Bab 5 Hal Itu Tidak Akan Terjadi
Desica mengusap air matanya, "Bianca tidak suka masakan pembantu. Katanya, dia hanya mau makan masakanku. Aku tidak punya pilihan lain kalau mau tetap bisa tinggal di sana."
Dulu Desica kira itu karena masakannya memang enak dan Bianca suka. Gadis itu bahkan sampai memuji kemampuan memasaknya yang luar biasa. Karena dipuji, Desica jadi tidak sadar kalau Bianca sebenarnya hanya ingin memperlakukannya seperti pembantu.
Para bibi tersebut tampak menghela napas kasihan melihat Desica berjalan pergi. Isi hati manusia memang tidak ada yang tahu. Tak ada yang mengira kalau anak kandung Keluarga Sumarko malah harus menjalani hidup layaknya pembantu. Tega sekali! Meski mereka tak tahu jelas seperti apa perlakuan Keluarga Sumarko, tapi paling tidak mereka tahu garis besarnya. Kalau semua kemalangan Desica terjadi karena Bianca. Padahal gadis itu terlihat seperti anak yang penurut dan perhatian. Tak ada yang menyangka ternyata hatinya busuk. Isi hati orang memang tidak ada yang tahu!
Halaman rumah Keluarga Sumarko sangat besar dan dipenuhi berbagai macam tanaman. Banyaknya bunga di sana membuat aroma bunga bahkan sudah semerbak dari jauh. Membuat orang yang menciumnya jadi senang. Begitu memasuki ruang tamu, ada anggota Keluarga Sumarko yang terlihat asyik mengobrol dengan hangat. Keharmonisan mereka seolah abadi.
Desica hendak melewati ruang tamu begitu saja dan segera menuju ke kamar. Tapi Bianca melihatnya dan segera menghampirinya. Bianca meraih tangannya sambil tersenyum senang, "Akhirnya kamu sampai juga, Desica. Hari ini kita mau kedatangan tamu, lalu ayah juga bawa banyak makanan untuk merayakan kepulangan kita dari rumah sakit. Tapi aku suka sekali dengan masakanmu."
Saat itulah, yang lain baru sadar akan kedatangan Desica. Mereka terlihat tidak suka melihat Bianca mendekati Desica.
Jacky pun maju dan menatap waspada pada sosok Desica. Dia lalu menarik tangan Bianca, "Sini Bianca, apa kamu lupa siapa yang sudah menyakitimu? Jauhi Desica, nanti dia bisa menyakitimu lagi."
"Kak, kan aku sudah bilang, itu bukan salah Desica …."
Tapi sebelum Bianca menyelesaikan ucapannya, Justin lebih dulu menyahut, "Memang bukan dia, tapi preman suruhannya. Sudahlah Bianca, jangan membelanya lagi. Kamu ini terlalu baik, makannya sampai ditindas."
Desica hanya diam menyaksikan drama keluarga ini tanpa berusaha menjelaskan.
Jimmy terlihat maju sembari membawa selembar kertas dan pena yang kemudian dia sodorkan ke arah Desica, "Karena kamu sudah pulang, cepat minta maaf ke Bianca. Tulis surat permintaan maafmu, kamu harus intropeksi diri."
Desica tertawa menahan emosi melihat kertas dan pena tersebut. Dia meraih kertas itu tapi langsung merobeknya, kemudian membuang penanya begitu saja. Tak ada yang mengira dia akan bersikap begitu. Jimmy sampai marah dibuatnya, "Desica, apa kamu mau berulah lagi?"
Dengan segera Desica menarik tangannya kembali, "Aku tidak akan minta maaf atas kesalahan yang bukan kesalahanku."
Pria memakai kaus putih di belakang Jimmy pun maju, membuat Desica bisa melihat wajah Johan, tunangannya karena perjodohan. Dia pasti mau membela Bianca juga. Dasar budak cinta!
"Kamu tega melakukan berbagai macam cara demi menyakiti Bianca. Dan masih mau mengelak?" Johan langsung mencercanya begitu saja. Dia kira dengan begitu Desica akan menurut dan mau meminta maaf pada Bianca. Kepercayaan dirinya itu benar-benar menjijikkan. Sepertinya Johan lupa kalau Desica baru saja menolak untuk minta maaf, bahkan sampai merobek kertas tadi.
Desica benar-benar berubah. Padahal dulu selalu menurut. Dia menatap remeh pada sosok Johan. Dulu dia sangat menyukai pria itu. Karena Johan terlihat baik hati, apalagi senyumnya begitu menawan. Dia selalu mengejar pria itu, menuruti semua ucapan Johan tanpa berani menolak sekalipun. Johan juga selalu peduli padanya. Inilah yang membuat Desica jadi semakin menyukainya, dan akhirnya terjebak di rumah ini. Tapi sejak kapan Johan jadi kasar begini padanya? Ke mana perginya sikap lembut itu? Kenapa yang tersisa hanya makian?
"Kak Johan, jangan bicara begitu, dia itu tunanganmu. Dia pasti juga punya alasan sendiri, dan ikut sedih karena masalah ini." ucap Bianca yang segera membela Desica. Dia menatap Johan dengan memohon.
Johan justru menyeringai, "Hal itu tidak akan terjadi."