Bab 5 Sisi Lain

"Aku mau keluar Nay, ahh ahhh ump!" Alex makin memompanya dengan kasar, tapi entah kenapa kekasaran Alex ini tak membuatku menolaknya. Aku melengking, memejamkan mata dan membuka aksek milikku makin lebar untuknya. Aku benar-benar merindukan semua ini, perasaan ini sangat berbeda dengan Mas Arya, Alex membuat sesuatu yang liar dan aku menyukainya. "Ahh … Nay ummpp!" sambil mengejang Alex meraih bibirku melumatnya lebih dalam dan lagi lagi dan lagi aku tidak menolaknya. Aku menikmati semua pelepasan Alex saat menyemprotkan cairan miliknya ke dalam rahimku. Alex melihatku tersipu malu saat menutupi bajuku yang di sobeknya tadi, "Aku ganti baju dulu Mas," ucapku lirih. Jantungku masih berdebar dengan cepat akibat permainan gila dan liar Alex barusan. "Uhm, cepat balik dan temani aku disini. Jangan sampai Arya curiga kalau nggak melihatmu disini, setidaknya kau tetap ada disini kami paling lama setengah jam, setelah itu aku izinkan kamu ke kamar," Aku nggak menjawabnya saat Alex menghentikan langkahku dengan permintaannya. Tapi, jujur aku tak bisa menolaknya lagi. Setelah merasakan nikmat oleh burung perkututnya, aku malah tetap ingin bersama dengannya. Aku membersihkan tubuhku lagu dengan mandi, karena aku tidak ingin kalau Mas Arya sampai mencium bau tubuh Alex di tubuhku. "Darimana Nay?" Aku terkejut saat mendengar suara Mas Arya. Saat aku lirik tepat jam sembilan malam. Buatku itu hal yang luar biasa kalau Mas Arya bisa pulang cepat. Hanya saja aku sedikit kecut dan cemburu karena Mas Arya pulang demi sahabatnya yang ulang tahun. Tapi, ya sudahlah toh aku juga nggak keberatan. Apalagi aku sudah mendapatkan apa yang aku mau yang nggak bisa Mas Arya berikan padaku. Anggap saja ini pertemuan mereka yang langka, mungkin nanti malam setelah acara dan ngobrol ngobrol Alex pulang. Pikirku. "Aku habis mandi Mas, tumben gerah banget malam ini," ucapku. Aku berjalan menghampirinya, mencium tangan dan kening Mas Arya. "Ohh, pantes wangi banget. Kemari, maafkan Mas ya, maaf lupa memberitahu kalau akan ada teman Mas. Dia, Alex Wijaya, teman, sahabat dan seperjuangan Mas, istilahnya borok-boroknya Mas, Alex tahu!" Mas Arya membawa aku duduk dan membiarkan aku duduk di sofa, ditengah tengah mereka. Aku nggak berkomentar hanya mengangguk saja. Aku hanya melirik Alex sedang menenggak satu botol minuman beralkohol, "Mas nggak boleh minum itu, aku nggak suka," ucapku. "Hahahaha, sedikit sayang, lagian kalau Mas mabuk dan butuh pelampiasan kan sudah ada kamu," celetuk Mas Arya santai. "Lah Arya, enak di elo dong. Kalo gue mabok, trus gue sange juga gimana? Masa gue harus pake botol itu nyodok di lobang gue. Gue juga butuh penyaluran kali, sekali-kali, Ar, yaa kayak dulu-lah, seenggaknya lo berbagi sama gue!" Aku mengedipkan kedua mataku, lalu menolehkan kepalaku, menuntut penjelasan dari Mas Arya. Mas Arya nggak pernah cerita apapun masalah ini. "Gila, Lex. Ini bini gue, bukan pacar gue, kalo pacar gue bisa bagi-bagi dan salome, tapi bini gueee, ehmm, icip dikit bolehlah." Ucap Mas Arya, entah dia berbicara benar-benar atau sedang bercanda. "Mas, apaan sih? Kok ngomongnya begitu," Aku kesal seenaknya saja Mas Arya menjadikan aku sebagai pelampiasan orang yang sedang sange. "Hahahaha, bercanda sayang. Nggak mungkin-lah aku begitu," Tapi, tatapan mereka penuh arti, seolah ada banyak rahasia yang belum aku ketahui. Dan memang aku nggak mengetahui apapun tentang Mas Arya. Kalau hari ini tidak ada ulang tahun Alex, aku tidak tahu ada sisi lain dari Mas Arya. Aku hanya tahu, Mas Arya suami alim, setia dan nggak pernah berbuat aneh-aneh. Tapi, pikiranku terbuka. Hatiku resah saat melihat ada sisi lain dari Mas Arya yang nggak aku ketahui. Lalu, aku melihat Mas Arya merokok dan meminum minuman beralkohol. Benar-benar bukan seperti Mas Arya yang kukenal. "Mas, aku ngantuk dari tadi nungguin Mas, aku tidur ya," ucapku. "Eh, iya, kamu mau tidur ya, kok tumben nggak pake baju tidur seperti biasanya. Cepat ganti Nay, aku juga ingin memamerkan kamu sangat cantik kalau tidur!" Sepertinya otak di kepala Mas Arya sudah mulai oleng oleh minuman yang diminumnya. "Apa sih Mas? Kok ngomong begitu. Udah Mas nggak usah minum lagi mendingan. Ayo Mas!" Aku kesal dan akan meraih botolnya, lalu. Plakk! Satu tamparan keras mendarat dipipiku. Mas Arya menamparku. Selama tiga tahun menikah dan satu tahun kami berpacaran sekalipun Mas Arya nggak pernah berbuat kasar melalui tangannya, kecuali mulutnya yang kadang ketus. Alex seperti menikmati pemandangan ini. Atau memang dia yang merencanakannya. Melihat wajahku yang pucat pasi, Alex sudah dapat menebak, aku memang sama sekali nggak pernah mengetahui sisi lain dari Mas Arya. "Dengar ya, Nay. Kamu nggak usah banyak omong dan ngatur aku. Kamu tuh perempuan boneka yang aku buat. Jadi jangan banyak omong, turuti saja apa kataku." Maki Mas Arya, aku nggak tau apa yang membuatnya seperti hilang kontrol. Ah minuman sialan itu sudah mengubah Mas Arya, atau memang inilah sikap Mas Arya yang ditutupinya selama kami berpacaran dan berumah tangga. "Mas, kamu mukul aku? Kenapa Mas? Memangnya aku salah apa? Aku cuma ngelarang kamu minum," Aku berteriak ikutan terbawa emosi sambil memegangi pipiku yang sakit karena tamparan Mas Arya. "Berisik. Dasar wanita bawel!" Mas Arya mendorong tubuhku, hampir saja aku tersungkur ke lantai kalau Alex tak buru-buru menopangku. Aku sesegukan menangis. Melihat sikap berbeda dari Mas Arya. Sungguh aku nggak pernah melihat Mas Arya seperti ini. Dan aku melihatnya seperti oleng dan brukk! Tubuhnya ambruk di lantai. "Mas … Mas … Mas Arya, kamu nggak apa-apa Mas?" Masih saja aku mendapatkan kejutan yang tak bisa kubayangkan. Sikap Mas Arya berbeda dan berubah. "Biarkan dia, Nay. Dia sudah mabuk. Dan memang kalau mabuk dia rese. Kamu nggak apa-apa kan, Nay?" Alex mencoba mendekatiku. Namun, tangannya langsung aku hempaskan. Cukup sekali saja tadi aku melakukan kesalahan dan khilaf sampai mau melayani gairah dan nafsu liarnya. Bukan, bukan hanya gairah dan nafsu liarnya saja, tapi aku pun memang rela digagahi dan sangat menikmatinya tadi. "Sebaiknya Mas Alex pulang, ini juga sudah malam. Kami mau beristirahat Mas, aku harap Mas Alex mengerti dan aku pun berharap, apapun yang tadi kita lakukan, anggap saja angin lalu dan nggak pernah terjadi apapun diantara kita, Mas," ucapku. Yang tadi adalah kesalahan. Aku nggak mungkin bisa memaafkan diriku, aku merasa diriku kotor dan bersalah pada Mas Arya. Aku mencoba mengangkat tubuh Mas Arya yang sudah pingsan akibat mabuk nya. Aku dibuat kaget lagi, Alex tiba-tiba dibelakangku tanpa berbicara dan mengambil alih posisi untuk membantu memindahkan tubuh Mas Arya ke kamar. Alex melemparkan tubuh Mas Arya tengkurap di ranjang. Lalu dia meneliti keadaan kamar kami. "Lalu, dimana kamar tamunya?" celetuk Alex kemudian. "Ka-kamar tamu? Apa maksudnya Mas?" ucapku terbata, mataku melotot seakan mau keluar. Tapi, dia nggak menjawab pertanyaannyaku, malah mencari lemari baju kami dan membukanya. "Mas, kamu ngapain? Kok buka-buka lemari baju kami," Aku ingin mencegahnya membuka pintu lemari yang dipilihnya. Lalu, tak lama dia membunyikan siulan saat dia lebih dulu melihat isi dari lemari baju itu. Aku buru-buru ke hadapannya, menyusup dikedua tangan besarnya yang sedang menopang di lemariku. "Jangan dilihat lagi, Mas. Kamar tamu ada di depan kamar ini. Kalau Mas Alex memang berencana menginap, silahkan langsung ke kamar Mas," ucapku ketus. "Hehehehe, koleksimu ternyata banyak sekali, Nay, tapi aku lebih suka melihat tubuh telanjangmu. Sayangnya tadi aku hanya bisa melihat menerawang saja. Aku sange, Nay, bagaimana kalau kita lakukan sekali lagi. Arya sedang tidur pulas, aku jamin dia akan bangun besok siang. Kita bisa menikmati malam ini dengan penuh gairah berdua saja, sayang," bisik Alex, tangannya dengan gerakan cepat sudah meremas salah satu gunung kembarku. "Ahh Masss ummp shh!" Jujur aku tidak bisa menahannya. Sentuhan kasar Alex membuatku ketagihan. Alex benar-benar nekad, dia bahkan berani melakukannya di depan suamiku yang memang sudah tak sadarkan diri. "Ayo Nay, kita lakukan lagi, kalau kamu nggak keberatan kita bisa melakukannya disini. Jadi kalau kamu kangen denganku, kamu bisa mengingatnya terus. Tapi, kalau kamu keberatan, kita bisa melakukannya di kamar tamu. Kita akan jadikan kamar itu sebagai ranjang pemuas gairah kita berdua sayang." Aku mendekik dengan enaknya dia mengatakan hal itu seperti aku wanita murahan. "Brengsek, kamu, Lex!" Aku ingin mendaratkan tamparan diwajahnya, tapi Alex menangkap tanganku dengan cepat lalu dia menyeret tanganku. "Katakan, kau mau melakukannya dikamar ini apa di kamar tamu?" Alex memberikanku pilihan. "Jangan bermimpi melakukannya disini, Lex!" Aku memegang pintu sebagai pertahanan agar Alex tak menyeret ku. Tapi, benar-benar diluar dugaan, Alex menarik tanganku dan menaruh tubuhku di pundaknya. Membuka pintu kamar didepannya. "Tenanglah Nay, aku jamin, besok siang Arya baru bangun. Aku sudah bilang padamu kan, aku ketagihan menyetubuhimu. Aku ingin melakukannya lagi denganmu. Menurutlah Nay, kita akan nikmati malam ini berdua. Aku berani jamin, kamu akan ketagihan dan mencariku, Nay!" Kalau tadi Alex hanya membuka sarang burungnya, sekarang dia sudah melucuti semua pakaiannya dan membuang sembarangan. "Padahal aku baru satu jam tadi bercinta denganmu, Nay, tapi sekarang aku ketagihan!" Aku berontak, "Dengar Nay, lebih baik kamu menurut, kalau kamu menurut, malam ini aku berani jamin, kamu akan puas denganku. Anggap saja aku pemuas segala gairah-mu, Nay. Malam ini sungguh, aku benar-benar tidak keberatan menjadi budak pemuasmu, karena aku juga menginginkannya, Nay!" Alex menyergap bibirku, membelitnya dan bermain didalam rongga mulutku.
Pengaturan
Latar belakang
Ukuran huruf
-18
Buka otomatis bab selanjutnya
Isi
Bab 1 Desahan Bab 2 Kesepian Bab 3 Aku Ingin Bab 4 Gairah Nakal Bab 5 Sisi Lain Bab 6 Murahan Bab 7 Permainan Gila Bab 8 Sendiri Bab 9 Pengakuan appBab 10 Aku Datang Bulan appBab 11 Tubuhmu Candu appBab 12 Surga Dunia appBab 13 Bayi Besar appBab 14 Menjadi Selingkuhan appBab 15 Mama Sri appBab 16 DIa Calon Istriku appBab 17 Kepergok Mama appBab 18 Alex Tofak Memaksaku appBab 19 Iatri Boneka appBab 20 Kencan Pertama appBab 21 Misi appBab 22 Perang Batin appBab 23 Terkutuk appBab 24 Kehangatan Hati appBab 25 Bukan Pertama appBab 26 Kelakuan Buruk appBab 27 Model appBab 28 Kucing Betina appBab 29 Terkena Jebakan appBab 30 Bersamamu appBab 31 Aldo Dan Bondan appBab 32 Aku Lelakimu appBab 33 Biarkan Aku appBab 34 Awal Baru appBab 35 Dukungan appBab 36 Jangan Pergi appBab 37 Bini Sahabat appBab 38 Tendangan Maut appBab 39 Aku Bebas appBab 40 Malaikat appBab 41 Belahan Jiwaku appBab 42 DIa Hamil Anakku appBab 43 Kalah Satu Langkah appBab 44 Janda Hot appBab 45 Istriku Tersayang appBab 46 Tak Bisa Dicegah appBab 47 Bermain Bersama appBab 48 Bertemu Keluarga Alex appBab 49 Keluarga Bobrok appBab 50 Nicholas Wijaya appBab 51 Aku Juga Hamil appBab 52 Gugurkan Saja appBab 53 Aku Bahagia appBab 54 Boneka Keluarga Wijaya appBab 55 Terselamatkan appBab 56 Obati Lukaku appBab 57 Berhutang Penjelasan appBab 58 Keguguran appBab 59 Aku Gak Mau Diperiksa appBab 60 Mama Egois appBab 61 Mas Ngambek appBab 62 Saling Percaya appBab 63 Kisah Alex appBab 64 Masa Kelam appBab 65 Mode On Cemburu appBab 66 Kejujuran appBab 67 Ini Anakmu appBab 68 Tapi, Bukan Aku appBab 69 Kabar Buruk appBab 70 Suamiku Hanya Untukku appBab 71 Pinjamkan Istrimu appBab 72 Jangan Alasan appBab 73 Cerewet Dan Berisik appBab 74 Mas Arya Berubah appBab 75 Dani Cemburu appBab 76 Yunna appBab 77 Kau Mengambil Hatiku appBab 78 Yang Pertama appBab 79 Tak Rela appBab 80 Memberikan Keringanan appBab 81 Kepergian Dian appBab 82 Tak Ada Rahasia appBab 83 Semua Yang Pertama appBab 84 Ingin Protes appBab 85 Hari Berkabung appBab 86 Kembali Di Bully appBab 87 Bertemu Yunna appBab 88 Nenek Sihir appBab 89 Mencari Keributan appBab 90 Tidurlah Sayang appBab 91 Trik Farah appBab 92 Lahar Meleduk appBab 93 Aku Menyerah appBab 94 Melabeli Yunna appBab 95 Mogok appBab 96 Biologi appBab 97 Permainan Gila Alex dan Nico appBab 98 Bedah Anatomi appBab 99 Gol Pertama appBab 100 Ambar Menyerah appBab 101 Nada Pulang appBab 102 Lebih Kejam Dari Ibu Tiri appBab 103 Suami Bar-bar appBab 104 Tak Bisa Diselamatkan appBab 105 Nada Minta Maaf appBab 106 Mas Arya Move On appBab 107 Sinar Baru appBab 108 Wanita Gila appBab 109 Kejutan appBab 110 Terbongkar appBab 111 Selamat Tinggal appBab 112 Welcome To The Hell appBab 113 Sisterhood appBab 114 Maafkan Aku appBab 115 Berdamai appBab 116 Err appBab 117 Tarik Ulur appBab 118 Tiga B appBab 119 Jaminan appBab 120 Pemakaman appBab 121 Berdebar appBab 122 Ketahuan appBab 123 Berakhir Tragis appBab 124 Berbeda appBab 125 Mencuri Hati appBab 126 Aku Bertanggung Jawab appBab 127 Seratus Juta appBab 128 Copet Lagi appBab 129 Gelora appBab 130 Tabrakan Bibir appBab 131 Kamu Milikku appBab 132 Kamu Dimana appBab 133 Pantang Mundur appBab 134 Kenikmatan Sesaat appBab 135 Kita Menikah appBab 136 Pengalaman Pertama appBab 137 Satu Ronde appBab 138 Kenapaa Dia appBab 139 Serangan appBab 140 Aku Mau Lagi appBab 141 Nikmatnya Kamu appBab 142 Maafkan Aku appBab 143 Dikerjai appBab 144 Mencicipinya appBab 145 Di Semprot appBab 146 Jadikan Yang Kedua appBab 147 Tergoda appBab 148 Pacar Gelap appBab 149 Kejutan appBab 150 Menjadi Tumbal appBab 151 Tidak appBab 152 Tidak Menolak appBab 153 Mau Minum Susu appBab 154 Aku Kangen appBab 155 Minta Jatah Susu appBab 156 Mati Kutu appBab 157 Sarapan Bersama appBab 158 Keracunan appBab 159 Lamunan Gila appBab 160 Menemani Belanja appBab 161 Hilang appBab 162 Pengakuan appBab 163 Bernapas Lagi appBab 164 Monster Pengigit appBab 165 Bimbang appBab 166 Kenyataan Pahit appBab 167 Perang Dingin appBab 168 Bercinta appBab 169 Masa Lalu appBab 170 Bubur Ayam appBab 171 Makam Ambar appBab 172 Wanita Lain appBab 173 Kita Akhiri appBab 174 Tak Sadarkan Diri appBab 175 Sadar Kembali appBab 176 Tidak Akan Memaksa appBab 177 Aku Ingin Pulang appBab 178 Permintaan Gila appBab 179 Suasana Baru appBab 180 Hari Sendiri appBab 181 Kesal appBab 182 Pergi appBab 183 Menguras Energi appBab 184 Lepaskan Dia appBab 185 Tidak Bisa Melepaskannya appBab 186 Berusaha Menerima appBab 187 Aku Sudah Bercerai appBab 188 Cangkang Baru appBab 189 Meeting appBab 190 Aku Sudah Punya Pacar appBab 191 Salahkah Aku appBab 192 Rahasia appBab 193 Tangan Dingin appBab 194 Aku Akan Menceraikannya appBab 195 Curang appBab 196 Pemilik Hati appBab 197 Setuju appBab 198 Berubah appBab 199 Pamer appBab 200 Calon Bini appBab 201 Bakal appBab 202 Bertemu Azka appBab 203 Seken Premium appBab 204 PDKT appBab 205 Panggilan Sayang appBab 206 Alex VS Arya appBab 207 Sudah Resmi appBab 208 Diambil Alih appBab 209 Tidak Sabar appBab 210 Belah Duren appBab 211 Kesebelasan appBab 212 Overprotektif appBab 213 Cendol Duren appBab 214 Tahan appBab 215 Istri Kesayangan appBab 216 Borong Baju appBab 217 Menghilang appBab 218 Ribut appBab 219 Menyebalkan appBab 220 Sakit Perut appBab 221 Kembali Pulang appBab 222 Bawa Dia appBab 223 Jatah appBab 224 Penyergapan appBab 225 Dimana Dia? appBab 226 Duniaku appBab 227 Bertemu Orang Gila appBab 228 Kesukaanku appBab 229 Ingin Pulang appBab 230 Tolong Bunuh Aku appBab 231 Nikmati Saja appBab 232 Dia Bukan Miranda appBab 233 Istriku appBab 234 Tak Bisa Menahan appBab 235 Mengatur Siasat appBab 236 Diberikan Izin appBab 237 Turut Serta appBab 238 Malam Hari appBab 239 Kalah Tetak appBab 240 Grace Penasaran appBab 241 Akhirnya Bebas appBab 242 Aku Pingin appBab 243 Melepaskan Kepergianmu appBab 244 Andreas Cemburu appBab 245 Tidak Bermimpi Buruk appBab 246 Merasa Bersalah appBab 247 Aku Akan Menghitung nya appBab 248 Ikutan Gila appBab 249 Tidak Punya Pilihan appBab 250 Kesurupan appBab 251 Perubahan appBab 252 Minta Tolong appBab 253 Kelemahan Amara appBab 254 Permintaanmu Aku Kabulkan appBab 255 Selesaikan Urusanmu appBab 256 Buat Perjanjian appBab 257 Sarang Penyamun appBab 258 Nekat appBab 259 Tersangka Utama appBab 260 Obssessed appBab 261 Serangga Nakal appBab 262 Bukan Miliknya appBab 263 Segara Sadar appBab 264 Muka Tembok appBab 265 Tak Akan Menyerah appBab 266 Obati Lukamu appBab 267 Menebus Dosa appBab 268 Minta Bantuan appBab 269 Izin Resmi appBab 270 Menyatakan Perang appBab 271 Tarik appBab 272 Adu Balap appBab 273 Datang Tanpa Diundang appBab 274 Berbagi Hati appBab 275 Tetap Tidak Rela appBab 276 Spekulasi appBab 277 Keceplosan appBab 278 Terungkap appBab 279 Mara Bimbang appBab 280 Aku Hanya Mencintaimu appBab 281 Keputusan Berat appBab 282 Jangan Menyesal appBab 283 Seperti Gulali appBab 284 Laki-laki Bodoh appBab 285 Jalan Pintas appBab 286 Tekad Andreas appBab 287 Kasihan Kamu appBab 288 Bebaskan Aku appBab 289 Tak Akan Beri Kamu appBab 290 Kita Pergi Saja appBab 291 Perhatian Andreas appBab 292 Istirahat Saja appBab 293 Maafkan Aku appBab 294 Makin Panas appBab 295 Raja Iblis appBab 296 Maafkan Papa appBab 297 Salah Orang appBab 298 Putri Kesayangan appBab 299 Moment Berharga appBab 300 Harus Dipenuhi appBab 301 Mengambil Keputusan appBab 302 Jangan Libatkan Aku appBab 303 Perpisahan Sementara appBab 304 Penebus Dosa appBab 305 Belum Mau Mati appBab 306 Kesendirian appBab 307 Jiwa appBab 308 Janji Reno appBab 309 Pertemuan Terakhir app
Tambahkan ke Perpustakaan
Joyread
FINLINKER TECHNOLOGY LIMITED
69 ABERDEEN AVENUE CAMBRIDGE ENGLAND CB2 8DL
Hak cipta@ Joyread. Seluruh Hak Cipta