Bab 4 Mengembalikan pakaiannya
Pada saat itu Brian baru mengangkat kepalanya dengan perlahan, “Apa kau sudah membantu aku membuat janji? Acara makan malam bersama saja.”
Setelah kakek Dion tersadar sebentar kemudian dia kembali koma lagi. Dikhawatirkan dia akan sulit untuk tersadar lagi di kemudian hari.
Tekad hatinya hanya ingin agar Brian menikahi putri sulung dari keluarga Harrison, jadi Brian pasti akan memenuhi keinginannya. Dan ada kemungkinan besar dia adalah wanita yang sama dengan wanita pada enam tahun lalu. Bagi Brian, wanita ini berkaitan erat dengan kesejahteraan seksualnya.
“Aku sudah membuatkan janji temu di jam 6.30 malam, tempatnya di Restoran Dynasty, apa perlu dikosongkan restorannya?”
Brian menjawab dengan santai, “Tidak perlu.”
“Baik, pak Brian.”
...
Di sebuah tempat yang terpencil, jalan Misty.
Di rumah tinggal yang sederhana.
Vienna sedang mengukur suhu badan Felicia dan memastikan bahwa demamnya benar – benar sudah mereda baru dia merasa benar – benar lega.
“Oke, Shasha, demamnya sudah reda. Kau tidak perlu pergi ke rumah sakit lagi.”
Dengan lembut Vienna menyentuh wajah mungil Felicia, tatapannya penuh dengan cinta dan iba.
Di waktu dulu itu, dia sudah kehilangan kasih sayang kakeknya dan harga dirinya karena dijual oleh ibu tirinya Vonny dan Evelynn kepada seorang pelaku perdagangan manusia.
Tetapi untungnya dia cukup beruntung sehingga selamat dari kejadian itu.=
Pada waktu itu kelihatannya seperti Mike yang menabraknya tetapi sebenarnya dia pingsan karena tidak punya tenaga lagi.
Sekali bertanggung jawab, Mike telah merawat dia dan anak – anaknya selama 6 tahun.
Budinya ini, Vienna tak mampu membalasnya untuk seumur hidupnya!
Setelah mengalami begitu banyak penderitaan pun janin kecil di perutnya masih mencengkram dengan kuat.
Pertahanannya yang kuat itu membuat Vienna tersentuh.
Vienna yang sama sekali tidak memiliki apa – apa itu akhirnya memutuskan untuk melahirkan mereka.
Tiga anak kembar, yang pertama adalah Fedric dan yang kedua adalah Felix, semuanya adalah anak laki – laki yang tampan.
Sementara anak yang ketiga adalah anak perempuan, namanya Felicia.
Gadis kecil itu tampak jauh lebih kurus daripada kedua kakak laki – lakinya saat lahir. Berat badannya hanya tiga pon lebih, tampak seperti monyet kecil.
Sangat sulit untuk membesarkannya. Di waktu kecil Vienna hanya bisa menggendongnya sambil tertidur karena begitu diletakkan dia pasti akan menangis dan mudah sakit.
Seperti kejadian waktu kemarin itu, setiap kali dia selalu dibuat ketakutan setengah mati hingga lupa memakai alas kakinya. Dan kejadian ini sudah terjadi berkali – kali.
Pada saat ini, Felicia yang memang sejak bayi sudah kurus menjadi terlihat lebih kurus lagi.
Sambil memegang boneka Barbie di tangannya, dengan suara lirih dia berkata, “Mami, penyakit Shasha sudah sembuh, jadi tidak perlu minum obat yang pahit itu lagi, kan?”
Vienna tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk mengusap rambut ikalnya yang pirang.
“Ya, Shasha sudah sembuh sekarang. Lain kali, ingat yah jangan makan terlalu banyak permen lagi kalau ngga nanti kau akan sakit lagi.”
Kedua putranya sedang pergi ke sekolah, sementara gadis ini ada di rumah. Jadi untuk sementara Vienna tidak bisa pergi untuk wawancara.
Kali ini biaya pengobatannya sebesar 2.000 dolar USD lebih. Di dalam kartu banknya, uangnya juga hanya tersisa tidak seberapa lagi. Dia harus mencari pekerjaan paruh waktu lain agar bisa menghasilkan lebih banyak uang lagi dengan cepat.
Sebenarnya, di dalam kartu banknya itu masih ada 500.000 dolar. Dia tidak tahu siapa yang mengirimkan uang itu kepadanya. Tetapi dia juga tidak akan pernah menggunakannya.
Dia merasa bahwa uang itu mungkin diberikan oleh kakeknya.
Dia tahu bahwa di masa lalu dia tidak cukup baik sehingga telah membuat kakeknya merasa malu, jadi dia tidak berani pulang untuk menemuinya dan merasa malu untuk menggunakan uangnya.
Vienna berjalan ke balkon untuk mengangkat jemurannya dan saat dia menggantungkan pakaian – pakaian itu ke lemarinya, dia melihat ada mantel mahal yang tergantung di sana.
Beberapa hari yang lalu dia mengantarkan mantel itu ke Dry Cleaning dan berencana untuk mengembalikan mantel itu kepada pemiliknya hari ini begitu dia ada waktu.
Hari itu ketika di rumah sakit, dia merasa pria yang memberikan mantel kepadanya itu tampak familiar namun dia tidak ingat siapa pria itu.
Setelah itu, saat dia melihat berita di salah satu majalah finance, dia baru menyadari bahwa ternyata pria itu adalah Brian Prescott, si pewaris utama dari keluarga Prescott yang berada di kota Furton!
Dia mencari tahu dan mendapatkan nomor telepon asistennya Brian dan meneleponnya.
Dengan cepat panggilan itu terhubung.
“Halo, apakah ini Ray, asistennya pak Brian?”
Ray menjawab, “Ya, dari siapa?”
“Aku Vienna Harrison. Sebelumnya pak Brian, meminjamkan aku sebuah mantel. Aku hanya ingin mengembalikan mantel itu kepadanya. Apa dia punya waktu hari ini?”
Ray melirik pria yang ada di ruang VIP lalu mengirim alamat restoran itu kepadanya.
“Kau datang saja ke alamat ini. CEO Brian kita sedang makan disini.”
Ray tidak berpikir terlalu banyak. Lagipula, selama ini tidak pernah ada wanita di sisi pak Brian. Dan orang yang barusan meneleponnya tadi mungkin temannya pak Brian.
Vienna menutup ponselnya lalu berkata kepada Felicia.
“Shasha, kau ikut mami ke suatu tempat yah, nanti kita akan makan malam di sana saja, oke?”
Felicia sudah tinggal di rumah beberapa hari dan sudah merasa bosan.
Dengan gembira dia melompat dan berkata, “Oke!”
Mata Felicia yang besar mengerjap. Dia adalah versi mininya Vienna. Penampilannya yang imut membuat semua orang yang melihatnya pasti menyukainya.
Suaranya juga sangat manis. Setiap kali mendengar seruannya itu, hati Vienna pasti serasa meleleh.
Lalu Vienna memberitahu bibi Rosa, pengasuh anaknya itu untuk menjemput kedua putranya dari sekolah. Kemudian Vienna membawa Felicia pergi.
Dengan mengendarai Yaris bekasnya, Vienna pergi ke restoran Dynasty.
Saat dia menggandeng tangan Felicia masuk ke dalam restoran, Felicia tampak sangat senang sekali.
“Wahh, makanan disini kelihatanya enak – enak. Aku akan membungkus masing – masing satu untuk kakak – kakak-ku dan bibi Rosa nanti!”
Gadis kecil ini adalah si penggemar makanan. Jangan melihat dia yang tampak kurus dan kecil namun nafsu makannya jauh lebih baik daripada kedua kakaknya. Namun meski demikian, dia tetap saja terlihat kurus.
“Baiklah, nanti kau pesan saja makanannya. Mama akan mengembalikan mantel ini dulu.”
Vienna memilih posisi meja yang dekat dengan jendela kemudian setelah meletakkan tasnya lalu dia berjalan ke ruang VIP yang tidak jauh dari sana.
Secara kebetulan dia melihat seseorang yang dikenalnya, Evelynn Harrison.
Dia belum pernah bertemu dengannya lagi selama enam tahun. Penampilannya berubah banyak.
Seharusnya dia pernah melakukan operasi plastik, karena kalau dibandingkan dengan dia yang dulu, sekarang dia tampak lebih cantik. Dan kesan pertama saat melihatnya adalah dia mirip seperti selebgram.
Begitu melihatnya, kebencian Vienna yang terpendam di hati langsung tersulut.
Wanita ini bersama dengan mamanya telah menghancurkan hidupnya!
Melihat Evelynn yang masuk ke ruang VIP no 101, kemudian Vienna mengikutinya dan bertanya kepada orang di depan pintu ruangan, “Apakah kau adalah asisten Ray?”
Tadi dia sudah mengirim pesan SMS ke Ray dan memberitahunya bahwa dia sudah sampai di sana lalu Ray membalasnya dengan mengatakan bahwa dia akan menunggunya di depan pintu.
Ray melihat wanita di depannya dan tampak ada sedikit rasa terkejut di matanya.
Dia tampak sangat cantik dengan mengenakan mantel hitam dan celana pensil warna hitam yang senada dengan kakinya yang tampak langsing dan ramping.
Wajahnya yang imut dan cantik ditambah dengan penampilannya yang anggun ini benar – benar bisa dikatakan sebagai wanita memang sudah cantik sejak lahir.
“Ya, apakah kau adalah nona Harrison?”
Vienna mengangguk kecil dan bertanya,
“Yang barusan masuk tadi itu siapanya CEO kalian?”
Ray tersenyum, “Dia adalah tunangannya CEO kita.”
Mendengar ucapannya ini, ekspresi Vienna langsung berubah…