Bab 184 Wanita Kota Sangat Pandai Bermain
Di dalam sebuah kamar di lantai dua vila, Erick melepaskan kain perban yang diikat di lengan, kaki dan pinggangnya. Walau pendarahannya sudah berhenti, gerakannya malah menarik luka luka yang belum sembuh, rasa sakit itu membuatnya meringis.
Dia teringat Wandi dan Septa, kedua orang itu sangat hebat. Walau bertarung satu lawan satu, mereka tak akan kalah dari Erick. Terlebih lagi, pengalaman bertarung mereka jauh lebih banyak dari Erick. Erick tahu kalau bukan karena mata kirinya yang bisa melihat pergerakan yang cepat, dia tidak akan bisa mengalahkan salah satu dari kedua orang itu.
Raih lebih banyak mutiara dari aplikasi Isi
Buka aplikasi Joyread
Baca lebih banyak lagi untuk menemukan lebih banyak cerita keren di Joyread