Bab 10 Brian membantu seorang wanita
Peraturan main di Stardust, ratu dansa akan menemani tamu atau penonton yang mengajukan penawaran tertinggi untuk minum. Dan semua tips yang diberikan oleh mereka akan menjadi milik si ratu dansa.
Ini juga merupakan momen yang paling menguntungkan bagi Vienna.
Saat mendengarkan penawaran para tamu yang berada di bawah panggung, di dalam hatinya dia berdoa dan berharap semoga saja dia bisa mendapatkan sedikit lebih banyak malam ini.
Si pembawa acara berkata dengan kencang, bahwa penawaran tertinggi adalah 50.000 dolar.
“Selamat kepada tamu pria ini. Dengan harga 50.000 dolar, si kelinci mungil ini kini diijinkan untuk menemanimu minum.”
Vienna turun dari panggung dan di setiap langkahnya itu semua pria berseru dengan kencang.
Vienna mengenakan rok putih yang menutupi tubuhnya dengan erat, namun itu malah membuat mereka semakin tertarik.
Setiap malam dia hanya akan menarikan sebuah lagu dan minum segelas anggur saja ketika bekerja di sini. Dan untuk pakaiannya pun dia yang memilih sendiri. Dia tidak pernah mengenakan pakaian terbuka.
Pada awalnya manajer klub malam ini tidak setuju. Tetapi setelah menari selama seminggu, dia dinobatkan sebagai ratu dansa di klub ini, dan itu membuat bisnisnya semakin berkembang.
Oleh karena itu sang manajer tidak peduli lagi. Dia bisa melakukan apapun dengan sesuka hatinya asalkan dia bisa datang ke sini saja.
Pria yang memenangkan penawaran tertinggi itu adalah seorang pria yang sangat gemuk dan kuat dengan rantai emas besar di lehernya. Matanya tampak menyipit saat melihatnya.
Vienna menghampirinya dengan segelas anggur di tangannya lalu sambil tersenyum sedikit dia berkata, “Tuan, aku bersulang untukmu.”
Cahaya di mata pria itu tampak menjadi semakin terang dan merasa hatinya seperti hancur. Dia menatapnya dengan tatapan kosong.
“Selamat bersenang – senang malam ini!”
Sambil berbicara dia baru saja hendak meminum anggurnya namun keburu ditarik oleh pria tersebut.
Pria itu mengusap tangan mungilnya seraya menggodanya, dengan senyum mesum di wajahnya dia berkata, “Kelinci mungil, aku telah mengeluarkan begitu banyak uang namun ini bukan hanya untuk waktu segelas anggur.”
“Kemari dan duduklah sebentar dengan aku. Aku bisa memberimu lebih banyak uang lagi.”
Vienna berusaha menarik kembali tangannya tetapi pria ini begitu kuat sehingga dia tidak mampu menariknya kembali.
Sebenarnya di tempat seperti ini memang sering bertemu dengan orang yang sulit diatasi seperti itu namun dia memiliki pengalaman sehingga dia bisa mengatasinya.
“Pak, aku hanya bisa menemanimu minum segelas anggur. Kalau anda ingin seseorang menemanimu minum, aku bisa membantumu memanggilkannya.”
Mendengar ucapannya itu membuat wajah si pria itu langsung menggelap dan dia memaki dengan kencang.
“Sial, kau jangan bertingkah yah. Pokoknya aku menginginkanmu malam ini, memangnya kenapa?”
Begitu selesai berbicara dia langsung menarik Vienna ke dalam pelukannya dan mulutnya yang gemuk itu dengan tidak sabar hendak menyentuh wajahnya.
“Aah!”
Vienna yang panik jadi menumpahkan anggur yang akan dituangkannya itu ke wajah si pria tersebut.
Pria itu langsung melepaskannya dan mengangkat tangannya untuk menyeka wajahnya lalu meraung, “Wanita sialan, beraninya kau menumpahkan anggurnya kepadaku? Kalau hari ini aku tidak memberimu pelajaran, kau benar – benar tidak tahu siapa aku!”
Sambil berbicara, dia mengangkat tangannya tinggi – tinggi lalu melambaikannya dengan keras ke arah Vienna!
Suara angin yang kencang melewati telinganya. Vienna langsung memejamkan matanya dengan ketakutan dan mengira bahwa malam ini dia pasti akan dipukuli.
Namun rasa sakit yang dia pikirkan itu tidak kunjung datang, dia hanya mendengar suara erangan teredam di depannya. Membuka matanya dia mendapati si pria gemuk itu telah ditendang ke lantai.
Pergelangan tangannya terasa kencang. Sesosok pria yang tinggi dan tampan menggenggam tangannya dan membawanya keluar.
Vienna menatap pria ini dengan heran. Dia tak menyangka bahwa pria itu adalah Brian…
Vienna tidak memberontak. Dia membiarkan dirinya ditarik keluar dengan cepat.
Bagaimanapun juga Brian telah menyelamatkannya. Tidak peduli seberapa besarnya kebencian dia pada Evelynn namun dia tetap harus menghormati penyelamatnya ini.
Setelah meninggalkan Stardust, Vienna tak tahan untuk menggigil ketika angin dingin berhembus.
Bibir tipis Brian mengerucut dengan erat. Entah mengapa dia merasa sangat marah saat melihat Vienna menari dan dilihat oleh begitu banyak pria di tempat seperti itu.
Melihat dia yang menggigil dan mengeratkan pelukannya lalu Brian melepaskan mantelnya dan menyampirkan mantel itu di bahunya.
Saat mendekatinya, aroma manis yang samar – samar menyeruak masuk ke dalam lubang hidungnya.
Matanya mengedip sedikit lalu menatapnya.
Ini adalah aroma itu…
Aroma itu terasa familiar. Namun dia belum pernah bertemu dengannya sebelumnya.
Brian meletakkan tangannya di bahunya lalu melihat wanita mungil yang ada di rangkulannya itu. Dia seperti memiliki keinginan untuk lebih dekat dengannya.
Vienna menarik mantelnya sedikit dan mengatakan sesuatu.
"Terima kasih!"
Saat mendengar ucapan ini, Brian langsung tersadar.
Dia melepaskan Vienna lalu berjalan ke mobilnya dan membukakan pintu untuknya.
Vienna menoleh dan melihat ke arah Stardust. Ponsel dan tasnya masih ada di dalam sana.
Wajah Brian langsung mengeruh, “Kau masih ingin kembali dan membiarkan mereka menjahatimu?”
Suaranya terdengar dingin dan ada sedikit rasa sarkasme.
Menatap matanya yang menghina, tiba – tiba hati Vienna langsung tenggelam.
Bagaimana dia bisa lupa bahwa pria ini adalah tunangannya Evelynn. Jadi bagaimana mungkin dia akan berbaik hati dan menolongnya?
Menolongnya? Takutnya itu hanya untuk mengejek dan mempermalukannya saja…
Hahaha, sifatnya benar – benar sangat cocok dengan Evelynn!
Dia melepaskan mantelnya lalu dilemparkan kembali kepadanya. “Apa urusanmu kalau aku dijahati oleh siapapun?!”
Setelah selesai berbicara lalu dia berbalik dan pergi.
Rasa dingin yang menyesakkan langsung tersebar ke sekujur tubuh Brian. Dia mengerutkan keningnya sambil melihat Vienna yang tampak keras kepala itu.
Lalu dia mengulurkan tangannya dan langsung meraihnya kemudian mendorongnya masuk ke dalam mobil tanpa mempedulikan apapun lagi…