Bab 6 Marcel Akan Membalasnya!
Tiara tidak menyangka Veronika akan bereaksi secepat ini. Sebelum dia bisa melakukan apa pun, Veronika sudah menampar wajahnya dua kali dan membuat telinganya berdengung. Dia sangat marah dan jengkel, tetapi dia tak bisa membuat keributan dengan Veronika di sini. "Tutup mulutmu! Siapa yang kamu panggil 'Dik'? ” balas Tiara pelan sambil menahan rasa sakit di pipinya. “Tapi untungnya, kamu cukup pintar untuk tidak angakt suara dan membantah saya tadi. Kalau tidak, kamu mungkin akan menyiapkan peti mati untuk orang tua angkatmu itu.” Dia mengira Veronika akan melangkah maju dan membeberkan rahasianya tadi. Dia bahkan sudah menemukan solusi untuk itu, tetapi siapa sangka kalau Veronika akan begitu tenang? Akibatnya, Tiara merasa tercengang.
"Ha!" Bibir Veronika sedikit melengkung. “Saat saya menyelamatkan Tuan Muda Marcel, dia sudah menjanjikan hadiah 200 miliar. Saya akan memberimu diskon 50 persen, jadi kamu harus memberi saya 100 miliar untuk tutup mulut. Kalau tidak, saat Tuan Muda Marcel mengetahui kebenarannya, sebagai kakak kandungmu, saya tak hanya harus menyiapkan peti mati untukmu, tetapi saya takut kalau saya juga harus mengunjungi makammu setiap tahun!
“Se-seratus miliar, katamu? Jangan mimpi!"
"Entah saya mimpi atau tidak, itu urusan saya, tetapi kalau kamu tidak melakukan apa yang saya katakan, saya pastikan impianmu menjadi istri Marcel Kusuma hanya mimpi belaka."
Tiara dibuat terdiam karena marah oleh jawaban pedas Veronika.
Sementara itu, di ruang dalam, Arini menjelaskan kepada Marcel apa yang terjadi semala. Arini berkata, “Saya melihat darah Veronika di sprei. Dia masih perawan. Karena kamu sudah tidur dengannya, kamu harus bertanggung jawab untuk itu!”
Marcel menduga Veronikalah yang membiusnya, makanya Veronika mengikutinya ke lift dengan motif tersembunyi. Meskipun sekarang dia tahu kalau Arini merupakan orang yang membiusnya, dia tak dapat menyangkal bahwa Veronika punya motif tersembunyi padanya. “Saya sudah punya pacar. Adapun Veronika, kita bisa memberinya kompensasi.” Saya dengar gadis itu bilang semalam kalau dia hanya mau uang saya. Karena itu motifnya, saya akan mengabulkan keinginannya.
“Hmm! Memangnya kamu pikir saya ini tua dan buta? Jangan kira saya tidak tahu kalau dia itu cuma kedok belaka.”
Setelah mendengar kata-kata Arini, Marcel merasa sakit kepala. "Apa yang bisa saya lakukan biar Oma percaya?"
Arini membuat pilihan terakhir. "Tunggu saja. Dua bulan kemudian, kamu akan menikahi siapa pun yang hamil duluan.”
Marcel tak mampu berkata-kata. Apa dia seburu-buru begini sampai-sampai dia tidak akan meminta pendapat saya lagi?
“Jangan menatap saya seperti itu. Perasaan bisa tumbuh, kan?” Arini berkata, sebelum bertanya-tanya apa Marcel tidak menyukai Veronika karena dia terlihat jelek. Dia melanjutkan, “Seharusnya kamu tidak melihat dari sisi luar saja. Wanita muda itu memang kurang dari gadis kebanyakan, tetapi itu akan menyelamatkanmu dari banyak masalah. Bukannya orang bilang kalau kecantikan sering menyebabkan masalah? Tinggalkan saja Tiara dahulu. Veronika akan tinggal di sini selama beberapa hari ke depan.” Dia khawatir Marcel akan memaksa Veronika meminum pil kontrasepsi darurat, itulah sebabnya dia harus membuat Veronika tinggal di sini selama tiga hari penuh agar hatinya menjadi lega. Lagi pula, pil kontrasepsi darurat hanya akan berfungsi jika diminum dalam waktu 72 jam setelah berhubungan intim. Tak ada gunanya meminumnya lebih dari tiga hari setelah berhubungan seksual.
Begitu Marcel mendengar kata-kata Arini, wajah tampannya berubah agak dingin, dia berbalik dan keluar dari ruangan itu.
Melihatnya keluar dari ruanga, Tiara berjalan ke arahnya, lalu berkata, "Sudah selesai berbicara dengan nenekmu, Marcel?"
Namun, Marcel hanya melewatinya dan langsung menuju ke arah Veronika. Kemudian, dia mencubit rahang Veronika dan mengangkatnya sedikit dengan tangan kanannya, menatap wajahnya yang "jelek". "Saya peringatkan — jangan bermain trik untuk menipu Oma, atau saya akan membuatmu menyesal seumur hidup!"
"Hiss ..." Veronika mendorong Marcel karena rahangnya sakit akibat dicubit. "Memangnya kamu pikir saya mau—" Saya tidak mau tinggal di Kediaman Kusuma bahkan semenit! pikirnya. Namun, saat dia berbicara, dia melihat ekspresi iri Tiara yang getir, jadi dia segera mengubah nada suaranya, berkata, "Kalau begitu, kamu harus meminta pendapat omamu."
"Memanggilnya 'oma' secepat ini, ya? Sepertinya kamu tidak sabar untuk menjadi istri saya!”
“Entahlah. Kalau saya hamil, saya tak akan bisa menyingkirkanmu bahkan kalau saya tidak mau menikahimu. Bagaimanapun juga …” Veronika berhenti di tengah kalimat. Kemudian, dia berbalik untuk melihat Arini — yang keluar dari ruangan — dengan senyum berseri. "Saya benar-benar tak bisa berbuat apa-apa kalau omamu bersikeras agar saya menikahimu."
Hanya Tuhan yang tahu semarah apa Tiara saat mendengar Veronika berkata seperti itu. Dia berharap bisa langsung menyerang Veronika dan merobek mulutnya. Beraninya kamu merayu pacar saya, jalang?! pikirnya. Namun, dia tak menyadari bahwa dia terlalu tenggelam dalam perannya, saat dia hanya berpura-pura sebagai pacar Marcel.
Melihat secemburu apa Tiara, Veronika langsung merasa jauh lebih baik.
Bibir tipis Marcel melengkung menjadi seringai. “Mudah-mudahan kamu masih bisa sepercaya diri ini tiga hari kemudian,” dia mengingatkan Veronika.
"Jaga mulutmu, Marcel!" teriak Arini.
Marcel melepaskan Veronika sambil berkata kepada Tiara, "Ayo pergi."
Tiara menggigit bibirnya sedikit. Dia penuh kebencian, dia mengambil banyak kesulitan untuk membuat dirinya sampai di Kediaman Kusuma, namun dia harus pergi tanpa bisa berbicara dengan Arini. Tetap saja, terlepas dari kekesalannya di dalam hati, dia sedikit mengangguk pada Arini sambil tersenyum lembut. "Kalau begitu, Nyonya Besar Kusuma, saya akan pergi dengan Marcel dulu."
"Em," jawab Arini acuh tak acuh.
Kemudian Tiara mengikuti Marcel keluar dari ruang tamu.
Saat Veronika menatap Marcel dari belakang, senyum kemenangan di wajahnya lenyap. Yah, saya memang mendapatkan kesenangan sesaat karena menyombongkan diri, tetapi saya akan sangat menderita karena ini. Saya berhasil membuat Tiara marah, tetapi saya juga menyinggung Marcel. Apa saya menggali kuburan saya sendiri?