Aditya menatap Elisa yang ada dalam pelukannya. Bibir gadis itu pucat dan dahinya penuh dengan butir-butir keringat dingin. Dia mengerang kesakitan dengan mata terpejam. Dia tampak kacau sekarang. Namun, tangannya masih memegang pakaian Aditya dengan erat.
Sebenarnya, Elisa dengan sengaja memprovokasi Niken dengan perkataannya saat dia sebelumnya sayup-sayup mendengar suara pintu terbuka di luar. Ternyata dugaannya benar.