Chapter 73 Harus Melupakannya
Lidahku terasa kelu sekadar untuk mengatakan sepatah kata di depan Kak Irie, padahal dia tengah bertanya padaku. Pertanyaan bertubi-tubi yang membuatku mati kutu dan dilanda rasa bersalah yang amat besar.
Kak Irie yang berdiri cukup jauh dariku, kini melangkah mendekatiku yang sedang berdiri mematung di depan pintu apartemen. Kepalaku tertunduk dalam, aku benar-benar tak sanggup menatap wajahnya. Dia pasti sangat kecewa karena aku telah mengingkari janjiku padanya.
Raih lebih banyak mutiara dari aplikasi Isi
Buka aplikasi Joyread
Baca lebih banyak lagi untuk menemukan lebih banyak cerita keren di Joyread