapa pelayan dengan marah. Dia langsung bertanya dengan keras, "Di mana orang yang merawatnya? Kenapa tidak mengganti seprainya dan membersihkan tubuhnya?" Beberapa pelayan itu buru-buru menunduk, semuanya tidak mau bicara. Hanya Ru Yi yang maju dengan acuh tak acuh, sambil menjawab, "Untuk menjawab pertanyaan Tuan Putri, hanya ada beberapa pelayan di kediaman ini. Mereka hanya bertanggung jawab untuk membersihkan halaman, tidak begitu leluasa untuk merawat Pangeran secara pribadi. Itulah alasan Tuan Putri datang, kelak merepotkan Tuan Putri untuk merawat Pangeran." Luolan menatapnya dengan terkejut, lalu bertanya, "Kamu ... menyuruhku mengurus masalah buang air Pangeran? Apa yang kalian lakukan? Yang dia nikahi adalah tuan putri atau pelayan?" Ru Yi hanya mendengus dengan dingin, "Tadi saya sudah memberi tahu Tuan Putri untuk menyiapkan mental. Kalau kondisi Pangeran tidak seburuk ini, orang-orang yang ingin menjadi istri Pangeran pasti luar biasa banyak. Mana mungkin ada giliran Tuan Putri? Sejujurnya, Yang Mulia Selir Chang juga tahu bahwa umur Pangeran tidak panjang lagi, maka mengatur pernikahan untuknya. Jadi, Tuan Putri hanya bisa berdoa agar bisa lebih banyak menikmati berkah." Setelah berkata begitu, Ru Yi langsung mengibaskan tangannya ke beberapa pelayan di sebelahnya. Para pelayan itu melirik Luolan dengan tatapan kasihan, lalu menunduk tanpa bicara apa pun.
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Bab 1 Trasmigrasi ke Dinasti Kuno Bab 2 Memaksa Menikah Bab 3 Rela Menikah Dengan Pria Sekarat Bab 4 Datang ke Kediaman Pangeran Bab 5 Menjadi Tuan Putri Dalam Semalam Bab 6 Mengurus Pangeran Sendiri Bab 7 Membersihkan dan Mengobati Tubuh Pangeran Dengan Lembut Bab 8 Memberi Pelajaran Pada Pelayan Yang Arogan Bab 9 Berbicara Dengan Pangeran Untuk Pertama Kali Bab 10 Memberi Pelajaran Pada Pelayan yang Tidak Hormat Bab 11 Menunjukkan Statusnya Sebagai Tuan Putri Bab 12 Usir Aku Dengan Tanganmu, Jangan Hanya Bicara Saja appBab 13 Berniat Mengobati Penyakit Suami appBab 14 Merasakan Kelembutan Sang Istri appBab 15 Menggadaikan Batu Giok appBab 16 Selesai Menggadai appBab 17 Empat Pengawal Emas appBab 18 Kamu Sama Sekali Tidak Percaya? appBab 19 Berjaga di Depan Pintu appBab 20 Ternyata Ada Barang Asing! appBab 21 Berpura-pura appBab 22 Aku Gantikan Kamu Memedulikannya appBab 23 Justru Mereka yang Mau Aku Mati appBab 24 Tentu Saja Bisa appBab 25 Kenyataan yang Pahit appBab 26 Membayar Gaji Pelayan appBab 27 Memecat Para Pelayan appBab 28 Kedatangan Putra Mahkota appBab 29 Melepas Perban appBab 30 Tampan Sekali appBab 31 Bagaimana Bisa Membalas Kebaikan Wanita Ini? appBab 32 Mengancam Mau Kabur appBab 33 Bersumpah Menemani Seumur Hidup appBab 34 Tangannya Sudah Bisa Digerakkan appBab 35 Kelak Mereka Bisa Makan Bersama appBab 36 Pangeran Kelima yang Licik appBab 37 Takut Kebahagiaan Ini Terlalu Singkat appBab 38 Persiapan Operasi appBab 39 Hari Operasi appBab 40 Putra Mahkota Datang Mengganggu Lagi appBab 41 Mengusir Putra Mahkota appBab 42 Bisa Berdiri Setengah Tahun Lagi appBab 43 Rela Menahan Rasa Sakit Demi Tidak Membangunkan Istri appBab 44 Dana Bulanan Dari Istana Dihentikan appBab 45 Merisaukan Masalah Uang appBab 46 Anak Kecil Yang Mencari Tabib Untuk Ibunya appBab 47 Cinta Ibu Pada Anaknya appBab 48 Ada Reaksi Seksual, Berarti Itu Normal appBab 49 Berjuang Melawan Maut appBab 50 Menyembuhkan Wanita Yang Menderita Radang Usus Buntu appBab 51 Bagaimana Cara Bisa Menghasilkan Uang? appBab 52 Rencana Mau Membuka Klinik appBab 53 Batu Giok Dirampas Oleh Pejabat appBab 54 Ditindas Orang Karena Tidak Punya Kekuasaan appBab 55 Istri Pangeran Dihina Sebagai Pelayan appBab 56 Merebut Kembali Batu Gioknya appBab 57 Memberi Pelajaran Pada Pejabat Rakus appBab 58 Pembukaan Klinik Hui Chun appBab 59 Menerima Titah Kaisar appBab 60 Datang ke Istana Kaisar appBab 61 Keberanian Sang Putri Raja di Hadapan Kaisar appBab 62 Amarah Sang Kaisar dan Dua Tamparan Sang Putri appBab 63 Kesetiaan Sang Putra Mahkota dan Cinta yang Tak Tergantikan appBab 64 Tidak Ingin Kamu Menghilang appBab 65 Cinta yang Nyata, Bukan Sekadar Mimpi appBab 66 Harapan Baru di Klinik Sang Putri appBab 67 Sumpah Cinta dan Pasien Pertama appBab 68 Obat Ajaib Sang Tabib Wanita appBab 69 Hari Pertama yang Sibuk dan Janji di Balik Sepiring Ayam appBab 70 Cinta, Harapan, dan Janji dalam Heningnya Istana appBab 71 Penanganan Mendadak appBab 72 Tidak Bisa Terus Seperti Ini appBab 73 Percaya Sekali Ini Saja appBab 74 Xiao Zhi Menghilang appBab 75 Bukan Salahmu Sepenuhnya appBab 76 Kabar Tentang Xiao Zhi appBab 77 Menyerbu Masuk appBab 78 Membawa Mereka Pergi appBab 79 Segalanya bagi Dirinya appBab 80 Rasa Rendah Diri yang Kembali Muncul app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
FINLINKER TECHNOLOGY LIMITED
69 ABERDEEN AVENUE CAMBRIDGE ENGLAND CB2 8DL
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta