Bab 3 Evelynn, gadis sulung keluarga Harrison
Mata Brian tampak sedikit berbinar. Dia telah mencari wanita itu sejak enam tahun yang lalu. Pada saat itu, dia sedang terburu – buru untuk pergi ke rumah sakit jadi dia tidak mengganggu tidurnya. Dan saat dia meminta seseorang untuk pergi ke hotel mencarinya, dia sudah pergi.
Selama enam tahun terakhir, dia sudah tergila – gila dengan wanita itu. Dia terobsesi padanya hingga sama sekali tidak tertarik pada wanita lain. Ini jadi seperti sebuah penyakit rahasianya.
Sepertinya wanita itu memang dikirimkan oleh kakeknya.
“Tit… tit… tiitt…”
Begitu kakek itu selesai berbicara, instrumen di sampingnya mulai mengeluarkan suara alarm yang kencang.
Dengan cepat Brian menjawabnya, “Kakek, aku sudah dengar. Aku akan menikahi putri sulung keluarga nona Harrison.” Dia menghibur lelaki tua itu sambil meyakinkannya.
Mendengar suara alarm itu, Gerald dan yang lainnya semua berlari masuk dan mulai memberikan pertama pada si lelaki tua itu. Dan akhirnya mengirimnya ke ruang ICU.
Pada saat yang sama, di depan pintu ICU.
“Dokter, kapan putri aku bisa keluar? Apa aku bisa masuk untuk menemaninya?”
Vienna bertanya kepada dokter dengan cemas. Matanya memerah seolah – olah dia akan menangis lagi.
Felicia tidak pernah berpisah darinya selama itu sejak dia lahir.
Ini semua salahnya karena tidak merawat Felicia dengan baik. Dia bukan mama yang baik…
“Dia masih harus dipantau selama 24 jam. Anda bisa pulang dulu. Kembalilah lagi setelah 24 jam. Kami akan menjaganya dengan baik.” Ujar si perawat itu kemudian membalikkan badannya dan kembali ke bangsal.
"Terima kasih!"
Bagaimana Vienna bisa pergi? Setelah mengangguk – angguk, dia tetap menunggu di depan pintu.
Setengah jam kemudian, Brian tiba di depan pintu ICU dimana seorang perawat sedang menunggunya.
“Bagaimana kondisi kakek-ku?”
Si perawat dengan cepat melirik dokumen di tangannya dan menjawab, “Pak Dion, Pak Dion masih berada dalam kondisi kritis. Dia masih harus dipantau selama 24 jam. Dekan telah menyiapkan ruangan istirahan untuk anda.”
Mereka semua mengenal Brian Prescott. Dia adalah teman dekan RS ini. Dia sudah datang ke RS ini selama bertahun – tahun untuk menemui kakeknya setiap hari. Dia adalah anak yang sangat berbakti.
Brian mengangguk kecil dan berkata, “Oke.”
Setelah itu dia membalikkan badannya dan mendapati seorang wanita sedang meringkuk di sudut.
Melihat matanya yang besar dan cerah itu, hati Brian tampak sedikit terkejut. Dia merasa seperti ada rasa familiar yang sulit untuk dijelaskan, seolah – olah dia pernah melihatnya sebelum ini.
Wanita itu memeluk lututnya dan membenamkan kepalanya diantara kedua kakinya. Jemari kakinya yang kecil diselipkan dengan tak berdaya dan tampak menyedihkan.
Brian menatapnya dan tanpa diduga dia melepaskan mantel hitamnya dan memakaikan mantel itu di tubuhnya kemudian berjalan ke lift.
Vienna mengangkat kepalanya ketika tiba – tiba bahunya terasa hangat.
Dia melihat punggung pria yang kekar itu lalu berseru, “Terima kasih! Bagaimana cara aku mengembalikan bajumu nanti?”
Brian melangkah ke dalam lift dan mengatakan sesuatu sebelum pintu lift tertutup.
“Tidak perlu dikembalikan. Tidak peduli siapa yang sakit namun anda harus memastikan kesehatan anda sendiri, kalau tidak bagaimana caranya anda bisa merawat orang yang sakit?”
Brian yang biasanya selalu bersikap dingin tiba – tiba bisa mengatakan hal ini kepada seorang wanita yang tidak dia kenal hari ini? Dia sendiri pun merasa terkejut.
Setelah pintu liftnya tertutup lalu dia menyimpulkan bibirnya seperti sedang mengejek kemudian menggelengkan kepalanya.
Vienna membungkus mantel itu dengan erat di tubuhnya. Suhu tubuh pria yang hangat itu masih terasa di pakaiannya. Pada musim dingin yang terasa sangat dingin ini dia merasakan sedikit kehangatan.
Rasa dingin yang samar menyeruak masuk ke lubang hidungnya.
Sebelum dia bisa berpikir, tiba – tiba seruan nyaring menarik perhatiannya.
“Mami!!”
Pintu lift terbuka lagi dan ada tiga orang yang keluar dari dalam lift, satu dewasa dan dua anak kecil.
Yang berjalan paling depan adalah seorang anak kecil yang mengenakan mantel hitam dan di lengannya tampak sebuah jaket putih.
Anak laki – laki yang berjalan di belakang mengenakan seragam bisbol abu – abu dan putih sambil membawa sepasang sepatu bot salju.
Kedua anak itu terlihat persis sama dengan bentuk wajah dan paras yang tampan. Dilihat sekilas saja pun orang sudah tahu kalau mereka adalah saudara kembar.
Fedric adalah putra sulungnya, dia berjalan dengan tenang ke sisi Vienna. Tampak ada sedikit kesedihan di matanya.
“Mami, pakailah bajumu.”
Dia melihat Vienna sudah mengenakan mantel pria. Dia menduga bahwa mantel itu pasti diberikan oleh seseorang yang berbaik hati.
Felix adalah putra keduanya, wajahnya menunjukkan ekspresi protes.
“Mami, mengapa kau tidak membawa aku dan kakak bersamamu? Kami dapat membantumu membagi kesulitan.”
Dia membungkuk lalu meraih kaki Vienna yang dingin ke pelukannya agar terasa hangat. Nanti setelah hangat dia akan membantu Vienna mengenakan sepatunya.
Pria yang berada di belakang mereka mengenakan mantel abu – abu, tampak begitu bersemangat. Namanya adalah Mike.
Dia menuangkan air panas dari termos di tangannya dan menyerahkannya kepada Vienna lalu berkata, “Nana, mengapa kau tidak memberitahuku kalau Felicia sakit? Aku sudah bilang aku akan menjaga dan merawat kalian.”
Sambil memegang air panas yang diberikan oleh Mike tadi akhirnya Vienna pulih dari rasa dingin yang membuatnya terasa beku itu.
Dia tersenyum kepadanya dan berkata, “Mike, kau sudah menyelamatkan hidup kami. Aku sudah tidak mampu membalasnya, jadi aku tidak mau merepotkanmu lagi.”
Mike menatapnya dengan tatapan getir. Ternyata Vienna masih tidak mengerti maksud hatinya.
Enam tahun yang lalu, Vienna tidak dapat pergi ke Texas dengan lancar. Dia dijual oleh Vonny ke seorang pelaku perdagangan manusia. Dalam perjalanannya, Vienna melarikan diri dan tertabrak oleh mobil Mike.
Mike mengantarnya ke rumah sakit lalu membantunya menyewa sebuah rumah…
Pada saat itu, dia benar – benar merasa bersalah dan ingin menebus dosanya.
Namun setelahnya, perasaan itu berkembang di hati Mike, dia benar – benar jatuh cinta kepadanya.
Dia ingin merawat dan menjaga Vienna serta anak – anaknya untuk sepanjang hidupnya…
Namun gadis ini selalu menghindar sehingga membuatnya merasa sedikit tak berdaya.
“Apa Felicia baik – baik saja?”
“Yah, untuk sementara dia tidak apa – apa, masih dipantau.”
Mike membantunya untuk duduk di kursi sambil berkata, “Aku dengan kau mengundurkan diri dari perusahaan finansial?”
Beberapa hari yang lalu, Vienna dipindahkan ke cabang Clarke lalu dia mengundurkan diri dan pulang ke kota Furton hari ini.
“Aku tidak akan pernah bekerja di perusahaan semacam itu lagi. Mereka itu jelas – jelas menipu orang dan orang yang mereka tipu juga kebanyakan orang tua!” Vienna tampak marah. “Aku tidak akan pernah melakukan apapun yang bertentangan dengan hati nuraniku!”
Mike memberikan penawaran lagi kepadanya, “Nana, datanglah ke perusahaanku. Aku percaya dengan kemampuanmu.”
Dia ingin melindunginya dengan membiarkannya tetap berada di dekatnya.
Vienna menggelengkan kepalanya, “Aku sudah mencari pekerjaan baru. Dengan kemampuanku ini, rasanya tidak pantas aku bekerja di perusahaanmu.”
Fedric dan Felix saling menatap dan saling merasa tidak berdaya dengan tatapan mereka masing – masing.
Sebenarnya mereka juga bisa menghasilkan uang. Mereka berdua menghasilkan uang yang cukup banyak dengan berinvestasi di saham namun mereka tidak berani memberitahukannya kepada mami. Kalau tidak, mami pasti akan mengira bahwa mereka telah melakukan hal yang buruk.
Mereka berdua selalu mengirimkan uang ke rekening maminya secara diam – diam, namun Vienna sama sekali tidak menggunakan uangnya satu sen pun. Dia tetap saja masih melakukan beberapa pekerjaan setiap hari untuk menghasilkan uang…
Mami seperti ini membuat orang lain yang melihatnya merasa sakit hatinya.
...
Beberapa hari kemudian, di kantor CEO, PT AMC.
Brian duduk di belakang meja yang lebar sambil menundukkan kepalanya untuk menandatangani dokumen.
Asistennya Ray datang untuk memberikan laporan hasil kerjanya.
“Pak Brian, keberadaan putri sulung keluarga Harrison sudah diketahui. Namanya Evelynn Harrison, 24 tahun dan merupakan satu – satunya putri dari Robert Harrison.”