Bab 11 Dia Menghormatiku Seperti Menghormati Sosok Dewa
Sekujur tubuh Brandon sampai basah karena keringat dingin.
Dia mulai merasa ketakutan.
Sosok pria yang sudah berkuasa selama 20 tahun lebih ini langsung teringat pada sensasi rasa takut.
Kedua pemuda ini benar-benar sadis sekali. Kemampuan mereka juga tidak bisa diremehkan. Mereka sangat keji dan berani menembak dengan pistol.
Siapa sebenarnya kedua sosok ini?
Melihat ujung pistol Reyner yang memancarkan hawa kematian, detak jantung Brandon berubah menjadi lebih cepat. Akan tetapi, karena sudah lama menjadi seorang penguasa, ekspresinya malah kelihatan sangat tenang.
"Siapa sebenarnya kalian? Apa yang kalian inginkan? Uang? Wilayah? Semuanya bisa didiskusikan."
"Aku, Brandon sepertinya juga belum pernah menyinggung perasaan kalian, bukan?"
Bram terus memperhatikan ikan yang ada di dalam aquarium dan dengan tenang berkata, "Namaku Bram Utomo. Kamu memang belum pernah menyinggungku. Tapi kamu sudah menyinggung keluargaku. Aku harus menagih hutang ini."
'Keluarga?'
Otak Brandon langsung berputar dengan sangat cepat.
"Sepuluh tahun yang lalu, kamu sudah mengambil tanah seorang mantan prajurit secara paksa. Kamu bahkan mematahkan kakinya, lalu membuangnya ke dalam got agar dia mati di dalam tempat itu."
Bram kembali menambahkan sebuah kalimat dan matanya seperti bergetar, "Dia adalah ayah angkatku yang juga merupakan salah satu dari segelintir orang yang bersikap tulus padaku di dunia ini."
Brandon mengerutkan dahinya dan berpikir keras. Dia tiba-tiba sadar akan sesuatu. Selanjutnya, ekspresinya langsung berubah keji. Dengan sinis dia berkata, "Oh! Aku ingat! Rupanya kamu adalah bocah ingusan yang dirawat oleh Martin."
"Aku pernah mendengar putra Martin pergi untuk bergabung dengan kemiliteran. Rupanya kamu, ya! Aku pikir orang hebat dari mana."
Sikap arogan Brandon sudah kembali. Dia menghapus darah segar yang ada di sudut bibirnya, lalu dengan kesal berkata, "Ada apa? Setelah menjadi prajurit selama beberapa tahun, kamu akhirnya mendapatkan pistol. Lalu sekarang, kamu berani datang untuk memamerkan kehebatanmu dan membuat onar di Kamar Dagang Universal?"
"Bocah, aku akan memberimu sebuah nasehat. Simpan pistolmu itu! Lalu hancurkan satu kakimu dan pergi dari sini. Aku akan menganggap tidak pernah terjadi apa pun di hari ini."
"Kalau tidak, cukup satu kata dariku, besok kamu kemudian Martin dan keluarganya tidak akan pernah bisa melihat matahari lagi. Apa kamu mengerti?"
Wajah Brandon terlihat sangat angkuh dan keji. Tadi dia merasa takut karena dia tidak tahu asal usul Bram dan Reyner. Setelah mengetahuinya, Brandon kembali bersikap angkuh dan meremehkan rakyat jelata.
Menurut Brandon, Martin tidak memiliki latar belakang dan kekuasaan apa pun. Dia hanya mantan seorang prajurit yang berpengalaman. Di era di mana ayah sangat memengaruhi pencapaian anaknya, Bram tidak akan mungkin memiliki kesempatan untuk mendapatkan kesuksesan.
Hari ini Bram datang membuat perhitungan dengannya karena Bram berjiwa muda dan sedang dikuasai gejolak kemarahan. Kalau dia benar-benar hebat, Bram sudah memenjarakannya dan mengintrogasinya. Untuk apa dia turun tangan sendiri?
Brandon sudah sangat berpengalaman dalam menghadapi pemuda yang baru terjun ke dunia masyarakat.
"Kamu tidak takut mati?"
Bram memicingkan matanya. Reyner langsung menodongkan pistol ke arah Brandon.
Brandon tersenyum dingin dan berkata, "Tentu saja aku takut, tapi kamu tidak akan berani menghabisiku."
"Bocah, kamu tidak akan bisa menghabisiku dengan mudah. Aku memiliki 3000-an bawahan yang bergerak dalam bisnis legal dan ilegal. Setelah aku mati, kalian kemudian Martin dan keluarganya, jangan pernah berharap bisa hidup tenang! Apa kamu sanggup menanggung beban ini?"
Brandon dengan sangat angkuh dan sombong berkata, "Bocah, kamu masih terlalu muda untuk bertempur melawanku. Di dunia ini, membalas dendam tidak akan mungkin bisa hanya dengan mengandalkan emosi sesaat dan sebuah pistol."
"Cara yang kamu gunakan ini sama sekali bukan apa-apa di hadapan mereka yang berkuasa."
"Seperti kejadian sepuluh tahun yang lalu, aku bisa merebut tanah milik ayah angkatmu dengan bebas. Aku juga bisa mematahkan kakinya, lalu membiarkan dirinya membusuk di dalam got. Lalu kalian tidak bisa melakukan apa pun padaku. Kalian hanya bisa bersabar dan menerima ketidakadilan tersebut! Hahahaha! Bocah, inilah yang dinamakan dengan kekuasaan. Di sinilah letak perbedaan kita. Apa kamu mengerti?"
Brandon mengira kalau dia sudah mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan Bram. Dia tertawa terbahak-bahak dan mengira dirinya berada di atas angin.
Para preman bawahannya juga tidak ketinggalan memamerkan kekuatan dengan cara melontarkan ucapan-ucapan tidak senonoh.
Wajah Reyner berkerut. Dari tabiatnya, Reyner pasti sudah menembak para manusia busuk ini dan tidak mungkin mau mendengar semua omong kosong ini.
Bram malah melirik Brandon dengan penuh arti, "Kamu sangat percaya diri dengan kekuasaan yang kamu miliki, bukan?"
Brandon tidak menjawab. Pria itu hanya membalas dengan senyuman meremehkan.
Dia sudah berkuasa di dunia gelap Kota Jarlin selama 20 tahun dan memiliki 3000-an anak buah dengan kekayaan mencapai triliunan rupiah. Lalu dia juga memiliki pendukung yang sangat berkuasa di tingkat provinsi. Sosok tersebut bukan sekedar sangat berkuasa di Kota Jarlin. Dia bahkan sanggup mengguncang Kota Jarlin dengan mudah.
Hal ini tentu membuat Brandon menjadi sangat arogan.
""Baiklah kalau begitu! Kamu masih memiliki waktu 2 menit. Lakukan semua yang bisa kamu lakukan! Hubungi semua koneksimu dan gunakan kekuasaanmu itu." Bram dengan enteng melontarkan kata, "Kita lihat saja! Ada siapa yang bisa melindungimu."
"Kalau ada yang berhasil, kamu akan tetap hidup. Kalau tidak, kamu harus mati."